MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Disusun Oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem pendidikan modern cenderung mengarah pada suatu proses dehumanisasi. Ditandai
oleh penajaman kajian keilmuan atau spesialisasi berlebihan dalam bidang-bidang tertentu.
Maka sistem pendidikannya cenderung hanya memahami manusia pada satu aspek tertentu
saja, sedangkan aspek-aspek lainnya diabaikan.
Pendidikan seperti ini menghasilkan para lulusan yang pola pikir, pola hidup bersifat
materialistis dan perilaku mekanistik. Mereka menjadi suatu generasi yang miskin akan nilai-
nilai kemanusiaan yang hakiki. Sangat menghawatirkan generasi depan. Mereka masuk ke
dalam persaingan global dengan menghalalkan segala cara demi mencapai kesuksesan material
semata. Gambaran kecenderungan dunia pendidikan tinggi dewasa ini sangat mementingkan
pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat
universal nyaris terabaikan. Maka anak didik perlu dibekali suatu kemampuan untuk
memahami, memaknai dan mengamalkan nilai-nilai universal.
Dari uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat diangkat beberapa masalah yang akan
dijadikan pokok pembahasan yaitu :
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan analisis rumusan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN ISBD
Di lain pihak, kemampuan manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif
itu telah membuka peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan
menuju peradaban. Dinamika sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dan
kebudayaan dunia, baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan
setempat maupun karena kecepatan perkembangannya.
Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia,
walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan
kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun
perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di
negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam
itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat
terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun
pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat
Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu perubahan sosial, Petama, adalah
kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan
berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat
(external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara
langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada
gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata
kembali kehidupan mereka .
Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor apapun
penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap
masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu dapat
mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama
dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.
Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat
sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal
pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat
pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan
nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila
masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami
kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.
Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya
juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai
budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang
harus mampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang seringkali
dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga penduduk seolah-olah
kehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun pranata sosial itu masih ada,
namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan penduduk sehari-hari. Seolah-olah
telah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar
oleh orang kota, penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan
lahan oleh mereka yang tidak berhak.
Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan dan
berlanjut dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun amuk.
4. Pendidikan
Kekuatan perubahan yang sangat kuat, akan tetapi tidak disadari oleh kebanyakan orang
adalah pendidikan. Walaupun pendidikan di manapun merupakan lembaga sosial yang
terutama berfungsi untuk mempersiapkan anggotanya menjadi warga yang trampil dan
bertanggung jawab dengan penanaman dan pengukuhan norma sosial dan nilai-nilai
budaya yang berlaku, namun akibat sampingannya adalah membuka cakrawala dan
keinginan tahu peserta didik. Oleh karena itulah pendidikan dapat menjadi kekuatan
perubahan sosial yang amat besar karena menumbuhkan kreativitas peserta didik untuk
mengembangkan pembaharuan (innovation).
Di samping kreativitas inovatif yang membekali peserta didik, keberhasilan pendidikan
menghantar seseorang untuk meniti jenjang kerja membuka peluang bagi mobilitas
sosial yang bersangkutan. Pada gilirannya mobilitas sosial untuk mempengaruhi pola-
pola interaksi sosial atau struktur sosial yang berlaku. Prinsip senioritas tidak terbatas
pada usia, melainkan juga senioritas pendidikan dan jabatan yang diberlakukan dalam
menata hubungan sosial dalam masyarakat.
lmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi
dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos:
ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih
lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai
disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu
yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah
ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm
yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri
berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian
(disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu sosial dan budaya
dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial
manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain ISBD menggunakan pengertian-pengertian
yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan sosial budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah sosial manusia di
masyarakat dalam tingkah lakunya dalam kehidupan dan kebudayaan yang menyertainya.
Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam
bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut
dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia
sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar bukan
hanya ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaannya.
Dua masalah pokok yang dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok ialah:
Dari kedua masalah pokok yang dapat dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di
atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak sebagai subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan
manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan
Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian
mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata
sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik
yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
“Agar berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka, dan arif dalam
memahami keragaman, dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan
moral dalam kehidupan kemasyarakatan”
Misi ISBD adalah sebagai berikut : “Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta
menumbuhkan sikap kritis , peka, dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman,
kesederajatan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan
mahluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan
lingkungannya”
Selain itu, misi isbd juga seperti berikut :
a. pengembangan kepribadian manusia sebagai manusia mahluk sosial dan mahluk budaya
b. keampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan
masalah lingkungan sosial budaya
c. kemampuan menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi masalah-masalah tsb.
ISBD sebagai integrasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan
kosep-konsep budaya kepada mahasiswa, sehingga mampu mengkaji masalah sosial,
kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap, kritis serta
berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
Manusia dan Masalahnya :Setiap manusia memiliki masalah dan yang membedakan nya
adalah volume dan jenis masalahnya. Manusia dapat dikatakan dewasa jika mampu menyikapi
masalah – masalahnya.Manusia memiliki masalah sosial, masalah sosial adalah suatu kondisi
dimana terganggunya sebagian besar kehidupan masyarakat dan perlu dicari jalan
pemecahannya.
Manusia memiliki masalah karena : Perkembangan budaya, budaya berasal dari kata budi
dan daya. Budi adalah akal, moral, sopan, tata krama. Sedangkan daya adalah unsur perbuatan
jasmani/ kekuatan/ kemampuan untuk cipta, rasa, karya, karsa. Jadi perkembangan budaya
adalah perkembangan akal, moral, kesopanan , tata krama dalam perbuatan jasmani agar
mampu menciptakan, merasakan, membuat karya yang mampu digunakan oleh manusia itu
sendiri. Budaya dibagi menjadi :
Dalam ISBD juga mempelajari sistem sosial. Sistem sosial adalah seperangkat aturan yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang berbenturan juga dengan budaya. Benturan
budaya itu adalah priksi budaya ( karena memaksakan budaya/ norma/ kita dengan
budaya/norma orang lain. Selain itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi
itu bersifat menyakitkan. Sanksi terbagi menjadi :
A. KESIMPULAN
Dra, elly M. Setiadi,2006, ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR Edisi ke dua, PREDANA MEDIA
GROUP,
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/makalah-ilmu-sosial-budaya-
dasar.html#ixzz2wz57mtiw
http://tyomulyawan.wordpress.com/pengertian-dan-tujuan-ilmu-sosial-dasar/