Peristiwa 17 Ramadhan
Ibnu Abbas berkata, "Dinamai dengan al-Furqan karena pada perang tersebut
Allah memperlihatkan antara yang Hak dan yang Batil.1
Peristiwa ini terjadi saat bulan Ramadhan pada tahun 2 H. 2 Perang ini terjadi
karena Rasulullah ﷺmendengar bahwa ada kafilah dagang milik kaum kafir Quraisy
yang baru saja Kembali dari Syam di bawah pimpinan Abu Sufyan ibn Harb yang
dikawal oleh tiga puluh atau empat puluh orang. Maka, Rasulullah ﷺmengerahkan
pasukannya, dengan tujuan merampas barang perniagaan yang dibawa kafilah tersebut
sebagai ganti dari harta benda umat islam yang mereka tinggalkan di Mekah. 3
Nabi ﷺlalu mengutus shahabat Bernama Adi bin Az-Zaghbaa’ dan Basbas bin
Amr ke Badar untuk memata-matai dan mencari infomasi tentang rombongan kafilah
tersebut.4 Begitu mendapatkan laporan dari mata-mata tersebut, beliau segera
memerintahkan para shahabatnya untuk segera keluar.5
1
Lihat, Asy-Syami, Subul Al-Huda. 4 / 30
2
Ibnu katsir, sirah nabi Muhammad, terj. Abu Ihsan al-Atsari, Cet. 1, (Jakarta: Pustakan Imam
asy-Syafi’i, 2010), hal. 101.
3
Al. Buthy, fikih sirah, terj. Fuad syaifudin nur, Cet.1, (Jakarta selatan: PT. Mizan Publika, 2010),
hal. 249.
4
Akram Dhiya’, Shahih Sirah Nabawiyah, terj. Farid Qurusy dkk, Cet.1, (Jakarta Timur: Pustaka
as-Sunnah, 2010), hal.365.
5
Akram Dhiya’, Seleksi Sirah Nabawiyah, (Darul falah), hal. 375.
Tetapi, rupanya sebagian muslim merasa berat melakukan itu, meskipun ada juga
sebagian lainnya yang merasa ringan. Sebab, mereka tidak pernah membayangkan umat
islam akan berperang untuk menuntut harta mereka yang ditinggalkan di Mekah.
Nabi keluar pada hari Sabtu tahun dua hijriah. Yang tidak ikut beserta Nabi pada
saat itu adalah Abu Lubabah Al-Anshari.6 Adapun jumlah pasukan yang ikut pada waktu
itu menurut pendapat yang terkuat sebanyak 313 orang. 7 Pasukan kaum Muslimin hanya
membawa tujuh puluh ekor unta saja sehingga terpaksa mereka harus bergiliran untuk
menaikinya.8 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Abu Lubabah, dan Ali bin Abu
Thalib bergiliran atas seekor unta. Ketika Abu Lubabah dan Ali bin Abu Thalib ingin
mengutamakan agar unta itu dinaiki oleh Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam saja,
beliau bersabda, "Kalian tidak lebih kuat daripada aku. Dan aku tidak lebih kaya pahala
daripada kalian."9 Alangkah eloknya sikap ini karena menyamakan antara komandan dan
prajurit dalam memikul kesulitan.10
Abu Sufyan yang masih berada di tengah perjalanan menuju Mekah ternyata
mengetahui rencana pasukan muslim. Maka, ia pun mengirim Dhamdham ibn Amr al
Ghiffari ke Mekah untuk menyampaikan berita tersebut kepada orang-orang Quraisy,
6
Al-Qasthalani. Al-mawahib addunyah 1/349.
7
Fath Al-Baary,7 /29. hadist nomor 3957.
8
Al-Bidayah wa An-Nihoyah (3/260) dari riwayat Ibnu Ishak tanpa isnad, dan Ibnu Hazm' dalam
Jawaamii' As-Sirat, hal.180.
9
riwayat Ahmad: Al-Musnad (1/411) dengan sanad yang menurut al-Hakim shahih atas syarat
Muslim. (Mustadrak 3/20) Kata Al-Haitsami, "Hadits ini juga diriwayatkan Ahmad dan Al-Bazzari, dan di
dalam sanadnya terdapat nama Ashim bin Bahdalah yang haditsnya hasan. Tokoh-tokoh sanad riwayat
Ahmad lainnya adalah para perawi hadits shahih. (silahkan lihat Majma’ Az-Zawaaid 6/69).
10
Akram, Seleksi Sirah…, (Darul Falah), Hal.377.
11
Al-Bidayah wa An-Nihayah (3/260) dikutip dari Ibnu Ishak tanpa isnad. al-Hakim: (lihat al-
Mustadrak (3/632), dan di dalam isnadnya terdapat nama Ibnu Luhai'ah, seorang perawi yang jujur, tetapi
mengalami kekacauan pikiran setelah kitab-kitabnya terbakar. (Al-Taqrib oleh Ibnu Hajar) Dan juga
terdapat nama Abu Ja'far Al-Baghdadi dan Abu Alanah alias Muhammad bin Amr bin Khalid yang tidak
jelas identitas mereka. Dan Adz-Dzahabi tidak memberikan komentar sama sekali.
12
Ibid.
sekaligus meminta bantuan pasukan untuk menjaga barang perniagaan mereka yg masih
dalam perjalanan.13 Dan ketika orang-orang kafir Quraisy di Makkah mendengar apa yang
terjadi, mereka bersiap-siap keluar untuk melindungi rombongan kafilahnya.
Sementara itu, Abu Sufyan yang masih berusaha menjaga kafilah yang ia pimpin,
terus melanjutkan perjalanannya ke mekah dengan menyusuri daerah pesisir, mengitari
Kawasan sumur badar dari sebelah kanan, dan terus bergerak cepat sampai akhirnya ia
berhasil menyelamatkan kafilahnya.17
Ketika Rasulullah saw. Dan para sahabat telah siap berperang, tiba-tiba terdengar
berita kalau pasukan quraisy dalam jumlah besar telah siaga untuk memerangi kaum
muslimin. Rasululullah segera berembuk dengan para sahabat, tak terkecuali para sahabat
dari kalangan muhajirin, seperti Miqdad ibn Amr ra. sahabat itu berkata, “wahai
rasulullah, lanjutkanlah apa yang telah allah perintahkan padamu. Kami akan selalu
bersamamu.”
Tetapi, rupanya Rasulullah saw. Ingin mengetahui pendapat para sahabat yang
lain. Rasulullah saw. Bersabda, “bagaimana pendapat kalian yang lain?”
Sa’ad ibn Mu’adz ra. berkata, “demi Allah, sepertinya engkau benar-benar
menginginkan kami, wahai Rasulullah.” Rasulullah menjawab, “tentu.”
13
Sa’id Ramadhan al Buthy, Sirah Nabawiyah, terj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Cet. 5, (Jakarta:
Rabbani Pres, 2002), hal. 189.
14
Syarah An-Nawawi ala Shahih Muslim Xll/84.
15
Ibnu Hisyam, As-Sirah An-Nabawiah, 2/247
16
Ibnu Katsir: Al-Bidayah wa An-Nihayah, 3/260.
17
Al-Buthy, fikih sirah, terj. Fuad syaifudin Nur, (Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2009), hal.250.
Sa’ad berkata lagi, “sungguh kami telah beriman kepadamu, dan kami telah
memercayaimu. Kami telah bersaksi bahwa apa yang engkau bawa adalah kebenaran.
Atas dasar itu, kami telah berjanji dan bersumpah untuk selalu siap tunduk kepadamu.
Maka, lakukanlah apa pun yang kau inginkan, karena kami pasti akan tetap bersamamu.
Demi dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, andaikata di hadapan kami saat ini
membentang lautan, lalu engkau menyelam, maka kami pasti akan ikut menyelam
bersamamu.”
Maka senanglah hati Rasulullah saw. Mendengar ucapan sa’ad. Beliau bersabda.
“berjalanlah dan bergembiralah, karena Allah menjanjikan padaku salah satu di antara
dua kelompok. Demi allah seakan-akan sekarang aku dapat melihat pertempuran mereka.
Sebenarnya, abu Sufyan mengirim utusan untuk meminta agar seluruh pasukan
quraisy di Tarik mundur, karena kafilah dagangnya selamat tiba di Makkah. Tetapi,
permintaan itu ditolak oleh Abu Jahal. Ia bersikeras untuk memerangi pasukan muslim.
Pasukan quraisy Kembali bergerak, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah lembah dekat
badar. Dan secara bersamaan pasukan muslim juga telah tiba di dekat sumur badar. Pada
saat itu, Habab ibn Mundzir berkata kepada Rasulullah saw. “wahai Rasulullah, apakah
engkau memerhatikan tempat ini? Inikah tempat yang telah allah tetapkan bagimu agar
pasukan kita berada di sini, sehingga tidak ada pilihan untuk pindah tempat lain?
Ataukah, kita berada di sini hanya bersarkan pendapatmu, sebagaimana layaknya sebuah
siasat perang?” Rasulullah menjawab,” pilihan ini adalah bentuk dari siasat perang”.
Habab berkata, “kalau begitu, berarti ini bukanlah tempat yang tepat. Segeralah
engkau gerakkan pasukan kita agar lebih mendekat ke sumur badar. Selanjutnya, kita
perdalam sumur itu, lalu kita tamping airnya di kolam. Jadi, ketika kita bertempur kita
memiliki persediaan air yang cukup, sedangkan musuh, tidak.” Maka Rasulullah setuju.
Dan pasukan pun digerakkan menuju posisi yang diusulkan Habab ra.18
Malam Jumat tanggal tujuh belas Ramadhan, Rasulullah saw. Memanjatkan doa
kepada Allah swt. Dalam munajatnya beliau berseru, “ya Allah, orang-orang Quraisy
telah datang dengan segala kecongkakan dan kesombongan mereka untuk menentang-Mu
dan mendustai-Mu. Ya allah, engkau telah berjanji padaku akan menolong kami. Ya
Allah, binasakanlah musuh-musuh Mu besok.”
18
Dalam kitab al-Sirah, Imam Ibnu Hajar rahimahullah menukil hadist di dalam kitab al-Isbahah
yang ia riwayatkan dari Ibnu Ishaq dari Yazid dari Ruman dari Urwah ibn Zubair yang terdapat di dalam
beberapa Riwayat tentang peristiwa badar. Status sanad ini jelas Shahih, karena Imam Ibnu Hajar adalah
seorang ahli hadist yang tsiqah. Lihat: al-Isbahah, 1-202.
Kekalahan tersebut benar-benar merupakan pukulan yang telak bagi pasukan
orang-orang musyrikin. Mereka sangat marah. Mereka lalu mulai melancarkan serangan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi ua Sallam menyuruh para shahabatnya untuk menghujani
pasukan musuh dengan anak panah begitu mereka mendekat. Beliau ingin memanfaatkan
para pasukan pemanah semaksimal mungkin. Beliau bersabda, "jika kalian merasa
jumlah merekla terlalu besar, maka lepaskanlah anakt panah ke arah mereta. Dahului
mereka dalam melepasktan anak panah.19
Kedua kubu pun saling bertempur dan peperangan pun makin berkobar dan
bertambah sengit, dan makin bertambah pula pertolongan Allah dengan menurunkan para
malaikat untuk bertempur Bersama pasukan muslim.20 Sehingga menguatkan hati orang-
orang mukmin dan memberi mereka kabar gembira serta menumbuhkan ketakutan dalam
hati kaum musyrikin
19
Fathu Al-Bari, VII/306 dari riwayat al-Bukhari.
20
Hadist tentang turunnya para malaikat sebagai bala bantuan bagi pasukan muslim di dalam
perang badar berstatus muttafaq ‘alaih.
21
Ath-Thabari Tafsir Ath-Thabari, (13/442-443), dengan dua isnad yang shahih sampai kepada
Urwah dan Qatadah, tetapi keduanya merupakan riwayat yang mursal. Keduanya saling menguatkan
sehingga riwayat tersebut menjadi kuat.
membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang Mukmin
dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya AIIah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui."
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri pun pada hari itu berperang
dengan sengit. Demikian juga Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, sebagaimana keduanya di
atas bukit bermujahadah dalam doa dan pengharapan. Kemudian keduanya turun dan
menyemangati prajurit dalam berperang dan keduanya berperang dengan seluruh jiwa
dan raganya.22
Sejumlah tokoh orang-orang musyrikin tewas: di antaranya ialah Abu Jahal alias
Amr bin Hisyam yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai
Firaun umat ini.23 Ia dibunuh oleh Mu'adz bin Amr bin Al Jamuh dan Mu'adz bin Afra'.
Keduanya adalah anak muda yang belum pernah mengenalnya. Mereka ditunjukkan oleh
Abdurrahman bin Auf. Mereka memang sudah menyatakan ingin sekali membunuh Abu
Jahal karena suka mencaci-maki Rasulullah Salallalahu Alaihi wa Sallam. Ibnu Mas'ud
lah yang membunuh Abu Jahal setelah ia terluka parah oleh pedang kedua anak muda
tersebut.24
Di antara yang terbunuh lainnya ialah Umayyah bin Khalaf. Setelah pertempuran,
ia menjadi tawanan Abdurrahman bin Auf. Dan anaknya menjadi tawanan Ali. Bilal
sempat memandang tajam kepada orang yang pernah menyiksanya di Makkah. Ia
berkata, "Gembong orang kafir adalah Umayyah bin Khalaf, Aku tidak akan selamat
kalau ia sampai lolos." Orang-orang Anshar berteriak marah kepada Umayyah dan
membantu Bilal untuk membunuhnya, sementara anaknya dibunuh oleh Ali.25
Tentara-tentara musyrikin jatuh berguguran. Hingga jumlah yang tewas dari pihak
mereka mencapai 70 orang dan jumlah yang tertawan juga 70 Orang.26 Sebagian dari
mereka tewas di tempat-tempat tertentu yang telah Rasulullah ﷺsebutkan kepada para
22
Ahmad, Al-Musnad, Al-fathu arrabbany lil bina' 2l /36.
23
Al-Haitsami dalam Majma' Az-za waa'id (6/79), dari jalur sanad Ath-Thabrani. Ia berkata,
"Tokoh-tokoh sanad hadits ini adalah para perawi hadits shahih. kecuali Ibnu Wahab bin Abu Karimah,
seorang perawi yang tsiqat." Tetapi di dalam At-Taqrib, ia disebut sebagai seorang perawi yang jujur.
24
Fathu Al-Bari, Vlll/293-296, 321: dan Muslim bi Syarhi An-Nawawi XII/159-160.
25
Lihat Fathu AI-Bari (4/480) dari riwayat Al-Bukhori, dan Ibnu Katsir: Al-Bidayah wa An-
Nihayah (3/286), dari riwayat Ibnu Ishak dengan isnad yang shahih.
26
Syarah Shahih Muslim an-Nawawi (12/86-87).
sahabat beliau sebelum pecah pertempuran, bahwasanya mereka akan tewas di tempat ini
dan ini. Rasulullah ﷺjuga menyebutkan nama-nama tentara musyrikin yang bakal tewas
di tempat-tempat tersebut.27
27
Hadist Riwayat Ahmad dalam musnadnya (1/232) dengan sanad shahih.
28
Sirah Ibnu Hisyam (2/428), dan Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah (3/327).
29
Akram Dhiya’ al-Umuri, Shahih Sirah Nabawiyah, terj. Farid dkk, (Jakarta timur: Pustaka as-
Sunnah, 2010), hal.381.