Anda di halaman 1dari 1

Menulislah!

Oleh: Ammar Syah

Menulislah! Karna ilmu yang kau dapatkan bagaikan buruan. Sungguh bodoh orang yang
berburu berhari-hari di hutan, bersusah payah menangkap rusa lalu kemudian ia lepaskan.
Padahal keluarganya menunggu di rumah kelaparan. Namun lebih bodoh lagi orang yang enggan
menulis ilmu yang telah ia dapatkan. Merasa sombong dan hanya bergantung pada lemahnya
ingatan. Untuk kemudian menyesal karena lupa apa yang dulu gurunya sampaikan. Padahal
banyak orang menantinya di kampung halaman. Mengharapkan jawaban dari permasalahan yang
selama ini mereka pertanyakan.
Menulislah meski zaman telah beganti. Menulislah meski manusia tengah tergila-gila
akan canggihnya teknologi. Menulislah! Karena majunya peradaban tak akan pernah lepas dari
literasi. Menulislah meski manusia tak lagi peduli, meski tiada orang yang memuji. Menulislah
karena dengan tulisan itulah kau hidup abadi. Tulislah manfaat karna setiap yang bermanfaat tak
akan lenyap dari muka bumi.
Menulislah! Karena menulis adalah bekerja untuk keabadian. Maka tuliskanlah kebaikan
dan kebenaran. Tuliskan kebaikan supaya mengalir padamu pahala setelah kematian. Tuliskan
kebenaran karna kebenaran perlu disampaikan. Bahkan para penjahatpun tak lelah tuk suarakan
kebathilan. Entah berapa buku telah mereka terbitkan, entah berapa artikel telah mereka tuliskan,
dan entah berapa juta uang yang telah mereka gelontorkan. Hanya untuk padamkan cahaya
kebenaran. Menulislah karna kebenaran harus diserukan.
Menulislah tanpa ragu dan takut! Janganlah menjadi orang yang berwawasan luas namun
berjiwa pengecut. Yang ketika kemungkaran tersebar hanya terdiam menutup mulut. Tuliskanlah
kebenaran tanpa ragu dan gentar bagai karang di tepi laut. Karna musuhpun tak sungkan tuliskan
keburukan meski itu hal yang tak patut. Menulislah dan buatlah musuh terkejut. Karena ternyata
cahaya masih ada meski malam telah larut. Ajaklah manusia menyelami lautan kebenaran yang
airnya tak akan pernah surut. Menuju lentera hakiki yang cahayanya tak akan redup meski
terhalang kabut.
Tuliskanlah kebenaran meski telah habis tinta. Maka tulislah dengan darah meski harus
ditemani air mata. Tuliskanlah kebenaran meski tiada lagi kertas tersisa. Maka tuliskanlah di atas
kulitmu meski itu sebabkan luka. Tuliskanlah cahaya kebenaran meski dunia inginkan gulita.
Tuliskanlah meski para durjana inginkan manusia buta. Karena akan selalu ada orang yang
memilih untuk membuka mata dan menerima. Yang masih mau menggunakan akal dan hati
nuraninya. Tulislah dengan keyakinan yang membara. Karena harapan akan selalu menyala
selama keyakinan itu masih ada.

Anda mungkin juga menyukai