Anda di halaman 1dari 17

BIOSTATISTIK

ANALITIK NON PARAMETRIK


UJI BEDA (WILCOXON, MAN WITNEY)

OLEH :
KELOMPOK 7
A12-A KEPERAWATAN

I GUSTI AGUNG DIANA RATRI ASTUTI 18.321.2832


I MADE AGUNG SURYA DIYASA 18.321.2834
I MADE SUJANA YASA 18.321.2835
I NYOMAN BAGUS YUDISTIRA KUSUMA PUTRA 18.321.2836
NI PUTU ARI ADNYANI 18.321.2852

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena segala keterbatasan
dan waktu yang dimiliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak untuk menambah dan memperluas
wawasan.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca, maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Denpasar, 23 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii


DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Uji Sigh Test...........................................................................................2
2.2 Uji Wilcoxon..........................................................................................5
2.3 Uji Man Whitney....................................................................................8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................14
3.2 Saran ......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAK..............................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode statistika telah digunakan untuk persoalan di mana populasinya dimisalkan
mempunyai atau mengikuti distribusi tertentu yang diketahui bentuknya. Pada umumnya
telah dimisalkan bahwa populasinya berdistribusi normal. Untuk menentukan kepastian
kenormalan tersebut, maka dibutuhkan Uji Kenormalan. Akan tetapi peneliti tidak selalu
mendapatkan kepastian kenoramalan itu, sehingga asumsi kenormalan tidak selalu dapat
dijamin penuh. Jika metode statistika bersifat tidak tehadap asumsi kenormalan, tetapi
tidak akan terlalu mengganggu dan tidak membahayakan kesimpulan yang akan dibuat
apabila metode statistika tersebut digunakan, hal ini tidak akan terlalu dipermasalahkan.
Namun ternyata tidak semua metode statistika itu bersifat tidak berubah, Dalam hal ini,
Metode Statistika Nonparametrik atau Metode Statistika Bebas Distribusi berperan.
Sehingga dapat kita simpulkan, metode Statistika Nonparametrik adalah metode statistika
yang digunakan saat data yang akan diteliti belum diketahui kenormalannya dan metode
statistika lainnya tidak memenuhi syarat kenormalan. Di sini, metode statistika
nonparametrik yang akan dibahas adalah Uji Tanda (Sign Test), Uji Wilcoxon, dan Uji
Mann Withney.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud mengenai uji Sign Test?
2. Apakah yang dimaksud mengenai uji Wilcoxon?
3. Apakah yang dimaksud mengenai uji Mann Whitney?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang uji Sign Test.
2. Untuk mengetahui tentang uji Wilcoxon.
3. Untuk mengetahui tentang uji Mann Whitney.
4.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uji Sign Test


Dalam banyak eksperimen, peneliti sering ingin membandingkan pengaruh hasil dua
perlakuan. Untuk data yang berpasangan, satu sebagai hasil perlakuan A dan satu yang
lain merupakan hasil perlakuan B. untuk membandingkan kedua hasil perlakuan yang
ditinjau dari nilai rata-rata, peneliti dapat menggunakan Uji tanda (Sign Test). Uji Tanda
diguunakan untuk menguji hipotesis dengan dua komparatif dan datanya berbentuk data
ordinal. sangat baik bila syarat-syarat berikut terpenuhi:
1. Pasangan hasil pengamatan yang sedang dibandingkan bersifat independen
2. Masing-masing pengamatan dari tiap pasang terjadi karena pengaruh kondisi
yang serupa
3. Pasangan yang berlainan teerjadi karena kondisi yang berbeda

Uji Tanda akan dilakukan berdasarkan tanda, yaitu (+) dan (-) yang didapat dari
selisih nilai penngamatan. Misalkan hasil pengamatan Xi dan Yi masing-masing terjadi
karena perlakuan A dan B.
1. Sampel berukuran n dapat ditulis sebagai (X1, Y1), (X2, y2), … , (Xn, Yn).
2. Bentuk selisih-selisih (X1-Y1), (X2-Y2), …, (Xn, Yn).
3. Penentuan tanda (+) atau (-)
( + ) jika Xi > Yi ( – ) jika Xi < Yi
Saat Xi = Yi, abaikan pasangan tersebut
Nyatakan banyak tanda ( + ) atau ( – ) yang paling sedikit dalam h.
Bilangan h dapat dipakai untuk menguji hipotesis:
 H0        : Tidak ada perbedaan penngaruh kedua perlakuan.
 H1        : Terdapat pengaruh kedua perbedaan perlakuan.
Dalam hal ini, pengaruh diukur oleh arata-rata, sehingga uji tanda dapat
digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata populasi.
Kriteria penolakan diperoleh berdasarkan dari harga-harga h sebagai batas
criteria pengujian untuk harga n yang didapat.

2
h hitung ≤ h tabel ,  tolak H0
Contoh :
Data berikut adalah mengenai hasil dua macam daging sapi (dinyatakan dalam Kg)
untuk tiap kandang dari berbagai lokasi.

Daftar
Hasil Dua Macam Daging Sapi Per Kandang
Dari 20 Lokasi (dalam Kg)

Kandang Macam A Macam B Tanda (Xi – Yi)

1 3,4 3,0 +

2 3,7 3,9 –

3 2,8 3,2 –

4 4,2 4,6 –

5 4,6 4,3 +

6 3,8 3,4 +

7 3,6 3,5 +

8 2,9 3,0 –

9 3,0 2,9 +

10 3,8 3,7 +

11 4,0 3,7 +

12 3,9 4,0 _

13 3,8 3,5 +

14 4,2 4,5 –

15 4,7 3,9 +

16 4,0 3,7 +

17 3,6 3,2 +

18 3,2 2,9 +

3
19 3,4 3,0 +

20 2,9 3,6 –

Dari tabel di atas, dapat kita ketahui h hitung = 7 untuk tanda yang paling
sedikit, yaitu ( – ), dengan n = 20 dan α = 0,05 dapat diperoleh h tabel = 5. Sehingga
kita memperoleh h hitung ≥ h tabel. Oleh karena itu, kita menerima H0 pada taraf
nyata 0,05, yaitu hasil kedua macam daging sapi adalah sama.
Apabila n > 95, maka harga h tabel dapat dihitung dengan mengambil
bilangan bulat terdekat yang lebih kecil dari:
Keterangan:
Nilai k untuk α = 0,01 adalah k = 1, 2879
Nilai k untuk α = 0,05 adalah k = 0,9800

Contoh (ii):
Misalkan hasil penelitian menghasilkan n = 150 dan h hitung = 60 untuk α = 0,05,
maka:
h tabel 1/2 (n – 1) – k ( n + 1)1/2           =   (60 – 1) – (0,9800)
=  62, 4578
Dari sini dapat kita lihat bahwasannya, h tabel = 62, sehingga h hitung < h
tabel, dengan demikian H0 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan antara kedua
pengaruh kedua perlakuan dapat kita tolak.

2.2 Uji Wilcoxon

1. Pengertian Uji Wilcoxon


Sign-Wilcoxon test merupakan uji untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
antara dua sampel dependen yang berpasangan atau berkaitan dan digunakan sebagai
alternatif pengganti uji Paired Sample T Test jika data tidak berdistribusi normal.
Wilcoxon signed rank test bersifat non-parametrik yang berhubungan dengan data

4
berbentuk ranking atau data kualitatif (skala nominal atau ordinal) atau data
kuantitatif yang tidak berdistribusi normal.
Sign-Wilcoxon test cocok digunakan apabila kita tidak hanya mengetahui
besarnya setiap beda tetapi juga arah harga pengamatan yang bersangkutan, maka kita
dapat menetapkan peringkat untuk masing-masing beda tersebut. Sign-Wilcoxon test
berfungsi untuk menguji perbedaan antar data berpasangan, menguji komparasi antar
2 pengamatan sebelum dan sesudah (before after design) dan mengetahui efektivitas
suatu perlakuan. Metode ini tidak tergantung pada bentuk distribusi induk maupun
parameternya. Sign-Wilcoxon test tidak memerlukan asumsi tentang bentuk distribusi.
Uji tanda (sign test) memanfaatkan hanya tanda-tanda ‘plus’dan ‘minus’ yang
diperoleh dari selisih antara nilai pengamatan dan median pembanding, tetapi
mengabaikan besarnya selisih-selisih tersebut. Wilcoxon (1945) memperkenalkan satu
prosedur nonparametrik untuk menguji median yang memanfaatkan baik arah (tanda
‘plus’dan ‘minus’) maupun besar arah itu. Uji ini dikenal dengan istilah uji peringkat
bertanda Wilcoxon (Wilcoxon signed-rank test). Uji ini digunakan untuk menguji dua
kelompok sampel terkait prosedur NonParametrik
2. Hipotesis Uji
H0 : D = 0  (Rata-rata sama)
H1 : D ≠ 0 (Rata-rata berbeda sama)
3. Statistik Uji
Prosedur umum uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut :
 Hitung selisih nilai data kelompok 1 dengan kelompok 2 dan median untuk setiap
pengamatan, Di = Pre ke i – Post ke i
 Beri peringkat untuk |Di|. Jika ada nilai yang sama (disebut ties) beri peringkat
tengah (mid-rank).
 Pasangkan tanda ‘plus’ dan ‘minus’ pada peringkat sesuai nilai pada langkah
pertama.
 Hitunglah : jumlah peringkat bertanda ‘plus’ (T+), dan jumlah peringkat bertanda
‘minus’ (T-).

Statistik uji yang digunakan untuk masing-masing hipotesis adalah adalah :


T’ = min (T-, T+)

5
4. Kaidah Keputusan
Tolak H0 jika T’ < Tn(α/2), dimana Tn(α/2) diperoleh dari Tabel Wilcoxon
Untuk contoh berukuran besar dapat didekati dengan sebaran normal baku
menggunakan rumus :
a. Formula untuk data tidak memiliki nilai duplikat (no ties)

b. Formula untuk data memiliki nilai duplikat (with ties)

5. Contoh Soal
Perusahaan garmen “MAJU” ingin mengukur peningkatan prestasi kerja karyawan
diperusahaan setelah diberikan pelatihan. Untuk itu diambil sampel sebanyak 10
karyawan, datanya adalah sbb:

Nilai
Karyawa Selisih
Sebelum Sesudah Tanda Peringkat
n X2 – X1
(X1) (X2)
1 72 76 4 + 3.5
2 67 90 23 + 7
3 71 75 4 + 3.5
4 86 86 0 diabaikan
5 83 83 0 diabaikan
6 60 88 28 + 8
7 91 88 -3 - 2
8 70 82 12 + 6
9 69 67 -2 - 1
10 80 72 -8 - 5

Nilai T-hitung
T(+) = 3.5 + 7 + 3.5 + 8 + 6 = 28

6
T(- ) = 2 + 1 + 5 = 8
T’ hitung = min (T+,T-) = 8
Karena ada 2 data yang nilainya nol, maka n = 8
Tabel Wilcoxon n=8, α=0.05 adalah  T-Tabel=3

Perhitungan Pendekatan Normal (with ties)

Output SPSS

Test Statisticsb
Sesudah -
Sebelum
Z -1.402a
Asymp. Sig. (2- .161
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

2.3 Uji Mann Whitney


1. Pengertian Uji Mann Whitney
Uji Mann-Whitney atau lebih dikenal dengan u-test (juga disebut Mann–
Whitney–Wilcoxon (MWW), Wilcoxon rank-sum test, or Wilcoxon–Mann–Whitney
test). Uji ini dikembangkan oleh H.B Mann dan D.R. Whitney dalam tahun 1947. Uji
Mann-Whitney ini digunakan sebagai alternatif lain dari uji T parametrik bila
anggapan yang diperlukan bagi uji T tidak dijumpai. Tehnik ini dipakai untuk
mengetest signifikansi perbedaan antara dua populasi, dengan mengunakan
sampel random yang ditarik dari populasi yang sama. Test ini berfungsi
sebagai alternatif penggunaan uji-t bilamana persyaratan-persyaratan
parametriknya tidk terpenuhi, dan bila datanya berskala ordinal. uji ini berbeda

7
dengan uji wilocoxon karena uji wilcoxon untuk dua sampel yang berpasangan.
sedangkan mann whitney khusus untuk dua sampel yang independent.
2. Persyaratan

a. Data berskala ordinal, interval atau rasio.


b. Terdiri dari 2 kelompok yang independent atau saling bebas.
c. Data kelompok I dan kelompok II tidak harus sama banyaknya harus sama
banyaknya.
d. Data tidak harus berdistribusi normal. sehingga tidak perlu uji normalitas

3. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian dapat dilakukan sebagai berikut :
 Susun kedua hasil Pengamatan menjadi satu kelompok sampel
 Hitung jenjang/ rangking untuk tiap – tiap nilai dalam sampel gabungan
 Jenjang atau rangking diberikan mulai dari nilai terkecil sampai terbesar
 Nilai beda sama diberi jenjang rata –rata
 Selanjutnya jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel.
 Hitung Nilai statistik uji U.

4. Formula Rumus Mann Withney Test


Ada dua macam tehnik U-test ini, yaitu U-test untuk sampel-sampel kecil dimana n ≤
20 dan U-test sampel besar bila n > 20. Oleh karena pada sampel besar bila n > 20,
maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal, maka test signifikansi
untuk uji hipotesis nihilnya disarankan menggunakan harga kritik Z pada tabel
probabilitas normal. Sedangkan test signifikansi untuk sampel kecil digunakan harga
kritik U. Adapun formula rumus Mann-Whitney Test. Berikut statistik uji yang
digunakan dalam uji mann whitney:
a. Untuk sampel kecil (n1 atau n2 ≤ 20)
Untuk sampel kecil dimana n1 atau n2 ≤ 20. maka digunakan rumus umum dari
uji mann whitney. berikut statistik uji yang digunakan untuk sampel kecil.
U1 = n1.n2 - U2
U2 = n1.n2 - U1

8
Bisa menggunakan salah satu dari rumus di atas. Nah untuk mencari nilai U1 dan
U2 seperti berikut.

Keterangan :
U1 = Statistik uji U1
U2 = Statistik uji U2
R1 = jumlah rank sampel 1
R2 = jumlah rank sampel 2
n1 = banyaknya anggota sampel 1
n2 = banyaknya anggota sampel 2

Setelah mendapatkan nilai statistik uji U1 dan U2. kemudian mengambil nilai
terkecil dari kedua nilai tersebut. Nilai terkecil yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan tabel mann whitney. 

b. Untuk sampel besar (n1 atau n2 >20)


Berbeda dengan kasus jumlah sampel kecil, jumlah sampel besar menggunakan
statistik uji z karena jumlah sampel yang besar yaitu > 20 setiap sampel. Cara ini
tidak membutuhkan tabel mann whitney tapi menggunakan tabel z yang mungkin
lebih populer. Caranya hampir sama untuk sampel kecil yaitu mencari U1 dan U2.
kemudian ada langkah tambahan untuk menentukan statistik uji z. Nantinya akan
digunakan untuk membandingkan dengan tabel z. Berikut rumus yang digunakan.

9
Rumus diatas digunakan apabila ada rangking yang berbeda. Sedangkan untuk ada
rangking yang sama menggunakan rumus seperti berikut.

5. Contoh Soal (Contoh Kasus Untuk Sampel Kecil (U ≤ 20))


Misalnya Tim Statistik Ceria penasaran ingin mengetahui apakah ada perbedaaan
Denyut nadi pria dan denyut nadi wanita. kemudian dilakukan penarikan sampel
untuk pria dan wanita dengan melihat denyut nadi masing-masing. Berikut hasil
perhitungan masing-masing denyut nadi.

Denyut Nadi Pria Denyut Nadi Wanita


90 79
89 82
82 85
89 88
91 85
86 80
85 80
86
84

a. Pemilihan Metode
Kembali ke contoh kasus. Dari tujuannya kita menggunakan analisis
pebandingan dua rata-rata independent. kemudian dari data yang digunakan yaitu
interval. sehingga perlu uji normalitas terlebih dahulu untuk menentukan apakah
menggunakan mann whitney atau uji t beda dua rata-rata independent. Dalam
contoh ini kita anggap saja datanya tidak berdistribusi normal. Sehingga disini kita
menggunakan uji Mann-Whitney.

10
b. Hipotesis:
H0 : Denyut nadi wanita sama dengan denyut nadi pria
H1 : Denyut nadi wanita berbeda dengan denyut nadi pria
c. Susun kedua hasil Pengamatan menjadi satu kelompok sampel dan buat peringkat
seperti berikut

Denyut Nadi Rangking Jenis Kelamin


79 1 Wanita
80 2,5 Wanita
80 2,5 Wanita
82 4,5 Pria
82 4,5 Wanita
84 6 Pria
85 8 Pria
85 8 Wanita
85 8 Wanita
86 10,5 Pria
86 10,5 Pria
88 12 Wanita
89 13,5 Pria
89 13,5 Pria
90 15 Pria
91 16 Pria

d. Selanjutnya jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel

Denyut Nadi Pria Rangking Denyut Nadi Wanita Rangking


90 15 79 1
89 13,5 82 4,5
82 4,5 85 8
89 13,5 88 12
91 16 85 8

11
86 10,5 80 2,5
85 8 80 2,5
86 10,5
84 6
Jumlah Rangking 97,5 38,5

e. Hitung Nilai statistik uji U


Setelah melalu langkah-langkah diatas. Sekarang saatnya untuk menghitung
statistik uji U.  Pertama yaitu dengan menghitung U1. Berikut perhitungannya.

 
Sedangkan untuk menghitung U2. Bisa dengan menggunakan rumus.
U2 = n1.n2 - U1
U2 = 9.7 - 52,5
U2 = 10,5
Kemudian dari kedua nilai tersebut diambil nilai terkecil yaitu 10,5 yang
digunakan untuk membandingkan dengan tabel Mann Whitney.
Cara membaca tabel mann whitney:
Pertama tentukan jumlah setiap sampel. Misalnya dalam contoh diatas yaitu n1=9
dan n2 =7. Kemudian tentukan nilai titik kritis (α). dalam contoh ini menggunakan
0,05. Kemudian dihubungkan kolom n1 dan baris n2. dan lihat titik kritis (α) yang
digunakan yaitu 0,05. Hasilny yaitu 12.
f. Kesimpulan
Oleh karena nilai U statistik uji lebih kecil dari nilai U tabel Mann Whitney yaitu
10,5 < 12. Sehingga Keputusan H0 ditolak, H1 diterima. Sehingga bisa
disimpulkan ada perbedaan antara denyut nadi pria dan denyut nadi wanita.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Uji yang digunakan untuk membandingkan pengaruh hasil dua perlakuan yang
ditinjau dari nilai rata-rata, peneliti dapat menggunakan Uji tanda (Sign Test). Uji
Tanda digunakan untuk menguji hipotesis dengan dua komparatif dan datanya
berbentuk data ordinal.
Sign-Wilcoxon test merupakan uji untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
antara dua sampel dependen yang berpasangan atau berkaitan dan digunakan sebagai
alternatif pengganti uji Paired Sample T Test jika data tidak berdistribusi normal.
Wilcoxon signed rank test bersifat non-parametrik yang berhubungan dengan data
berbentuk ranking atau data kualitatif (skala nominal atau ordinal) atau data
kuantitatif yang tidak berdistribusi normal.
Uji Mann-Whitney atau lebih dikenal dengan u-test ini digunakan sebagai
alternatif lain dari uji T parametrik bila anggapan yang diperlukan bagi uji T tidak
dijumpai. Tehnik ini dipakai untuk mengetest signifikansi perbedaan antara dua
populasi, dengan mengunakan sampel random yang ditarik dari populasi yang
sama. Test ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t bilamana
persyaratan-persyaratan parametriknya tidk terpenuhi, dan bila datanya berskala
ordinal. Uji ini berbeda dengan uji wilocoxon karena uji wilcoxon untuk dua sampel
yang berpasangan. sedangkan mann whitney khusus untuk dua sampel yang
independent.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber–sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggung jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Andi Supangat. 2014. Statistik Dalam Kajian Deskriptif Intervensi dan Nonparamedik.
Jakarta: Kencana.
Budiarto, Eko. 2016. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Chandra, Budiman. 2013. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.
Ery Rustiyanto. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan Edisi Pertama
Jilid I. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

14

Anda mungkin juga menyukai