HEALTH PROMOTION”
Disusun Oleh:
Nadia (2014201068)
Dosen Pembimbing:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan tugas makalah Promosi
Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan yang berjudul “Health Promotion” ini dengan lancar.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan
senang hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Demikianlah makalah ini dibuat. Apabila ada kesalahan penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan dari promosi kesehatan?
2. Apa perbedaan antara pendidikan kesehatan (terdahulu) dan promosi kesehatan?
3. Sebutkan macam-macam metode promosi kesehatan?
4. Sebutka model- model promosi kesehatan?
5. Bagaimana peran keperawatan untuk mempromosikan kesehatan masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian dan tujuan dari promosi kesehatan
2. Mengetahui perbedaan antara pendidikan kesehatan (terdahulu) dan promosi
kesehatan
3. Mengetahui macam-macam metode promosi kesehatan
4. Mengetahui model- model promosi kesehatan
5. Memahami peran keperawatan untuk mempromosikan kesehatan masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Advokasi (advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap tujuan yang akan dicapai. Dalam konteks
promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuatan keputusan
atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para
pejabat tersebut dapat mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
b. Dukungan sosial (social support)
Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan kegiatan ini agar tokoh
masyarakat sebagai penghubung antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program
kesehatan dengan masyarakt penerima program kesehatan. Bentuk kegitan dukungan
sosial antara lain pelatihan-pelatihan para tokoh masyarakat, seminar, lokakarya,
bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3
c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
Pemberdayaan merupakan strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan untuk diri mereka
sendiri. Bentuk kegiatan ini antara lain penyuluhan kesehatan, keorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi, pelatihan-pelatihan untuk
kemampuan peningkatan pendapatan keluarga.
4
b. Edukasi (education)
• Melalui persuasi, himbauan, ajakan, kesadaran dll
• Perubahan lama tapi dapat langgeng
5
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekelompok
sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam golongan ini antara
lain: pertemuan, demostrasi, diskusi kelompok, pertemuan FGD, dan lain-lain.
c. Pendekatan Masal
Petugas promosi kesehatan menyampaikan pesannya secara langsung atau
spontan atau sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa
metode golongan ini antara lain: pertemuan umum, pertunjukan kesenian,
penyebaran tulisan atau poster atau media cetak lainnya, pemutaran film, dan
lain-lain.
2.3.3 Berdasarkan Indera Penerima
a. Metode Melihat/Memperhatikan.
Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti:
penempelan poster, pemasangan gambar atau photo, pemasangan koran dinding,
pemutaran film.
b. Metode Pendengaran
Dalam hal ini penyampaian pesan akan diterima oleh sasaran melalui indera
pendengar, seperti: penyuluhan lewat radio, pidato, ceramah, dan lain-lain
c. Metode “Kombinasi”
Salah satu penerapan dari metode ini yaitu: demonstrasi cara pemakaian obat
(dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba).
6
reasoned action, dan theory of planned behaviour. Secara detail berkaitan dengan model-
model promosi kesehatan tersebut dijabarkan pada sub bab berikut. Tentunya masing-
masing model promosi kesehatan tersebut diatas mempunyai pendekatan yang spesifik
untuk masing-masing model. Namun demikian, masing-masing model tersebut disamping
mempunyai keunggulan juga mempunyai kekurangan dalam mendorong perubahan
perilaku individu ataupun kelompok masyarakat.
7
1. Kemungkinan yang dirasakan dari pengalaman masalah kesehatan.
2. Tingkat keseriusan atau kegawatan yang dirasakan dari konsekuensi pengalaman
terhadap masalah kesehatan.
3. Keuntungan-keuntungan yang dirasakan dari tindakan kesehatan.
4. Hambatan-hambatan atau biaya yang berhubungan dengan tindakan kesehatan.
Seiring dengan perkembangan ilmu, maka model keyakinan kesehatan ini
juga dikembangakan dengan memasukkan faktor-faktor yang lain seperti selfefficacy
(Lin et al., 2005). Maksud dari dasar konsep tersebut bahwa keputusan seseorang
untuk melakukan tugas atau perilaku kesehatan akan tergantung pada penilaian dari
kemampuan mereka sendiri untuk mengorganisir dan melaksanakan berbagai
kegiatan atau tahapan yang diminta untuk menyelesaikan tugas tersebut. Faktor yang
lain yang juga diasumsikan juga mempengaruhi keputusan perubahan perilaku
individu adalah Cues to action. Faktor tersebut merupakan strategi untuk
menggerakkan individu pada kondisi kesiapan untuk berubah. Hal ini berkaitan
dengan promosi yang mendorong individu untuk mendapatkan informasi yang akan
mempengaruhi kesadarannya. Yaitu baik dari media –media promosi, petugas
kesehatan juga akibat dari dorongan seseorang yang ada di sekeliling individu
tersebut.
Secara detail model keyakinan kesehatan (Health Belief Model) tersebut
digambarkan dalam diagram dibawah ini:
Gambar 2.4.1: Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model) (Day, Dort and Tay-
Teo, 2010)
8
faktor di luar bidang kesehatan. Hal ini bisa dibuktikan bahwa, seseorang berhenti
merokok tidak hanya karena keyakinan terhadap tingkat kerentanan dan keseriusan
penyakit yang dihubungkan dengan merokok, melainkan seseorang berhenti merokok
karena desakan orang-orang disekitarnya atau berkaitan dengan faktor sosial
ekonomi. Ini berarti bahwa aspek sosial juga memainkan peranannya dalam merubah
perilaku individu.
2.4.2. Theory of Reasoned Action
Model promosi kesehatan yang lain yaitu berdasarkan dari theory of reasoned
action. Di mana model ini menyatakan bahwa perilaku individu disebabkan oleh
faktor sikap (attitude) dan norma subjektif (Subjective norm) yang mendorong
individu untuk berkehendak atau bermaksud (Intention) (Ajen, 2005). Di mana,
keinginan inilah yang kemudian mendorong individu untuk bertindak atau
berperilaku. Oleh karena itu, model promosi kesehatan ini dikenal dengan model
yang berhubungan erat dengan dimensi psikologi sosial.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa intention atau kehendak sebagai
prediktor terhadap munculnya atau berubahnya perilaku individu. Bila menganalisis
lebih jauh tentang sikap, di mana sikap individu akan muncul ketika mereka telah
memikirkan keuntungan dan kerugian dari konsekuensi yang akan terjadi. Dalam arti
bahwa, perubahan perilaku seseorang didasarkan atas alasan tertentu. Model ini juga
sudah membuktikan bahwa selain aspek keyakinan terhadap kesehatan, norma
subjektif dan sikap juga turut mendorong seseorang untuk mempunyai niat untuk
berperilaku. norma subjektif yang menjelaskan tentang keyakinan seseorang tentang
perilaku yang wajar atau normal yang diterima oleh masyarakat setempat. Sementara
sikap individu terjadi ketika seseorang telah memperhatikan atas hasil yang terjadi
ketika sedang berperilaku.
Secara detail model promosi kesehatan yang didasarkan atas theory of
Reasoned Action diilustrasikan seperti berikut:
Gambar 2.4.2: Model Promosi Kesehatan Berdasarkan Theory of Reasoned Action (Ajen,
2005)
9
Kembali ketika dilihat pada gambar diatas menjelaskan bahwa minat lah
yang menjadi faktor pendorong terkuat untuk terjadinya perilaku. Di mana minat
tersebut muncul karena dua faktor yaitu sikap dan norma subjektif atau persepsi
seseorang terhadap pandangan tentang perilaku yang dilakukan dari masyarakat
disekitarnya. Itu berarti bahwa munculnya atau berubahnya perilaku individu didasari
oleh persepsi tentang suatu objek atau perilaku baik yang muncul dari dirinya sendiri
dan juga dari orang lain yang ada disekitarnya. Untuk memahami apa itu sikap dan
norma subjektif, maka dibawah ini akan dijelaskan tentang dua faktor yang
mendorong minat seseorang untuk berperilaku.
10
Gambar 2.4.3: Model promosi kesehatan berdasarkan Theory of Planned Behaviour
(Ajen, 2005)
2.5 Peran Keperawatan dalam Promosi Kesehatan
11
namun juga sangat penting untuk dapat mendidik masyarakat dalam
memperbaiki perilaku sehat dengan dilakukan penyuluhan kesehatan maupun
pemberdayaan masyarakat supaya mereka dapat lebih mandiri dan peduli
mengenai pentingnya tindakan pencegahan sakit daripada pengobatan saat
sakit.
12
Adapun peran perawat dalam promosi kesehatan ialah:
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih jauh
darikesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangununtuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagikita semua. Amin.
14
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan,
DalamPencapaian PHBS, Jakarta 2008
Notoatmodjo, s., 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Maulana, H. D. J., (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
https://www.coloradotech.edu/degrees/studies/nursing/articles/roles-health-promotion-disease-
prevention
https://hospitalnews.com/the-role-of-the-nurse-in-health-promotion/
15