Disusun oleh:
1. Amanda Sahara
2. Bima Setia Wijaksana
3. Intan Khoerunisa
4. Neng Ika Siamanah
5. Dela Indriani
6. Resa Agnia Tiana
X MPLB 1- E
2023
BAB 1
Salah satu peristiwa bersejarah yang tidak dapat dilupakan umat Islam adalah
Perang Uhud. Dinamakan Perang Uhud karena tempat terjadinya pertempuran ini
berlokasi di Bukit Uhud yang memiliki ketinggian 1.000 kaki dari permukaan tanah.
Perang Uhud adalah perang kedua yang terjadi antara kaum Muslim di Madinah
dengan kaum kafir Quraisy. Perang Uhud berlangsung pada tahun 3 Hijriah atau 625
Masehi. Kaum Muslimin dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, sedangkan kaum
kafir Quraisy dipimpin Abu Sufyan. Latar belakang terjadinya Perang Uhud tidak
terlepas dari faktor kekalahan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar yang terjadi
pada tahun 2 Hijriah atau 624 Masehi. Sang pemimpin, Abu Sufyan ingin
membalaskan dendamnya atas kekalahan mereka dalam Perang Badar.
Perang Uhud berlangsung selama kurang lebih tujuh hari. Awalnya, kaum
Muslimin mampu membuat kaum kafir Quraisy tersudut dan mundur. Ternyata
kemunduran tersebut hanya sebagai strategi tipu muslihat mereka. Kaum kafir
Quraisy kembali melakukan serangan secara mendadak sehingga kaum Muslimin
terkepung dari segala penjuru. Kaum Muslimin berusaha mempertahankan posisi dan
melindungi Nabi Muhammad SAW. Akibatnya, perang ini menimbulkan banyak
korban jiwa termasuk sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Salah satu
pasukan yang meninggal adalah Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW sekaligus
orang yang nyaris selalu berada di sampingnya selama perang.
BAB 2
BAB 4
STRATEGI PERANG
Harta rampasan perang yang ditinggalkan kaum Quraisy mulai dari pedang, unta,
kuda, emas dan perak menjadi rebutan pasukan Muslim, melihat kondisi tersebut
juga dimanfaatkan oleh pemanah di Bukit Rumat. Sebanyak 40 pemanah turun dari
bukit hingga lupa pesan Nabi agar mereka tidak meninggalkan Bukit Rumat. Mereka
beralasan bahwa pesan tersebut berlaku saat perang, sedangkan saat ini menurut
mereka perang telah selesai karena pasukan musuh sudah dipukul mundur. Kecuali
sang komandan Abdullah bin Jubair dan 10 pemanah lainnya yang masih bertahan di
Bukit Rumat. Melihat situasi tersebut, komandan pasukan Quraisy saat itu, Khalid
bin Walid memanfaatkan keadaan membawa pasukannya berbelok dari arah
belakang pasukan Islam yang tersisa di Bukit Rumat kemudian menghunjam pasukan
Muslim dari depan dan dari belakang. Terjadi kekacauan dan pasukan Muslim kocar
kacir karena diserang dari dua arah, bahkan saling membunuh karena tidak diketahui
mana kawan mana lawan. Terjadilah kekalahan besar saat Perang Uhud. "Bahkan
kaum kafir Quraish Mekkah bikin psywar yang menyebut Muhammad sudah mati,
guna menjatuhkan mental pasukan Muslim ketika itu. Para sahabat kebingungan.
Pilihan perang adalah menang atau mati syahid," ujar Rusli. Namun, kabar wafatnya
Nabi Muhammad SAW dalam Perang Uhud dibantah para sahabat yang melihat
langsung Rasul masih hidup. Kabar ini membangkitkan kembali semangat pasukan
Islam, namun di satu sisi, Rasulullah menjadi incaran para kaum kafir Quraisy
Mekkah yang merasa saat itu mereka sudah memenangkan peperangan. Terjadilah
perang yang dahsyat, korban dari pasukan Islam pun berjatuhan.
Perang ini menggugurkan 70 sahabat Nabi Muhammad SAW termasuk tujuh
pahlawan Uhud. Salah satu dari golongan muhajirin yang wafat sekaligus merupakan
paman Nabi Muhammad SAW adalah Hamzah bin Abdul Muthalib. Bahkan, Nabi
Muhammad SAW pun terluka parah dari serangan musuh. Utbah bin Abi Waqqash
melemparkan potongan besi dan mengenai muka Nabi hingga, wajah beliau terluka
dan salah satu gigi beliau patah. Para sahabat bahkan srikandi melindungi Nabi
Muhammad SAW yang dilarikan di goa antara Jabal Uhud. Di sana, Nabi
Muhammad SAW dirawat usai Perang Uhud. Secara jumlah dan alat perang, pasukan
kaum Muslimin memang kalah dibandingkan dengan pasukan kaum kafir Quraisy.
Di samping itu, kekalahan juga disebabkan karena sebagian pasukan Muslim
menyalahi perintah Nabi Muhammad SAW sebagai panglima perang. "Kekalahan
Perang Uhud ini karena melanggar larangan Rasulullah. Perang Uhud menjadi kunci
kemenangan Muslim pada perang-perang selanjutnya, bahwa pasukan Muslim harus
mentaati larangan Rasul. Uhud juga menjadi saksi betapa gagah beraninya para
sahabat Nabi dalam berperang dan melindungi Rasul. Meski kondisinya tidak sama
lagi, Jabal Uhud, khususnya Bukit Rumat tetap menjadi magnet bagi jamaah haji
maupun kaum Muslim yang datang ke Tanah Suci, untuk menyusuri bukti kegigihan
pasukan Islam dalam menghadapi kaum kafir Quraisy. Di lokasi ini juga terdapat
Makam Syuhada Uhud tempat para sahabat Nabi yang gugur di perang Uhud
dimakamkan
BAB 5
Kisah ini ditulis di surah Ali Imran ayat 140-179. Dalam ayat-ayat di surah Ali
Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat
141) – ujian bagi muslim mukmin dan munafik (ayat 166-167).
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi
Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang
sabar (ayat 142)? Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus
berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145).
Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka
di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena
Allah Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat
151)."—Ayat-ayat di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa
Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud. Penjelasan yang lebih lengkap bisa
dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 52, Nomor 276
Sebagaimana manusia biasa, wajar bila seseorang terlupa akan sesuatu. Begitu
juga pasukan yang berjaga di atas bukit Uhud. Mereka terlupa dan akhirnya turun ke
lembah untuk mengambil hak pemenang perang. Melihat banyak pasukan dari pihak
Islam yang meninggalkan pos di atas bukit, Khalid bin Walid memerintahkan
pasukan kafir yang tersisa untuk berbalik kembali dan menyerang pasukan Islam. Pos
di atas bukit direbut oleh kafirin dan pasukan Islam yang tersisa di sana dibunuh,
termasuk Hamzah paman Rasulullah.
HIKMAH DARI SEJARAH
Kita bisa mengambil pembelajaran dari Perang Uhud bahwa hal yang buruk
seringkali terjadi karena ketidaktaatan umat Islam kepada Allah dan perintah Rasul-
Nya.