Robbis shrohli shodri wa ya shirli amri wahlul uqdatammil lisaani yafkohu kauli, amma
ba’du.
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
dan inayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul bersama dalam acara
pengajian ini dalam keadaan sehat tanpa halangan suatu apapun.
Tak lupa sholawat serta salam kita junjungkan kepada kita Nabi Besar Muhammad
saw, beserta keluarga dan para sahabatnya. Mudah-mudahan kita semua mendapatkan
syafaatnya pula di Yaumul Akhir nanti. Amiiin...... amiiin....... allahuma aamiiin.
written by Alymansur :
Seperti yang diketahui bersama, bahwa setiap peradaban pastinya memiliki sejarah mengenai
pertempuran sejarah, yang telah memainkan peran penting dalam sejarahnya. Termasuk
sejarah perang badar, dimana perang ini telah berlangsung pada 13 Maret 624 M (Bertepatan
dengan 17 Ramadhan) di daerah Hijaz Arabia barat atau Arab Saudi. Pertempuran antara kaum
islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW melawan kaum Musyrikin Quraisy yang
dipimpin Amar bin Hisyam alias Abu Jahal di Lembah Badar (Makkah) ini sendiri telah digariskan
dalam sejarah Islam sebagai kemenangan yang disebabkan oleh bantuan Allah, dan menjadi
salah satu dari beberapa pertempuran yang secara khusus disebutkan dalam kitab suci umat
Dalam Sejarah Perang Badar sendiri telah mencatat, bahwa ada beberapa penyebab Perang
Badar yang sangat mendasar, seperti sering adanya terror, penindasan dan perampasan rumah
serta harta, bahkan hingga terjadinya pengusiran Kaum Muslimin di wilayah tersebut (Kota
Makkah). Selain itu, Kaum Quraisy juga mendzalimi, menyiksa dan merebut barang dagangan
kaum muslimin, sehingga Perang Badar ini terjadi untuk memberikan pelajaran atau pembalasan
terhadap kaum Quraisy atas kekejamannya dan mengembalikan harta benda milik kaum muslim.
Dan pernah suatu ketika, Seorang anak muda Quraisy melemparkan kotoran kedapa Rasulullah
SAW.
Saat tiba di rumah anak perempuannya yang masih kecil yaitu Fatimah Azahra, melihat ayahnya
yang berlumuran kotoran, Ia pun menangis. Sesegera mungkin Nabi berusaha menenangkan
gadis kesayangannya tersebut, dan Rasulullah pun berkata, “Jangan menangis gadis kecilku,
karena Allah akan melindungi ayahmu”. Kalimat tersebut, kemudian ditambahkan oleh Nabi
untuk dirinya sendiri : “Quraisy tak pernah memperlakukan Aku seburuk ini ketika Abu Tholib
masih hidup”.
Qurisy, Abu Jahal mengusulkan pembunuhan terhadap Nabi. Agar tidak menciptakan
permusuhan di keluarga bani Hasyim, pembesar tersebut meminta setiap pemuda berpengaruh
yang ada di bani-bani Quraisy turut terlibat, sehingga setiap bani akan bertanggung jawab
memberikan yang ganti darah untuk memuaskan bani Hasyim. Namun, rencana tersebut telah
diketahui oleh Malaikat Jibril, dan dengan cerdik, Nabi hijrah meninggalkan rumahnya bersama
Di saat itulah, Ia mengizinkan Ali untuk mengisi tempat tidurnya guna mencegah para pemuda
Quraisy yang telah mengepung rumahnya. Namun perjalanan ini sebagai pengamanan diri saja,
bukan sejarah peristiwa isra mi’raj. Meskipun begitu, bukan berari pertikaian dengan Quraisy
Mekkah telah reda. Kaum Muhajirin (penduduk Mekkah muslim yang ikut hijrah) mengalami
kesusahan dalam mencari nafkah di Madinah, sehingga sebagian dari mereka menggantungkan
Dan saat itulah, turun sebuah wahyu, Surat Al Hajj ayat 39-40 yang mengizinkan Nabi bersama
pengikutnya memerangi orang yang memerangi mereka. ini ayat Al Quran yang berisi perintah
jihad. Setelah adanya wahyu tersebut, Nabi bersama kaum Muhajirin telah menerapkan Ghazwu
atau serangan demi bertahan hidup yang biasa dilakukan masyarakat Arab Nomaden. Namun,
serangan yang dimulai sejak 623 ini kerap mengalami kegagalan karena umat islam memiliki
sedikit informasi, baik mengenai waktu dan rute perjalanan musuh, sehingga tidak ada kerugian
untuk penyerbuan rombongan dagang kaum Qurasy yang dipimpin Ummayah ( yang pernah
menyiksa Abu Bakar), namun lagi-lagi usaha menyergap kafilah yang membawa 2.500 unta itu
mengalami kegagalan.
Namun bukan semuanya dalam setrategi ghoswu mengalami kegagalan, karena pada Januari 624
insiden serius terjadi tepatnya pada akhir bulan Rajab yang dianggap suci. Kala itu satu dari
pedagang Quraisy mekah yang sedang berkemah di lembah nakhlah (antara mekah dan toif)
tewas terkena panah pasukan Abdullah bin jahsy dalam sebuah misi ghazwu. Sontak saja
Peristiwa ini menimbulkan kemarahan dan dendam dikalangan qurasy mekah. Bagi mereka. hal
ini bukan saja ancaman keamanan. Tapi juga dianggap penghinaan terhadap keyakinan
Sampai disini perang besar pun dimulai antara kaum muslimin di madinah dengan kaum quraisy
mekah. Pada 2 hijriah (maret 624) caravan dagang besar pimpinan Abu Sufyan hendak kembali
dari suriah.dan nabi pun memimpin langsung aksi ghazwu dengan melibatkan sekitar 313 orang
muslim, diriwayatkan 8 pedang. 6 baju perang. 70 ekor unta dan 2 kuda. Didalam pasukan
tersebut juga terdapat paman nabi. Dan tiga calon khalifah. Yaitu Abu bakar.Umar bin khotob.
Dan Ali bin abu tholib. Bertepatan peristiwa tersebut salah satu sahabat nabi dan juga calon
khalifah yaitu ustman bin afan tidak ikut dan harus dirumah sebab istrinya ruqoyah lagi sakit.
Dan Orang orang quraisy murka. Dikarenakan mendengar rencana penyergapan nabi terhadap
abu sufyan, dibawah komando abu jahal mereka mengerahkan seluruh klan dan menyiapkan
pasukan menuju lembah badar.untuk menghadang pasukan nabi yang akan menghadang caravan
abu sufyan dan rombongan dagangnya yang akan melintasi di sekitar sumur terdekat di lembah
badar. Dengan jumlah pasukan perag sekitar 1.000, 600 persenjataan lengkap. 700 unta. Dan 300
pasukan kuda yang siap untuk menghadapi pasukan rosulullah. Disaat yang sama, abu sufyan
dengan cerdik merubah rute caravan dagangnya, melalui yanbu’ menyusuri pesisir laut
Dengan demikian Sejarah Perang Badar tersebut telah menewaskan 14 sahabat Nabi, seperti
Umair bin Abi Waqas, Safwan bin Wahab, Dhu-Shimalayn bin ‘Abdi, Mihja bin Shalih, ‘Aqil
bin al-Bukayr, ‘Ubaydah bin Al-Harith, Sa’ad bin Khaythama, Mubashir bin ‘Abd al-Mundhir,
‘Haritsah ibn Suraqah, Rafi’ ‘ibn Muala, ‘Umayr ibn Humam, Yazid bin al-Harits, Mu’awidh ibn
al-Harith dan ‘Awf ibn al-Harits. Sementara 70 orang dari pasukan Qurays terbunuh termasuk
Abu Jahal.