Anda di halaman 1dari 2

Epidemiologi

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan serangan epilepsi berulang (dua atau
lebih), tidak diprovokasi oleh penyebab langsung yang teridentifikasi (ILAE, 1993). Kejang multipel yang
terjadi dalam periode 24 jam atau episode status epileptikus (SE) dianggap sebagai kejadian tunggal.
Individu yang hanya mengalami kejang demam atau hanya kejang neonatus (dalam 30 hari pertama
kehidupan), dan orang dengan kejang simtomatik akut (kejang yang berhubungan dengan penyakit
sistemik akut, intoksikasi, penyalahgunaan atau penarikan zat, atau gangguan neurologis akut), dan
individu dengan kejang tunggal yang tidak diprovokasi, tidak termasuk dalam kategori epilepsy (Banerjee
et al., 2009)

Epilepsi merupakan salah satu penyakit saraf yang paling umum dan mempengaruhi orang-orang dari
segala usia, ras, kelas sosial,dan lokasi geografis. Insiden rata-rata kejang simtomatik akut adalah 29-39
per 100.000 per tahun. Epilepsi adalah masalah kesehatan masyarakat yang bersifat costly dan
kompleks. Epilepsi menyumbang sekitar 0,5% dari beban penyakit global pada tahun 2005, atau lebih
dari 7 juta disability-adjusted life-years. Prevalensi dan beban epilepsi sangat tinggi di negara-negara
miskin, yakni lebih dari 85% beban epilepsi global terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah-bawah (Lancet, 2012). Gejala kejang akut mendominasi pada kelompok usia <1 tahun dan
lansia. Berdasarkan systematic review dan meta-analysis study, tingkat kejadian epilepsi ditemukan
mencapai 61,4 per 100.000 orang tiap tahunnya. Insiden epilepsi lebih tinggi di negara berpenghasilan
rendah-menengah daripada di negara berpenghasilan tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya
perbedaan struktur populasi berisiko, paparan/faktor risiko perinatal, tingkat infeksi SSP, dan cedera
otak traumatis (Beghi, 2020).

Kejadian epilepsy di Indonesia mencapai 700.000-1.400.000 kasus, dengan pertambahan sebesar 70.000
kasus baru setiap tahunnya. Prevalensi epilepsi di Indonesia mencapai 8,2 per 1000 penduduk, dengan
angka insiden mencapai 50 per 100.000 penduduk. Sebanyak 1,8 juta pasien yang menderita epilepsy
membutuhkan pengobatan. Saat ini, diperkirakan terdapat 2,4 juta kasus baru epilepsy pada setiap
tahunnya, dan 50% kasus terjadi pada masa remaja atau kanak-kanak. Jumlah kasus teringgi ditemukan
pada kelompok usia <15 tahun dan kembali melonjak pada usia >65 tahun (Nugraha, 2021).

Nugraha, B., Rahimah, S.B. and Nurimaba, N., 2021. Gambaran Karakteristik Pasien Epilepsi di Rumah
Sakit Al-Ihsan Tahun 2018-2019.

Beghi, E., 2020. The epidemiology of epilepsy. Neuroepidemiology, 54(2), pp.185-191.

Lancet, T., 2012. Wanted: a global campaign against epilepsy.

Commission on Classification and Terminology of the International League Against Epilepsy (ILAE), 1993.
Guidelines for epidemiologic studies on epilepsy Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia
34, 592—596.

Banerjee, P.N., Filippi, D. and Hauser, W.A., 2009. The descriptive epidemiology of epilepsy—a review.
Epilepsy research, 85(1), pp.31-45.

Anda mungkin juga menyukai