No EYD PUEBI
1. Huruf diftong, yaitu ai, au, dan ao Penambahan huruf vokal diftong ei,
2. Penulisan huruf kapital pada EYD Penulisan huruf kapital pada PUEBI
digunakan dalam penulisan nama digunakan sebagai huruf pertama
orang tidak termasuk julukan unsur nama orang, termasuk
julukan.
3. Penulisan huruf tebal tidak dipakai Pada PUEBI huruf tebal dipakai
dalam cetakan untuk menegaskan untuk menegaskan bagian tulisan
atau mengkhususkan huruf, bagian yang sudah ditulis miring.
kata, kata, atau kelompok kata, untuk
keperluan itu digunakan huruf miring
pada EYD
4. Penggunaan partikel pun pada EYD Pada PUEBI partikel pun tetap ditulis
ditulis terpisah kecuali yang sudah terpisah, kecuali mengikuti unsur
lazim digunakan, maka penulisannya kata penghubung, maka ditulis
ditulis serangkai serangkai.
PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI
No EYD PUEBI
7. Penggunaan tanda titik koma (;) pada Penggunaan tanda titik koma (;)
EYD tidak ada hal yang mengaturnya. pada PUEBI dipakai pada akhir
perincian yang berupa klausa,
No EYD PUEBI
9. Tanda hubung (-)pada EYD tidak ada hal Tanda hubung (-) pada PUEBI
yang mengaturnya digunakan untuk menandai bentuk
terikat yang menjadi objek bahasan
10. Penggunaan tanda kurung [( )] dalam Penggunaan tanda kurung [( )]
perincian pada EYD hanya digunakan dalam perincian pada PUEBI tidak
pada perincian ke kanan atau dalam ada hal yang mengaturnya.
paragraf, tidak dalam perincian ke bawah
11. Penggunaan tanda elipsis ( … ) dalam EYD Penggunaan tanda elipsis ( … )
dipakai dalam kalimat yang terputus- dalam PUEBI tanda elipsis
putus digunakan untuk menulis ujaran
yang tidak selesai dalam dialog.
Pemakaian Penulisan
Huruf Kata
Pemakaian Penulisan
Tanda Unsur
Baca Serapan
A.PEMAKAIAN HURUF 1. HURUF ABJAD
H
Huruf abjad adalah huruf yang U
dipakai dalan ejaan bahasa R
Indonesia yang terdiri dari 26 U
huruf. F
A
B
J
A
D
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan, misalnya :
* Kantor pajak penuh sesak
* Saya pergi ke sekolah
2. Kata Berimbuhan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya, misalnya:
• Berjalan
• Berkelanjutan
• Mempermudah
• Gemetar
b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
Misalnya:
* adibusana * aerodinamika
* infrastuktur * purnawirawan
* proaktif * inkonvensional
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya :
* Anak-anak * biri-biri * buku-buku *cumi-cumi
* hati-hati * kupu-kupu * kuda-kuda * kura- kura , dll.
4. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang lazimdisebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah. Misalnya :
* Duta besar * kambing hitam * Orang tua
* Simpang empat * Mata acara * Rumah sakit jiwa
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya :
* Anak-istri pejabat anak istri-pejabat
* Ibu-bapak kami Ibu bapak-kami
* Buku-sejarah baru Buku sejarah-baru
c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran, misalnya :
* Bertepuk tangan * Menganak sungai * Garis bawahi *sebar luaskan
d. Gabungan kata yang mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai
Misalnya:
* Dilipatgandakan * menggarisbawahi * menyebarluaskan
e. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai
Misalnya :
* acapkali * hulubalang *radioaktif *adakalanya
* kacamata * apalagi * bagaimana * saripati, dll.
5. Pemenggalan Kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan, jika ditengah kata terdapat huruf vokal
yang beruntun, pemenggalannya dapat dilakukan di antara dua huruf vokal itu.
Misalnya:
* bu-ah * ma-in *ni-at * sa-at
b. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan diantara bentuk dasar dan unsur
pembentukannya. Misalnya :
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memeper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan
c. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur yang lain, penggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. Misalnya :
* biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
* biodata bio-data bi-o-da-ta
d. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
unsur-unsurnya. Misalnya :
* lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman
e. Singkatan nama diri dan gelar yanng terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya :
* Ia bekerja di DLLAJR
6. Kata depan
Kata depan seperti, di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, misalnya:
* Di mana dia sekarang? * Mari kita berangkat ke kantor
7. Partikel
a. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Misalnya :
* bacalah buku itu baik-baik!
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya,misalnya:
* Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya
dengan bijaksana.
c. Partikel per yang berarti ‘demi’,, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya, misalnya:
* Mereka masuk ke dalam ruangan rapat satu per satu
8. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya :
* A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
b. 1) Singkatan Yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga, ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik,misalnya :
* NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
2). Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik, misalnya :
* PT : Perseroan Terbatas
9. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau
nomor, misalnya :
*Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
* Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,
L (50), C (100), D (500), dll
3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit. Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
Kapan ia berangkat?
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya :
Dikirimkan lewat darat/laut
Mereka mahasiswa/mahasiswi