Anda di halaman 1dari 16

, KONSEP/DEFENISI UNSUR ISBD

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR ;


Dasar, Tujuan Serta Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun Oleh :

Muhammad Musleh (202100152)


Riki Rikardo (202100156)
Isnaini Mawaddah (202100150)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pendidikan modern cenderung mengarah pada suatu proses dehumanisasi. Ditandai
oleh penajaman kajian keilmuan atau spesialisasi berlebihan dalam bidang-bidang tertentu.
Maka sistem pendidikannya cenderung hanya memahami manusia pada satu aspek tertentu
saja, sedangkan aspek-aspek lainnya diabaikan.

Pendidikan seperti ini menghasilkan para lulusan yang pola pikir, pola hidup bersifat
materialistis dan perilaku mekanistik. Mereka menjadi suatu generasi yang miskin akan nilai-
nilai kemanusiaan yang hakiki. Sangat menghawatirkan generasi depan. Mereka masuk ke
dalam persaingan global dengan menghalalkan segala cara demi mencapai kesuksesan material
semata. Gambaran kecenderungan dunia pendidikan tinggi dewasa ini sangat mementingkan
pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat
universal nyaris terabaikan. Maka anak didik perlu dibekali suatu kemampuan untuk
memahami, memaknai dan mengamalkan nilai-nilai universal.

Pendidikan umum di Indonesia berangkat dari UU no 20 tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional. Berdasarkan dari tujuan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan
nasional Indonesia selalu memuat nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan secara terintegrasi.
Untuk ditingkat perguruan tinggi di sebut mata kuliah dasar umum (MKDU) yaitu sekelompok
mata kuliah yang memberikan landasan dalam pengembangan dunia spesialisnya masing-
masing.
MKDU dirubah menjadi MPK dan MBB. Kedua kelompok bidang studi ini merupakan salah
satu bentuk pembelajaran mahasiswa perguruan tinggi Indonesia dalam pencapaian tujuan
utama pendidikan nasional, yaitu membentuk kepribadian utuh melalui proses pembelajaran
secara terintegrasi dengan menggunakan pendekatan multi atau interdisipliner. Dalam konsep
di Amerika disebut General Education.
B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat diangkat beberapa masalah yang akan
dijadikan pokok pembahasan yaitu :

A. Bagaimana Perkembangan ISBD?

B. Apa konsep dan defenisi ISBD ?

C. Apa unsur dan ruang lingkup ISBD?

D. Apa Tujuan Kompetensi ISBD itu sendiri?

E. Mengapa ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah?

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan analisis rumusan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

A. Mengetahui Pengertian ISBD secara luas.

B. Mengetahui Hakikat dan ruang lingkup ISBD.

C. ISBD sebagai MBB dan pendidikan umum.

D. Mengetahui alasan ISBD dijadikan alternatif pemecahan masalah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN ISBD

Setiap kehidupan di dunia ini tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap


lingkungannya dalam arti luas. Akan tetapi berbeda dengan kehidupan lainnya, manusia
membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif. Manusia tidak sekedar mengandalkan
hidup mereka pada kemurahan lingkungan hidupnya seperti ketika Adam dan Hawa hidup di
Taman Firdaus. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola lingkungan dan
mengolah sumberdaya secara aktif sesuai dengan seleranya. Karena itulah manusia
mengembangkan kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial dan kebudayaan mereka.
Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil menempatkan diri
sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan paling luas persebarannya
memenuhi dunia.

Di lain pihak, kemampuan manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif
itu telah membuka peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan
menuju peradaban. Dinamika sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dan
kebudayaan dunia, baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan
setempat maupun karena kecepatan perkembangannya.

Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia

Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia,
walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan
kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun
perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di
negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam
itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat
terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun
pergantian generasi.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat
Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu perubahan sosial, Petama, adalah
kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan
berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat
(external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara
langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada
gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata
kembali kehidupan mereka .
Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor apapun
penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap
masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu dapat
mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama
dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.

Perkembangan Budaya dan Sosial Dewasa Ini

Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat
sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal
pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat
pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan

nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila
masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami
kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.

1. Penerapan Teknologi Maju


Penerapan teknologi maju untuk mempercepat pembangunan nasional selama 32 tahun
yang lalu telah menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial
disamping ketrampilan dan keahlian tenaga kerja dengan sikap mental yang
mendukungnya. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya itu memerlukan
penanaman modal yang besar (intensive capital investment); Modal yang besar itu
harus dikelola secara professional (management) agar dapat mendatangkan keuntungan
materi seoptimal mungkin; Karena itu juga memerlukan tenaga kerja yang
berketerampilan dan professional dengan orientasi senantiasa mengejar keberhasilan
(achievement orientation).
Tanpa disadari, kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan sosial di
segenap sektor kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan berbagai reaksi pro
dan kontra di kalangan masyarakat. Dalam proses perkembangan sosial budaya itu,
biasanya hanya mereka yang mempunyai berbagai keunggulan sosial-politik, ekonomi
dan teknologi yang akan keluar sebagai pemenang dalam persaingan bebas. Akibatnya
mereka yang tidak siap akan tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan memperlebar
serta memperdalam kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat menimbulkan
kecemburuan sosial yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam masyarakat
majemuk dengan multi kulturnya.

2. Keterbatasan Lingkungan (Environment Scarcity)


Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan
expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal
mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan biaya perawatannya, mendorong
pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan
hutan secara besar- besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga
mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi barang
jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah
menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan
penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan
yang di explotasi secara besar-besaran.
Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas
lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber
daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang
dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan
tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.

Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya
juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai
budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang
harus mampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang seringkali
dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga penduduk seolah-olah
kehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun pranata sosial itu masih ada,
namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan penduduk sehari-hari. Seolah-olah
telah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar
oleh orang kota, penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan
lahan oleh mereka yang tidak berhak.
Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan dan
berlanjut dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun amuk.

3. Peraturan dan Perundang-undangan


Sejumlah peraturan dan perundang-undangan diterbitkan pemerintah untuk melindungi
hak dan kewajiban segenap warganegara, seperti UU Perkawinan monogamous,
pengakuan HAM dan pengakuan kesetaraan gender serta pengukuhan “personal,
individual ownership” atas kekayaan keluarga mulai berlaku dan mempengaruhi sikap
mental penduduk dengan segala akibatnya.

4. Pendidikan

Kekuatan perubahan yang sangat kuat, akan tetapi tidak disadari oleh kebanyakan orang
adalah pendidikan. Walaupun pendidikan di manapun merupakan lembaga sosial yang
terutama berfungsi untuk mempersiapkan anggotanya menjadi warga yang trampil dan
bertanggung jawab dengan penanaman dan pengukuhan norma sosial dan nilai-nilai
budaya yang berlaku, namun akibat sampingannya adalah membuka cakrawala dan
keinginan tahu peserta didik. Oleh karena itulah pendidikan dapat menjadi kekuatan
perubahan sosial yang amat besar karena menumbuhkan kreativitas peserta didik untuk
mengembangkan pembaharuan (innovation).
Di samping kreativitas inovatif yang membekali peserta didik, keberhasilan pendidikan
menghantar seseorang untuk meniti jenjang kerja membuka peluang bagi mobilitas
sosial yang bersangkutan. Pada gilirannya mobilitas sosial untuk mempengaruhi pola-
pola interaksi sosial atau struktur sosial yang berlaku. Prinsip senioritas tidak terbatas
pada usia, melainkan juga senioritas pendidikan dan jabatan yang diberlakukan dalam
menata hubungan sosial dalam masyarakat.

Dengan demikian pendidikan sekolah sebagai unsur kekuatan perubahan yang


diperkenalkan dari luar, pada gilirannya menjadi kekuatan perubahan dari dalam
masyarakat yang amat potensial. Bahkan dalam masyarakat majemuk Indonesia dengan
multi kulturnya, pendidikan mempunyai fungsi ganda sebagai sarana integrasi bangsa
yang menanamkan saling pengertian dan penghormatan terhadap sesama warganegara
tanpa membedakan asal-usul dan latar belakang sosial-budaya, kesukubangsaan,
keagamaan, kedaerahan dan rasial. Pendidikan sekolah juga dapat berfungsi sebagai
peredam potensi konflik dalam masyarakat majemuk dengan multi kulurnya, apabila
diselenggarakan dengan benar dan secara berkesinambungan.
Di samping pendidikan, penegakan hukum diperlukan untuk menjain keadilan sosial
dan demokratisasi kehidupan berbangsa dalam era reformasi yang memicu
perlembangan sosial- budaya dewasa ini. Kebanyakan orang tidak menyadari dampak
sosial reformasi, walaupun mereka dengan lantangnya menuntut penataan kembali
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sesungguhnya reformasi mengandung muatan
perubahan sosial-budaya yang harus diantisipasi dengan kesiapan masyarakat untuk
menerima pembaharuan yang seringkali menimbulkan ketidak pastian dalam prosesnya.

Tanpa penegakan hukum secara transparan dan akuntabel, perkembangan sosial-budaya


di Indonesia akan menghasilkan bencana sosial yang lebih parah, karena hilangnya
kepercayaan masyarakat akan mendorong mereka untuk bertindak sendiri sebagaimana
nampak gejala awalnya dewasa ini. Lebih berbahaya lagi kalau gerakan sosial itu
diwarnai kepercayaan keagamaan, seperti penatian datangnya ratu adil dan gerakan
pensucian (purification) yang mengharamkan segala pembaharuan yang dianggap
sebagai “biang” kekacauan.
Betapa pun masyarakat harus siap menghadapi perubahan sosial budaya yang diniati
dan mulai dilaksanakan dengan reformasi yang mengandung makna perkembangan ke
arah perbaikan tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

B. KONSEP DAN DEFENISI ISBD

lmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi
dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos:
ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih
lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai
disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu
yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah
ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm
yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri
berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.

Berikut Pengertian Budaya Atau Kebudayaan Dari Beberapa Ahli :

 E. B. Tylor, Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,


kepercayan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang
lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
 R. Linton, Dalam bukunya yang berjudul “The Cultural Background Of Personality”
menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil
laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota
masyarakat tertentu.
 Koentjaraningrat, Mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
 Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, Mengatakan bahwa kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
 Herkovits, Kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh
manusia.
 Takdir Alisyahbana, Mengatakan kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu diketahui
pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan
pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :

1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui


keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat
prediksi.
2. Ilmu-ilmu sosial ( social scince ). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji
hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil
pengkajian ini lebih bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan
tingkah laku manusia di masyarakat yang cenderung berubah-ubah.
3. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik,
kemudian diberi arti.

Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian
(disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu sosial dan budaya
dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial
manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain ISBD menggunakan pengertian-pengertian
yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan sosial budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah sosial manusia di
masyarakat dalam tingkah lakunya dalam kehidupan dan kebudayaan yang menyertainya.

Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam
bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut
dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia
sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar bukan
hanya ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaannya.

C. UNSUR DAN RUANG LINGKUP ISBD

Dua masalah pokok yang dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok ialah:

 Aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan


budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya, baik dari segi
masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara
gabungan (antar bidang )berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
 Hakekat manusia yang satu (universal), namun banyak perbedaan- perbedaan antara
manusia yang satu dengan yang lainnya. Keanekaragaman tersebut terbentuk akibat
adanya perbedaan ruang, tempat, waktu, proses adaptasi, keadaan sosial budaya,
lingkungan alam, dimana terwujud dalam berbagai bentuk ekspresi seperti: ungkapan,
pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.

Dari kedua masalah pokok yang dapat dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di
atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak sebagai subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan
manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan
Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.

Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :

 Manusia dengan cinta kasih


 Manusia dan keindahan
 Manusia dan penderitaan
 Manusia dan keadilan
 Manusia dan pandangan hidup
 Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
 Manusia dan kegelisahan
 Manusia dan harapan
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan
budaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik,
filsafat, lukisan, patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan dapat didekati dengan
baik menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara
gabungan cabang-cabang tersebut. Pokok bahasan manusia dan cinta kasih misalnya, dapat
didekati dengan menggunakan karya seni sastra, atau filsafat atau seni tari dan sebaginya.
Disamping itu pokok bahasan manusia dan cinta kasih juga dapat didekati dengan
menggunakan gabungan karya seni sastra, karya seni tari, atau filsafat dan sebagainya.

D. TUJUAN DAN KOMPETENSI ISBD

Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian
mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata
sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik
yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.

Visi dari ISBD yaitu :

“Agar berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka, dan arif dalam
memahami keragaman, dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan
moral dalam kehidupan kemasyarakatan”

Misi ISBD adalah :

Misi ISBD adalah sebagai berikut : “Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta
menumbuhkan sikap kritis , peka, dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman,
kesederajatan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan
mahluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan
lingkungannya”
Selain itu, misi isbd juga seperti berikut :

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan martabat


manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat.
2. Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral, hukum dan budaya sebagai
landasan untuk menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan
terwujud masyarakat yang tertib, teratur dan sejahtera
3. Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan budaya serta mampu
bersikap kritis, analis dan responsif untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di
masyarakat.

Adapun tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar itu adalah:

Tujuan Umum ISBD sbb :

a. pengembangan kepribadian manusia sebagai manusia mahluk sosial dan mahluk budaya
b. keampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan
masalah lingkungan sosial budaya
c. kemampuan menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi masalah-masalah tsb.

Tujuan Khusus ISBD :


a) Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya terutama
untuk kepentingan profesi
b) Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah kemanusiaan serta
mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua masalah tersebut
c) Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat kedaerahan dan
tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam menanggapi dan menangani
masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial budaya.
d) Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi.
e) Membina kemampuan berpikir dan bertindak objektif untuk menangkal pengaruh
negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya.
selain itu ilmu sosial budaya dasar diharapkan dapat
1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan tentang
keragaman dan kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa dalam memahami dan
memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika, etika, moral, dan
hukum dalam kehidupan bermasyarakat
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk sosial yang
beradab dalam mmpraktikkan pengetahuan akademis dan keahliannya.

E. ISBD SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

ISBD sebagai integrasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan
kosep-konsep budaya kepada mahasiswa, sehingga mampu mengkaji masalah sosial,
kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap, kritis serta
berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.

Manusia dan Masalahnya :Setiap manusia memiliki masalah dan yang membedakan nya
adalah volume dan jenis masalahnya. Manusia dapat dikatakan dewasa jika mampu menyikapi
masalah – masalahnya.Manusia memiliki masalah sosial, masalah sosial adalah suatu kondisi
dimana terganggunya sebagian besar kehidupan masyarakat dan perlu dicari jalan
pemecahannya.

Manusia memiliki masalah karena  : Perkembangan budaya, budaya berasal dari kata budi
dan daya. Budi adalah akal, moral, sopan, tata krama. Sedangkan daya adalah unsur perbuatan
jasmani/ kekuatan/ kemampuan untuk cipta, rasa, karya, karsa. Jadi perkembangan budaya
adalah perkembangan akal, moral, kesopanan , tata krama dalam perbuatan jasmani agar
mampu menciptakan, merasakan, membuat karya yang mampu digunakan oleh manusia itu
sendiri. Budaya dibagi menjadi :

1) Fisik : Semua budaya yang berbentuk benda.


2) Non fisik : Berupa aturan, norma, adat – istiadat, sistem sosial. Proses terjadinya aturan,
norma, adat – istiadat atas dasar kesepakatan masyarakat setempat dan tidak bersifat
universal. Akal yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. 

Dalam ISBD juga mempelajari sistem sosial. Sistem sosial adalah seperangkat aturan yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang berbenturan juga dengan budaya. Benturan
budaya itu adalah priksi budaya ( karena memaksakan budaya/ norma/ kita dengan
budaya/norma orang lain. Selain itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi
itu bersifat menyakitkan. Sanksi terbagi menjadi :

1) Moral : Hati nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa.


2) Sosial : Sanksi dikucilkan masyarakat.
3) Hukum / fisik : Apabila melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan
diproses dipengadilan dan dipenjara (KUHAP).
BAB III

A. KESIMPULAN

Pada perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2


kekuatan yang memicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat
sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa
setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh
kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur)
kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu
perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan
mereka. ISBD merupakan sebagai integarasidari ISD dan IBD yang memberikan dasar-
dasar pengetahuan social dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehinggan mampu
mengkaji masalah social,kemanusian,dan budaya. Pendekatan ISBD juga merupakan akan
memperluas pandangan bahwa masalah social,kemanusian,dan budaya dapat didekati dari
berbagai sudut pandang.Dengan wawasan sehinggan mampu mengkaji sebuah masalah
kemasyarakat yang lebih kompleks,demikian pula dengan solusi pemecahannya. 
DAFTAR PUSTAKA

Dra, elly M. Setiadi,2006, ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR Edisi ke dua, PREDANA MEDIA
GROUP,

http://learnmine.blogspot.com/2013/05/makalah-ilmu-sosial-budaya-
dasar.html#ixzz2wz57mtiw

http://tyomulyawan.wordpress.com/pengertian-dan-tujuan-ilmu-sosial-dasar/

Anda mungkin juga menyukai