Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN HEWAN

MAKALAH

OVULASI DAN TIPE TELUR

OLEH:

Kelompok 3

Evi Lina

Doni Kurniawan

Nurfitriani

Alwan

TADRIS IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAH KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkash karunia,berkah, rahmat, dan hidayah yang tidak terhingga
sehingga makalah dengan judul “ovulasi dan tipe telur” dapat terselesaikan
dengan baik.

Shalawat beserta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW


yang telah membawa ummatnya kejalan yang benar yakni agama
islam.Alhamdulillah sehingga saat ini penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan baik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua,keluarga dan


pihak yang membimbing dan membantu penulis untukmakalah ini

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan
memiliki banyak kekurangan, sehingga untuk menyempurnakan makalah ini
dengan baik,penulis sangat mengharapkan masukannya baik berupa kritik
maupun saran dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Gerung , September 2021

( Penyusun)

2
DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii

KATA PENGHANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Ovulasi....................................................................................................3
B. Telur .......................................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

LAMPIRAN..............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas hormon-hormon
reproduksi, antara lain progesteron, esterogen, Luteinizing Hormone (LH) dan
Follicle Stimulating Hormone (FSH). Progesteron dan esterogen dihasilkan
oleh ovarium (indung telur), sedangkan LH dan FSH dihasilkan oleh kelenjar
pituitari (hipofisis) yang mengeluarkan hormon langsung ke aliran darah.
Kelenjar pituitari berperan penting dalam mengatur fungsifungsi endoktrin.
Pada siklus menstruasi dihasilkan hormon yang memiliki peranan penting
dalam tubuh manusia, yaitu esterogen dan progesteron. Siklus menstruasi
sepenuhnya dikontrol oleh sistem endokrin. Siklus menstruasi pada hari
pertama terjadinya pendarahan akan menyebabkan kadar esterogen dan
progesteron dalam tubuh sangat rendah. Keadaan ini akan merangsang
produksi Gonadotrophic Hormon, yaitu Luteinizing Hormone (LH) dan
Follicle Stimulating Hormone (FSH). Peningkatan kadar LH dan FSH ini
akan memulai siklus baru di ovarium.
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-
jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan
makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai
sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam
amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging,
ayam, tahu, tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga
digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam
pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber

4
protein yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang
membutuhkan telur (Chartbet, 2013).
Proses produksi ovum dalam ovarium disebut dengan ovogenesis.
Proses ini meliputi perubahan dari oogonia menjadi ovum. Pada ovogenesis
tidak ada perubahan bentuk seperti yang terjadi pada spermatogenesis.
Ovogenesis memasuki tahap tumbuh baru ketika makhluk mencapai atau
menjelang usia dewasa kelamin. Tahap tumbuh ini ditandai dengan isi
sitoplasma oogonium bertambah banyak oleh kuning telur (deuplasma),
berkembangnya membran sel (zona pelusida), dan proliferasi sel-sel folikel
(Sukra 2000).
Fertilisasi internal merupakan fertilisasi yang berlangsung didalam
tubuh hewan betina.Oleh karena itu, ovum dan sperma berada dalam jarak
yang sangat dekat didalam satu saluran kantung maka peluang untuk
terjadinya fertilisasi jauh lebih besar dibandingkan dengan fertilisasi
eksternal.Untuk mengantarkan spermatozoa kepada ovum didalam tubuh
hewan betina, diperlukan adaptasi organ-organ reproduksi baik pada hewan
jantan maupun hewan betina. Hewan jantan harus mempunyai organ untuk
memasukan sperma kedalam tubuh hewan betina ( penis) . Sementara itu
hewan betina juga harus mempunyai saluran atau kantung untuk menerima
dan menyimpan sperma (Chartbet, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ovulasi …??
2. Apakah yag dimaksud denga telur..??
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ovulasi
2. Untuk mengetahui apa pengerian dari telur

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ovulasi
1. Pengertian ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari
indung telur ke rahim melalui saluran yang bernama tuba falopi. Sel telur
yang dilepaskan inilah yang bisa dibuahi sperma dan berkembang menjadi
janin. Ovulasi sering disebut sebagai masa subur wanita.
Ovulasi merupakan salah satu fase dalam siklus menstruasi. Karena
siklus setiap wanita bisa berbeda-beda waktunya, maka waktu ovulasi pun
dapat bervariasi. Anda bisa mengetahui waktu ovulasi dari perhitungan
kalender maupun melihat tanda-tandanya.
2. Proses ovulasi pada wanita
Ovulasi berlangsung dalam empat fase
Siklus menstruasi seorang wanita terdiri dari empat fase, yaitu fase
menstruasi, fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal. Pada kondisi
normal, keempatnya akan berlangsung secara berurutan setiap
bulannya.Fase menstruasi adalah proses meluruhnya jaringan dinding
rahim yang keluar sebagai darah haid karena tidak ada pembuahan sel
telur yang terjadi. Fase folikular merupakan proses pematangan sel telur di
indung telur.Fase ovulasi adalah pelepasan sel telur yang sudah matang
menuju rahim agar bisa dibuahi, sedangkan fase luteal merupakan waktu
bagi organ-organ bersiap menghadapi kehamilan.Apabila kehamilan tidak
terjadi, maka fase menstruasi akan kembali dirasakan, dan siklus terus
berlanjut hingga wanita mengalami menopause.Fase ovulasi dimulai
dengan dilepaskannya hormon tertentu oleh kelenjar pituitari di otak.

6
Hormon yang merangsang terjadinya ovulasi adalah luteinizing hormone
(LH).Adanya LH akan membuat ovarium alias indung telur secara
otomatis melepaskan sel telur yang sudah dimatangkan saat fase folikular.
Saat dilepaskan dari ovarium, sel telur tersebut akan bergerak menuju tuba
falopi sebelum akhirnya berakhir di rahim.Saat sudah berada di rahim, sel
telur sudah bisa dibuahi oleh sperma. Jika pembuahan berhasil terjadi,
maka Anda akan dinyatakan hamil.
3. Waktu terjadinya ovulasi
Siklus menstruasi seorang wanita yang normal bisa berlangsung antara
21-35 hari. Namun rata-rata para wanita memiliki siklus selama 28 hari.
Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid bulan ini hingga hari
pertama haid bulan berikutnya.Karena lama siklus haid setiap wanita bisa
berbeda-beda, maka waktu ovulasinya pun berbeda, seperti berikut ini.
a. Jika siklus menstruasi 28 hari, maka ovulasi biasanya akan terjadi di
hari ke-14 dari siklus dan hari paling suburnya adalah hari ke-12, 13,
dan 14.
b. Jika siklus menstruasi 35 hari, maka ovulasi biasanya akan terjadi pada
hari ke-21 dari siklus dan hari paling suburnya adalah hari ke-19, 20,
dan 21.
c. Jika siklus menstruasi 21 hari, maka ovulasi biasanya akan terjadi pada
hari ke-7 dan hari paling suburnya adalah hari ke-5, 6, dan 7.

Ovulasi umumnya terjadi selama 24 jam. Setelah itu, sel telur yang
sudah dilepaskan akan rusak atau hilang terserap oleh jaringan di
sekitarnya.Meski ovulasi hanya berlangsung satu hari, tapi Anda bisa
memiliki masa subur selama beberapa hari karena sperma pada dasarnya
bisa bertahan hingga lima hari di rahim.Oleh karena itu, jika Anda
berhubungan seks satu atau dua hari sebelum ovulasi, maka sperma yang
tertinggal di rahim masih bisa membuahi sel telur yang kelak akan

7
dilepaskan.Namun perlu diingat bahwa mengetahui tanggal pasti Anda
sedang mengalami ovulasi adalah hal yang memang tidak mudah.Untuk
meningkatkan kesempatan hamil, Anda disarankan untuk berhubungan
intim setiap 3 atau 4 hari sekali sehingga jika salah memperkirakan waktu
ovulasi, kehamilan masih bisa terjadi.

B. Telur
1. Pengertian telur
Telur yang dihasilkan dari pembuahan atau perkawinan dari berbagai
hewan walaupun sudah berhasil dibuahi masih masih memiliki peluang
yang kecil untuk dapat berkembang pada awal-awalnya yang masih
memerlukan perlindungan, penyesuaian, dan makanan. Telur yang
bercangkang seperti ayam merupakan suatu adaptasi. Telur sendiri terdiri
atas sejumlah besar kuning telur dan sedikit sitoplasma. Stelah fertilisasi
dan masih dalam oviduk, telur dilapisi oleh lapisan-lapisan albumen encer
yang tebal (putih telur) dan cangkang dari kasium karbonat (Tim
Penyusun, 2014).

Telur megalesital adalah tipe telur yang mempunyai jumlah yolk


yang sangat banyak sehingga inti dengan sedikit ooplasma terdesak ke
kutub anima. Telur tipe ini berukuran besar karena kendungan yolknya,
contoh telur pisces, reptil, dan aves. Telur sentrolesital adalah tipe telur
dengan yolknya terkonsentrasi di tengah dan ooplasma tampak sebagi
selaput tipis diwilayah permukaan dengan pulau-pulau sitoplasma, contoh
telur arthropoda. Sel telur memiliki selaput pertama yaitu selaput vitelin
yang sangat tipis dan dihasilkan oleh sel telur. Pada waktu tejadi
fertilisasi, selaput terangkat sehingga membentuk selaput yang
membungkus sel telur. Selaput sel telur yang berlangsung berbatasan

8
dengan disebut dengan zona pelusida, dan selaput telur disebelah luar zona
pelusida disebut korona radiata (Sukra, 2000).
2.  Tipe Telur Berdasarkan Banyaknya Vitelus
Berdasarkan banyaknya yolk (vitelus) dalam sitoplasmanya telur
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya:
a. Telur Oligolesital: vitelus sedikit. Sel telur yang sedikit sekali atau
hampir tidak mengandung yolk. Keadaan ini dijumpai oleh sel telur dari
bangsa mamalia dan manusia.
b. Telur Mesolesital: vitelus sedang. sel telur yang mengandung cukup
banyak yolk dan tersebar, tetapi banyak yang tertimbun di daerah vegetal.
Keadaan ini pada sel telur dari bangsa amphibia dan pisces.
c. Telur Polilesital: vitelus banyak. sel telur yang mengandung banyak yolk
dan tertimbun pada salah satu area. Keadaan ini dijumpai pada sel telur
dari bangsa unggas dan sel reptil.
d. Telur Megalesital/telolesital ekstrem: jumlah yolk sangat banyak
sehingga inti dengan sedikit sitoplasma terdesak ke permukaan telur.
Telur tipe ini berukuran besar contohnya telur Aves, dan Reptil.
Berikut beberapa model tipe telur berdasarkan persebaran vitelus
secara berurutan :
a) Telur Oligolesital
Oleh karena keadaan yolknya sedikit, maka perkembangan embrio
sangat memerlukan jaminan dari induknya. Karena itu, perkembangan embrio
dari bangsa ini berada didalam kandungan induk. Setelah berada dalam
beberapa waktu tertentu induknya melahirkan. Kecuali pada Amphioxus,
sebagai hewan pantai yang sedikit mengandung yolk pada sel telurnya.
b) Telur Mesolesital

9
Sel-sel telur yang dikeluarkan dari induknya masih belum mengalami
fertilisasi, karena itu sekali pun sel-sel telur itu telah dikeluarkan dari tubuh
induknya, tidak akan dapat berkembang menjadi individu baru sebelum
mengalami fertilisasi.
c) Telur Polilesital
Perkembangan zygot dari sel telur jenis ini dari telur sampai menjadi
anak berada dalam sel telur dan sama sekali tidak mendapatkan makanan dari
induknya, karena persediaan makanan (yolk) dapat mencukupi kebutuhan
bakal anak tersebut.
d) Telur Megalesital: vitelus lebih banyak (sangat banyak)
Sangat terlihat dimana jumlah yolk sangat banyak sehingga inti
dengan sedikit sitoplasma terdesak ke permukaan telur. Sehingga inti sel
sangat berdekatan dengan membran sel. Telur tipe ini berukuran besar, contoh
telur dengan tipe ini adalah telur Aves dan telur Reptil.
3. Tipe Telur Berdasarkan Persebaran Vitelus
Berdasarkan persebaran atau distribusi yolk (vitelus) dalam
sitoplasmanya telur dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya:
a. Telur Sentrolesital: yolk terhimpun pada bagian dalam dari telur dan
sitoplasma terdapat sebagai selaput tipis pada permukaan telur dengan
pulau-pulau sitoplasma di pusat telur. Contoh tipe telur ini yaitu telur
Arthropoda.
b. Telur Isolesital: jumlah yolk relatif sedikit dan tersebar merata di daerah
sitoplasma telur. Contohnya telur Echinodermata, Amphioxus, dan
Mamalia.
c. Telur Telolesital: jumlah yolk relatif banyak dan tersebar di sitoplasma
pada daerah kutub vegetatif

10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Dari pemaparan materi diatas dapat disimpulkan Ovulasi adalah proses


pelepasan sel telur yang sudah matang dari indung telur ke rahim melalui
saluran yang bernama tuba falopi. Sel telur yang dilepaskan inilah yang bisa
dibuahi sperma dan berkembang menjadi janin. Ovulasi sering disebut sebagai
masa subur wanita.
Telur yang dihasilkan dari pembuahan atau perkawinan dari berbagai
hewan walaupun sudah berhasil dibuahi masih masih memiliki peluang yang
kecil untuk dapat berkembang pada awal-awalnya yang masih memerlukan
perlindungan, penyesuaian, dan makanan. Telur yang bercangkang seperti
ayam merupakan suatu adaptasi. Telur sendiri terdiri atas sejumlah besar
kuning telur dan sedikit sitoplasma. Stelah fertilisasi dan masih dalam oviduk,
telur dilapisi oleh lapisan-lapisan albumen encer yang tebal (putih telur) dan
cangkang dari kasium karbonat (Tim Penyusun, 2014).

11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Bagian, Fungsi, Ciri, dan Jenis
Telur. http://tokopastri.com/blog/bagian-fungsi-ciri-dan-jenis-telur. (Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2016).

Campbell, N.A. 1974. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Parker, S. 2001. Jendela Iptek Tubuh Manusia. Jakarta:  Balai Pustaka.

Slamet, dkk. 2000. Perkembangan Hewan. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio- Benih Masa


Depan. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS.

Tim Penyusun. 2014. Buku petunjuk praktikum struktur dan perkembangan hewan


II. Indralaya: UNSRI.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai