Anda di halaman 1dari 9

RESUME 3

BIMBINGAN DAN KONSELING

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Taufik, M.Pd, Kons

KODE SESI:
202021270100

OLEH :
M. Ismail (19076011)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
A. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip bimbingan dan Konseling memnguraikan tentang pokok – pokok dasar


pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yanh harus di
ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai
seperangkat landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan
program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telah
lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan”
jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan
konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan
dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.

B. Macam-Macam Prinsip Bimbingan dan Konseling

a. Prinsip Umum BK

1. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya .


2. Bimbingan diarahkan kepada memberikan bantuan agar individu yang
dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan mengadapi kesulitan-kesulitan
-kesulitan yang dihadapinya.
3. Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan indvidu (siswa) yang
dibimbing. Antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda. Demikian
juga dengan kebutuhannya, oleh sebab itu, pembingbing harus memahami
perbedaan kebutuhan tersebut agar bisa memberikan bantuan (bimbingan)
sesuai kebutuhan individu.
4. Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu. Bimbingan dan
konseling diberikan kepada individu dengan tujuan agar terjadi perubahan
perilaku  individu kearah yang lebih baik.
5. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi
kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
6. Upaya pemberian bantuan (pelayanan bimmbingan dan konseling )  harus
dilakukan secara fleksibel (tidak kaku). Artinya harus bisa menyesuaikan
dengan kondisi.
7. Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program
pendidikan pembelajaran di sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
8. Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin  oleh orang
yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan
pelaksananya harus bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait seperti
dokter, psikiater, dan lain-lain.
9. Untuk mengetahiui hasil-hasil yang diperoleh dari upaya pelayanaan bimbingan
dan konseling, harus diadakan penilaian atau evaluasi secara teratur  dan
berkesinambungan.

b. Prinsip-prinsip Khusus BK

1. Prinsip bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan siswa


1) Pelayanan BK harus diberikan kepada semua sisiwa.
2) Harus ada kriteria untuk mengatur priori
3) Tas pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
4) Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
5) Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan
luas.
6) Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
7) Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur
dapat menolong dirinya sendiri.

2. Prinsip bimbingan dan konseling berkaitan dengan tujuan pendidikan

Dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling, sekolah


merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah
pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang
secara potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru
menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara
resmi memang ada disekolah, tetapi keberadaannya belum seperti
dikehendaki. Dalam kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994) menegaskan
enam prinsip untuk menumbuh kembangkan pelayanan BK disekolah.
1) Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja keras
yang jelas, dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan
program tersebut.
2) Konselor harus tetap mempertahankan sikap professional tanpa
mengganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal
sekolah lainnya dan siswa.
3) Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai
konselor professional dan menerjemahkan peranannya itu kedalam
kegiatan nyata.
4) Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik yang gagal
maupun yang mengalami masalah emosional.
5) Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk
membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang
cukup parah, serta bentuk-bentuk kegiatan lainnya.
6) Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah
, memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan , harapan, dan
kecemasan-kecemasannya.

3. Prinsip bimbingan dan konseling berkenaan dengan masalah individu


Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan
individu tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang
berpengaruh dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap
kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah.
Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang
berkenaan dengan :
1) BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental
atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta
dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
2) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
dari para konselor dalam mengentaskan masalah klien.
4. Prinsip bimbingan dan konseling berhubungan dengan organisasi
Sekolah adalah organisasi formal, yang di dalamnya terdapat usaha-
usaha administrasi dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran
nasional. Adapun bimbingan dan konseling adalah suborganisasi dari
organisasi sekolah.
Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu
diperhatikan beberapa prinsip organisasi untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Adapun prinsip-prinsip organisasi, secara umum dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1) Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin
dicapai,sehingga tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2) Prinsip skala Hierarki
Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan yang jelas dari
pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehinnga dapat
mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggung jawaban,
dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip kesatuan perintah
Dalam hal ini seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung
jawab kepada seseorang atasan saja
4) Prinsip pendelegasian wewenang
Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi
kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan
orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa meminta persetujuan lebih
dahulu kepada atasannya.
5) Prinsip pertanggung jawaban
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung
jawab sepenuhnya kepada atasan
6) Prinsip pembagian pekerjaan
Adanya kejelasan dalam pembagian tugas akan memperjelas dalam
pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang
efektifitas jalannya organisasi
7) Prinsip rentang pengendalian
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh
seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai
dengan bentuk dan tipe organisasi.
8) Prinsip fungsional
Secara fungsional, tugas dan wewenang, kegiatan, hubungan kerja,
serta tanggungjawab seorang pegawai harus jelas.
9) Prinsip pemisahan
Tanggung jawab tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan
kepada orang lain
10) Prinsip keseimbangan
Keseimbangan disini adalah keseimbangan antara struktur organisasi
yang efektif dan tujuan organisasi.
11) Prinsip fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (inter factor)
dank arena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga
organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuan.
12) Prinsip kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya,diperlukan pemimpin atau
dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktifitasnya karena
adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi
tersebut.
Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas
dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula,
organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola organisasi yang
bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah
masing-masing. jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan
didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola
organisasi bimbingan dan konseling yang lebih kompleks.

Terapat pula rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ada
beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh konselor dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling yaitu: 1) Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran
pelayanan, 2) Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu, 3) Prinsip-prinsip
berkenaan dengan program layanan, 4) Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan
pelaksanaan layanan (Prayitno, 2004)
a. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan

1. Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku bangsa, agama dan status sosial ekonomi.

Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang
terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik, oleh karena
itu pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau keunikan dan
kekompleksan pribadi individu.
2. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan
kebutuhan individu itu sendiri perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap
individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan dan permasalahannya.
3. Setiap aspek perkembangan individu mengandung faktor-faktor yang secara
potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang.
Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling yang bertujuan
mengembangkan penyesuaian individu terhadap segenap bidang pengalaman
harus mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu.

b. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu

1. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh


kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah
serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap mental danfisik individu.
2. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan
bimbingan dan konseling.

c. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Program Layanan


1. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus
disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan
peserta didik.
2. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan
individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
3. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan yang terendah sampai tertinggi.

4. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu diadakan
penilaian yang teratur dan terarah.

d. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Tujuan dan Pelaksanaan Pelayanan

1. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang


akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.
2. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan
karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
3. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4. Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.

5. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui


pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap
individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. (2013). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling


Prayitno, E. A., & Amti, E. (2004). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai