Perang Badar
diwajibkan
perjalanan pulang dari Syam menuju Makkah. Dipimpin oleh Abu Sufyan, kafilah
itu membawa barang dagangan. Sekitar 1000 unta membawa barang tersebut.
muslim untuk bersiap siaga menghadang kafilah tersebut. Sekitar 313 atau 317
Karena Quraisy pemimpin suku-suku Arab sehingga tidak mungkin ada yang
berani menghadangnya.
Pasukan Muslim berangkat menuju Badar sekitar 155 km. Di sana hanya ada 3
buah celah, dan celah itu semua telah ditutup kaum Muslim setibanya mereka di
1
Badar, kaum Muslim berangkat bukan melalui jalan Badar, agar tidak diketahui
kaum Musyrik.
‘Amru untuk mengabarkan bahwa kaum muslim telah tiba di Badar. Setibanya di
“Harta benda kalian yang dibawa Abu Sufyan diambil Muhammad! Kalian harus
Juhfah, datanglah surat dari Abu Sufyan, mengabarkan bahwa ia dan pasukannya
telah sampai dengan selamat dan meminta mereka untuk kembali ke Makkah.
Mereka ada diambang kebingungan karena ada 2 pilihan: antara berangkat, atau
diam di tempat. Seluruh kabilah Arab dihimpun kecuali Bani Adi yang tidak ikut
berperang jumlah mereka sekitar 300 orang. Sementara 1000 orang melanjutkan
kepada nabi. Mereka terus bergerak menuju Badar, tibalah mereka di balik bukit
pasir.
2
D. Perjalanan Pasukan Muslim ke Badar
terdapat laki-laki tua. Rasulullah bertanya padanya tentang kaum Quraisy dan
“Aku takkan memberi tahu kalian sebelum aku tahu dari mana kalian,” tanya
lelaki tua itu. “Jika engkau memberi tahu, kami juga akan memberi tahu,” bujuk
Rasulullah “Apa harus demikian?” tanya lelaki tua itu.“Ya,” jawab Rasulullah.
Lelaki tua itu pun memberi tahu bahwa Muhammad dan pengikutnya akan
ke Badar dan begitu juga kaum Quraisy. Lelaki tua itu pun bertanya, “kalian
berdua berasal dari mana?” Rasulullah pun menjawab dari Ma’, yang dimaksud
adalah dari sesuatu yang hidup, Rasulullah tidak memberi tahu identitas, ini
perang dakam skala besar, untuk itu, Allah menurunkan sebuah ayat dalam QS.al-
Anfal[8]: 5—7.
Rasulullah meminta pendapat kepada para sahabatnya, tapi tak ada satu
Rasulullah.”
di sebuah lembah, Habbab pun bertanya pada Rasulullah, apakah ini adalah
3
bahwa ini hanyalah tempat pendapat, Habbab pun mengganti lokasi di tempat
Sehingga kaum Quraisy tidak bisa minum dari sumur, di sana mereka mendirikan
Umat Islam memanfaatkan kondisi geografis perang. Misalnya, sahabat Saad bin
Muadz membuat gundukan tanah di sekitar lokasi peperangan. Hal itu bertujuan
agar Nabi Muhammad saw bisa mengawasi jalannya perang serta memprediksi
barisan Perang Badar. Aku termasuk yang terserang kantuk. Tidak terasa
pedangku jatuh dari genggamanku, lalu aku memungutnya, lalu terjatuh lagi dan
aku memungutnya, lalu terjatuh lagi dan aku memungutnya. Setelah itu aku
berdiri dengan perasaan malu. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada
penyerangan kaum Quraisy. Anehnya, kaum Muslim merasakan hujan itu seperti
tempat berpijak, menyatukan hati. Lalu turunlah firman Allah pada QS. al-
Anfal[8]: 11.
4
E. Pasukan Saling Mengintai
menuju medan perang kali pertama melawan kaum Quraisy, kedua pasukan saling
memerangi Islam.
F. Perang Berkecamuk
Kini jarak antara pasukan tak jauh, dari kalangan Quraisy dengan pongah,
Utbah bin Rabi’ah menantang Rasulullah untuk mengutus tiga prajurit, Rasulullah
pun mengutus tiga anak muda dari kalangan Anshar, akan tetapi Utbah menolak
tidak membutuhkan kalian. Kami hanya menginginkan orang yang berasal dari
Hamzah (singa Allah dan paman beliau), bangkitlah Ali (putra Abu Thalib)!”
Utbah.
keduanya terluka parah, Hamzah berhasil menaklukkan Syaibah bin Rabi’ah, dan
5
Ali membunuh Walid bin Utbah. Keberhasilan itu membuat mereka berang,
orang, 600 persenjataan lengkap, 700 unta, serta 300 kuda. Meskipun kalah dalam
Ramadhan. Semangat perang itu berhasil menewaskan tiga pimpinan perang dari
pasukan kaum Quraisy, yaitu Utbah, Syaibah, dan Walid bin Utbah.
Nabi Muhammad saw dari kabilah Bani Hasyim. Mereka adalah paman nabi,
Abbas bin Abdul Muthalib, Hakim (sepupu Khadijah), dan lain sebagainya.
umat muslim. Sebab, sejak awal Nabi Muhammad saw telah merencanakan
pengerahan pasukan muslim untuk peperangan biasa, bukan perang besar. Oleh
persenjataan, zirah, tombak, pedang, dan alat tempur lainnya, Nabi Muhammad
saw sempat menangis. Dia lantas berdoa kepada Allah swt. “Ya Allah jikalau
rombongan yang bersamaku ini ditakdirkan untuk binasa, maka tidak akan ada
seorang pun setelah aku yang akan menyembah-Mu. Semua orang yang beriman
akan meninggalkan agama Islam nan sejati ini.” Sejak usai meluruskan barisan
6
“Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan
disembah lagi. Ya Allah kecuali engkau menghendaki untuk tidak disembah lagi
beliau, Abu Bakar yang melihat itu pun meletakkan kembali serban itu di pundak
beliau.
“Wahai Rasulullah, telah cukup doa yang kau panjatkan pada Tuhan,
karena sesungguhnya ia akan menepati janji-Nya kepadamu, kata Abu Bakar lalu
membatu mereka dengan menebas leher kaum musyrik dan memutus jari-jemari
mereka. Sehingga ada kepala yang terkulai tapi tidak tahu siapa yang menebasnya.
Tangan yang putus tidak diketahui siapa yang memutusnya. Di saat-saat kritis
kaum Quraisy iblis hadir menyerupai Suraqah bin Malik bin Ja’tsam, para iblis
memburu iblis hingga lari terbirit-birit ke laut merah dan menceburkan diri ke
dalamnya.
Perang terus berkecamuk, kian lama bertambah sengit. Abu Jahal berada
7
pagar.sementara di sekitar `Abdurrahman bin Auf, ada dua anak muda dari
kalangan Anshar, Mu’awwaz dan Mu’adz, putra `Afra’. Selama ini keduanya
belum pernah melihat sosok Abu Jahal. Mereka bertanya pada `Abdurrahman bin
Auf.
“Aku dengar ia menghina Rasulullah. Demi Allah yang jiwaku berada dalam
genggaman-Nya, jika aku melihatnya, aku tidak akan membiarkannya lolos dari
dahulu. `Abdurrahman bin Auf pun mencari keberadaan Abu Jahal yang akhirnya
lelaki yang mengenakan perisai itu?”. Ketika itu Abu Jahal bersenjatakan pedang,
tombak, dan mengenakan perisai dari kulit, Kedua pemuda tersebut langsung
menuju ke arah yang ditunjuk. Yang satu memancung kepalanya, sedangkan yang
Ibnu Mas’ud pun memberi tahu kemenangan Allah dan Rasul-Nya, serta
memberi tahu bahwa Allah telah menghinakan Abu Jahal. “Sungguh engkau telah
8
melakukan pendakian yang sulit, wahai anak kecil penggembala!” Usai itu
`Abdullah bin Mas’ud memenggal kepala Abu Jahal dan membawanya kepada
Rasulullah. “Allahu Akbar, segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya,
Firaun umat ini!”. Ucap Rasulullah ketika diperlihatkan kepala Abu Jahal.
termasuk Abu Jahal. Sementara itu, banyak sisanya yang lari tunggang-langgang.
Sementara itu, korban dari kaum muslim hanya 14 orang 6 dari kaum Muhajirin 8
`Umair bin Abi Waqqash, Sa’ad bin Khaitsamah, Shafwan bin Wahb,
Haritsah bin Suraqah, Mubasysyir bin Abdul Munzir, Dzusy Syimalain bin Abdu
Amr, Mahja’ bin Shalih, Aqil bin al-Bakir, Rafi’ bin al-Ma’la, Umair bin al-
Hammam, Yazid bin al-Harits, Auf bin al-Harits, Mu’awwiz bin al-Harits,
dalam sumur. Rasulullah tinggal di Badar selama tiga hari, ketika hendak kembali,
Rasulullah berdiri di pinggir sumur sambil memanggil nama kaum muslim yang
“Wahai Fulan bin Fulan! Apakah kalian telah merasa gembira karena tealh
9
“Wahai Rasulullah, apakah engkau menyeru kaum yang telah menjadi
bangkai dan tidak lagi memiliki ruh? Tanya Umar penuh keheranan.
Selain memukul mundur 1000 tentara dari Quraisy, umat Islam juga berhasil
mengambil rampasan 600 persenjataan lengkap, 700 unta, 300 kuda, serta
perniagaan milik kafilah Abu Sufyan. Dengan kecerdikan Nabi Muhammad dan
membuat kehormatan dan kemuliaan Islam makin tegak di Jazirah, seperti halnya
yang dibahas pada buku Perang Badar karya Abdul Hamid Jaudah al-Sahhar.
Pada akhirnya, perang badar dimenangkan oleh pasukan dari umat Islam.
Madinah kian kuat. Sementara, kaum Quraisy yang kalah di perang Badar harus
10
Bagi umat Islam, Perang Badar adalah peristiwa besar, apalagi terjadinya
pada bulan suci Ramadhan. Perang badar menjadi pertempuran besar pertama
umat Islam dalam melawan musuh. Melalui pertolongan Allah lah kaum muslim
berhasil menang meskipun kalah jumlah. Bahkan, Allah swt menamai perang
Sebab, pada hari itu telah dibedakan mana saja yang haq dan yang batil. Saat
itu Allah SWT menurunkan pertolongan besar untuk umat Islam dan
dianutnya pada buku Seni Perang Dalam Islam karya A.R. Shohibul Ulum.
Kabar tentang kekalahan kaum musyrik merebak dengan cepat. Berita itu
tidak merasa bangga. Aswad bin Abdul Muthalib kehilangan tiga anak sekaligus.
Dia memang ingin menangis dengan teriakan keras. Pada malam hari dia
menangis kencang. Dia pun mengutus pelayannya untuk melihat kondisi yang
sebenarnya. Pelayan itu datang dan mengabarkan padanya bahwa wanita tadi
11
Dali-dalil
Ali-Imran.
Padahal, kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Oleh sebab itu,
tidak cukup bagimu Allah membantumu dengan tiga ribu malaikat yang
QS 3:125: “Ya (cukup). Jika kamu bersabar dan siap siaga, lalu mereka datang
QS 3:126: “Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan
sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu agar tentram hatimu karenanya. Dan
12
BAB 2
Hikmah
Perang badar diriwayatkan tidak memakan waktu lama. Hanya butuh waktu
sekitar dua jam bagi pasukan muslim untuk menghancurkan pertahanan tantara
“Wahai kaumku. Kita baru saja kembali dari jihad kecil (perang badar) dan
perang badar yang sangat menentukan nasib kaum muslim hanya dianggap oleh
Para sahabat pun bertanya, “Apakah jihad yang lebih besar dari (perang
keringanan bagi kaum muslim untuk tidak melakukan puasa. Hal ini disampaikan
oleh Abu Sa’id Al-Khudri, “kami berperang bersama Rasulullah saw. Di antara
kami ada yang berpuasa, namun ada pula yang berbuka. Orang yang berpuasa
13
tidak mencela orang yang berbuka. Sebaliknya, orang yang berbuka tidak mencela
Kemenangan ini menjadi pelajaran bagi kaum mukmin agar senantiasa berpegang
teguh dan menyerahkan segal urusan hanya untuk Allah swt. Sayyid Quthb
dituntun, dan dibantu oleh Allah merupakan hari pembeda antara haq (islam) dan
bathil (kafir), sebagaimana dikatakan secara umum oleh para ahli tafsir bahwa
kata furqan mengandung makna yang sangat lengkap, detail, dan luas.
14
BAB 3
Kesimpulan
Menurut Rasulullah saw, melawan segala hawa nafsu adalah hakikat dari
jihad yang sebenarnya. Oleh sebab itu, salah satu hikmah dari perang badar di
15
DAFTAR PUSTAKA
Wahidin, Nur. (2006). Kisah Nabi Muhammad Saw. Bandung: DAR! MIZAN.
Hatta, A. (2019). The Great Story of Muhammad. Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka.
16