Anda di halaman 1dari 6

CONTOH KASUS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL GONORE DAN TRIKOMONIASIS SERTA

PENYESUAIAN DALAM KOMUNITAS

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH :

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DOSEN PENGAMPU :

Zumroh Hasanah, S.Keb., Bd., M.Kes

DISUSUN OLEH :

Rizqiatul Kamiliya (191103114)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA

2021
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

GONORE

A. Definisi
Gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Bakteri tersebut menginfeksi membran mukus dari saluran reproduksi, termasuk serviks,
uterus, serta tuba falopi pada wanita, dan uretra pada wanita dan pria. Penyakit ini
ditularkan dari orang ke orang melalui kontak atau aktivitas seksual yang melibatkan
mukosa (vaginal, oral, dan anal).
B. Faktor risiko
Gonore pada dewasa umumnya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan
pada bayi baru lahir disebabkan oleh terpaparnya bayi ketika melewati jalan lahir dari
ibu yang terinfeksi gonore. Faktor risiko dari penyakit ini adalah perilaku hubungan
seksual yang tidak sehat atau tidak aman, seperti mempunyai pasangan seksual lebih
dari satu serta melakukan hubungan seksual berisiko tanpa menggunakan
proteks.Faktor lain yang berpengaruh adalah lingkungan sosial ekonomi yang rendah,
melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia terlalu muda, penggunaan obat-
obatan, dan pernah mengalami infeksi gonore sebelumnya juga dapat meningkatkan
angka kejadian gonore.
C. Etiologi
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini adalah bakteri
Gram negatif berbentuk diplokokus (berpasangan) dan merupakan patogen yang
eksklusif pada manusia. Gonokokus, seperti semua spesies Neisseria lainnya, merupakan
oksidase positif. Mereka dibedakan dari Neisseriae lain olehkemampuan mereka untuk
tumbuh pada media selektif dan untuk memanfaatkan glukosa tetapi tidak maltosa,
sukrosa, atau laktosa.
D. Patogenesis
Neisseria gonorrhoeae ditularkan melalui kontak seksual atau melalui penularan
vertikal dari ibu ke janin saat melahirkan. Bakteri ini terutama mengenai epitel kolumner
atau kuboidal manusia. Hampir semua selaput lendir dapat terinfeksi oleh
mikroorganisme ini.

KASUS
 Kasus Gonorrhea
Seorang laki-laki, umur 30 tahun, sudah menikah dan berkerja sebagai pelaut datang ke
klinik “Maju Mundur” dengan keluhan keluar cairan dari alat kelaminnyasudah sejak 3 hari yang
lalu disertai rasa sakit pada waktu BAK.Dari hasil pemeriksaan didapatkan pus yang keluar dari
OUE yang jumlahnya banyak hingga membasahi celana dalam pasien. Pus berwarna hijau
kemerahan yangkental.Dari anamnesis diketahui bahwa pasien telah melakukan hubungan
seksual denganPSK ketika kapal pasien sedang sandar di pelabuhan 3 hari sebelum keluarnya
pus dariOUE

 Identifikasi masalah penyesuaian dalam bidan komunitas

Masalah yang terdapat pada kasus ini adalah keluarnya pus yang keluar dari OUE sejak 3
(tiga) hari yang lalu dan disertai dengan rasa sakit saat BAK. Berdasarkan keluhan pasien berupa
keluarnya cairan dari alat kelamin disertairasa sakit waktu BAK, kami merumuskan beberapa
hipotesis. Adanya cairan keluar darigenitalia yang mula-mula belum diketahui jumlah, warna,
dan konsistensinya didugamerupakan akibat dari infeksi menular seksual. Adapun infeksi
menular seksual yangditandai oleh adanya duh tubuh uretra pada laki-laki, meliputi gonore dan
uretritis nonspesifik. Rasa sakit waktu BAK selain dikarekanan reaksi peradangan uretra akibat
infeksisaluran kemih seperti yang telah disebut di atas, juga dapat disebabkan oleh
obstruksisaluran kemih, seperti batu kandung kemih. Untuk mengerucutkan beberapa hipotesis
diatas menjadi sebuah diagnosis kerja, maka kami memerlukan informasi tambahan
darianamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.Hipotesis pada kasus ini adalah
gonore , uretritis non spesifik dan infeksi salurankemih. Hipotesis infeksi saluran kemih kita
singkirkan karena pada anamnesis tambahan di dapatkan info bahwa pus yang keluar dari
genital sang pasien berwarna hijau kemerahan kental yang merupakan gejala khas dari gonore
dan didapatkan info tambahan bahwa sang pasien telah melakukan hubungan seks dengan PSK
3hari sebelum pus keluar. Hipotesis Uretritis non spesifik juga dihapuskan karena didapatkan
info bahwa pusyang keluar dalam jumlah banyak sehingga membasahi celana dalam pasien
yang berartigejala yang ditemukan termasuk berat,sedangkan diketahui bahwa gejala yang
timbulkarena Uretritis non spesifik tidak seberat gonore. Meningkatkan sikap dan pengetahuan
dengan cara memberikan informasi tentang manfaat pentingnya pemeriksaan rutin dan berkala
infeksi menular seksual dan penggunaan kondom ketika berhubungan seks.

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


TRIKOMONIASIS
A. Definisi
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa
Trichomonas vaginalis yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Meskipun
manusia merupakan satu-satunya inang alamiah untuk T. vaginalis, diagnosis
trikomoniasis termasuk dalam penyakit yang sulit dilaporkan sehingga masih menjadi
masalah kesehatan dunia.
B. Penyebab
Trichomoniasis Penyebab keputihan ada dua yaitu fisiologis dan
patologis.Keputihan/ fluor albus fisiologis muncul saat mau datang haid, terangsang dan
biasanya tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal. Keputihan patologis muncul
dengan adanya kelainan patologis atau faktor infeksi, berbau, berwarna keruh, hijau
atau kuning, rasa gatal dan o batnya adalah segera periksa ke dokter.
C. Gejala Klinis
TrikomoniasisGejala klinis trikomoniasis bervariasi pada perempuan mulai dari
tanpa gejala sampai menimbulkan gejala berupa vaginitis. Sepertiga perempuan tanpa
gejala berkembang menjadi vaginitis selama 6 bulan. Gejala klinis lain berupa keputihan
berwarna hijau kekuningan, berbusa, gatal pada vulva, nyeri pada saat buang air kecil,
nyeri pada saat berhubungan seksual, dan lesi berupa bintik–bintik perdarahan pada
servix atau disebut “strawberry cervix”. Gejala klinis pada laki–laki yang terinfeksi juga
bervariasi dari asimptomatik sampai uretritis dan nyeri pada saat buang air kecil.
D. Pencegahan Penularan
Kebiasaan melakukan seks bebas ternyata dapat memicu timbulnya Trichomoniasis
sehingga upaya pencegahan infeksi lebih dititik beratkan pada perilaku manusia, hanya
berhubungan seks dengan suami atau istri yang sah merupakan salah satu alternatif
pencegahan infeksi ini. Dengan hanya berhubungan seks terhadap pasangan sah dihara
pkan dapat menekan penyebaran penularan infeksi parasit ini. Pada ibu rumah tangga
sebaiknya selalu memeriksakan diri secara periodik guna mengetahui infeksi secara dini
dan s egera melakukan pengobatan apabila ada gejala dan tanda infeksi. De ngan
demikian diharapkan dapat mengurangi penyebaran parasit pada pria yang
berhubungan dengannya, pada pria yang suka berhubun gan dengan wanita pekerja
seks komersial hendaknya selalu menggunakan pelindung (kondom) saat berhubungan.

Kasus

kasus trikomoniasis

 Menurut anggaran tahunan Organisasi Kesehatan Alam (WHO), dianggarkan berada


7,4 juta kasus trikomoniasis setiap tahun di Amerika Serikat, dengan lebih dari 180
juta kasus yang dilaporkan worldwide. Dan jumlah sebenarnya penderita infeksi
trikomoniasis mungkin jauh lebih tinggi dari ini-menurut Pusat Pengendalian
Penyakit ''(Center for Disease Control)''. Tes diagnostik yang paling umum digunakan
hanya memiliki tingkat sensitifitas sebesar 60-70%.
 Penelitian yang dilakukan pada 35 orang pekerja seks komersial di kawasan Jondul
kota Pekanbaru didapatkan 6 orang pekerja seks komersial yang ditemukan parasit
T.vaginalis. Hasil yang serupa didapatkan oleh dengan penelitian Nadia Kumalasari,
2010 pada pekerja seks komersial di lokalisasi Pasar Kembang Yogyakarta dimana
dari 43 orang pekerja seks komersial didapatkan 6 orang yang hasilnya positif pada
pemeriksaan parasit T.vaginalis.Penelitian lain yang dilakukan pada pekerja seks
komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang oleh Ary Yogo Pratomo, 2011 dimana
dari 30 pekerja seks komersial didapatkan 2 orang hasil pemeriksaan parasit
T.vaginalis positif.

Identifikasih masalah penyesuaian dalam bidan komunitas

Masalah yang terdapat ada kasus ini transmisi utama trikomoniasis adalah melalui
hubungan seksual. Sehingga kelompok masyarakat yang memiliki faktor risiko tinggi untuk
penularan trikomoniasis adalah kelompok yang memiliki aktivitas seksual tinggi dan berganti-
ganti pasangan (multiple sexual partners), seperti pekerja seks komersial. Peningkatan insidensi
trikomoniasis tidak terlepas kaitannya dengan faktor risiko ini.Promosi prilaku seks yang aman
dan penggunaan kondom pada kalangan berisiko seperti pekerja seks komersial merupakan
upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah penularan infeksi T. vaginalis. Meningkatkan
sikap dan pengetahuan PSK dengan cara memberikan informasi tentang manfaat pentingnya
pemeriksaan rutin dan berkala infeksi menular seksual dan penggunaan kondom. Pemeriksaan
secara rutin dan berkala terhadap infeksi menular seksual pada kelompok yang memiliki faktor
risiko tinggi misalnya, pekerja seks komersial, pengobatan yang tepat bagi penderita infeksi
menular seksual dan pasangan seksnya. Pelaksanaan peraturan kewajiban menggunakan
kondom 100% pada pekerja seks komersial dan pelanggannya.
Daftar Pustaka

Mikhael., 2019, INFEKSI, REKOMENDASI TERAPI, DAN RESISTENSI GONORE, KLINIK MAWAR
PKBI JAWA BARAT, Kota Bandung, Indonesia, CDK-278/ vol. 46 no. 8.

Sari M.P., 2017, METODE DIAGNOSTIK TRIKOMONIASIS VAGINA, J. Kedokt Meditek Volume 23,
No. 63.

Ratnasari D.T., Indramaya D.M., & matodiharjo S., 2010, VALIDITAS UJI DIAGNOSTIK
AGLUTINASI LATEKS DAN SEDIAAN BASAH PASIEN TRIKOMONIASIS VAGINALIS DI RSUD DR.
SOETOMO SURABAYA, Vol. 22 No. 2.

Khairiyah U., Lesmana S.D., & Gandrakirana D.A., 2012, IDENTIKASI TRICHOMONAS VAGINALIS
PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KAWASAN JONDUL KOTA PEKANBARU DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA, Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai