Anda di halaman 1dari 34

PERTEMUAN 2

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA


(PUEBI)

Dr. Nini Ibrahim, M.Pd.


KONSEP

Seperangkat aturan atau kaidah


perlambangan bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan, dan
penulisannya dalam suatu
bahasa.
Sejarah Ejaan

Van Pem- Melindo


Republik LBK EYD
Ophuysen baharuan (Melayu-Indo)

Ejaan yang berlaku


saat ini PUEBI
?
Ejaan yang Berlaku Sebelumnya

EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam


Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa
Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan
huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.

Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia


yang berlaku dari tahun 1972 sampai 2015. Ejaan Yang
Disempurnakan /EYD ini menggantikan Ejaan Soewandi atau
Ejaan Republik.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, menerbitkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI). Pedoman ini disusun untuk menyempurnakan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Pedoman ini diharapkan
dapat mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat.
Pedoman ini merupakan edisi keempat berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
tanggal 26 November 2016.

Pada tahun 2015, EYD (Ejaan yang Disempurnakan) diganti


menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Perubahan ini telah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri
dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI yang
merupakan jawaban atas kemajuan bahasa Indonesia di
negeri ini hadir lebih lengkap.
PUEBI adalah singkatan dari Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI
Adanya Kemajuan dalam
merupakan pengganti dari EYD yang Berbagai Ilmu
selama ini sudah kita kenal sebelumnya.
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
semakin maju, membuat penggunaan bahasa
Indonesia dalam berbagai hal semakin meluas
juga baik secara tulisan maupun lisan. Ini yang
Kemajuan menjadi salah satu alasan kenapa perlunya
Ilmu perubahan pada ejaan bahasa Indonesia.

Alasan Memantapkan Fungsi


EYD
Diganti Bahasa Indonesia
PUEBI
Ejaan bahasa Indonesia perlu
Memantapkan disempurnakan untuk memantapkan
Fungsi Bahasa fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
Indonesia
Negara.
PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI

No EYD PUEBI

1. Huruf diftong, yaitu ai, au, dan ao Penambahan huruf vokal diftong ei,

2. Penulisan huruf kapital pada EYD Penulisan huruf kapital pada PUEBI
digunakan dalam penulisan nama digunakan sebagai huruf pertama
orang tidak termasuk julukan unsur nama orang, termasuk
julukan.
3. Penulisan huruf tebal tidak dipakai Pada PUEBI huruf tebal dipakai
dalam cetakan untuk menegaskan untuk menegaskan bagian tulisan
atau mengkhususkan huruf, bagian yang sudah ditulis miring.
kata, kata, atau kelompok kata, untuk
keperluan itu digunakan huruf miring
pada EYD
4. Penggunaan partikel pun pada EYD Pada PUEBI partikel pun tetap ditulis
ditulis terpisah kecuali yang sudah terpisah, kecuali mengikuti unsur
lazim digunakan, maka penulisannya kata penghubung, maka ditulis
ditulis serangkai serangkai.
PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI

No EYD PUEBI

5. Penggunaan bilangan pada EYD tidak Penggunaan bilangan, pada PUEBI,


ada hal yang mengaturnya. bilangan yang digunakan sebagai
unsur nama geografi ditulis dengan
huruf
6. Penggunaan titik koma (;) pada EYD Dalam PUEBI penggunaan titik koma
digunakan dalam perincian tanpa (;) tetap menggunakan kata dan.
penggunaan kata dan.

7. Penggunaan tanda titik koma (;) pada Penggunaan tanda titik koma (;)
EYD tidak ada hal yang mengaturnya. pada PUEBI dipakai pada akhir
perincian yang berupa klausa,

8. Penggunaan tanda hubung (-)pada Penggunaan tanda hubung (-) pada


EYD tidak ada hal yang mengaturnya. PUEBI tidak dipakai di antara huruf
dan angka, jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf
PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI

No EYD PUEBI

9. Tanda hubung (-)pada EYD tidak ada hal Tanda hubung (-) pada PUEBI
yang mengaturnya digunakan untuk menandai bentuk
terikat yang menjadi objek bahasan
10. Penggunaan tanda kurung [( )] dalam Penggunaan tanda kurung [( )]
perincian pada EYD hanya digunakan dalam perincian pada PUEBI tidak
pada perincian ke kanan atau dalam ada hal yang mengaturnya.
paragraf, tidak dalam perincian ke bawah
11. Penggunaan tanda elipsis ( … ) dalam EYD Penggunaan tanda elipsis ( … )
dipakai dalam kalimat yang terputus- dalam PUEBI tanda elipsis
putus digunakan untuk menulis ujaran
yang tidak selesai dalam dialog.

Dengan mengetahui adanya perubahaan EYD menjadi PUEBI dan perbedaan


mendasar di antara keduanya, diharapkan semakin memperhatikan
penggunaan ragam baku tulis terutama dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Ruang lingkup
PUEBI

Pemakaian Penulisan
Huruf Kata

Pemakaian Penulisan
Tanda Unsur
Baca Serapan
A.PEMAKAIAN HURUF 1. HURUF ABJAD
H
Huruf abjad adalah huruf yang U
dipakai dalan ejaan bahasa R
Indonesia yang terdiri dari 26 U
huruf. F
A
B
J
A
D

Huruf kapital Huruf Nama Pengucapan


nonkapital
A a a a
B b be bĕ
C c ce cĕ
D d de dĕ
E e e ĕ
F f ef ĕf
G g ge gĕ
2. HURUF VOKAL
Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata Huruf vokal adalah huruf
yang melambangkan vokal
vokal Posisi Posisi Posisi dalam bahasa Indonesia yang
Awal Tengah Akhir terdiri atas lima huruf yaitu, a,
u, i, e, o.
a api padi Lusa
u ulang Bumi Ibu
i itu simpan murni
e* enak petak sore
ember pendek tipe
Contoh Pemakaian dalam Kata
emas kena - Huruf
Konsonan Posisi Posisi Posisi
o oleh kota Radio
Awal Tengah Akhir

3. HURUF KONSONAN B Bahasa Sebut Adab


C Cakap Kaca
D Dua Ada Abad

Huruf konsonan adalah huruf F Fakir Kafan Maaf


yang melambangkan konsonan G Guna Tiga Gudeg
dalam bahasa Indonesia yang
H Hari Saham Tuah
terdiri dari 21 huruf yaitu, b, c,
d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, J Jalan Manja Mikraj
v, w, x, y, z. K Kami Paksa Politik
L lekas alas Akal
4. HURUF DIFTONG
Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata
Dalam bahasa Indonesia Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
terdapat 4 diftong yang ai ain syaitan pandai
dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au aula saudara harimau
au, ei, dan oi. ei eigendom geiser servei
oi - boikot amboi

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy


4. GABUNGAN masing-masing melambangkan satu bunyi
HURUF KONSONAN konsonan

Gabungan Contoh Pemakaian Dalam Kata


Huruf
Posisi Posisi Posisi
Konsonan
Awal Tengah Akhir
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat musyawarah Arasy
5.
6. HURUF MIRING
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul
buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam lisan, termasuk dalam
daftar pustaka, misalnya: 3. Huruf miring dipakai untuk
- Berita itu muncul dalam surat kabar menuliskan kata atau ungkapan
Cakrawala dalam bahasa daerah atau bahasa
- Majalah Poejangga Baroe menggelorakan asing, misalnya:
semangat kebangsaan . - Upacara peusijuek (tepung tawar)
2. Huruf miring dipakai untuk menarik perhatian wisatawan asing
menegaskan atau mengkhususkan yang berkunjung ke Aceh.
huruf, bagian kata, kata, atau - Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika
kelompok kata dalam kalimat, dijadikan semboyan negara
misalnya : Indonesia
- huruf terakhir kata abad adalah d
- Dia tidak diantar,tetapi mengantar.
7. HURUF TEBAL

1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan


yang sudah ditulis miring, misalnya:
- huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat
dalam EYD
- Kata et dalam ungkapan ora et labora ‘berarti dan’
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-
bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya :
- penulisan Latar Belakang dan Masalah
- penulisan Latar Belakang
- penulisan Masalah
- penulisan Tujuan
B. PENULISAN KATA

1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan, misalnya :
* Kantor pajak penuh sesak
* Saya pergi ke sekolah

2. Kata Berimbuhan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya, misalnya:
• Berjalan
• Berkelanjutan
• Mempermudah
• Gemetar
b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
Misalnya:
* adibusana * aerodinamika
* infrastuktur * purnawirawan
* proaktif * inkonvensional
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya :
* Anak-anak * biri-biri * buku-buku *cumi-cumi
* hati-hati * kupu-kupu * kuda-kuda * kura- kura , dll.

4. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang lazimdisebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah. Misalnya :
* Duta besar * kambing hitam * Orang tua
* Simpang empat * Mata acara * Rumah sakit jiwa
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya :
* Anak-istri pejabat anak istri-pejabat
* Ibu-bapak kami Ibu bapak-kami
* Buku-sejarah baru Buku sejarah-baru
c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran, misalnya :
* Bertepuk tangan * Menganak sungai * Garis bawahi *sebar luaskan
d. Gabungan kata yang mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai
Misalnya:
* Dilipatgandakan * menggarisbawahi * menyebarluaskan
e. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai
Misalnya :
* acapkali * hulubalang *radioaktif *adakalanya
* kacamata * apalagi * bagaimana * saripati, dll.

5. Pemenggalan Kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan, jika ditengah kata terdapat huruf vokal
yang beruntun, pemenggalannya dapat dilakukan di antara dua huruf vokal itu.
Misalnya:
* bu-ah * ma-in *ni-at * sa-at
b. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan diantara bentuk dasar dan unsur
pembentukannya. Misalnya :
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memeper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan
c. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur yang lain, penggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. Misalnya :
* biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
* biodata bio-data bi-o-da-ta
d. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
unsur-unsurnya. Misalnya :
* lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman
e. Singkatan nama diri dan gelar yanng terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya :
* Ia bekerja di DLLAJR
6. Kata depan
Kata depan seperti, di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, misalnya:
* Di mana dia sekarang? * Mari kita berangkat ke kantor
7. Partikel
a. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Misalnya :
* bacalah buku itu baik-baik!
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya,misalnya:
* Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya
dengan bijaksana.
c. Partikel per yang berarti ‘demi’,, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya, misalnya:
* Mereka masuk ke dalam ruangan rapat satu per satu
8. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya :
* A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
b. 1) Singkatan Yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga, ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik,misalnya :
* NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
2). Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik, misalnya :
* PT : Perseroan Terbatas
9. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau
nomor, misalnya :
*Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
* Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,
L (50), C (100), D (500), dll

10. Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya


Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya, Misalnya
* Rumah itu telah kujual * Majalah itu boleh kaubaca
*Bukuku, bukumu dan bukunya tersimpan diperpustakaan.
* Rumahnya sedang diperbaiki.

11. Kata sandang si dan sang


kata si dan sang ditulis terpisah daridari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
*Surat itu dikembalikan kepada si pengirim
* Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli
* Sang adik mematuhi nasihat sang kakak
* Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik
C. PEMAKAIAN TANDA BACA

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan


pertanyaan atau seruan. Misalnya:
Hari ini tanggal 6 April 1973.
Marilah kita mengheningkan cipta.
Sudilah kiranya Saudara mengabulkan
permohonan ini.
Catatan :
Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat
yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.
Misalnya :
• Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.
• Dia memerlukan meja, kursi, dsb.
• Dia mengatakan, “kaki saya sakit.”
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu. Misalnya:

Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)


0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)

3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit. Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang


memerlukanpemerian. Misalnya :

Ketua : Ahmad Wijaya


Sekretaris : Nuri Handayani
Bendahara: Darmawan
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya :

Kapan ia berangkat?

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian


kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya. Misalnya :

Ia dilahirkan pada tahun 1987 (?).


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya :

 Alangkah seramnya peristiwa itu!


 Bersihkan kamar itu sekarang juga!
 Merdeka!
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya :
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor itu.

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang


bukan bagian utama kalimat. Misalnya :

Keterangan itu (lihat tabel 19) menunjukkan arus baru pasar


dalam negeri.
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim. Misalnya :
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya :
Dikirimkan lewat darat/laut
Mereka mahasiswa/mahasiswi

Anda mungkin juga menyukai