Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DANIEL DAN WAHYU


(PENTINGNYA DOA DALAM KEHIDUPAN SESEORANG)

Disusun oleh :
Putri Raissa Hamidah
NIM : 1851017

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
2020/2021
Daftar Isi
Daftar Isi.............................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
BAB 2 ISI..........................................................................................................................3
2.1 Manfaat dan kuasa Doa......................................................................................3
2.1.1 Doa Memberikan Penyembuhan.................................................................3
2.1.2 Doa Memberi Keselamatan dari Maut (Api dan Ular)................................4
2.1.3 Doa untuk Memenuhi Keperluan................................................................5
2.1.4 Doa Membangun Komunikasi dengan Allah..............................................6
2.2 Hal yang Hanya didapat Melalui Doa.................................................................8
2.2.1 Mengaku Dosa............................................................................................8
2.2.2 Meminta Roh Kudus...................................................................................9
2.2.3 Agar Pekerjaan Injil Tersampaikan..........................................................10
3.1 Kesalahan Dalam Doa......................................................................................11
2.3.1 Bertujuan Memuaskan Hawa Nafsu.........................................................11
2.3.2 Doa yang Munafik dan Bertele-tele..........................................................12
4.1 Sikap Berdoa....................................................................................................14
5.1 Waktu Doa.......................................................................................................14
6.1 Struktur Doa.....................................................................................................14
REFERENSI....................................................................................................................18

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia yang fana takkan terlepas dari kesusahan dan

penderitaan, setiap hari banyak tantangan dan hambatan harus dijalani

umat manusia di dunia ini. Suara menyeramkan dalam wujud keindahan

dunia dari sang penggoda, raja kegelapan, bapa diatas segala dusta yaitu

Lucifer yang mampu membutakan dan menggoyahkan iman kepercayaan

dan sanggup menutup telinga umat-umat Tuhan dari firman Allah.

Manusia memang tidak seratus persen kuat untuk melawan Setan

dan sudah banyak orang sejak Adam dan Hawa dikalahkan di taman eden

hingga hari ini di tahun 2021 yang jatuh dalam perangkap setan. Tetapi

Allah tidak tinggal diam, dengan kasih sayang-Nya yang besar bagi umat

manusia, Dia mengajarkan suatu hal penting agar umat manusia tetap kuat

yaitu doa. Sejak di taman Eden Allah telah menyediakan hari perhentian

dimana Adam dan Hawa beserta para malaikat dan Tuhan sendiri

berkumpul untuk beribadah, berdoa, serta memuji kebesaran Tuhan.

Bahkan ketika manusia pertama itu jatuh kedalam dosa, doa dan

peribadatan tidak pernah dihapuskan, Allah tetap mengajarkannya dengan

cara membuat korban bakaran. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi umat-

umat Tuhan untuk meninggalkan doa, bahkan dalam bukunya, Ellen G.

White menuliskan “Doa adalah nafas jiwa. Itu adalah rahasia kuasa rohani.

1
2

Tidak ada sarana kasih karunia lain yang dapat menggantikan, dan

membuat kesehatan jiwa terpelihara. Doa membawa hati dekat kepada

Sumber Kehidupan, dan menguatkan persendian dan otot pengalaman

keagamaan”(Ellen G. White, 1995, p. 226.4)

Oleh karena itu penting bagi kita untuk belajar lebih dalam

Pentingnya Doa dalam Kehidupan Seseorang.


BAB 2
ISI

1.2 Manfaat dan kuasa Doa


Doa yang merupakan nafas hidup orang percaya memiliki banyak manfaat bila
dilakukan secara terus-menerus, yaitu :
2.1.1 Doa Memberikan Penyembuhan

Kejadian 20:17 “Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah

menyembuhkan Abimelekh dan istrinya dan budak-budaknya

perempuan, sehingga mereka melahirkan anak”

Kisah Para rasul 28:8 “Ketika itu ayah Publius terbaring karena

sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa

serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia”

2 Raja-raja 4:33 “Sesudah Ia masuk, ditutupnyalah pintu,

sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar, kemudian

berdoalah ia kepada Tuhan”

Yakobus 5:14 “Kalau ada seorang diantara kamu yang sakit,

baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka

mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama

Tuhan”

Pada keempat ayat diatas itu membuktikan bahwa manfaat

doa adalah memberikan penyembuhan. Di keadaan pandemic saat

ini sudah banyak tenaga kesehatan yang meninggal dunia, namun

apakah manusia akan tetap bergantung pada mereka? Tentu saja

3
4

tidak. Oleh karena itu ketika seseorang merasa sakit atau bahkan

sedang sakit adalah hal yang tepat untuk bergantung dan mencari

Allah, memohon kuasa penyembuhan dari Allah melalui doa.

Kita patut untuk berdoa memohon kesembuhan dari Allah

karena “Allah bersedia memulihkan kesehatan orang sakit. . Dalam

dirinya ada balsam penyembuh untuk segala macam penyakit, dan

kuasa memulihkan bagi setiap kelemahan. Karena doa yang

diucapkan dalam iman akan menyelamatkan orang sakit”(Ellen G.

White, 2004, p. 202.4)

2.1.2 Doa Memberi Keselamatan dari Maut (Api dan Ular)

Bilangan 11:2 Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan

Musa berdoa kepada Tuhan; maka padamlah api itu.

Bilangan 21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa

dan berkata: “Kami telah berdosa, sebab kami telah berkata-kata

melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya

dijauhkan-Nya ular-ular ini daripada kami.” Lalu Musa berdoa

untuk bangsa itu.

Walaupun bangsa Israel adalah umat pilihan Tuhan tetapi

itu tidak menjamin mereka menuruti dengan sempurna apa perintah

Tuhan. Ketika bangsa itu dalam perjalanan ke Tanah Perjanjian

mereka melakukan hal yang berdosa terhadap Tuhan; melawan dan

bersungut-sungut, sehingga hal ini membangkitkan murka Tuhan,


5

maka Ia menghukum mereka dengan api dan ular. Tetapi bukan

berarti Allah akan memusnahkan mereka saat itu juga, namun Ia

mengabulkan permohonan doa mereka ketika mereka meminta

agar Tuhan mengampuni dan menjauhkan mereka dari maut itu.

Hal ini mengajarkan bahwa walaupun manusia sering jatuh

dalam dosa tetapi ketika seseorang berdoa dengan penuh

penyesalan saat keadan maut di depannya, maka Tuhan akan

menjawab dan melindungi.

2.1.3 Doa untuk Memenuhi Keperluan

Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan

penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.

Yakobus 5:18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan

dan bumi pun mengeluarkan buahnya.

Tidak semua orang di dunia ini bahkan dari jemaat-jemaat

Tuhan merupakan orang-orang dengan status tinggi ataupun adalah

orang yang sangat kaya. Hidup di dunia ini pun tidak selamanya

berada di atas, kadang-kadang akan bangkrut, kekurangan makanan

atau kurangnya kebutuhan sandang dan papan. Namun Allah

berjanji dalam Matius 21:22 bahwa bila kita berdoa dengan penuh

kepercayaan maka kebutuhan dan keperluan akan terpenuhi, dan

hal itu sudah terbukti dalam Yakobus 5:18. Banyak cerita dalam

Alkitab yang membuktikkannya salah satunya adalah cerita tentang


6

Elia. Dia hanya seorang manusia biasa namun ketika dia berdoa

dengan kesungguh-sungguhan maka Tuhan menjawab doa nya

dengan menyediakan kebutuhannya walaupun saat itu sudah

kemarau 3 tahun dibumi.

Allah bukan saja menyediakan keperluan sandang, pangan

dan papan, tetapi keperluan social juga Dia dapat penuhi, “Allah

menyediakan sesuatu untunk memuaskan diri anak-anak-Nya yang

cinta kepada keindahan, Ia juga yang membuat persediaan bagi

keperluan sosialnya, untuk pergaulan yang ramah tamah dan suka

menolong yang banyak berbuat untuk menumbuhkan simpati dan

mencerahkan dan menyenangkan kehidupan ini”(Ellen G. White,

2005a, p. 434.2) Bahkan untuk keinginan manusia yang

dipendamnya sekalipun dapat dipenuhi oleh Tuhan, “Dialah yang

dapat menyediakan semua keperluan di dunia sehingga setiap

keinginan yang terpendam harus dapat dipenuhi”(Ellen G. White,

2005b, p. 120.1)

2.1.4 Doa Membangun Komunikasi dengan Allah

Kejadian 5:22,24 ²² Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah

selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah,

dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. ²⁴ Dan

Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia

telah diangkat oleh Allah.


7

Kisah Para Rasul 10:4 Ia menatap langit itu dan dengan takut ia

berkata: “Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu: “Semua doa mu

dan sedekahmu telah naik kehadirat Allah dan Allah mengingat

Engkau

Selama tiga ratus enam puluh lima tahun (Kejadian 5:23) ,

Henokh yang juga seorang manusia biasa berkomitmen untuk

hidup bergaul dengan Allah. Dia menjauhkan dirinya dari

kesenangan dunia dan lebih memilih hidup sederhana bersama

dengan Tuhan. “Ditengah-tengah kehidupan bekerja yang giat,

dengan teguh Henokh mempertahankan hubungannya dengan

Allah. Semakin besar dan semakin berat pekerjaannya, semakin

tetap dan tekun ia berdoa. Ia terus menerus mengasingkan dirinya

pada saat-saat tertentu dai masyarakat. Setelah tinggal selama suatu

waktu diantara banyak orang, bekerja demi keuntungan mereka

dengan nasihat dan telada, ia akan beristirahat, untuk menggunakan

suatu waktu di tempat yang sunyi, merasa lapar dan haus akan

pengetahuan Ilahi yang hanya Allah sendiri dapat memberikannya”

(Ellen G. White, 1995, p. 43.5)

Henokh sanggup untuk bergaul dan berkomunikasi dengan

Allah melalui media doa yang terus-menerus akhirnya

membuatnya diingat oleh Allah. Pencipta kita Tuhan semesta alam

mengenal dan mengingat orang-orang yang selalu mencari dan

berusaha berkomunikasi dengan-Nya, tak pernah Dia lupa siapa


8

yang sering menyebut-Nya dalam doa. Kornelius yang bukan

seorang nabi, rasul ataupun pendeta, tetapi hanya seorang perwira

namun karena kesalehannya, kebaikan hatinya bersedekah dan

kesetiaan dalam doa kepada Allah membuatnya didatangi pesuruh

Tuhan (malaikat) bahwa atas gaya hidup nya, diapun dikenal oleh

Allah. Ketika para tokoh Alkitab ini mampu berbuat demikian

maka sudah tentu semua manusia pasti dapat setia dan dapat

dikenal oleh Allah melalui doa.

2.2 Hal yang Hanya didapat Melalui Doa

2.2.1 Mengaku Dosa

“ Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan

dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan

Tuhan, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus Allahku,”

Daniel 9:20

Bapa yaitu Allah sendiri yang sudah datang ke dunia dalam wujud

manusia dengan sebutan Yesus Kritus telah mati di kalvari untuk

menebus dosa umatnya. Lalu pada zaman ini apakah untuk

menebus dan melayakkan dari dosa, Yesus harus datang dan mati

lagi? Tentu saja tidak. Oleh karena itu sama seperti Daniel yang

berdoa agar diampuni dosanya, umat Tuhan saat ini perlu juga

mengikuti cara tersebut. Karena hanya dengan pertobatan dan


9

pengakuan dosa yang sejati melalui doa maka umat manusia dapat

dilayakkan kembali.

2.2.2 Meminta Roh Kudus

Kisah Para Rasul 4:31 Dan ketika mereka sedang berdoa,

goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh

dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah

dengan Berani

Kisah Para Rasul 8:15 Setibanya disitu kedua rasul itu berdoa,

supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus.

Lukas 11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian

yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia

akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta

kepada-Nya.

Allah dalam perwujudan Yesus Kritus telah berjanji untuk

memberikan penolong yang lain yaitu Roh Kudus kepada masing-

masing orang (Yohanes 14:16-17) namun hanya bila kita meminta

pada Bapa melalui doa yang sungguh-sungguh maka kecurahan

Roh itu dapat terjadi (Lukas 11:13), hal itu lah membuat jemaat

mula-mula dengan sungguh-sungguh berdoa meminta Roh Kudus

agar berani bersaksi dan hal itu mereka dapatkan (Kisah Para Rasul

4:31)
10

2.2.3 Agar Pekerjaan Injil Tersampaikan

“Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya

firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang

telah terjadi di antara kamu,”

2 Tesalonika 3:1

Salah satu hal yang dapat mempercepat kedatangan Sang

Raja yaitu Yesus Kristus adalah pekabaran Injil keseluruh dunia.

Adalah pekerjaan umat-umat Tuhan untuk menjangkau orang lain

yang belum mengenal Allah agar cepat terselamatkan sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan Yesus

sebelum kenaikan-Nya ke surga (Matius 28:19-20), namun hal ini

tidak dapat terlaksanakan tanpa campur tangan Allah melalui Roh

Kudus bagi orang-orang yang mendengarkan. Seberapa pun umat

Tuhan berusaha melalui peralatan saat Kebaktian Kebangunan

Rohani, pemilihan pendeta paling terbaik didunia sekali, tetapi bila

para anggota jemaat tidak bekerja sama, berpuasa dan berdoa,

menyerahkan diri pada Tuhan sepenuhnya maka sia-sialah

pekerjaan itu.
11

Para pendeta dan pekerja injil bahkan umat-umat Tuhan

tidak boleh merasa cukup atas apa yang telah disampaikan kepada

pendengar yang membangkitkan kesadaran, namun “kesan yang

baik memang telah diadakan, tetapi kecuali kesan-kesan ini

diperdalam dengan usaha yang hati-hati dan penuh doa”(Ellen G.

White, 1995, p. 319.2), karena dalam mengubahkan sepenuhnya

kehidupan para pendengar butuh kuasa yang lebih besar dari Roh

Kudus untuk mengetarkan jiwa dan raga serta melakukan

pembaharuan, namun kehadiran Roh Kudus hanya diberikan bila

diminta melalui doa (Titus 3:5, Yohanes 16:3, 1 Samuel 10:6).

1.3 Kesalahan Dalam Doa


Doa adalah suatu hal yang suci. Setiap perkataan di dalam doa

tidak boleh diremehkan. Seseorang yang ingin datang pada Allah

dalam doanya harus melakukannya dengan sopan. Karena doa yang

tidak dilakukan dengan benar dan hati-hati dapat mengancam jiwa dan

tidak mendapat berkat.

Terdapat 3 kesalahan yang sering terjadi ketika berdoa:

2.3.1 Bertujuan Memuaskan Hawa Nafsu

“Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa,

karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak

kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu”

Yakobus 4:3
12

Doa yang bertujuan untuk memuaskan hawa nafsu adalah

doa yang ditujukan untuk kesenangan pribadi. Seseorang yang

berdoa untuk kesenangan pribadi tidak akan peduli apakah doanya

sesuai atau berlawanan dengan Allah. Alasan yang membuat doa

tersebut “tidak menerima apa-apa” karena hawa nafsu adalah suatu

perbuatan daging yang tidak berkenan kepada Allah.

Seseorang yang ketika berdoa maka kata-kata yang

dikeluarkan berasal dari dalam hati. Namun bila kata-kata itu berisi

“hawa nafsu” yang jahat maka sudah tentu Allah tidak dapat

menjawabnya karena “seandainya ada niat jahat dalam hatiku,

tentulah Allah tidak mau mendengar” Mazmur 66:8.

2.3.2 Doa yang Munafik dan Bertele-tele

Matius 6:5,7 ⁵ “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa

seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan

berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan

jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu:

sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. ⁷ “Lagipula

dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan

orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa

karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

Menurut KBBI Online, kata munafik /mu⸱na⸱fik/ artinya

berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan

sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak; suka (selalu)


13

mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya;

bermuka dua. (KBBI, 2020)

Ada banyak orang munafik yang dicatat oleh Alkitab, yang

kehidupannya seperti orang benar namun tidak mencerminkan

sebagia pribadi seorang Kristen, contohnya ialah orang Farisi.

Mereka sangat displin dalam pemberian persembahan, rajin berdoa

dan sangat cerdas dalam pemahaman Alkitab, menganggap diri

benar hingga memandang rendah orang lain (Lukas 18:9). Bahkan

dalam doanya mereka slalu memperlihatkan kedekatan dengan

Tuhan dengan cara berdoa dipinggir-pinggir jalan agar terlihat oleh

orang.

Hal ini adalah sesuatu yang salah dimata Tuhan, karena

Tuhan melihat hati seseorang dan bukan tanggapan orang lain. Dia

tidak ingin agar para umatnya dalam hal berdoa menjadi orang-

orang yang munafik, memuliakan Allah dengan bibir namun hati

jauh dari pada-Nya (Matius 15:8-9).

“Motivasi yang Yesus berikan kepada murid-muridnya

untuk doa mereka tanpa bertele-tele ialah: “. . .karena Bapa Kamu

mengetahui apa yang kamu butuhkan” (Matius 6:8)” (Ch. J. L,

1994). Hal ini bukan berarti tidak perlu berdoa karena Allah sudah

mengetahuinya terlebih dahulu, sehingga kita tidak berdoa lagi,

melainkan saat berdoa jangan sampai kata-kata yang diucapkan

adalah doa tanpa berpikir, maksudnya ialah mulut saja ng


14

mengatakannya tetapi hati tidak, karena itu doa yang diucapkan

menjadi doa yang omong kosong.

1.4 Sikap Berdoa

1. Ditempat sunyi dan tertutup (Matius 6:6, Lukas 5:16, Kisah 9:40)

2. Menadahkan tangan (Yesaya 1:15, 1 Timotius 2:8)

3. Berdoa dengan sukacita (Filipi 1:4)

4. Berlutut (Daniel 6:10, Kisah Para Rasul 7:60, Kisah Para Rasul 20:36,

Kisah Para Rasul 21:5)

5. Berdiri (2 Tawarikh 20:13, Markus 11:25, Ayub 30:20)

6. Duduk (2 Samuel 7:18)

7. Sujud/Tiarap (Markus 14:35, Bilangan 16:22, Yosua 7:6)

1.5 Waktu Doa

1. Semalam-malaman (Lukas 6:12,

2. Petang (Kisah 10:30)

3. Berdoa setiap waktu (Efesus 6:18, 2 Tesalonika 5:17)

4. Siang dan malam (1 Tesalonika 3:10, 1 Timotius 5:5)

5. Tiga kali setiap hari (Daniel 6:11)

6. Tengah hari (Kisah Para Rasul 10:9)


15

1.6 Struktur Doa

Dalam menyampaikan doa kepada Tuhan sebaiknya doa itu tidak bertele-tele

(Matius 6:5,7). Yesus Kritus saat berada di dunia telah mengajarkan bagaimana

cara berdoa dengan benar dan tepat, hal ini tertuang dalam Kitab Matius 6:9-13.

1. Puji-pujian (Matius 6:9,10)

Bagian pertama dalam doa yang diajarkan berbunyi: “Karena itu

berdoalah demikian: Bapa Kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”,

menekankan pengakuan akan Allah yang berkuasa dan kemuliaan nama

Tuhan. Selain itu di dalamnya termuat kata-kata berupa penyerahan

terhadap kekuasaan dan keagungan Allah bukan hanya di sorga tetapi juga

di bumi, “jadilah kehendak-Mu” mengajak para pendoa agar

memfokusnya jawaban doa kepada apa yang dikehendaki Allah

dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

2. Pengampunan Dosa (Matius 6:12)

Sebelum seseorang menyempaikan permohonan-permohonannya,

diperlukan penyadaran diri akan dosa dan ketidaklayakkan dari pada

Allah. Kata “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga

mengampuni orang yang bersalah kepada kami;” mengandung arti

mendalam mengenai peran kita juga untuk mengampuni sesama, hal ini

sebagai wujud dari bagaimana seseorang menghargai dan memaknai

pengampunan yang Allah berikan baginya(Benyamin, 2018, p. 38)


16

3. Permohonan (Matius 6:11,13)

Bagian yang tidak kalah penting dalam struktur doa adalah

menyampaikan permohonan. Allah adalah Allah yang Maha Tahu bahkan

sebelum doa itu dilayangkan (1 Yohanes 3:20), namun dengan menaikkan

permohonan ini menandakan ketergantungan kita hanya pada Allah.

“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang

secukupnya. . .dan jangan lah membawa kami ke dalam, pencobaan tetapi

lepaskanlah kami daripada yang jahat”, frasa ini berbicara tentang

kebutuhan-kebutuhan manusia seperti: rezeki, dan pembebasan dari pada

pencobaan serta maut. Selama manusia hidup di dunia pasti tidak akan

lepas dari kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sekaya apapun

seseorang tidak akan membuatnya terhindar dari kekurangan, oleh karena

itu dibutuhkan penyerahan yang sepenuhnya dalam doa dan permintaan

yang tak putus-putusnya dari Tuhan.

Kalimat “dan jangan lah membawa kami ke dalam, pencobaan

tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat” juga memperlihatkan akan

kelemahan manusia dan ketidakberdayaan manusia dihadapan Allah.

Permohonan seperti ini muncul ketika manusia menyadari keberadaan

dirinya yang lemah dan oleh karena itu membutuhkan pertolongan Allah

(Benyamin, 2018, p. 38).

4. Ucapan Syukur (Matius 6:13)

“ . . .Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan

sampai selama-lamanya. Amin”. Bagian terakhir ini merupakan sebuah


17

pengakuan akan Allah yang kekal (Benyamin, 2018, p. 38). Pengakuan ini

berdasar atas bagaimana penyertaan Tuhan yang tidak berkesudahan dari

awal bumi diciptakan hingga selama-lamanya, ini berarti ada ucapan

syukur kepada Tuhan atas keperkasaanya selama ini, dan kata Amin

menurut kamus Alkitab yaitu kata ibrani yang berarti: pasti! sungguh!

benar! merujuk pada apa yang akan dilakukan terhadap doa dan

kekuasaan-Nya adalah pasti! sungguh! dan benar!.


REFERENSI

ALKITAB

Benyamin, N. C. (2018). SPIRITUALITAS DALAM DOA BAPA KAMI. Jurnal Abdiel:

Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen, Dan Musik Gereja.

https://doi.org/10.37368/ja.v2i2.30

Ch. J. L, A. (1994). DOA MENURUT KESAKSIAN PERJANJIAN BARU. PT. BPK

Gunung Mulia.

Ellen G. White. (1995). Pelayan Injil. Indonesia Publishing House.

Ellen G. White. (2004). Membina Keluarga Sehat. Indonesia Publishing House.

Ellen G. White. (2005a). Membina Keluarga Bahagia (1st ed.). Indonesia Publishing

House.

Ellen G. White. (2005b). Membina Pendidikan Sejati. Indonesia Publishing House.

KBBI. (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring.

Kemendikbud.

18

Anda mungkin juga menyukai