OLEH :
KELOMPOK 7
A12-A KEPERAWATAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena segala keterbatasan
dan waktu yang dimiliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak untuk menambah dan memperluas
wawasan.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca, maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang uji Sign Test.
2. Untuk mengetahui tentang uji Wilcoxon.
3. Untuk mengetahui tentang uji Mann Whitney.
4.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Uji Tanda akan dilakukan berdasarkan tanda, yaitu (+) dan (-) yang didapat dari
selisih nilai penngamatan. Misalkan hasil pengamatan Xi dan Yi masing-masing terjadi
karena perlakuan A dan B.
1. Sampel berukuran n dapat ditulis sebagai (X1, Y1), (X2, y2), … , (Xn, Yn).
2. Bentuk selisih-selisih (X1-Y1), (X2-Y2), …, (Xn, Yn).
3. Penentuan tanda (+) atau (-)
( + ) jika Xi > Yi ( – ) jika Xi < Yi
Saat Xi = Yi, abaikan pasangan tersebut
Nyatakan banyak tanda ( + ) atau ( – ) yang paling sedikit dalam h.
Bilangan h dapat dipakai untuk menguji hipotesis:
H0 : Tidak ada perbedaan penngaruh kedua perlakuan.
H1 : Terdapat pengaruh kedua perbedaan perlakuan.
Dalam hal ini, pengaruh diukur oleh arata-rata, sehingga uji tanda dapat
digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata populasi.
Kriteria penolakan diperoleh berdasarkan dari harga-harga h sebagai batas
criteria pengujian untuk harga n yang didapat.
2
h hitung ≤ h tabel , tolak H0
Contoh :
Data berikut adalah mengenai hasil dua macam daging sapi (dinyatakan dalam Kg)
untuk tiap kandang dari berbagai lokasi.
Daftar
Hasil Dua Macam Daging Sapi Per Kandang
Dari 20 Lokasi (dalam Kg)
1 3,4 3,0 +
2 3,7 3,9 –
3 2,8 3,2 –
4 4,2 4,6 –
5 4,6 4,3 +
6 3,8 3,4 +
7 3,6 3,5 +
8 2,9 3,0 –
9 3,0 2,9 +
10 3,8 3,7 +
11 4,0 3,7 +
12 3,9 4,0 _
13 3,8 3,5 +
14 4,2 4,5 –
15 4,7 3,9 +
16 4,0 3,7 +
17 3,6 3,2 +
18 3,2 2,9 +
3
19 3,4 3,0 +
20 2,9 3,6 –
Dari tabel di atas, dapat kita ketahui h hitung = 7 untuk tanda yang paling
sedikit, yaitu ( – ), dengan n = 20 dan α = 0,05 dapat diperoleh h tabel = 5. Sehingga
kita memperoleh h hitung ≥ h tabel. Oleh karena itu, kita menerima H0 pada taraf
nyata 0,05, yaitu hasil kedua macam daging sapi adalah sama.
Apabila n > 95, maka harga h tabel dapat dihitung dengan mengambil
bilangan bulat terdekat yang lebih kecil dari:
Keterangan:
Nilai k untuk α = 0,01 adalah k = 1, 2879
Nilai k untuk α = 0,05 adalah k = 0,9800
Contoh (ii):
Misalkan hasil penelitian menghasilkan n = 150 dan h hitung = 60 untuk α = 0,05,
maka:
h tabel 1/2 (n – 1) – k ( n + 1)1/2 = (60 – 1) – (0,9800)
= 62, 4578
Dari sini dapat kita lihat bahwasannya, h tabel = 62, sehingga h hitung < h
tabel, dengan demikian H0 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan antara kedua
pengaruh kedua perlakuan dapat kita tolak.
4
berbentuk ranking atau data kualitatif (skala nominal atau ordinal) atau data
kuantitatif yang tidak berdistribusi normal.
Sign-Wilcoxon test cocok digunakan apabila kita tidak hanya mengetahui
besarnya setiap beda tetapi juga arah harga pengamatan yang bersangkutan, maka kita
dapat menetapkan peringkat untuk masing-masing beda tersebut. Sign-Wilcoxon test
berfungsi untuk menguji perbedaan antar data berpasangan, menguji komparasi antar
2 pengamatan sebelum dan sesudah (before after design) dan mengetahui efektivitas
suatu perlakuan. Metode ini tidak tergantung pada bentuk distribusi induk maupun
parameternya. Sign-Wilcoxon test tidak memerlukan asumsi tentang bentuk distribusi.
Uji tanda (sign test) memanfaatkan hanya tanda-tanda ‘plus’dan ‘minus’ yang
diperoleh dari selisih antara nilai pengamatan dan median pembanding, tetapi
mengabaikan besarnya selisih-selisih tersebut. Wilcoxon (1945) memperkenalkan satu
prosedur nonparametrik untuk menguji median yang memanfaatkan baik arah (tanda
‘plus’dan ‘minus’) maupun besar arah itu. Uji ini dikenal dengan istilah uji peringkat
bertanda Wilcoxon (Wilcoxon signed-rank test). Uji ini digunakan untuk menguji dua
kelompok sampel terkait prosedur NonParametrik
2. Hipotesis Uji
H0 : D = 0 (Rata-rata sama)
H1 : D ≠ 0 (Rata-rata berbeda sama)
3. Statistik Uji
Prosedur umum uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut :
Hitung selisih nilai data kelompok 1 dengan kelompok 2 dan median untuk setiap
pengamatan, Di = Pre ke i – Post ke i
Beri peringkat untuk |Di|. Jika ada nilai yang sama (disebut ties) beri peringkat
tengah (mid-rank).
Pasangkan tanda ‘plus’ dan ‘minus’ pada peringkat sesuai nilai pada langkah
pertama.
Hitunglah : jumlah peringkat bertanda ‘plus’ (T+), dan jumlah peringkat bertanda
‘minus’ (T-).
5
4. Kaidah Keputusan
Tolak H0 jika T’ < Tn(α/2), dimana Tn(α/2) diperoleh dari Tabel Wilcoxon
Untuk contoh berukuran besar dapat didekati dengan sebaran normal baku
menggunakan rumus :
a. Formula untuk data tidak memiliki nilai duplikat (no ties)
5. Contoh Soal
Perusahaan garmen “MAJU” ingin mengukur peningkatan prestasi kerja karyawan
diperusahaan setelah diberikan pelatihan. Untuk itu diambil sampel sebanyak 10
karyawan, datanya adalah sbb:
Nilai
Karyawa Selisih
Sebelum Sesudah Tanda Peringkat
n X2 – X1
(X1) (X2)
1 72 76 4 + 3.5
2 67 90 23 + 7
3 71 75 4 + 3.5
4 86 86 0 diabaikan
5 83 83 0 diabaikan
6 60 88 28 + 8
7 91 88 -3 - 2
8 70 82 12 + 6
9 69 67 -2 - 1
10 80 72 -8 - 5
Nilai T-hitung
T(+) = 3.5 + 7 + 3.5 + 8 + 6 = 28
6
T(- ) = 2 + 1 + 5 = 8
T’ hitung = min (T+,T-) = 8
Karena ada 2 data yang nilainya nol, maka n = 8
Tabel Wilcoxon n=8, α=0.05 adalah T-Tabel=3
Output SPSS
Test Statisticsb
Sesudah -
Sebelum
Z -1.402a
Asymp. Sig. (2- .161
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
7
dengan uji wilocoxon karena uji wilcoxon untuk dua sampel yang berpasangan.
sedangkan mann whitney khusus untuk dua sampel yang independent.
2. Persyaratan
3. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian dapat dilakukan sebagai berikut :
Susun kedua hasil Pengamatan menjadi satu kelompok sampel
Hitung jenjang/ rangking untuk tiap – tiap nilai dalam sampel gabungan
Jenjang atau rangking diberikan mulai dari nilai terkecil sampai terbesar
Nilai beda sama diberi jenjang rata –rata
Selanjutnya jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel.
Hitung Nilai statistik uji U.
8
Bisa menggunakan salah satu dari rumus di atas. Nah untuk mencari nilai U1 dan
U2 seperti berikut.
Keterangan :
U1 = Statistik uji U1
U2 = Statistik uji U2
R1 = jumlah rank sampel 1
R2 = jumlah rank sampel 2
n1 = banyaknya anggota sampel 1
n2 = banyaknya anggota sampel 2
Setelah mendapatkan nilai statistik uji U1 dan U2. kemudian mengambil nilai
terkecil dari kedua nilai tersebut. Nilai terkecil yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan tabel mann whitney.
9
Rumus diatas digunakan apabila ada rangking yang berbeda. Sedangkan untuk ada
rangking yang sama menggunakan rumus seperti berikut.
a. Pemilihan Metode
Kembali ke contoh kasus. Dari tujuannya kita menggunakan analisis
pebandingan dua rata-rata independent. kemudian dari data yang digunakan yaitu
interval. sehingga perlu uji normalitas terlebih dahulu untuk menentukan apakah
menggunakan mann whitney atau uji t beda dua rata-rata independent. Dalam
contoh ini kita anggap saja datanya tidak berdistribusi normal. Sehingga disini kita
menggunakan uji Mann-Whitney.
10
b. Hipotesis:
H0 : Denyut nadi wanita sama dengan denyut nadi pria
H1 : Denyut nadi wanita berbeda dengan denyut nadi pria
c. Susun kedua hasil Pengamatan menjadi satu kelompok sampel dan buat peringkat
seperti berikut
11
86 10,5 80 2,5
85 8 80 2,5
86 10,5
84 6
Jumlah Rangking 97,5 38,5
Sedangkan untuk menghitung U2. Bisa dengan menggunakan rumus.
U2 = n1.n2 - U1
U2 = 9.7 - 52,5
U2 = 10,5
Kemudian dari kedua nilai tersebut diambil nilai terkecil yaitu 10,5 yang
digunakan untuk membandingkan dengan tabel Mann Whitney.
Cara membaca tabel mann whitney:
Pertama tentukan jumlah setiap sampel. Misalnya dalam contoh diatas yaitu n1=9
dan n2 =7. Kemudian tentukan nilai titik kritis (α). dalam contoh ini menggunakan
0,05. Kemudian dihubungkan kolom n1 dan baris n2. dan lihat titik kritis (α) yang
digunakan yaitu 0,05. Hasilny yaitu 12.
f. Kesimpulan
Oleh karena nilai U statistik uji lebih kecil dari nilai U tabel Mann Whitney yaitu
10,5 < 12. Sehingga Keputusan H0 ditolak, H1 diterima. Sehingga bisa
disimpulkan ada perbedaan antara denyut nadi pria dan denyut nadi wanita.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji yang digunakan untuk membandingkan pengaruh hasil dua perlakuan yang
ditinjau dari nilai rata-rata, peneliti dapat menggunakan Uji tanda (Sign Test). Uji
Tanda digunakan untuk menguji hipotesis dengan dua komparatif dan datanya
berbentuk data ordinal.
Sign-Wilcoxon test merupakan uji untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
antara dua sampel dependen yang berpasangan atau berkaitan dan digunakan sebagai
alternatif pengganti uji Paired Sample T Test jika data tidak berdistribusi normal.
Wilcoxon signed rank test bersifat non-parametrik yang berhubungan dengan data
berbentuk ranking atau data kualitatif (skala nominal atau ordinal) atau data
kuantitatif yang tidak berdistribusi normal.
Uji Mann-Whitney atau lebih dikenal dengan u-test ini digunakan sebagai
alternatif lain dari uji T parametrik bila anggapan yang diperlukan bagi uji T tidak
dijumpai. Tehnik ini dipakai untuk mengetest signifikansi perbedaan antara dua
populasi, dengan mengunakan sampel random yang ditarik dari populasi yang
sama. Test ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t bilamana
persyaratan-persyaratan parametriknya tidk terpenuhi, dan bila datanya berskala
ordinal. Uji ini berbeda dengan uji wilocoxon karena uji wilcoxon untuk dua sampel
yang berpasangan. sedangkan mann whitney khusus untuk dua sampel yang
independent.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber–sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggung jawabkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat. 2014. Statistik Dalam Kajian Deskriptif Intervensi dan Nonparamedik.
Jakarta: Kencana.
Budiarto, Eko. 2016. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Chandra, Budiman. 2013. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.
Ery Rustiyanto. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan Edisi Pertama
Jilid I. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
14