Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baiknya ciptaan
dibandingkan makhluk lainnya. Manusia dilengkapi akal untuk berpikir yang
membedakannya dengan binatang. Dalam Al- Qur’an (QS.AL-Hijr (15):28-29) diterangkan
bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh
kepadanya sehingga menjadi hidup.
“Dan ingatlah, Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:” sesungguhnya Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam
yang dibentuk. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkannya kedalam ruh (ciptaanKu) maka tunduklah kamu kepadaNya dengan bersujud.
Manusia dalam penciptaanya diberikan beberapa potensi yaitu ruh, akal, dan nafs.
Allah SWT memberikan potensi tersebut agar manusia menggunakannya dalam mengarungi
perjalanan hidupnya di dunia. Manusia menggunakan potensi tersebut untuk menempati
tempat tertinggi sehingga ia terpuji, atau sebaliknya manusia berada ditempat yang rendah
sehingga ia tercela.

Point Pembelajaran
 Mengetahui perjalanan hidup manusia
 Mengetahui ragam orientasi hidup mamusia
 Mengetahui tujuan dan fungsi manusia hidup di dunia
 Mengetahui hidup sukses menurut pandangan Al- Quran
BAB II

ISI

A. PERJALANAN HIDUP MANUSIA

1.  ALAM RUH

Dikisahkan bahwa Allah menciptakan ruh (QS 38 – Shaad: 71-72) sebelum manusia


terbentuk jasadnya. Bisa dibayangkan betapa banyak ruh yang diciptakan Allah sebelum
ditiupkan kedalam jasad manusia. Sesungguhnya kita, manusia, tidak memiliki
pengetahuan tentang ruh (QS 17 – Al Israa’: 85), sedikit sekali yang kita ketahui tentang
ruh ini. Setelah penciptaan ruh, maka manusia mengalami suatu masa di mana ia
merupakan sesuatu yang tidak dapat disebut (QS 76 – Al Insaan: 1)

1. ALAM JANIN

Manusia mulai terbentuk secara fisik dalam rahim seorang ibu yang dikatakan berasal
dari air mani dan disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) (QS 32 – As Sajdah: 7-8,
QS 23 – Al Mu’minuun: 12-13). Janin mengalami proses perkembangan dalam
rahim (QS 23 – Al Mu’minuun: 14) dan dibentuk sesuai dengan kehendak Allah (QS 3 –
Ali ‘Imran: 6) dan disempurnakanNya tubuh manusia ini (QS 82 – Al Infithaar: 7-8).
Setelah terbentuk, barulah Allah meniupkan ruh kedalam janin (QS 32 – As Sajdah: 9)

2. ALAM DUNIA

Setelah sekitar 9 bulan berada dalam rahim seorang ibu, maka lahirlah manusia ke
alam dunia dalam keadaan polos dan suci tanpa membawa apapun. Setelah lahir manusia
akan lebih mengenal fenomena kehidupan dunia, dan lalai tentang pengetahuan tentang
kehidupan akhirat (QS 30 – Ar Ruum: 6-7). Kehidupan manusia di alam dunia pada
hakekatnya merupakan ujian-ujian seumur hidupnya untuk menentukan tempatnya di
akhirat kelak (QS 6 – Al An’aam: 165). Manusia ditugaskan Allah untuk menjadi
khalifah di muka bumi (QS 2 – Al Baqarah: 30, QS 75 – Faathir :39, QS 38 – Shaad:
26). Dan ia diperintahkan untuk beriman dan menyembah kepada Allah dan melakukan
amal ma’ruf dan mencegah kemunkaran (QS 3 – Ali Imran: 110, QS 51 – Adz Dzariyaat:
56). Penciptaan manusia untuk hidup di dunia bukanlah suatu yang main-main, melainkan
setiap manusia akan dimintakan pertanggungan jawabnya bagaimana ia menjalani ujian-
ujian tentang apa yang telah dilakukannya selama hidup. (QS 23 – Al Mu’minuun: 115)

Seburuk-buruknya manusia ialah mereka yang kafir dan akan mendapat tempat di
neraka jahanam, sedangkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan melakukan
perbuatan-perbuatan baik di dunia sesuai Al Qur’an merupakan sebaik-baiknya manusia
dan in syaa Allah mendapat tempat di syurga kelak (QS 98 – Al Bayyinah : 6-8)
Kehidupan manusia di dunia amatlah singkat, 1 hari di sisi Allah sama dengan 1.000
tahun di bumi: “Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
Mereka menjawa: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah
kepada orang-prang yang menghitung” Allah berfirman: “Kamu tinggal (di bumi)
melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui” (QS 23 – Al
Mu’minuun: 112-114) Kebanyakan manusia tidak menyadari bahwa waktu yang
diberikan Allah untuk hidup di dunia hanyalah sebentar. Dan celakanya, waktu yang
sedikit digunakan untuk ingkar kepada Allah dengan berfoya-foya menikmati dunia dan
melakukan berbagai kemaksiatan. Sungguhlah mereka berada dalam kerugian. Kecuali
mereka yang beriman kepada Allah, melakukan amal saleh dan saling menasihati tentang
kebenaran dan menetapkan kesabaran (QS 103 – Al ‘Ashr: 1-3). Sampailah saatnya
manusia akan menemui ajal. Hanya Allah yang tahu kapan kita akan menemui ajal yang
tidak bisa ditunda atau dimajukan sedikitpun. Ajal itu pasti datangnya, akan tetapi kita
tidak tahu kapan datangnya, di mana dan bagaimana kita akan menemui ajal.  Ajal tetap
merupakan misteri bagi kita (QS 35 – Faathir: 11, QS 31 – Luqman: 34, QS 4 – An
Nisaa’: 78, QS 10 – Yunus : 49)

3. ALAM KUBUR/BARZAH

Barzah berarti sesuatu yang terletak di antara dua kondisi atau barang. Dalam konteks
kehidupan manusia, maka alam barzah adalah antara alam dunia dan alam akhirat. Ini
adalah suatu alam yang dialami manusia mulai dari saat ia menemui ajal sampai
datangnya hari kiamat atau hari akhir (yaumil qiyamah atau yaumil akhir) (QS 30 – Ar
Ruum: 55-57, QS 2- - Thaahaa: 100-104). Alam barzah ini digambarkan sebagai suatu
kehidupan baru yang merupakan dinding pemisah antara alam dunia dan alam
akhirat. (QS 23 – Al Mu’minuun: 99-100) Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Allah, berbuat dusta terhadap Allah dan sombong akan langsung dihukum pada waktu
sakratul maut, tidak lagi menunggu azab kubur atau peradilan akhirat. Malaikat maut
akan mengambil nyawa mereka dengan kasar sambil memukul-mukul muka dan
punggung para pendusta ayat Allah itu (QS 47 – Muhammad: 27 – 28, QS 6 – Al An’aam
: 93)

4. ALAM AKHIRAT

Kehidupan di alam akhirat didahului dengan peristiwa kiamat, di mana malaikat


meniup sangkakala membangunkan para arwah yang sedang tidur dalam alam
khubur diikuti satu kali teriakan. Semua terbangun dan bergegas ke padang masyhar
untuk dihisab keimanan, perbuatan baik dan buruk yang dilakukan selama berada di alam
dunia. Semua manusia yang dibangkitkan kembali dikumpulkan di padang mahsyar. Pada
saat itu sudah ada yang celaka dan ada pula yang berbahagia. (QS 36 – Yaasiin : 51-54,
QS 11 – Huud : 103-105)

Orang-orang yang mulia telah telah diberikan ketetapan yang baik dari Allah, mereka
itu dijauhkan dari neraka dan tidak mendengar sedikitpun suara api neraka. Mereka juga
tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar yang terjadi pada hari kiamat, dan mereka
disambut oleh para malaikat dengan ucapan: “Inilah harimu yang telah dijanjikan
kepadamu”(QS 21 – Al Anbiyaa’ : 101-104)

Suasana dan keadaan golongan manusia di hari akhirat pada umumnya berada dalam
kepanikan yang amat sangat, tidak ada yang bisa saling tolong menolong.  Ada yang
bergembira dan ada yang bermuka masam, tergantung dari amalannya di dunia. (QS 80 –
‘Abasa : 33-42)

Orang-orang yang selama di alam dunia mengingkari adanya hari kebangkitan dan
pertemuannya dengan Allah di hari kiamat akan menyesal dan akan menerima azab
dengan memikul dosa-dosa yang telah dilakukannya. (QS 6 – Al An’aam : 30-31)

Setiap manusia akan diadili dalam pengadilan akhirat di mana kita akan membela diri
sendiri saat diminta pertanggung-jawaban atas perbuatan kita di dunia, tidak ada orang
lain yang bisa menggantikan kita atau membela kita dalam peradilan akhirat yang Maha
Adil. (QS 16 – An Nahl : 111, QS 19 – Maryam : 80, QS 2 – Al Baqarah : 123)

Dipastikan manusia diminta pertanggungan-jawabnya berdasarkan apa yang


dikerjakannya dan dengan segala argumentasi dan alasan-alasan pembenaran
perbuatannya. Tangan dan kaki ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan kita di dunia,
sedangkan mulut mereka ditutup. Bahkan semua anggota tubuh termasuk kulit ikut
menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan manusia di dunia. (QS 75 – Al Qiyaamah: 13-15,
QS 24 – An Nuur: 24, QS 36 – Yaasiin : 65, QS 41 – Fushshilat : 19-22)

Nasib manusia setelah dijatuhkan vonis bermacam-macam. Orang kafir dibawa ke


neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu
dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
“Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan ayat-
ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka
menjawab: “Benar (telah datang)”. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap
orang-orang kafir

Lalu dikatakan (kepada orang-orang kafir itu): “Masukilah pintu-pintu neraka


Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya”. Maka neraka jahannam inilah seburuk-
buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Sebaliknya, orang-orang yang
bertaqwa kepada Tuhannya dibawa kedalam surga berombong-rombongan (pula).
Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan
berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu,
berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”

Para mutaqien itupun berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya
kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan)
menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka surga itulah
sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang beramal” (QS 39 – AZ Zumar: 71-74)

Kesimpulan kajian Al – Qur’an: Allah menetapkan keberadaan manusia melalui


tahap-tahap kehidupan. Mulai dari penciptaan ruh, diikuti penciptaan jasad dalam janin
sehingga ditiupkan ruh ke dalamnya dan dilahirkan ke dunia. Keberadaan manusia di atas
bumi merupakan ketetapan Allah. Manusia mempunyai misi untuk menjadi khalifah di
muka bumi, menjaga ciptaan Allah, berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran,
mengikuti perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Kehidupan manusia di bumi sangat
singkat dan merupakan gelanggang ujian untuk menentukan tempatnya di akhirat. Akhirat
merupakan kehidupan manusia yang final dan abadi, bahagia di surga atau sengsara di
neraka.
B. RAGAM ORIENTASI HIDUP MANUSIA
Manusia sebagai khalifatullah menempati posisi ganda (double position) diruang
public (public sphere) yang sangat luas. Disatu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada
saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan(Al-fasid). Gambaran ini
menunjukkan konsekuensi manusia sebagai salah satu makhluk Allah yang dikaruniai
beberapa potensi, secara tidak langsung menghantarkan kesadarn manusia akan keAgungan
Allah da keterbatasan hambanya sebagai makhluk-Nya. Untuk itu diperlukan penyikapan
yang tegas dalam menempuh perjalanan hidup ini, agar kehidupan dapat mendapat manfaat
bagi dirinya dan orang lain, sehingga dapat memperoleh kebahagiaandan leselamatan hidup
didunia maupun akhirat.
Demikian, ada 2 hal yan harus diperhatikan oleh setiap orang untuk menyikapi
orientasi hidup, yaitu:
1. Orientasi hidup yang salah Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS. Al-Baqarah
ayat 200 menyebutkan bahwa ada diantara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya
mengejar kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib
hidupnya di akhirat kelak. Hal ini sesuia dengan firmn Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat
200 sebagai berikut:Artinya : “Maka diantara manusia ada orang yang berdoa “Ya Tuhan
kami,berilah kami (kebaikan) didunia” dan tiadalah baginya bahagia (yang
menyenangkan) diakhirat.”

a. Obsesinya hanya mengejar kenikmatan dunia, baik berupa wanita, anak, harta
benda (seperti : emas, perak, kendaraan, binatang ternak, sawah, ladang dll),
karena kenikmatan dunia itu merupakan daya tarik bagi mereka. Oleh karena itu,
mereka tidak memperdulikan waktu lagi, dimana siang dan malam hanya
digunakan untuk mengejar dan memperbanyak kesenangan hidup. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam QS. AliImran ayat 14 sebagai berikut: Artinya “dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita
wanita, anak-anak harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang –
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah
lath empat kembali yang baik (surga)”

b. Bertambahnyaambisi untuk memperbanyak kesenangan hidup duniawi manakala


melihat orang lain memiliki kekayaan diatas dirinya. Hal ini dapat dipahami dari
perilaku teman –teman karun disaat melihat kemegahan karun. Sebagai mana firman
Allah dalam QS. Al-Qashash ayat 76 Artinya: maka keluarlah karun pada kaumnya
dalam kemegahannya. berkatalah orang –orang yang menghendaki kehidupan dunia:
“moga-moga kiranya kita mempempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada
karun, sesungguhnya ia benar –benar mempunyai keberuntungan yang besar”
Ayat ini menjelaska ndan mengingatkan pada seluruh manusia tentang karun
ketika keluardari istananya dengan diiring-iringin pasukan keamanan yang
lengkap, terdiri dari pengawal, hamba sahaya, orang-orang sebagai kaki
kanannya, parakerabatnya, istri dan dayang-dayangnya, anak keturunannya. Hal ini
dilalkukan dengan tujuan untuk memperlihatkan kemegahannya kepada
kaumNya. Dalam kondisi demikian, sebagian diantara manusia ada yang berdoa
dan berkeinginan agar kehidupan didunianya sepertiyang diberikan oleh karun.

2. Orientasi hidup yang benar


a. Allah tidak menghendaki kehidupan didunia yang dilakukan oleh manusia sangat
memberatkan, bahwa sebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang
mudah. Untuk itu Allah memberi petunjuk kepada mereka pada jalan yang harus
dilaluinya, sebagaimana firman Allah dalam QS.AL Baqarah ayat 25 Artinya: Tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (islam): sesungguhnya tela jela jalan yang benar
daripada jalan yang sesat, karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut
[syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah] dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. Ayat ini dengan jelas
bahwa Allah telah menunjukkan jalan kehidupan yang harus dilalui oleh setiap
manusia, yaitu jalan menuju kebenaran (akan diuraikan) dan jalan menuju kesesatan
(baca pada bagian diatas). Diantara kedua jalan ini, Allah mempertegaskanperbedaannya,
begitu juga dengan konsekwensi bagi setiap manusia yang menempuh jalan
ini.Siapaorangnya yang mengikuti jalan yang benar, maka ia termasuk tergolongan
orang-orang yang cerdas. Salah satu indikatornya adalah mampu memanfaatkan potensi-
potensi pemberian Allah kepada dirinyamana yang harus digunakan dan mana yang tidak
harus digunakan, sehingga membaw manfaat bagi dirinya dan orang-orang
disekelilingnya. Disamping itu, dia selalu menghitung dan mempertimbangkan secara
cermat dan berhati-hatian untung dan ruginya terhadap aktivitas yang dilakukanya,
karena dia memahami resiko yang dilakukannya akan berdampak pada kehidupan
didunia, dialam kubur dan dialam akhirat. Dia pun menyadari sepenuhnya bahwa apa
yangdilakukan tidak akan terlewati oleh pantauan Allah yang tercatat secara rapih oleh
malaikat Raqib dan ‘Atib yang bertugas mencatat amal perbuatanya (baca seluruh
aktivitas), dan diakhirat nanti harus dipertanggung jawaban.Adapun jaminan Allah yag
diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jalan yang benar adalah:a.Dimudahkan
ketika mendapat kesulitan, dicukupkan kebutuhan hidupnya dan diberi rizki yang tak
terduga, sesuai firman Allah QS. Ath Thalaq 2-3Artinya: (2) barangsiapa yang bertaqwa
kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) dan memberikan
rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya ada barang siapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya akan mencukupkan(keperluan)nya.Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan yang (dikehendaki)-Nya, sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap –tiap sesuatu.

b. Dihapus kesalahannya dan dilipatgandakan pahalanya, sebagaimana firman Allah


dalam QS. Ath –Thalaq ayat 5. Artinya: itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya
kepada kamu, dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.

C. TUJUAN DAN FUNGSI PENCIPTAAN MANUSIA

a. Tujuan Penciptaan Manusia


Segala sesuatu ciptaan Allah yang ada dimuka bumi tidak ada yang sia-sia, bahkan
seekor lalat sekalipun, meskipun banyak mudaratnya menurut pandangan manusia.
Pernyataan ini akan berlanjut padakeberadaan manusia dimuka bumi sebagai
khalifah, dengan misi memimpin,mengelola, memakmurkan dan memelihara
keselamatan alam semesta. Untuk itu Allah menurunkan agama yang terakhir (islam)
untuk dijadikan pegangan hidupnya dalam rangka menjalankan tugas kehalifahan sesuai
dengan maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia.Secara normatif tujuan
penciptaan manusia sesuai dengan firman Allah dalam QS.Adz-Dzaariyaat ayat 56
Artinya:” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”.Pengertian menyembah dalam ayat ini bukan terbataspada ritual
keagamaan(ibadah) seperti shalat,
a. Puasa, zakat dan haji akan tetapi lebih luas lagi. Sesuai dengan AlQuran surat Ali
Imran ayat 191-19: Artinya” (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentangpenciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” ayat
ini bila dikaitkan dengan penciptaan manusia maka untukbribadah dan mengandung
beberapa kriteria bagi orang-orang yang berakal sehat yaitu:
b. Mengingat Allah dalam berbagai keadan baik dalam melakukan tugas pribadi,
kepentingan kemasyarakatan, kepentingan berorganisasi atau lembaga tempat mencari
nafkah maupun tugas dalam mengemban Negara, baik dalam kadaan susuah maupun
senang.
c. Selalu memikirkan penciptaan alam semesta, untuk melakukan penggalian makna
terdalam yang berada dibalik simbol penciptaan ini.
d. Percaya dan yakin adanya Allah, serta mensuciksn dari segala sifat yang
kurang.
e. Selalu berdoa memohon ampun kepada Allah, terlebih yang bersangkutan merasa
berbuat salah atau melanggar atauran.Bertolak pada ayat tersebut maka tujuan
manusia beribadah adalah untuk memenuhi tujuan Allah menciotakan manusia.
oleh karena itubila manusia beribadah, maka ia termasuk sebaik-baik manusia
sedangkan balasannya adalah surga. Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-
Bayyinag ayat 7-8 Artinya:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh,mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga yang mengalir di bawahnya sungai
sungai; mereka kekal didalanya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan
merekaridha kepadanya, yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang-orang
yang takut kepada Tuhannya.” Adapun manusia yang ingkar adalah sejelek-jelek
manusia balasannya adalah neraka. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. At
Taubah ayat 3. Artinya:” Dan (inilah) suatu permakluman dari pada Allah dan
RasulNya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah
dan RasulNya berlepas dari orang-orang musrikin. Kemudian jika kamu(kaum
musrikin) bertobatl itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan
beritakanlah kepada orang-orang kafir(bahwa mereka akan mendapat)siksa yang
pedih.”

b. Fungsi Penciptaan Manusia


Merujuk pada penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah, maka fungsi
manusia diciptakan adalah sebagai khalifah-Nya. Sebagai mana firman Allah QS. Al-
Baqarah ayat 30 dan QS.Al-An’am ayat 165.Artinya :”Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada Para Malaikat:” Sesungguhnya aku hendak menjadikan seseorang
khalifah dimuka bumi.” Merek berkata:” Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
Mensucikan Engakau?” Tuhan berfirman:” Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (Al Baqarah ayat 30). Artinya: “Dan Dia lah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagia(yang
lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaanNya dan Sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An’am ayat 165) Kedua ayat ini dengan tegas
Allah menyatakan bahwa fungsi manusia dimuka bumi sebagai khalifatullah, karena itu
mereka bertugas menciptakan kemakmuran di dunia dan membangun berbagai segi
kehidupan. Mengingat tugas ini sebagai amanah dari Allahmaka setiap menjalankan tugas
sebagai khalifah merupakan pengabdian(ibadah) kepadaNya Adapun tugas yang
dibebankan manusia banyak sekali diantaranya ialah:
a.Tugas kehalifahan terhadap dirisendii, seperti menuntut ilmu pengetahuan
yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain atau masyarakat secara umum dan
menghiasi diri dengan akhlak mulia yang harus disadari dan dilakukan setiap orang
b.Tugas kehalifahan dalam keluarga atau rumah tangga, hal ini erat kaitannya
dengan penyaluran nafsu seksual dalam diri setiap orang yang bermoral. Namun
dalam menyalurkan seksualnya hanya pada suamo atau istri yang dinikahi dan
sebaliknya jika bukan pada pasangan yang dinikahinya maka disebut zinah.
c.Tugas kehalifahan didalam masyarakat. Setiap manusia hidup di duniatidak lepas
dari manusia lainnya karena saling membuthkan sehingga perlu mengadakan
hubungan positif dan bermanfaat bagi semuanya.
D. HIDUP SUKSES DALAM PANDANGAN AL-QURAN
Allah SWT dalam Alquran memberikan penjelasan, orang-orang yang dikatakan
sukses dan berhasil serta kebahagiaan dalam hidup apabila: memiliki komitmen keimanan,
yakni mantap serta kokoh imannya, kuat tauhid dan akidahnya. Inilah modal awal meraih
derajat kemuliaan di hadapan Allah SWT dan suksesnya kekal dan abadi. Sejatinya, sukses
menurut islam adalah kebahagiaan yang kekal, yaitu kebahagiaan di dunia juga di
akhhirat. Kita sebagai manusia tentu selalu punya harapan untuk menjadi orang sukses,
entah itu dalam urusan dunia ataupun akhirat. Islam mempunyai cara agar kita menjadi
orang sukses, car aini bukan hanya untuk menjadi orang sukses di mata manusia, tetapi
juga di mata Allah, Rab kita.
1. Mulai dengan Ilmu
Cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an ialah dengan memiliki ilmu. Dengan ilmu,
seseorang akan menjadi orang sukses yang mampu memanfaatkannya untuk kebaikan dan hal
yang bermanfaat. Jika ingin sukses, maka yang harus dilakukan pertama kali ialah dengan
menuntut ilmu. “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS Al-
Alaq:5). keutamaan berilmu dalam islam akan menuntu pada kesuksesan.
2. Berubah dari Diri Sendiri
Agar dapat mencapai kesuksesan harus diawali dengan mengubah diri sendiri terlebih dahulu,
mengubah kebiasaan buruk menjadi semangat. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu
kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubah keadaan yang ada pada dirinya”. (QS Ar
Rad: 11).
3. Berdoa
Usaha tidak akan lengkap tanpa disertai doa. Doa merupakan sebuah wujud bahwa kita
melibatkan Allah dalam setiap harapan “Maka bermohonlah kepada Ku”. (QS Al Baqarah:
186). Dengan menjalankan doa pembuka rezeki dari segala penjuru akan menjadi salah satu
jalan untuk meraih kesukesan.
4. Sedekah
Perumpamaan orang yang menafahkan hartanya di jalan Allah (sedekah) adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap tiap bulir seratus biji. Allah
melipatgandakan ganjaran bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas
karunia Nya lagi maha Mengetahui”. (QS Al Baqaraq: 261). Sedekah tidak akan mengubah
seseorang menjadi miskin. Sedekah akan membuat jalan rejeki menjadi lebih lapang sehingga
segala usaha mendapat kemudahan dari Allah.
5. Bersyukur
Cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an salah satunya dengan jalan rajin bersyukur,
bersyukur akan memberikan perasaan bahwa kita adalah hamba Allah yang beruntung
sehingga menjadi lebih bersemangat dalam menjalani langkah langkah menuju kesuksesan
serta terhindar dari putus asa. “Jika kamu bersyukur akan Ku tambah nikmat untukmu”. (QS
Ibrahim:7). keutamaan bersyukur dalam islam akan mendapat jalan untuk menjadi orang
yang di ridhoi Allah dalam usahanya menggapai suskes.
6. Bertaqwa
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar
dan rezeki dari arah yang tidak disangka sangka”. (QS Ath Thalaaq: 2). Taqwa juga
berperan penting dalam kesuksesa, orang yang bertaqwa akan mendapat kasih sayang dari
Allah sehingga segala kesulitan yang dialaminya akan mendapat pertolongan dari jalan yang
tidak disangkanya.
7. Niatkan karena Allah
“Barangsiapa mengerjakan amal saleh dalam keadaan beriman, maka Kami akan berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan pahala jauh lebih baik dari apa yang mereke kerjakan”.
(QS An Nahl: 97). Niatkan kesuksesan yang dikejar untuk mendapat ridho Allah di dunia dan
di akherat, jangan mengejar suskes semata karena ingin dipuji atau karena duniawi.
8. Amanah
Lakukan segala usaha dengan jujur, jangan tergoda dengan jalan yang slaah, seperti membeli
jabatan agar cepat sukses. Miliki segala sesuatu dengan jalan yang benar dan jadilan orang
yang amanah. “Sesungguhnya harta dan anak anak mu hanyalah cobaan bagimu”. (QS At
Taghabun: 15).
9. Jangan Menuruti Hawa Nafsu
“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan”. (QS Al Fajr: 20). Sukses
memang impian setiap orang, tetapi jangan hanya mengejar sukses dalam hal duniawi, jangan
mencintai harta atau hal duniawi berlebihan, sebab segala yang dimiliki hamba Allah
hanyalah titipan yang sewaktu waktu dapat diambil oleh Nya.
10. Hindari yang Haram
“Mereka itu adalah orang yang suka mendengar berita bohong dan memakan yang haram”
(QS Al Maidah: 42). Hindari langkah yang curang misalnya membeli ijazah palsu agar dapat
menggunakannya untuk naik pangkat. Keberkahan berpengaruh dari halal dan haram cara
yang dilakukan.
11. Ikhlas
“Barang siapa menjadikan akherat sebagai tujuannya maka Allah akan menjadikan
kekayaan dalam hatinya”. (HR At Tirmidzi). Kejar sukses dengan niat yang ikhlas karena
Allah dan dengan niat menggunakan kesuksesan tersebut di jalan Allah. Tentu saja bukan niat
yang hanya berhubungan dengan duniawi seperti harta, jabatan, dan lain lain tetapi juga
mengahrap sukses di akherat sebab merupakan salah satu keutamaan ikhlas dalam islam.
Sukses dalam islam wajib diikuti dengan rasa ikhlas dalam menjalani tiap prosesnya dengan
sungguh dan ebrharap ridho Allah. Hasil dari setiap usaha bergantung dari keikhlasan dalam
hati. Jika suatu hal dilakukan dengan ikhlas, tentu hasilnya akan lebih baik dan lebih berkah.
12. Istiqomah
Istiqomah artinya tekun atau terus menerus dan tidak berkurang. Lakukan usaha dengan
istiqomah agar mendapat kelapangan dari Allah sebab orang yang bersungguh sungguh pasti
akan mendapatkan hal yang diinginkan. “Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu
(islam) benar benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang
banyak)”. (QS Al Jinn: 16).
13. Sabar
Setiap orang yang sukses pasti pernah menjalani berbagai tahap dengan berbagai ujian, cara
menjadi orang sukses menurut Al Qur’an adalah dengan sabar ketika mendapat kesulitan atau
rintangan dalam usaha. Wajib percaya pada Allah bahwa sabar akan menjadikan jalan
kesuksesan untuknya. “Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar,
yaitu yang ketika ditimpa musibah mereka mengucapkan: sungguh kita semua ini milik Allah
dan sungguh kepada Nya lah kita kembali”. (QS Al Baqarah: 155-156).
14. Tidak Putus Asa
Orang yang sukses tidak menyerah ketika menghadapi tantangan, hal tersebut justru menjadi
dorongan untuk menjadi lebih giat lagi dalam berusaha. Orang yang putus asa artinya tidak
percaya pada rahmat Allah. “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus dari rahmat Allah melainkan orang orang yang kufur” (QS
Yusuf: 87)
15. Memiliki Keberanian
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar
kesanggupannya”. (QS Al Baqarah: 286). Jika sedang mencapai kesuksesan dan mendapat
rintangan dalam prosesnya, cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an adalah dengan
menyerahkan semuanya kepada Allah disertai usaha dan doa yang maksimal. Sebab Allah
yang paling memahami kemampuan hamba Nya dimana Allah tidak akan memberi ujian di
luar kemampuannya.
16. Percaya Allah Maha Penolong
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. (QS Al Insyiroh: 5). Jika kita
membaca kisah kisah orang sukses, tentu akan menemui masa dimana ada kesulitan yang
dialami orang tersebut. Umumnya kesuksesan atau tahap yang lebih tinggi akan didapatkan
setelah berhasil melewati kesulitan tersebut. Begitu juga dengan hamba Allah lainnya, ketika
kita sedang berusaha meraih kesuksesan atau impian dan menemui hambatan, ketahuilah
bahwa hal tersebut bukan hanya dialami oleh kita, mungkin banyak orang yang mendapatkan
ujian lebih berat tetapi sanggup melewatinya. Maka kita wajib berfikir demikian bahwa Allah
selalu memberi jalan di tiap ujian.

17. Jangan Sombong


Ketika sudah berhasil mencapai tahap tertentu dalam langkah menuju sukses dan terasa
impian sudah berada dekat di depan mata, tidak diperbolehkan merasa sombong dan
melupakan Allah. Banyak orang yang lalai ketika diuji dengan kesenangan. “Dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan sombong”. (QS Al Isra: 37). Biasanya orang akan
merasa bahwa dirinya bisa mencapai tahap tersebut sebba dari kerja keras dan usaha dirinya
sendiri, tidak ada peran dari Allahs sedikitpun. Hal inilah yang dapat menjadi penghalang
kesuksesan. Cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an adalah dengan senantiasa rendah
hati. Jauhi sombong dan tetap meningkatkan kualitas diri sehingga sukses akan datang
menghampiri.
Dengan menerapkan cara cara sukses menurut Al Qur’an ini, InsyaAllah kita akan menjadi
orang yang sukses serta mendapat kebahagiaan dan ketenangan. Demikian artikel kali ini,
semoga kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akherat. Terima kasih sudah membaca
semoga bermanfaat untuk anda semua.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perjalanan hidup manusia :

 Alam ruh, Alam janin, Alam dunia, Alam kubur/barzah, Alam akhirat

Ragam orientasi hidup manusia

Manusia sebagai khalifatullah menempati posisi ganda (double position) diruang public
(public sphere) yang sangat luas. Disatu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada saat
bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan(Al-fasid).

Demikian, ada 2 hal yan harus diperhatikan oleh setiap orang untuk menyikapi orientasi
hidup, yaitu:
1. Orientasi hidup yang salah Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS. Al-Baqarah
ayat 200 menyebutkan bahwa ada diantara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya
mengejar kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib
hidupnya di akhirat kelak. Hal ini sesuia dengan firmn Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat
200 sebagai berikut:Artinya : “Maka diantara manusia ada orang yang berdoa “Ya Tuhan
kami,berilah kami (kebaikan) didunia” dan tiadalah baginya bahagia (yang
menyenangkan) diakhirat.”

2. Orientasi hidup yang benar


a. Allah tidak menghendaki kehidupan didunia yang dilakukan oleh manusia sangat
memberatkan, bahwa sebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang
mudah. Untuk itu Allah memberi petunjuk kepada mereka pada jalan yang harus
dilaluinya, sebagaimana firman Allah dalam QS.AL Baqarah ayat 25 Artinya: Tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (islam): sesungguhnya tela jela jalan yang benar
daripada jalan yang sesat, karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut
[syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah] dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber: https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/cara-menjadi-orang-sukses-menurut-
al-quran

https://www.attaubah-krw.sch.id/berita/70202/tahapan-tahapan-manusia-dalam-alquran

Anda mungkin juga menyukai