Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR JAWABAN UAS MK TEOLOGI PASTORAL

Nama : Eri

NIM : 1802111590

Kelas : B/VI

1. Alasan saya memilih sarana di sekolah karena disekolah itu tempatnya berkumpul siswa
siswi yang akan kita gunakan untuk melakukan praktek konseling pastoral. Karena
disekolah kita bisa menggunakan pasilitas yang ada seperti diaula, dimana diaula
tersebut bisa menampung banyak siswa.
2. Pengertian model konseling pastoral yang digunakan dalam buku ini sama dengan istilah
pendekatan (approach) seperti digunakan oleh banyak ahli praktisi lainnya. Model
Konseling pastoral adalah membantu adalah berdasarkan atas kerangka pikir atau teori
tertentu yang dipakai sebagai acuan utama bagi praktik konseling pastoral. Acuan dasar
dan utama itu biasanya menjadi pengarah atau pendoman bagi konseling pastoral
dalam praktik konseling pastoralnya.
A. Psikoanalisis, penemu model ini adalah Sigmund Freud (1856-1939). Kemudian
diteruskan oleh tokoh seperti Carl jung (1875-1961) dan Alfred Adlerian Klasik (1870-
1937). Pikiran dasar bagi model ini segala pikiran dan tingkah laku pada masa kini
dikendalikan oleh energi psikis iya (dunia tidak sadar) dan pengalaman psikoseksua pada
awal perkembangan kehidupannya. Motivasi dan konflik dalam alam tidak sadar adalah
penyebab utama dari tingkah laku orang masa kini. Tujuan konselor pastoral menolong
konseli menyadari konflik yang ada dalam ia tidak sadar, perkembangan psikoseksual,
dan masa kecil konseli. Jangka waktu model ini cenderung melakukan konseling jangka
panjang atau long term. Teknik utama, konselor adalah seorang analis anonim.
Keterbatasan model ini bersifat fatalistik.
B. Model eksperiensial, penemu model ini adalah Victor Frankl (1905-1997). Pikiran
dasar model ini Memfokuskan diri pada konseli hidup manusia yang paling hakiki. Dalam
hal ini termasuk kesadaran akan eksistensi diri, kebebasan untuk menentukan pilihan
dan nasib sendiri, tanggung jawab, kecemasan sebagai unsur dasar eksistensi manusia.
Model ini menekankan kodrat atau konseli dasar hidup manusia. Tujuan konselor
membantu konseli untuk melihat bahwa dirinya adalah makhluk bebas. Jangka waktu
model ini cenderung melakukan konseling jangka pendek atau short term. Teknik
utama, bagi model ini teknik adalah nomor dua dan yang utama adalah kualitas
hubungan antar konselor pastoral dan konseli. Keterbatasan banyak teori dari model ini
membingungkan dan tidak didefinisikan dengan baik.
C. Person atau klien, penemu model ini adalah Carl Rogers (1902-1987). Pikiran dasar
tipologi model ini sangat optimis dan non deterministik. Manusia yang merealisasi
dirinya secara utuh. Tujuan, menciptakan iklim sedemikian rupa sehingga konseli dapat
melakukan eksplorasi diri dan mengatahui hal-hal yang menghalangi pertumbuhannya
dan memahami aspek -aspek kehidupan dirinya yang semula tidak diakui atau rusak.
Jangka waktu model ini cenderung melakukan konseling jangka pendek atau short term.
Teknik utama model ini memanfaatkan beberapa teknik, namun yang terpenting adalah
sikap dan keterampilan konselor. Keterbatasan ada kritik terhadap model ini, misalnya
sikap konselor yang pasif, tidak aktif dan sampai batas tertentu permisif karena dia
hanya membatasi pada memantulkan perasaan yang diungkapkan oleh konseli.
D. Gestalt, penemu/tokoh model ini Firtz Perls (1893-1970). Pikiran dasar, seorang
individu berjuang untuk menjadi utuh dan mengintegrasikan pikiran (kognitif), tatarasa
(afektif) dan tatalaku (behavioral). Pandangannya tentang manusia bersifat optimistis.
Model ini menekankan dan berorientasi pada kekuatan diri sendiri dan meninggalkan
orientasi pada kekuatan luar. Tujuan untuk membantu konseli untuk mencapai
kesadaran tentang pengalamannya dari waktu ke waktu. Jangka waktu model gestalt
cenderung untuk melakukan konseling jangka pendek atau short term. Teknik utama
yaitu teknik kursi kosong (empaty cheir) Gestalt. Dimana konseli dihadapkan dengan
kursi kosong dan konselor pastoral meminta konseli diperhadapmukakan dengan kursi
kosong dan konselor pastoral meminta konseli untuk menumpahkan perasaan ke kursi
kosong. Keterbatasan teknik yang digunakan dapat mendorong konseli mencurahkan
perasaan secara intens dan tanpa kendali.
E. Model Adlerian, penemu/tokoh model ini diberi nama sesuai dengan penentunya,
yakni Alfred Adlerian (1870-1937). Pikiran dasar, kodrat manusia adalah positif. Adlerian
bertumpu pada model pertumbuhan. Model ini bertumpu pada kemampuan manusia
untuk hidup dalam masyarakat secara bersama. Tujuan, konselor membantu konseli
menciptakan tujuan dan arti hidup yang hakiki. Konselor mendorong konseli agar
mengembangkan tujuan -tujuan sosial yang berguna. Jangka waktu, praktis model ini
adalah memakai konseling jangka waktu pendek atau short term. Teknik utama, model
ini menggunakan berbagai keterampilan dan teknik yang digunakan oleh model lain
seperti memperjelas, memberi dorongan, menantang, menafsirkan, mengumpulkan
data untuk membuat sejarah hidup, kontrak konseling, memberikan tugas rumah,
usulan, dan nasihat, mengusulkan sesuatu yang sangat bertentangan. Keterbatasan,
model ini masih kurang riset dan percobaan untuk mengevaluasi dan membuktikan
apakah teori dasarnya.
F. Model Analisis Transsaksional, penemu/tokoh Eric Berne (1910-1970). Pikiran dasar,
orang mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk memilih. Apa yang telah
diputuskan pada masa lalu dapat diputuskan kembali atau berubah pada masa kini.
Tujuan, membantu konseli untuk bebas dari permainan, skrip, dan mempunyai otonomi
dan kebebasan sendiri untuk memilih apa yang mereka inginkan. Jangka waktu, model
ini cenderung memakai konseling jangka waktu pendek atau short term. Teknik utama,
model ini adalah daftar pertanyaan pola hubungan yang ada untuk mengecek kapan
pola hubungan itu ditanamkan. Keterbatasan, belum banyak riset dilakukan untuk
mendukung teori dasar analisis transsaksional.
G. Model behavioral, penemu/tokoh model ini adalah Albert Bandura (1925-kini).
Pikiran dasar, tingkah laku adalah hasil proses belajar. Kita adalah hasil dan sekaligus
menghasilkan lingkungan. Model behavioral membuat ukuran - ukuran keberhasilan
dari konseling serinci mungkin sebagai bahan evaluasi nantinya. Tujuan, membantu
konseli untuk menghilangkan perilaku menyimpang dan belajar tingkah laku yang lebih
afektif. Jangka waktu aliran ini cenderung memakai konseling jangka waktu pendek atau
short term. Teknik utama, teknik kunci yang digunakan dalam konseling model ini antara
lain desensitisasi sistematis. Keterbatasan model ini adalah dapat terjadi konseli
mengubah perilakunya tanpa mengubah perasaannya.
H. Model emotif-rasional, Penemu/tokoh Albert Ellis (1913-2007). Pikiran dasar,
manusia dikodratkan untuk berpikir secara rasional. Tujuan membantu konseli untuk
menghilangkan pikiran - pikiran yang cenderung merusak dirinya sendiri dan membantu
mereka untuk lebih toleran, serta rasional tentang kehidupan. Untuk mencegah
persoalan kehidupan pada masa kini dan mendatangkan dengan metode ilmiah. Jangka
waktu model ini cenderung memakai konseling jangka waktu pendek atau short term.
Teknik utama, model ini menggunakan berbagai teknik dari model lain dan disesuaikan
dengan kondisi dan persoalan setiap konseli. Teknik itu diantaranya membuang pikiran
atau kepercayaan irasional, mengubah pola pikir, serta mempelajari dan berlatih tingkah
laku yang lebih sehat. Keterbatasan, sangat berbahaya apabila konselor hanya berusaha
menemukan kepercayaan yang irasional kemudian melawannya. Cara ini mungkin akan
membuat konseli pergi jauh-jauh.
I. Model Realitas, Penemu/tokoh William Glasier (1925-2013). Penemu aliran ini masih
hidup sampai saat ini. Pikiran dasar, manusia bertanggung jawab atas kehidupannya
sendiri. Ia bebas menentukan dirinya sendiri. Tujuan, konselor membantu kesatuan
konseli agar menjadi kuat dan rasional (secara rasional dan pikiran) untuk menerima
tanggung jawab atas kehidupannya. Jangka waktu aliran ini cenderung memakai
konseling jangka waktu pendek atau short term. Teknik utama pada umumnya
menggunakan teknik yang bersifat aktif, direktur dan didaktik (mengajar). Teknik dari
model ini digunakan sejauh dapat membantu konseli dapat menilai apa yang mereka
lakukan pada masa kini dan bersedia untuk berubah. Keterbatasan, kurang menghargai
nilai dan tidak menyelidiki pengalaman masa lalu, impian, alam tidak sadar, pengalaman
masa kecil, dan transformasi dari konseli dalam konseling.
J. Model dan teknik eklektik, penemu/tokoh oleh Butler (Coret, 2995 : 4-14). Model
eklektik berusaha untuk mengintegrasikan Ciri-ciri terbaik dari model konseling yang
ada. Konselor eklektik biasanya mempunyai sikap konsep dan teknik sendiri sebagai
dasar bagi pengintegrasian model-model yang ada.
3. Model Gestalt, penemu/tokoh model ini Firtz Perls (1893-1970). Pikiran dasar, seorang
individu berjuang untuk menjadi utuh dan mengintegrasikan pikiran (kognitif), tatarasa
(afektif) dan tatalaku (behavioral). Pandangannya tentang manusia bersifat optimistik.
Model ini menekankan dan berorientasi pada kekuatan diri sendiri dan meninggalkan
orientasi pada kekuatan luar. Aliran ini berfokus pada kini dan sini. Manusia mempunyai
tanggung jawab pribadi atas dirinya atas urusan yang belum /tidak terselesaikan;
menghindari atau mengalami masa kini; dan kesadaran tentang masa kini.
Tujuan untuk membantu konseli untuk mencapai kesadaran tentang pengalamannya
dari waktu ke waktu. Menantang konseli untuk mencari dukungan internal sebagi
pendukung eksternal.
Jangka waktu model gestalt cenderung untuk melakukan konseling jangka pendek atau
short term.
Teknik utama yaitu teknik kursi kosong (empaty cheir) Gestalt. Dimana konseli
dihadapkan dengan kursi kosong dan konselor pastoral meminta konseli
diperhadapmukakan dengan kursi kosong dan konselor pastoral meminta konseli untuk
menumpahkan perasaan ke kursi kosong. Keterbatasan teknik yang digunakan dapat
mendorong konseli mencurahkan perasaan secara intens dan tanpa kendali.
4. Langkah yang akan saya lakukan untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar adalah

saya harus memberikan pemahaman kepada siswa bahwa belajar itu penting, meskipun
kita belajar secara online atau jarak jauh, dari rumah, dan juga saya akan datang kepada
siswa yang mulai jenuh dalam belajar pada saat pandemi covid -19, agar semangat
mereka bangkit kembali dalam melakukan pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Menurut saya model dan teknik yang cocok untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam
belajar adalah model Adlerian karena model ini pikiran dasar, kodrat manusia adalah
positif. Dimana siswa didorong untuk oleh kepentingan sosial. Dimana siswa harus
berjuang untuk mencapai cita-cita tertentu dan berjuang untuk melakukan tugas
kehidupan. Dengan demikian alasan saya memilih model dan teknik Adlerian ini, karena
pikiran dasarnya manusia harus berjuang dalam menghadapi situasi apapun baik itu
pandemi covid 19, untuk mencapai cita-cita dan berjuang untuk melakukan tugas
kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai