Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ORGANOGENESIS TURUNAN EKTODERM

OLEH

GROUP 7:

1. SEREN REGINA WILHELMINA BUPU MAME (1901040032 )

2. THEODORUS E. M. NEOT (1901040073)

3. PUTRI BAINTELA (1901040041)

4. CHARLES PAULUS DOY (1701040035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “PERKEMBANGAN HEWAN”. Penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang konsep
didalamnya. Selain itu tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah
ini bisa diperbaiki menjadi lebih baik.

Kupang, September 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam pembentukan organ tubuh mahluk hidup dikenal adanya istilah organogenesis.
Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh atau alat tubuh, mulai dari bentuk
primitif (embrio) hingga menjadi bentuk definitif (fetus). Fetus memiliki bentuk yang
spesifik bagi setiap famili hewan. Artinya tiap bentuk fetus hewan memiliki ciri khas
tersendiri yang mencerminkan spesiesnya. Organogensis dimulai akhir minggu ke 3 dan
berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal
dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Radyatmi
dkk, 2017).
Organogenesis juga adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari  tiga
lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing-
masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung
yang  akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu
dengan yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu
penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu.
Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing
pada saat dewasa. Misalnya  lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung),
otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat
peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi
menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas
embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ
tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang
keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Lapisan Endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti
pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam
pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm
dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak
mata.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari organogenesis turunan ectoderm ?
2. Bagaimana proses pembentukan organ turunan ectoderm tersebut ?
3. Bagaimana perbandingan organogenesis turunan ectoderm dari amfibi, aves, dan
mamalia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari organogenesis tutunan dari ectoderm
2. Mengetahi proses pembentukan organ turunan ectoderm
3. Mengetahui perbandingan organogenesis turunan ectoderm dari amfibi, aves dan
mamalia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian oragnogenesis turunan ectoderm

Tahap organogenesis merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh


yang berkembang dari tiga lapisan gastrula. Lapisan ektoderm merupakan lapisan
terluar. Lapisan ini berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra..
Organogenesis merupakan suatu tahap embrio yang memerlukan waktupaling
lama, dan merupakan tahap paling sensitif selama perkembangan
embrio.Organogenesis berasal dari lapisan-lapisan germinal ektoderm, mesoderm
danendoderm yang berkembang menjadi organ-organ internal. Pertumbuhan ini di
awali dari pembentukan embrio yaitu bentuk primitifmenjadi fetus yaitu bentuk
defenitif dan kemudian berdeferensiasi dan memelikibentuk dan rupa yang
spesifik bagi keluarga hewan dalam satu spesies. Lapisandalam organogenesis
dibedakan menjadi tiga proses: lipatan, perpecahan, dankondensasi.
Organogenesis melibatkan peristiwa induksi embrionik. Induksi
embrionikadalah peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan pada embrio
yang menyebabkan berdiferensiasinya jaringan yang mendapat rangsangan
menjadisutu struktur yang baru. Induksi embrionik dibagi menjadi 2 yaitu,
induksiprimer dan induksi sekunder. Induksi primer adalah induks notokord
terhadapectoderm menghasilkan neural tube, yang akan berkembang sumbu
tubuh,sedangkan induksi sekunder adalah induksi yang terjadi setelah hasil
induksiprimer. Turunan ektoderm dibagi menjadi 3 yaitu, (1) pembentukan sistem
sarafpusat, (2) pembentukan mata, dan (3) pemebentukan kulit.
2.2 Proses Pembentukan organ turunan ectoderm
a.  Pembentukan sistem saraf pusat
Bumbung neural akan berkembang menjadi sistem saraf pusat, yaitu otak dan
sumsum tulang belakang.

b.  Pembentukan mata
Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan
cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di
dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang
sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan
kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah
melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi
penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.[4]
1)   Pembentukan mata embrio manusia terjadi pada usia kehamilan 6 minggu.
 Prosensefalon bakal diensefalon berevaginasi ke arah lateral membentuk vesikula
optic.
2)   Vesikula optik menginduksi ektoderm epidermis di hadapannya untuk
membentuk penebalan / plakoda lensa.
3)   Plakoda lensa berinvaginasi menjadi vesikula lensa, lalu menginduksi balik
vesikula optik → vesikula optik berinvaginasi menjadi cawan optic.
4)   Cawan optik berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu sebelah luar: lapisan
berpigmen → menjadi retina berpigmen; dan sebelah dalam: lapisan sensoris →
menjadi retina sensoris.
5)   Bagian pangkal cawan optik menyempit, disebut tangkai optik dan berhubungan
dengan diensefalon. Akson sel-sel ganglionik dari retina sensoris bertemu pada
bagian dasar mata sepanjang tangkai optik dan menjadi saraf optic.
6)  Vesikula lensa melepaskan diri dari ektoderm epidermis → menjadi lensa. Lensa
akan berdiferensiasi menjadi transparan, berkaitan dengan perubahan struktur sel
dan sintesis protein spesifik yang disebut kristalin.
7)   Lensa menginduksi ektoderm epidermis yang menutupinya → menjadi kornea.
Kornea akan menjadi jernih, karena pigmen pada sel-selnya menjdi hilang.
8)   Bagian tepi cawan optik yang tidak ikut berubah menjadi retina sensoris akan
berkembang menjadi iris.
9)   Lapisan koroid dan sklera dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi
mengelilingi bola mata.
10) Ektoderm epidermis di depan kornea akan menjadi kelopak mata. Kematian sel-
sel di tengah-tengah bagian tersebut menyebabkan terpisahnya kelopak mata atas
dan bawah.

c. Pembentukan kulit
Kulit adalah bagian paling luar dari jaringan tubuh kita lapisan terluar tubuh
manusia. Kulit membungkus tubuh kita. Pada saat kulit terkelupas, rasa perih
menyengat. Hal itu menunjukkan betapa kulit, selain membungkus tubuh, juga
memberikan perlindungan bagi jaringan jaringan di bawahnya. Pada tubuh kita,
kulit meliputi seluruh jaringan kulit secara umum, termasuk kulit wajah. Proses
pembentukan kulit:
1)   Sampai umur 1 bulan, embrio manusia hanya memiliki penutup tubuh berupa
selapis sel ektoderm berbentuk kubus.
2)   Sel-sel ektoderm membelah secara mitosis membentuk 2 lapisan, yaitu periderm
(sebelah atas) dan ektoderm (sebelah bawah). Periderm hilang sebelum bayi lahir.
3)  Pada akhir bulan ke-2 sel-sel ektoderm berproliferasi membentuk 2-3 lapis sel
yang disebut stratum germinativum (stratum basale).
4)  Stratum berikutnya terbentuk di atasnya, yaitu stratum spinosum.
5)   Berikutnya terbentuk stratum granulosum yang terdiri dari 3-5 lapis sel; sel-selnya
memiliki granula keratohialin.
6)   Berikutnya terbentuk stratum lusidum (pada kulit tak berambut/ kulit tebal)
berupa selapis tipis sel.
7)   Selanjutnya terbentuk stratum korneum yang merupakan lapisan epidermis
teratas. Sel-sel mati dari startum korneum secara kontinyu dilepaskan dari
permukaan kulit, digantikan oleh sel-sel lusidum. Sel-sel lusidum digantikan oleh
sel-sel dari lapisan granulosum, dan seterusnya. Hal ini dapat terjadi karena sel-sel
pada stratum germinativum selalu aktif berproliferasi.
8)   Dermis kulit dibentuk oleh sel-sel mesenkim yang berasal dari mesoderm somatik
hipomer atau dari dermatom epimer. Sel-sel mesenkim membentuk jaringan ikat,
pembuluh darah, serta otot polos penegak rambut (pada kulit berambut). Saraf dan
ujung-ujung saraf yang terdapat di dermis merupakan cabang dari saraf-saraf yang
memasuki kulit.

d.   Pembentukan wajah
Wajah  adalah bagian tubuh yang terpenting untuk identitas. Wajah manusia
sama dengan wajah mamalia stadium filotipik. Semula wajah tampak sebagai
mulut dan jidat (feon). Pertumbuhan antara mulut dan jidat yang diatur oleh gen
(morfogen) menimbulkan perbedaan antara mamalia yang satu dengan yang lain.
Terbentuknya lekukan hidung (nasal pit) identitas wajah mulai Nampak. Di antara
kedua lekukan timbul peninggian (nasal proses) yang akan jadi batang hidung. Di
sebelah lateral terjadi 2 alur (naso optic furrow), antara nasal pit dan calon mata.
Di bawah nasal pit, pertemuan calon maksile kanan-kiri belum bertemu sehingga
wajah masih banyak alur tampak seperti orang sumbing dan hidung pesek.

Perkembangan selanjutnya epiderm kanan dan kiri pada calon rahang atas
bertemu dan melebur, alur yang lain juga menutup, batang hidung meninggi, jarak
antara mulut dan jidat menjauh, mata berposisi kearah depan, mandibule terangkat
dari bagian leher, akhirnya menjadi wajah tetap manusia. Perkembangan tersebut
dimulai dari kehamilan minggu ke 14-19.
e.   Pembentukan hidung
Proses pembentukan hidung dimulai dari pembentukan wajah pada akhir
minggu ke-4 yang ditandai dengan adanya tonjol- tonjol wajah yang dibentuk oleh
pasangan lengkung faring pertama. Selanjutnya tampak tonjol maksila dan
mandibula, kemudian dan di sisi kanan kiri prominensia frontonasalis muncul
penebalan dari ektoderm permukaan yaitu placode nasal (olfactorius).
Pada minggu ke-5 plakoda-plakoda hidung mengalami invaginasi membentuk
lubang hidung, dalam hal ini plakoda membentuk rigi jaringan yang mengelilingi
masing-masing lubang dan membentuk tonjol hidung. Tonjol yang berada ditepi
luar lubang adalah tonjol hidung lateral dan yang ada ditepi dalam adalah tonjol
hidung medial.
Selama dua minggu selanjutnya tonjolan maxila terus bertambah besar
ukurannya, tonjolan ini tumbuh ke arah medial sehingga mendesak tonjol hidung
ke arah garis tengah kemudian celah antara tonjol hidung medial dan tonjol hidung
maksila hilang dan keduanya bersatu membentuk bibir atas.
Mula-mula tonjol hidung lateral terpisah oleh suatu alur yang dalam (alur
nasolakrimal).ektoderm dilantai alur ini membentuk sebuah tali epitel membentuk
ductus nasolacrimalis, ujung atasnya melebar membentuk saccus lacrimalis,
setelah lepasnya tali tersebut, tonjol maksila dan tonjol lateral menyatu. Hidung
yang terbentuk dari tonjol frontal membentuk jembatannya, gabungan tonjol-
tonjol hidung medial membentuk lekung cuping dan ujung hidung, dan tonjol
hidung lateral membentuk sisinya (alae).
Selama minggu ke-6 lubang hidung makin bertambah dalam,karena
tumbuhnya tonjol-tonjol hidung yang ada disekitarnya dan sebagian lagi karena
lubang ini menembus kedalam mesenkim bawahnya. Dan pada saat dan pada saat
itu diikuti juga dengan perkembangan syaraf olfaktori. Pada minggu ke-7 dan ke-8
organ hidung akan terlihat dengan jelas.
f.   Pembentukan telinga
Telinga terbagi menjadi tiga yaitu: telingan dalam, tengah dan luar. Telinga
dalam merupakan perkembangan dari plakoda otika yang mengalami invaginasi ke
arah rhombensefalon. Telinga tengah merupakan sisa perkembangan katung faring
II. Lubang telinga merupakan sisa perkembangan celah faring II, sedang daun
telinga merupakan pertumbuhan lengkung  faring I dan II.

Telinga tengah merupakan rongga derivate dari kantung faring berisi osikulus.
Osikulus terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Maleus kontak dengan membrane
timpani, meneruskan getaran ke inkus lalu ke stapes. Antara telinga dalam dan
tengah terdapat jendela (fenestra). Berhubungan dengan ronnga mulut melalui pipa
eustachius.
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pina) berasal dari peninggian lengkung
faring I dan II. Lubang telinga merupakan derivate celah faring I. Membran
timpani merupakan lapis mesodermal yang tidak tembus sehingga
membentuk  membrane sebagai penerima getaran.

2.3 Perbandingan organogenesis pada amfibia, aves, dan mamalia


Organogenesis Turunan Ektoderm Pada Amfibia
a. Pembentukan Saraf dan Indera
Susunan saraf mula-mula teriri dari 3 bagian yaitu Bumbung neural,neural
kress, dan plakode indra. Bumbung neural akan menjadi otak yang terbagi dalam 3
bagian prosenceohalon, mesencephalon, danrhombencephalon. Sedangkan
Neural kress yang akan membangun sarafspinal. Neurilemma dan selaput
schwan berasal dari spongioblast Neural crestsedangkan durameter dari sel
mesenkim.
b. Pembentukan Mata
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa otak terdiri dari tiga bgiansalah
satunya prosencephalon. Pada prosencephalon ini terdapat vesikula opticyang
merupakan bakal mata yang tampak sebagai sepasang penonjolan kearahlatera.
Vesikula optic melakukan invaginasi hingga terbentuk cawan opticyang
berdinding rangkap. Bagian dalam adalah bakal lapisan sensoris retinadan bagian
luar adalah lapisan berpigment yang tumbuh menjadi lapisanchoroid.
Bersamaan dengan berkembangnya cawan optic, plakoda
lensaberinvaginasi pula dan kemudian terlepa sebagi vesikula lensa yang
dicakupoleh cawan optic. Ektoderm tempat terlepasnya vesicular lensa kelak
akanmenjadi kornea mata

Gambar 1. Sayatan Embryo katak 1.Oral sucker of adhesive gland 3.


Optic cup4.Lens placode 5.Epidermis 6.Otic vesicle 7.Somites
8.Endodermal yolk mass 13
c. Pembentukan Insang Dan Telinga
Setelah janin memanjang lalu lipatan neural akan menutup
danberubah menjadi bumbung. Penutupan dari lipatan neural dimulai ditengah-
tengah janin dan berangsur ke anterior dan posterior. Selain itu
terjadipembentukan lengkung insang yang akan berubah menjadi tunas insang
daninsang serta alat pendengaran dari katak. Pembentukanya sendiri terjadi
padabagian plat anterolateral dimana ectoderm mengalami penebalan
dariectoderm menjadi plat indera. Plat indera ini mengalami
pelengkungansebanyak 6 lengkung. Pelengkungan dimulai dari bagian anterior
dan berlanjutmenuju posterior. Diantara Lengkung/ lipatan insang ke 3 sampai 6
ini, akanterbentuk lekuk insang dan kantong faring dan diantara lekuk insang
dankantong faring ini akan terbentuk celah insang sebanyak lima pasang
celahyang pertama akan menjadi rongga telinga dan saluran eustachius. Selain
itucelah insang ini juga akan berubah menjadi tunas insang dan akan
berubahmenjadi insang-insang luar pada Sedangkan bagian dalam penebalan
ectoderm.

d. Pembentukan Hidung
Pembentukan hidung merupakan organ indera terakhir yang
dibentukdibandingkan mata dan telinga. Bakal hidung tampak berupa lekuk
hidungyang berasal dari plakoda hidung yang berinvaginasi pada ectoderm
daridaerah telensefalon.
e. Pembentukan Kulit
Kulit terbentuk dari bumbung ectoderm awalnya terdiri dari selapis
selepidermis kemudian tumbuh menjadi dua lapis sel yaitu periderm berupa
selgepeng berada disebelah luar dan stratum germanitivum berupa sel kubusberada
disebelah dalam. Lapisan sebelah luar menanduk dan mengelupas terusmenerus
disebut stratum corneum.Warna kulit berasal dari chromatophoreyang dihasilkan
dari Neural crest.

Organogenesis Turunan Ektoderm Pada Aves


a. Sistem integumen
Periderm ditemukan pada semua embrio amniota sebagai sarana adaptasi.
Epidermis memiliki tiga lapisan. Bakal lapisan basal yang aktif akan berproliferasi
dan membentuk lapisan intermedier. Dibawah lapisan intermedier, mulai terbentuk
granul-granul keratholin yang dikenali pada stratum granulosum. Kemudian
lapisan periderm terkelupas karena gelembung-gelembung berisi glikogen pecah.
Kejadian tersebut bersamaan denga diferensiasi stratum korneum.

b. Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas spinal cord dan otak, disusun oleh beberapa
sel, yaitu neuroepitelium, neurobblasm glilobas, dan sel-sel ependim. Sebelum
bumbung neural menutup, inti dan sel anak kembali bergerak ke arah membran
dan mulai mensintesis DNA. Bersama dengan menutupnya bumbung neural, sel-
sel neuroepitel bermigrasi dari lumen membran dan akan membuat juluran –
juluran hingga terbentuk akson dan dendrit .
Indikasi paling awal dari pembentukan sistem saraf pusat muncul pada anak
ayam 16 sampai 18 jam sebagai penebalan lokal ektoderm yang membentuk plat
saraf. Plat saraf kemudian dilipat secara longitudinal untuk membentuk alur saraf.
Dengan peleburan tepi lipatan neural, pertama di daerah cephalic dan kemudian di
kaudal, alur neural ditutup untuk membentuk tabung dan pada saat yang sama
dipisahkan dari ektoderm tubuh. Bagian cephalic dari tabung saraf menjadi
melebar untuk membentuk otak dan sisa dari tabung saraf menimbulkan sumsum
tulang belakang.
Pada tahap awal otak menunjukkan serangkaian pembesaran di dinding
ventral dan lateral, menunjukkan struktur metamerik. Dalam pembentukan tiga
kondisi vesikel otak, garis demarkasi antara prosencephalon, mesencephalon, dan
rhombencephalon dibentuk oleh pembesar-besaran tertentu dari konstriksi inter-
neuromerik dan reduksi sel-sel lain. Pembesaran neuromerik bertahan paling lama
di rhombencephalon (Shain et al., 1972).

Gambar 2.Perkembangan Embrio Umur 33 Jam


Kondisi tiga-vesikel otak adalah sementara. Setelah 40 jam
rhombencephalon akan membelah menjadi metencephalon dan myelencephalon. 
Prosencephalon membesar ke vesikula optik, dan sedikit penyempitan pada
dinding dorsalnya menunjukkan awal demarkasi wilayah telencephalic dari daerah
diencephalic.
Pada akhir hari ketiga dinding vesikel antero-lateral dari otak depan utama
telah dievaginasi untuk membentuk sepasang vesikel yang terletak di salah satu
sisi garis tengah.  Evaginasi lateral ini dikenal sebagai vesikel
telencephalic. Bukaan melalui mana rongga mereka terus menerus dengan lumen
dari bagian median otak yang kemudian dikenal sebagai foramina
Monro. Pembagian telencephahc otak tidak hanya mencakup dua vesikula lateral
tetapi juga bagian median otak dari mana mereka muncul.Oleh karena itu,
teloccele memiliki tiga divisi, median, luas konfluen di posterior dengan diocoele,
dan dua lateral, menghubungkan dengan median melalui foramina Monro.
Dinding lateral diencephalon pada tahap ini menunjukkan sedikit
diferensiasi kecuali secara ventral dimana tangkai optik menyatu dengan dinding
otak. Perkembangan epiphysis sebagai evaginasi median di atap diencephalon
telah disebutkan. Kecuali untuk beberapa perpanjangan tidak berbeda dari
kondisinya ketika pertama kali terbentuk pada embrio sekitar 55 jam. Depresi
infundibular di lantai diencephalon telah menjadi sangat mendalam dan terletak di
dekat saku Rathke yang nantinya bergabung dalam pembentukan hipofisis.
Kemudian dalam perkembangan dinding lateral diencephalon menjadi sangat
menebal untuk membentuk talamus, sehingga mengurangi ukuran dan mengubah
bentuk diocoele, yang dikenal dalam anatomi dewasa sebagai ventrikel otak
ketiga. Bagian anterior atap diencephalon tetap tipis dan oleh pertumbuhan
pembuluh darah dari atas didorong ke ventrikel ketiga untuk membentuk pleksus
koroid anterior.

Gambar 3.Perkembangan embrio umur 50 jam.


Mesencephalon belum menunjukkan spesialisasi, di luar penebalan
dindingnya. Dinding dorsal dan lateral mesencephalon kemudian meningkat
dengan cepat dalam ketebalan dan menjadi lobus optik (copora quadrigemina) dari
otak orang dewasa. Lobus optik seharusnya tidak bingung dengan vesikel optik
yang timbul dari diencephalon embrio. Mereka sepenuhnya struktur yang
berbeda. Lantai mesencephalon juga menjadi sangat menebal dan dikenal pada
orang dewasa sebagai crura cerebri. Ini berfungsi sebagai jalur utama dari saluran
serat yang menghubungkan belahan otak dengan bagian posterior otak dan
sumsum tulang belakang. Mesocoele yang berukuran besar dengan demikian
dikurangi dengan menebalkan dinding ke kanal yang sempit (Aqueduct of
Sylvius). Batas antara mesencephalon dan metencephalon ditunjukkan oleh
penyempitan interneuromeric asli yang memisahkan mereka pada saat
pembentukan mereka. Kemudian dalam perkembangan ada secara ventral dan
lateral pertumbuhan luas saluran serat yang menimbulkan pons dan ke cerebellar
peduncle dari metencephalon dewasa. Atap metencephalon mengalami
pembesaran yang luas dan menjadi otak kecil individu dewasa. Di myelencephalon
dinding dorsal telah menjadi sangat berkurang dalam ketebalan menandakan nasib
terakhirnya sebagai atap tipis medula. Seperti atap diencephalon, atap
myelencephalon kemudian menerima pasokan yang kaya pembuluh darah kecil
yang didorong ke myelocoele untuk membentuk pleksus koroid posterior (pleksus
koroid dari ventrikel keempat). Dinding ventral dan lateral myelencephalon
menjadi lantai dan dinding samping medula otak orang dewasa .
Daerah sumsum tulang belakang dari tabung saraf ketika pertama
estabhshed, menunjukkan lumen yang elhptical di penampang. Seiring
berkembangnya perkembangan dinding lateral tali pusat menjadi sangat menebal
kontras dengan dinding dorsal dan ventral yang tetap tipis. Dalam proses ini lumen
(saluran pusat) menjadi dikompresi lateral sampai muncul dalam penampang
sebagai sedikit lebih dari celah vertikal. Dinding dorsal yang tipis dari tabung
dikenal sebagai pelat atap; dinding ventral yang tipis sebagai pelat lantai; dan
dinding samping yang menebal sebagai lempengan lateral (Tong et al., 2013).
Gambar 4. Perkembangan Spinal Cord

c. Organ Indera
Perkembangan organ indera dimulai dengan penebalan plakoda ektodermal,
sebagai hasil induksi sekunder dari wilayah sistem saraf pusat yang sedang
berkembang.
d. Mata
Perkembanganmata pada vertebratamerupakan proses yang kompleks
dan dinamis yang dihasilkan dari berbagai faktor dan interaksi seluler di antara
jaringan yang berbeda untuk menghasilkan bentuk yang sangat terorganisir dan
memiliki khusus struktur.
Langkah-langkah awal dalam Perkembangan mata berlangsung selama
akhir gastrulasi, ketika daerah lempeng saraf anterior berubah menjadi "bidang
mata" di bawah induksi mesoderm prechordal. Bidang mata ini kemudian
dibagi menjadi dua domain lateral yang terpisah oleh pengaruh molekul sinyal
yang disekresikan dari wilayah prechordal garis tengah.
Indikasi morfologi pertama pembentukan mata adalah evaginasi dari
vesikeloptik(OV). Kemudian setiap vesikel optik memperluas diri melalui
mesenkim dan membuat kontak dengan ektoderm permukaan, di mana titik
cross communication seluler dan molekuler didirikan antara jaringan ini,
sehingga perubahan struktural yang kompleks pada kedua bagian Ektoderm
mengental untuk membentuk placodelensa, yang kemudian invaginates,
sehingga menimbulkan vesikel lensa, sedangkan ektoderm permukaan
berlangsung terhadap pembentukan kornea. Selama Perkembangan, sel-selyang
membentuk vesikel lensa akan menjadi lebih rinci dan yang membedakan pada
pembentukan epitel lensa yaitu di wilayah anterior, serta serat lensa di bagian
posterior, sehingga lensa dapat berfungsi secara fungsional. Setelah invaginasi,
optik cup menjadi banyak struktur terhubung ke dinencephalon melalui tangkai
optik. Lapisan internal optik cup akan menimbulkan saraf retina, penginderaan
dan pengolahan jaringan cahaya mata, sedangkan lapisan luar akan menjadi
epitel berpigmen retina (RPE); daerah sendi pada gilirannya akan membentuk
iris dan tubuh ciliary
Retina itu sendiri tergantung pada proses progresif diferensiasi yang
dimulai dengan spesifikasi "saraf retina domain" dalam vesikel neuro
epithelium optik, yang terdiri dari proliferasi, sel-sel progenitor retina
dibedakan. Setelah pembentukan cangkir optik (optic cup) dan sepanjang
perjalanan Perkembangan, progenitor ini membedakan dengan berurutan
namun secara tumpang tindih menjadi tujuh jenis neuron dan glia, sehingga
menimbulkan struktur dilaminasi dengan badan sel disusun dalam tiga lapisan
nuklir dipisahkan oleh lapisan plexiform dibuat oleh proyeksi synaptic

Gambar1.Skema representasidariPerkembanganmatavertebrata. (A)

Spesifikasibidangmatadalampiringsarafanterior. (B) Pembentukanvesikeloptik.


(C) SpesifikasiRPE, retinasarafdan
domaintangkaioptikdalamoptik=vesikeldanpembentukanplacodelensadariektode
rmpermukaan. (D) Pembentukancangkiroptikdanvesikellensa. (E)
Maturecangkiroptikdanlensa. (F) Organisasiretinamatang. Singkatan: C:
Kornea; ef: Bidangmata;GCL: lapisan selganglion; inl: lapisan nuklirdalam;ipl:
lapisanplexiformbagian dalam; L: lensa; LP: placodelensa; LV: vesikellensa;
MS: mesenkim; NR: retinasaraf; ON: saraf optik; onl: lapisan nuklirluar; OPL:
lapisanplexiformoptik; OS: tangkaioptik; OV: vesikeloptik; RPE: epitel pigmen
retina; S: sclera; SE: ektodermpermukaan.
Sumber : (Tong et al., 2013)

a.Perkembangan Telinga

Telinga berasal dari vesikula optik yang merupakan interaksi wilayah


otak miensefalon dengan ektoder diatasnya (Lestari et al. 2017). Telinga
tengah berasal dari hasil interaksi endoderm kantung faring pertama dengan
ektoderm bagian dasar. Telinga berasal dari sel mesenkim luar (Lestari, et
al. 2017)
Struktur yang mengambil bagian dalam pembentukan telinga, yang
pertama muncul adalah placode pendengaran (Bortier, 1992). Placode
auditori dapat dikenali pada anak ayam 36 jam sebagai pelat ectoderm yang
menebal. Hampir segera setelah tampak placode tenggelam di bawah tingkat
ektoderm sekitarnya untuk membentuk lubang auditori (Patten,
1951). Dengan penyempitan pembukaan ke permukaan epitel lubang
pendengaran terjadi perpisahan dari ektoderm kepala dan dan dinding lateral
myelencephalon. Sebuah tubular tangkai, duktus endolymphatic, tetap pada
ektoderm dangkal, menandai lokasi dari invaginasi asli (Tong et al., 2013).
Vesikula pendengaran oleh serangkaian perubahan yang sangat kompleks
akan menimbulkan seluruh bagian epitel dari mekanisme telinga bagian
dalam. Serabut saraf yang timbul dari ganglion akustik tumbuh ke dalam
otak secara proksimal dan ke telinga bagian dalam membentuk hubungan
saraf di antara mereka. Pada tahap ini tidak ada indikasi diferensiasi meatus
auditori eksternal. Bagian dorsal dan bagian dalam sumbing hyomandibular
yang menimbulkan tabung eustachian dan ke ruang telinga tengah belum
menjadi terkait dengan vesikula pendengaran (Davey et al., 2018).

Organogenesis Turunan Ektoderm Mamalia


A. Pembentukan Otak
Diferensiasi bumbung neural menjadi 3 wilayah bakal sistem saraf pusat
yaitu otak dan medula spinalis, terjadi secara simultan. Bumbung neural
mengalami konstriksi sehingga terbentuk tiga ruang. Pada tingkatan jaringan,
bumbung neural akan berdiferensiasi membentuk jaringan fungsional otak dan
medula spinalis, sedangkan pada tingkatan sel, sel neuroepitelial akan
berdiferensiasi menjadi neuron dan sel glia (Lestari dkk, 2013).

Gambar6. Perkembangan Otak

Sumber: Radyatmi dkk, 2017

Bagian anterior bumbung neural, terbagi menjadi tiga wilayah yaitu otak
depan (prosensefalon), otak bagian tengah (mesensefalon) dan otak belakang
(rombensefalon). Pada waktu bagian bumbung neural posterior tertutup,
tonjolan vesikula optik yang akan menjadi retina, berkembang sepanjang sisi
lateral otak depan. Prosensefalon dibagi lagi menjadi, bagian anterior yaitu
telensefalon dan di bagian kauda disebut diensefalon. Telensefalon akan
membentuk hemispher serebrum, sedangkan diensefalon akan mementuk
vesikula optik yang merupakan bakal retina, terbentuk pula bakal talamus dan
hipotalamus, sedangkan mesensefalon tidak terbagi namun lumennya menjadi
saluran serebral. Rombensefalon berkembang menjadi dua wilayah, yaitu
mielensefalon dan metensefalon. Mielensefalon yang akan membentuk medulla
oblongata kemudian berdiferensiasi menjadi neuron saraf pusat, dan
bertanggung jawab terhadap rasa nyeri di daerah kepala dan leher.
Metensefalon akan berkembang menjadi otak kecil, yang mengkoordinasi
gerakan keseimbangan dan postur tubuh (Lestari dkk, 2013).

B. Pembentukan Kulit
Kulit merupakan salah satu dari turunan ektoderm. Pada awalnya epidermis
hanya selapis sel yang selanjutnya berkembang menjadi dua lapis, yaitu:
a. Lapisan Luar membentuk periderm yang akan menjadi lapisan sel yang
berpengaruh pada diferensiasi lapisan sel dibagian dalam

b. Lapisan Dalam disebut lapisan basal atau stratum germinativum yang terdiri
atas lapisan sel bakal epidermis yang akan melekat pada membran basal
(merupakan hasil sintesis lapisan basal).

Pada perkembangan selanjutnya, lapisan dalam membelah secara asimetris


menghasilkan sel anak yang tetap melekta pada membrane basal, dan berfungsi
sebagai sel induk (stem cell) sedangkan sel anak yang berada di atasnya akan
memulai berdiferensiasi dengan mensintesis keratin (terdiri atas protein dan
lipid yang bersifat kedap air), yang bentuknya semakin memanjang menjadi
suatu filament intermediat, sel penghasil keratin ini dinamakan keratinosit,
dengan membrannya saling terikat satu sama lain dengan keratinosit lainnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, sel-sel bakal akan terus menerus membelah
sehingga akan mendorong sel bagian atasnya menuju kea rah permukaan kulit.
Setelah lapisan sel (keratiosit) mensintesis keratin, aktivitas transkripsi
mengalami kematian dengan ciri protein keratin memipih dan mendorong
nukleus kebagian perifer, lapisan sel demikian ini disebut stratum korneum
(Lestari dkk, 2013).

Gambar 7. Perkembangan Kulit

Sumber: Radyatmi dkk, 2017

Beberapa faktor yang mempengaruhi pada perkembanngan epidermis


adalah BMPs (Bone Morphogenetic Proteins) yang menginisiasi transkripsi gen
p63 pada sel basal. Protein p63 dibutuhkan proliferasi dan diferensiasi
keratinosit, juga untuk merangsang produksi ligan Notch. Pembentukan
kelenjar keringat dan rambut membutuhkan suatu interaksi antara mesenkim
dermal dengan epitelium ektodermal, yang menghasilkan epithelium menebal
disebut plakoda yang berfungsi sebagai prekusor folikel rambut. Daerah
epidermal yang akan mengalami penebalan, terjadi sekresi protein Wnt dan
terjadi signaling Wnt untuk inisiasi perkembangan folikel rambut (Lestari dkk,
2013).

Pada mamalia, indikasi bagian epidermal akan membentuk rambut adalah


dengan adanya agregasi dengan fibroblas yang terletak di dermis, hasilnya
bentuk sel epidermal memenjang, membelah dan bergerak masuk kelapisan
dermis. Fibroblas merespon ingresi ini sehingga terbentuk nodus kecil disebut
papilla dermis, yang selanjutnya induksi sel epidermal untuk membelah secara
cepat dan berdiferensiasi membentuk sel-sel batang rambauut yang mengalami
keratinasi (Lestari dkk, 2013).

Gambar 8. Tahap-tahap utama pembentukan rambut manusia. (a) primordium


rambut umur 12 minggu (b) tonjolan rambut awal 15-16 minggu (c) bulbus
folikel rambut 18 minggu (d) rambut dewasa.

Sumber: Wiati, 2001

c. Organ Indra
Pembentukan organ indera ditandai dengan adanya penebalan (plakoda)
pada ektoderm yang berhadapan dengan otak. Plakoda nasal (olfaktorius), plakoda
optik, dan plakoda otik (auditorius) masing-masing berhadapan dengan
telensefalon, diensefalon, dan mielensefalon. Selain berasal dari plakoda optik
(bakal lensa), mata berasal juga dari bagian diensefalon, yaitu vesikula optik (bakal
retina) Bakal telinga yang mulai dibentuk adalah bakal telinga dalam yang berasal
dari plakoda otik, baru kemudian bakal telinga tengah, dan terakhir bakal telinga
luar (bagi hewan yang memiliki daun telinga atau pina).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh.


Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif)
menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk
dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu species. Ectoderm
meliputi. Pembentukan system saraf pusat, pembentukan mata, pembentukan kulit,
pembentukan wajah, pembentukan hidung dan pembentukan telinga.

3.2 saran

Pembahasan tentang Organogenesis dalam makalah ini, masih sangatlah


jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu jika ada kesalahan dan kekurangannya,
penulis memohon untuk di benarkan, karena penulis sangat membutuhkna saran
yang membantu penulis demi kemajuan dan keluasan ilmu pengetahuan dan untuk
perbaikan penulisan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://staf.ulm.ac.id/muhammadarsyad/organogenesis-pembentukan-indera-dan-
kulit/

https://pdfcoffee.com/makalah-organogenesis-derivat-ektoderm-pdf-free.html

http://novalis99.blogspot.com/2017/01/organogenesis.html

Anda mungkin juga menyukai