PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baiknya ciptaan
dibandingkan makhluk lainnya. Manusia dilengkapi akal untuk berpikir yang
membedakannya dengan binatang. Dalam Al- Qur’an (QS.AL-Hijr (15):28-29) diterangkan
bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh
kepadanya sehingga menjadi hidup.
“Dan ingatlah, Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:” sesungguhnya Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam
yang dibentuk. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkannya kedalam ruh (ciptaanKu) maka tunduklah kamu kepadaNya dengan bersujud.
Manusia dalam penciptaanya diberikan beberapa potensi yaitu ruh, akal, dan nafs.
Allah SWT memberikan potensi tersebut agar manusia menggunakannya dalam mengarungi
perjalanan hidupnya di dunia. Manusia menggunakan potensi tersebut untuk menempati
tempat tertinggi sehingga ia terpuji, atau sebaliknya manusia berada ditempat yang rendah
sehingga ia tercela.
Point Pembelajaran
Mengetahui perjalanan hidup manusia
Mengetahui ragam orientasi hidup mamusia
Mengetahui tujuan dan fungsi manusia hidup di dunia
Mengetahui hidup sukses menurut pandangan Al- Quran
BAB II
ISI
1. ALAM RUH
1. ALAM JANIN
Manusia mulai terbentuk secara fisik dalam rahim seorang ibu yang dikatakan berasal
dari air mani dan disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) (QS 32 – As Sajdah: 7-8,
QS 23 – Al Mu’minuun: 12-13). Janin mengalami proses perkembangan dalam
rahim (QS 23 – Al Mu’minuun: 14) dan dibentuk sesuai dengan kehendak Allah (QS 3 –
Ali ‘Imran: 6) dan disempurnakanNya tubuh manusia ini (QS 82 – Al Infithaar: 7-8).
Setelah terbentuk, barulah Allah meniupkan ruh kedalam janin (QS 32 – As Sajdah: 9)
2. ALAM DUNIA
Setelah sekitar 9 bulan berada dalam rahim seorang ibu, maka lahirlah manusia ke
alam dunia dalam keadaan polos dan suci tanpa membawa apapun. Setelah lahir manusia
akan lebih mengenal fenomena kehidupan dunia, dan lalai tentang pengetahuan tentang
kehidupan akhirat (QS 30 – Ar Ruum: 6-7). Kehidupan manusia di alam dunia pada
hakekatnya merupakan ujian-ujian seumur hidupnya untuk menentukan tempatnya di
akhirat kelak (QS 6 – Al An’aam: 165). Manusia ditugaskan Allah untuk menjadi
khalifah di muka bumi (QS 2 – Al Baqarah: 30, QS 75 – Faathir :39, QS 38 – Shaad:
26). Dan ia diperintahkan untuk beriman dan menyembah kepada Allah dan melakukan
amal ma’ruf dan mencegah kemunkaran (QS 3 – Ali Imran: 110, QS 51 – Adz Dzariyaat:
56). Penciptaan manusia untuk hidup di dunia bukanlah suatu yang main-main, melainkan
setiap manusia akan dimintakan pertanggungan jawabnya bagaimana ia menjalani ujian-
ujian tentang apa yang telah dilakukannya selama hidup. (QS 23 – Al Mu’minuun: 115)
Seburuk-buruknya manusia ialah mereka yang kafir dan akan mendapat tempat di
neraka jahanam, sedangkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan melakukan
perbuatan-perbuatan baik di dunia sesuai Al Qur’an merupakan sebaik-baiknya manusia
dan in syaa Allah mendapat tempat di syurga kelak (QS 98 – Al Bayyinah : 6-8)
Kehidupan manusia di dunia amatlah singkat, 1 hari di sisi Allah sama dengan 1.000
tahun di bumi: “Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
Mereka menjawa: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah
kepada orang-prang yang menghitung” Allah berfirman: “Kamu tinggal (di bumi)
melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui” (QS 23 – Al
Mu’minuun: 112-114) Kebanyakan manusia tidak menyadari bahwa waktu yang
diberikan Allah untuk hidup di dunia hanyalah sebentar. Dan celakanya, waktu yang
sedikit digunakan untuk ingkar kepada Allah dengan berfoya-foya menikmati dunia dan
melakukan berbagai kemaksiatan. Sungguhlah mereka berada dalam kerugian. Kecuali
mereka yang beriman kepada Allah, melakukan amal saleh dan saling menasihati tentang
kebenaran dan menetapkan kesabaran (QS 103 – Al ‘Ashr: 1-3). Sampailah saatnya
manusia akan menemui ajal. Hanya Allah yang tahu kapan kita akan menemui ajal yang
tidak bisa ditunda atau dimajukan sedikitpun. Ajal itu pasti datangnya, akan tetapi kita
tidak tahu kapan datangnya, di mana dan bagaimana kita akan menemui ajal. Ajal tetap
merupakan misteri bagi kita (QS 35 – Faathir: 11, QS 31 – Luqman: 34, QS 4 – An
Nisaa’: 78, QS 10 – Yunus : 49)
3. ALAM KUBUR/BARZAH
Barzah berarti sesuatu yang terletak di antara dua kondisi atau barang. Dalam konteks
kehidupan manusia, maka alam barzah adalah antara alam dunia dan alam akhirat. Ini
adalah suatu alam yang dialami manusia mulai dari saat ia menemui ajal sampai
datangnya hari kiamat atau hari akhir (yaumil qiyamah atau yaumil akhir) (QS 30 – Ar
Ruum: 55-57, QS 2- - Thaahaa: 100-104). Alam barzah ini digambarkan sebagai suatu
kehidupan baru yang merupakan dinding pemisah antara alam dunia dan alam
akhirat. (QS 23 – Al Mu’minuun: 99-100) Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Allah, berbuat dusta terhadap Allah dan sombong akan langsung dihukum pada waktu
sakratul maut, tidak lagi menunggu azab kubur atau peradilan akhirat. Malaikat maut
akan mengambil nyawa mereka dengan kasar sambil memukul-mukul muka dan
punggung para pendusta ayat Allah itu (QS 47 – Muhammad: 27 – 28, QS 6 – Al An’aam
: 93)
4. ALAM AKHIRAT
Orang-orang yang mulia telah telah diberikan ketetapan yang baik dari Allah, mereka
itu dijauhkan dari neraka dan tidak mendengar sedikitpun suara api neraka. Mereka juga
tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar yang terjadi pada hari kiamat, dan mereka
disambut oleh para malaikat dengan ucapan: “Inilah harimu yang telah dijanjikan
kepadamu”(QS 21 – Al Anbiyaa’ : 101-104)
Suasana dan keadaan golongan manusia di hari akhirat pada umumnya berada dalam
kepanikan yang amat sangat, tidak ada yang bisa saling tolong menolong. Ada yang
bergembira dan ada yang bermuka masam, tergantung dari amalannya di dunia. (QS 80 –
‘Abasa : 33-42)
Orang-orang yang selama di alam dunia mengingkari adanya hari kebangkitan dan
pertemuannya dengan Allah di hari kiamat akan menyesal dan akan menerima azab
dengan memikul dosa-dosa yang telah dilakukannya. (QS 6 – Al An’aam : 30-31)
Setiap manusia akan diadili dalam pengadilan akhirat di mana kita akan membela diri
sendiri saat diminta pertanggung-jawaban atas perbuatan kita di dunia, tidak ada orang
lain yang bisa menggantikan kita atau membela kita dalam peradilan akhirat yang Maha
Adil. (QS 16 – An Nahl : 111, QS 19 – Maryam : 80, QS 2 – Al Baqarah : 123)
Para mutaqien itupun berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya
kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan)
menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka surga itulah
sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang beramal” (QS 39 – AZ Zumar: 71-74)
a. Obsesinya hanya mengejar kenikmatan dunia, baik berupa wanita, anak, harta
benda (seperti : emas, perak, kendaraan, binatang ternak, sawah, ladang dll),
karena kenikmatan dunia itu merupakan daya tarik bagi mereka. Oleh karena itu,
mereka tidak memperdulikan waktu lagi, dimana siang dan malam hanya
digunakan untuk mengejar dan memperbanyak kesenangan hidup. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam QS. AliImran ayat 14 sebagai berikut: Artinya “dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita
wanita, anak-anak harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang –
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah
lath empat kembali yang baik (surga)”
PENUTUP
KESIMPULAN
Alam ruh, Alam janin, Alam dunia, Alam kubur/barzah, Alam akhirat
Manusia sebagai khalifatullah menempati posisi ganda (double position) diruang public
(public sphere) yang sangat luas. Disatu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada saat
bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan(Al-fasid).
Demikian, ada 2 hal yan harus diperhatikan oleh setiap orang untuk menyikapi orientasi
hidup, yaitu:
1. Orientasi hidup yang salah Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS. Al-Baqarah
ayat 200 menyebutkan bahwa ada diantara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya
mengejar kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib
hidupnya di akhirat kelak. Hal ini sesuia dengan firmn Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat
200 sebagai berikut:Artinya : “Maka diantara manusia ada orang yang berdoa “Ya Tuhan
kami,berilah kami (kebaikan) didunia” dan tiadalah baginya bahagia (yang
menyenangkan) diakhirat.”
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/cara-menjadi-orang-sukses-menurut-
al-quran
https://www.attaubah-krw.sch.id/berita/70202/tahapan-tahapan-manusia-dalam-alquran