Anda di halaman 1dari 12

MATERI PERKULIAHAN : DIKSI ( PILIHAN KATA)

PERTEMUAN KE :VI
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
JURUSAN/SMESTER : AKUNTANSI/ III
HARI/TANGGAL : KAMIS, 16 APRIL 2020
JAM : 18.30-20.00
DOSEN : DR. MARGIYANTO SUKAMTO,MM,MPD

POKOK BAHASAN : PILIHAN KATA(DIKSI)

A.Pengertian Diksi ( Pilihan Kata )


Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras
untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di
antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak
salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk
mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan
secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh
penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan
kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan
dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.  Harimurti (1984) dalam
kamus linguistic,  menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan
selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis
dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.

B. Fungsi Diksi ( Pilihan Kata )


Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata
tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan
interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau
pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain
itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga
dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar
lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar
tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

C. Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi ( Pilihan Kata )


Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu
persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu
dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu,
ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca
sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan
ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a.    Kaidah kelompok kata/ frase
b.    Kaidah makna kata
c.    Kaidah lingkungan sosial
d.   Kaidah karang-mengarang
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a. Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya
pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
 Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok
kata pandangan mata tidak dapat digantikan  dengan lihatan mata.
 Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim.
Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah
mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan
kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya,
atau pun jaksa tinggi   karena kata tersebut tidak seksama.
 Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak
lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan
membingungkan pengertian saja.
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing
bersantap sebagai sinonim anjing makan.  Kemudian kata santapan rohani tidak
dapat pula digantikan dengan makanan rohani.  Kedua kata ini mungkin tepat
pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan
pemakaian-nya.
b. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
  Jenis Makna
 Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
1.    Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di dalam
kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik,
buku
2.    Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami
proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh :
-   Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ; Adik mengotori  lantai itu.
-   Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan salah satu
sumber protein nabati.
-        Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di rumah sakit
bersalin
 Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
1.    Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi
panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut
juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh :   
-        Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
-        Besi : logam yang sangat keras
2.    Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi
pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga
sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh :   
-        Ibu kota : pusat pemerintahan
-        Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
-        Jamban : kamar kecil
 Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
1. Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang
konkret.
Contoh :
-        meja, baju, membaca, menulis
2.    Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan
yang konkret.
Contoh :
-        baik, indah, sedih, gembira
  Perubahan Makna
 Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas.
1.    Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata Dulu Sekarang
Berlayar Mengarungi laut dengan Mengarungi lautan dengan
memakai kapal layar alat apa saja
Putera-puteriDipakai untuk sebutan anak-anak Sebutan untuk semua anak
raja laki-laki dan perempuan
2.    Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna dahulu
Kata Dulu Sekarang
Sekarang Sebutan untuk semua orang Gelar untuk orang yang
cendikiawan sudah lulus dari
perguruan tinggi
Madrasah Sekolah Sekolah yang mempelajari
ilmu agama Islam

 Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :


1.    Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya
barudirasakan lebih baik dari arti sebelumnya. 
Contoh:
-        Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan
-        Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
2.    Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah. Arti baru
dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya.
Contoh:
-        Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya
-        Kata bini sekarang dirasakan kasar
  Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1.    Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan
sifat.
Contoh:
-        Tasya menyikat  giginya sampai bersih
-        Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
2.    Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan
antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
-        Sayur itu rasanya pedas sekali
-        Kata-katanya sangat pedas didengar.
  Relasi Makna
1.    Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan
pengucapan.
Contoh :
-       Bisa berarti ;
o  Dapat, sanggup
o  racun
-       Buku berarti ;
o  Kitab
o  antara ruas dengan ruas
2.    Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan
tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
-        Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
-        Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
-        Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
3.    Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan
pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
-        Bang  dengan bank
-        Masa  dengan massa
4.    Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya
tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
-        Pintar dengan pandai
-        Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh
sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin
kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di
dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-
hal berikut ini :
      Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
-       Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
-       Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
-       Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
      Perbedaan dialek regional
Contoh : 
-       Handuk bersinonim  tuala ,
-       selop  bersinonim seliper 
      Pengaruh bahasa asing
Contoh :
-       kolosal  bersinonim besar,
-       aula bersinonim ruangan,
-       realita bersinonim kenyataan .
      Perbedaan dialek sosial
Contohnya :
-       suami  bersinonim laki,
-       istri bersinonim bini,
-       mati bersinonim wafat.
      Perbedaan ragam bahasa
Contohnya :
-       membuat bersinonim menggubah,
-       assisten bersinonim pembantu,
-       tengah bersinonim madya.
      Perbedaan dialek temporal
Contohnya :
-       hulubalang bersinonim komandan,
-       kempa bersinonim stempel,
-       peri bersinonim hantu .
5.    Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Conto:
-        Tua- muda
-        Besar – kecil
-        Luas  – sempit
6.    Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing
berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki
banyak makna.
Contoh:
-        Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi dapat
juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.
-        Kata kaki  yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia  tetapi dapat
juga kaki meja yang menahan meja.
D. Pembentukan Kata dalam Diksi ( Pilihan Kata )
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah
ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan.
 Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata
Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita
temukan, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis misalnya:.
Penanggalan awalan meng-
Penanggalan awalan ber-
Peluluhan bunyi /c/
Penyengauan kata dasar
Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
Padanan yang tidak serasi
Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap
Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
Penggunaan kata yang hemat
Analogi
Bentuk jamak dalam bahasa indonesia.
 Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep
istilah tertentu.Dalam membuat definisi hal yang perlu di perhatikan adalah tidak
boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan. 
Contoh definisi : 
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan, dan
benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat,
perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari :
1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum
di mengerti. Umumnya di gunakan pada permulaan suatu pembicaraan atau diskusi. 
Definisi nominalis ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik, definisi
etimologik, definisi semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif. 
2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah,
bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu :
- Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara
penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda (definisi analitik)
dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas
genus dan diferensia (definisi konotatif).
- Definisi diskriptif
yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal
tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi.
3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan dari segi
kegunaan atau tujuan. Definisi praktis dibedakan atas tiga macam yaitu:
- Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah
pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat di amati. 
- Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan
dan tujuannya. 
- Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang
dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain. 
 Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan
EYD.Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia.Bahasa
Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang
masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara lain dari
bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari
bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia.
Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu: 
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut memiliki
bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya. 
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan anomali apabila
kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya. 
 Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan
kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur
bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik
melalui proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya :Menurut taraf integrasinya unsur
pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua golongan. Pertama unsur pinjaman
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai
dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti
cara asing. Kedua unsur pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. 
 Anomali
Indonesia Aslinya
bank bank (Inggris)
Intern intern (Inggris)
qur’an qur’an (Arab)
jum’at jum’at (Arab)
Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan dengan unsur anomali.
Bila kita amati, maka akan dapat di simpulkan bahwa lafal yang kita keluarkan dari
mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal
yang tidak sesuai adalah : bank=(nk), jum’at=(’). 
Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami
perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk di baca bagaimana aslinya,
sehingga timbul anomali dalam fonologi. Contoh : 
Indonesia Aslinya
Expose Expose
Export Export
exodus Exodus
Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga yang terdiri dari
dua morfem atau lebih.Sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh.Misalnya :
Indonesia Aslinya
Federalisme federalism (Inggris)
Bilingual bilingual (Inggris)
Dedikasi dedication (Inggris)
Edukasi education (Inggris)

E. Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang


a.    Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
b.    Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari
masyarakat umum.
Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.
Kata Ilmiah Kata Popular
Analogi kiasan
Frustasi rasa kecewa
Final akhir
Diskriminasi  perbedaan perlakuan
Prediksi ramalan
Kontradiksi pertentangan
Format  ukuran
Anarki kekacauan
Biodata biografi singkat
Bibliografi daftar pustaka
c.    Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur
yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan
terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya :
populasi, volume, abses, H2O,dan sebagainya.
d.   Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa
pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-
kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata
biasa.
Contohnya :
asoy,  manatahan  dan sesuatu ya .

F. Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi


1. Kata dari dan daripada
Contoh :
-       Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
-       Peristiwa itu timbul dari  peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
-       Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2.    Kata pada dan kepada
Contoh :
-       Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
-       Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3.    Kata di dan ke
Contoh :
-       Atika sedang berada di luar kota  (fungsi kata depan di)
-       Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan
waktu)
4.    Kata dan dan dengan
Contoh :
-       Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
-       Ibu memotong kue dengan pisau
5.    Kata antar dan antara
Contoh :
-       Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
-       Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

Kesimpulan

Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam


menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan
kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin
disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata
juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi
mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil
karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan
penulis.

Anda mungkin juga menyukai