Anda di halaman 1dari 3

5 Sejarah Perang di Bulan Ramadhan

Keistimewaan bulan Ramadhan bukan hanya karena terdapatnya puasa Ramadhan dan malam Lailatul Qadar di dalamnya. Ternyata terdapat
banyak sejarah Islam yang terjadi di bulan Ramadhan. Berikut adalah beberapa peperangan yang terjadi di bulan Ramadhan:
1. Perang Badar
Perang Badar terjadi pada Jumat pagi, 17 Ramadhan 2 Hijriyah di Badar. Rasulullah memimpin langsung aksi penyerangan yang hanya melibatkan
sekitar 313 orang muslim, 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta, dan 2 ekor kuda. Sedangkan kaum Quraisy memiliki 1.000 orang, 600
persenjataan lengkap, 700 unta, dan 300 kuda.
Rasulullah menggunakan taktik dengan menggeser pergerakan kaum muslimin ke sumur mata air terdekat musuh. Beliau juga memerintahkan
agar sumur-sumur yang tersisa ditimbuni sehingga gerakan musuh pun akan sesuai dengan keinginan. Perang dimulai dengan kubu Muslim
menurunkan Hamzah, Ali, dan Ubaidah bin Alharits. Sedangkan kaum Quraisy menerjunkan Utbah, Syaibah, dan Walid bin Utbah.

Ketiga orang Quraisy itu akhirnya tewas mengenaskan. Sementara Ubaidah mendapat luka serius dan mesti diusung ke luar medan. Meskipun
jumlah musuh lebih banyak, nyatanya Rasulullah dan pasukannya berhasil memenangkan pertempuran ini.

Dalam kemeriahan kemenangan, kamu Muslimin justru terlena dalam euforia dan membantai setiap musuh yang tersisa. Mereka juga merampas
harta perang yang ada.

Hal ini membuat Rasulullah segera menghentikannya dan memerintahkan untuk membagi rata harta rampasan perang yang terdiri dari 150 unta,
10 kuda, dan pelbagai perlengkapan perang. Perang Badar ini selain menjadikan kaum Muslimin sebagai salah satu pasukan yang disegani, juga
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kaum Muslimin.

2. Perang Khandaq
Perang Khandaq yang terjadi pada tahun 5 Hijriah merupakan perang yang dilakukan dengan taktik membuat parit untuk melindungi Madinah.
Perang ini melibatkan 3.000 pasukan Muslim melawan 10.000 pasukan musuh yang terdiri dari Bani Quraisy, Bani Nadir, Bani Sulaym, dan
Bani Murra.
Berdasarkan teknik perang yang diajarkan oleh Salman dari Persia, Rasulullah memerintahkan untuk menggali parit hanya dalam waktu 6 hari
sebelum musuh tiba.
Berkat parit besar yang digali, pihak musuh menjadi kesulitan untuk menyerang kaum Muslim. Selama dua minggu, mereka hanya berbalas
umpatan tanpa bisa menyebrang. Setelah 25 hari, akhirnya pihak musuh menyerah dan diadili.

3. Pembebasan Spanyol
Pada mulanya, Spanyol disebut dengan nama Andalusia oleh kaum Muslimin. Namun sebelumnya, negeri ini pernah diduduki oleh bangsa Vandal
yang kejam dan brutal. Kala itu, Andalusia berada di bawah kepemimpinan Raja Roderic yang sangat kejam setelah menggulingkan Ghaitasya.
Kekejaman dari Roderic ini ternyata juga berdampak pada Julian, teman Ghaitasya. Bahkan anak perempuan anak perempuan Julian juga menjadi
korban perkosaan Roderic. Kemarahan Julian ini memuncak dan akhirnya meminta bantuan Tariq bin Ziyad, seorang panglima Islam dari
bangsa Barbar.
Julian menawarkan kesepakatan pada Tariq, yakni penyediaan sejumlah kapal untuk membawa pasukan muslimin menyeberangi lautan menuju
Andalusia serta gambaran geografis dan kondisi alam Andalusia yang akan menunjuki rute perjalanan pasukan.

Panglima tentara Islam, Tariq bin Ziyad memimpin 12.000 tentara Islam berhadapan dengan pasukan Roderic berjumlah 90.000 yang diketuai
sendiri oleh Raja Frederick.

Pada peperangan ini, untuk menambah semangat pasukannya, Tariq bin Ziyad membakar kapal- kapal perang mereka sebelum bertempur dengan
tentara Raja Roderic. Beliau berkata, ”Sesungguhnya, syurga Allah terbentang luas di hadapan kita, dan dibelakang kita terbentangnya laut.
Kamu semua hanya ada dua pilihan, apakah mati tenggelam , atau mati syahid.”

Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin dengan 3.000 orang syahid.Namun banyak juga yang tewas dari pasukan salib. Roderic
sendiri dikabarkan tewas di pertempuran. Meski ada yang menyebutkan dia melarikan diri dengan sisa tentaranya.
Berkat kemenangan ini, pasukan Muslimin mendapatkan harta rampasan yang tak ternilai. Mereka menjadi pasukan berkuda dimana sebelumnya
mereka adalah pasukan pejalan kaki. Dari sinilah, Islam masuk menyebar ke Eropa sampai ke 75 persen negara Perancis sampai 30 km sebelum
Paris, seperti kota Arla, Podo, Tolusha, Tours dan kota Poatche.
4. Pembebasasan Palestina

Pembebasan Palestina yang pertama telah dilakukan oleh Umar bin Khattab, namun pasukan perang salib berhasil merebut kembali kota suci
tersebut. Dalam pembebasan Al Quds, Salahhuddi Al Ayyubi harus menghadapi beberapa peperangan, seperti perang Hittin.

Namun berkat kearifan dan kecerdikannya, Salahuddin Al-Ayyubi mendapat kemenangan besar atas tentera Salib tanpa perlu memakan banyak
korban seperti yang terjadi dalam pembebasan Al Quds yang pertama kalinya. Ia menawarkan untuk masuk Islam atau membayar jizyah kepada
mereka yang mampu membayarnya. Tentara Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh tentara Salib.

Ketika bulan Ramadhan, penasihat-penasihat Salahuddin menyarankan agar dia istirahat kerana risau ajalnya tiba. Tetapi Salahuddin menjawab
“Umur itu pendek dan ajal itu sentiasa mengancam”.

Kemudian tentera Islam yang dipimpinnya terus berperang dan berjaya merampas Benteng Shafad yang kuat. Peristiwa ini terjadi pada
pertengahan bulan Ramadhan.

5. Perang Ain Jalut

Saat itu, pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulegu merupakan pasukan yang paling ditakuti. Kebengisan mereka serta jumlah yang begitu
banyak membuat mereka dengan mudah merebut kota-kota di Baghdad dan Damaskus. Begitu pula, dengan yang akan mereka lakukan di
Mesir.

Penguasa Mesir, Qutuz disuruh untuk bertekuk lutut jika ingin selamat. Mengingat jumlah pasukan Mongol yang 15 kali lipat lebih banyak
dibandingkan pasukan Mesir, Qutuz pun menjadi sangat resah.

Qutuz sebenarnya adalah seorang budak dari Turki yang menggulingkan tuan-tuan mereka. Ia adalah seorang pejuang yang tangguh tapi
mengingat jumlah pasukan Mongol pun ia jadi tidak berkutik.

Namun terdengar kabar bahwa Hulegu dan beberapa pasukannya kembali ke Mongolia untuk membereskan masalah internal disana dan hanya
menyisakan 20.000 pasukan saja.

Kesempatan inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Qutuz. Dengan meminta bantuan untuk membuka jalan kepada pasukan salib yang juga
resah dengan keberadaan pasukan Mongol, Qutuz menyiapkan tentaranya di beberapa bukit di Ain Jalut di Dataran Esdrelon pada September
1260. Konon, Ain Jalut terletak dekat kota kuno Megido.

Ia menyembunyikan pasukannya dan memancing pasukan Mongol dengan pasukan kecil. Setelah pasukan Mongol terpancing, pasukan yang
berada di bukit sekitar pun langsung turun dan menyerang pasukan Mongol dari samping. Pasukan Mongol pun takluk dan menyisakan
beberapa keturunannya di Persia yang kini menjadi pelindung budaya Islam.

Demikian penjelasan terkait apa saja sejarah perang di bulan Ramadhan yang pernah terjadi. Semoga membuat kita semakin mencintai Islam dari
lubuk hati yang paling dalam.
Sungguh pun begitu tidak berarti Nabi lalu bersantai-santai dan melalaikan tugas-tugas duniawi. Justru peristiwa-peristiwa besar banyak terjadi
pada bulan Ramadhan, seperti ditulis Ali Hasani al-Kharbutli, al-Rasul fi Ramadhan. Juga dalam buku-buku sejarah, tafsir, dan hadis, dapat kita
baca betapa sibuknya Rasulullah SAW.

Bagi Rasulullah SAW bulan puasa adalah bulan jihad, bulan perjuangan. Sejak tahun pertama Hijri dalam bulan puasa beberapa ekspedisi militer
dikerahkan untuk menghadapi musuh, kaum musyrik Mekah yang selalu datang mengganggu dengan serangan kecil-kecilan pada mulanya, dan
kemudian sampai di puncaknya pada bulan Ramadhan tahun ke-2 Hijri dengan pecahnya perang Badr.

Tetapi justru inilah kemenangan Islam yang pertama menghadapi kaum musyrik Quraisy, ''Allah telah menolong kamu di Badr ketika kamu dalam
keadaan lemah. Maka bertakwalah kepada Allah, dengan demikian kamu bersyukur'' (Q. S. 3: 123).

Setelah itu, pada tahun-tahun berikutnya, terjadi pula perang Uhud dan perang Parit, sedikit sebelum dan sesudah bulan puasa, sampai akhirnya
pada Ramadhan tahun ke-8, Mekah sebagai markas besar musyrik Quraisy dapat dibebaskan, berhala-berhala dihancurkan dan tauhid
ditegakkan. Dan pada Ramadhan tahun berikutnya Rasul kembali dari ekspedisi Tabuk dengan membawa kemenangan pula.

Itulah kemenangan-kemenangan Ramadhan yang terbesar, disusul dengan kedatangan utusan Banu Saqif dari Taif -- sebagai benteng terakhir
kaum pagan yang paling keras -- ke Medinah, menyatakan pengakuan dan kesetiaan penduduk Taif kepada Rasulullah SAW. Itulah jatuhnya
benteng terakhir kaum penyembah berhala di jazirah Arab.

Dalam menghadapi peristiwa-peristiwa besar seperti perang Badr dan pembebasan Mekah dalam bulan puasa itu adakalanya Rasulullah SAW dan
sahabat-sahabat terpaksa membatalkan puasa. Dalam bulan ini pula banyak peristiwa besar lain terjadi. Muhammad menerima tugas dan diutus
Allah sebagai rasul-Nya terjadi pada bulan Ramadhan, yang dengan sendirinya juga turunnya wahyu pertama. Ramadhan, bulan penuh
kegiatan, bulan kemenangan rohani dan jasmani.

Anda mungkin juga menyukai