Bab I Pendahuluan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), pegawai ASN memiliki peran yang sangat penting bagi penyelenggaraan
pemerintah yang berfungsi sebagai pelaksan kebijakan publik, pelayanan
public, perekat dan pemersatu bangsa. Oleh karena itu penting agar PNS
memiliki profesionalisme dan kompetensi yang memadai agar dapat
menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh tanggung jawab.Selain
fungsi-fungsi tersebut, Aparatur Sipil Negara juga harus menerapkan nilai-nilai
Dasar yang dirumuskan kedalam 5 (lima) pokok nilai-nilai dasar Aparatur sipil
negara yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi.Tidak hanya dalam menjalankan tugasnya sebagai petugas
administrasi yang berurusan dengan sistematika kerja suatu instansi
pemerintahan, namun dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik
yang senantiasa melayani kebutuhan masyarakat ASN. Maka dalam
perkembangannya nilai dasar ASN yang terangkum kedalam ANEKA
dielaborasikan dengan peran ASN dalam NKRI yang terbagi menjadi Whole Of
Goverment, Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN
Sejalan dengan semangat untuk menerapkan kelima nilai dasar ASN
tersebut diatas maka ditetapkannya Undang-undang aparatur Sipil Negara dan
merujuk pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegritasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi, nasionalisme
dan kebangsan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah
penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan
nonklasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan
peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya,

1
sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional. Melalui
pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS
profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas.
Lewat ketiga indikator tersebut yaitu efektif, efisien, dan inovatif tersebut
metode penerapan program-program dapat dikelompokan kedalam beberapa
golongan, yaitu metode-metode yang sudah berjalan namun kurang berjalan
maksimal dan metode yang harus diganti dengan yang memiliki nilai guna yang
lebih baik
Namun dalam perkembangannya indikator yang digunakan dalam
mengukur metode penerapan program dalam sebuah instansi berkembang
menjadi beberapa indikator. Terdapat indikator APKL yang mengacu kepada 4
hal yaitu Aktual, Problematik,Kekhalayakan,Layak. Indikator lain adalah
indikator USG ((Urgency, Seriousness, Growth).Analisis kualiatas isu dengan
menggunakan alat analisis USG yang mengacu pada 3 hal yaitu Urgency,
Seriousness, dan Growth.
Dari beberapa indikator tersebut diatas diperoleh beberapa permasalahan
yang nantinya akan diuji seberapa penting dan seriusnya suatu permasalahan
untuk dilakukan pengkajian lebih dalam melalui penulisan aktualisasi agar
problematika tersebut dapat diatasi dan program tersebut dapat berjalan
dengan baik.Hasil aktualisasi,dapat diperoleh peserta dengan proses
pembimbingan dari coach (pembimbing yang ditunjuk dari lembaga pelatihan)
dan mentor (atasan peserta yang ditujuk oleh pejabat pembina kepegawaian
instansi peserta),sehingga peserta mampu menyusun kertas kerja hasil
aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan aktualisasi, menerapkan
rancangan aktualisasi dan menyusun laporan aktualisasi serta analisis dampak
apabila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas dan
jabatan, mempersiapkan rencana presentasi laporan aktualisasi, melaksanakan
seminar aktualisasi, dan di penghujung pembelajaran peserta mampu
melaksanakan pekerjaan secara profesional.
Berdasarkan peraturan gubernur sulawesi selatan Nomor 74 tahun
2016 Tentang Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata
kerja dinas perumahan, kawasan permukiman, dan pertanahan provinsi

2
sulawesi selatan Pasal 17 ayat 3 salah satu tugas pokok pada Bidang
Penyehatan Lingkungan Permukiman yaitu memantau, mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas,
Data adalah hal yang mendasar dalam penyusunan suatu informasi. Selain itu,
produktivitas kerja erat kaitannya dengan cara pengembangan budaya kerja
yang efektif sehingga dapat mendukung pencapaian organisasi. Berkaitan
dengan hal tersebut pada Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan
efektif, efisien, akuntabel, dan transparan.
UU KIP, atau UU 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan pertama, hak
setiap orang untuk memperoleh Informasi; kedua, kewajiban Badan Publik
menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara cepat, tepat waktu,
biaya ringan / proporsional, dan cara sederhana; ketiga, pengecualian bersifat
ketat dan terbatas; keempat, kewajiban Badan Publik untuk mernbenahi sistem
dokumentasi dan pelayanan Informasi. Keterbukaan Informasi menjadi hal yang
sangat penting untuk mewujudkan Good Governance dalam mendorong tata
kelola pemerintahan yang baik, transparan, partisipatif dan akuntabilitas. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya mandate UU Nomo 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
Keterbukaan Informasi Publik dapat didukung dengan kemajuan teknologi
informasi dan telekomunikasi berbasis Web, hal dinilai menjadi faktor
utama dalam peningkatan Penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas
dan merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik namun yang
penulis lihat pada bidang penyehatan lingkungan permukiman dalam membuat
progress kegiatan masih menggunakan cara yang lama, misalnya melaporkan
progres hanya saat rapat atau ketika pimpinan meminta laporan tersebut.
Dengan dilatar belakangi masalah diatas maka penulis tertarik
mengangkat dengan tema pentingnya keterbukaan informasi guna peningkatan
pelayanan dan kelancaran jalannya program kerja pada Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman yang berjudul :

3
“Pembuatan Laporan Progres Kegiatan berbasis Google sites Pada
Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman”

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Umum
Guna mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yang
terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam meningkatkan mutu pekerjaan
secara profesional, transparan dan inovatif dalam melaksanakan tugas
pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
b. Khusus
Guna mewujudkan tercapainya visi dan misi organisasi lingkup
Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan sesuai tugas pokok dan
fungsi yaitu memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas dalam hal
penyelengaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan program kegiatan
Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman khususnya dalam
mengoptimalkan penyusunan data teknis terkait laporan progress kegiatan
pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman.

2. Manfaat
Manfaat bagi diri pribadi, yaitu :
 dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS
 menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai jabatan yang dimiliki
Manfaat bagi unit kerja, yaitu :
 meningkatkan kinerja unit kerja dan menjadikan kegiatan-kegiatan
menjadi sebuah kebiasaan (habituasi)
 memberikan informasi dengan transparan dan terbuka untuk
meningkatkan mutu pelayanan
Manfaat bagi organisasi, yaitu menguatkan visi, misi dan nilai-nilai organisasi
sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik

4
Manfaat bagi masyarakat pada umumnya, Mengingat pentingnya arti dari
keterbukaan informasi dan dampaknya terhadap transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan maka masyarakat akan
mendapatkan hak-haknya lebih cepat dan tepat sehingga diperoleh
pelayanan publik yang prima dari ASN.

BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Gambaran umum organisasi


1. Profil organisasi
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Sulawesi
Selatan adalah unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Sekertaris Daerah. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 18 Tahun 2016
Tentang Organisasi Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan

5
Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang kedudukan,
Susunan Organisasi, Tujuan dan Fungsi serta tata kerja Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Sulawesi Selatan. Struktur
organisasi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi
Sulawesi Selatan dipimpin oleh pejabat eselon II (Kepala Dinas) dan dibantu 6
(enam) orang pejabat setingkat eselon III yang terdiri dari 1 (satu) orang
Sekertaris, 5 (lima) orang Kepala Bidang serta 20 orang setingkat eselon IV
yang terdiri dari 4 (empat) orang Kepala Sub Bagian, 15 (limabelas) orang
Kepala Seksi, dan 1 (satu) orang Kepala UPT. Berikut Struktur organisasi Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Sulawesi Selatan:

6
Struktur organisasi
Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan
KEPALA DINAS  
Dr. M. Iqbal Suhaeb, S.E., M.T  
        SEKERTARIS DINAS  
H. Sarbini Haerah, S.Sos.,
      M.Si  
                     
       
  KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN
UMUM, KEPEGAWAIAN DAN
  PROGRAM HUKUM KEUANGAN
  Syarif Alqadri, ST., M.T K. Syafiuddin Nur, S.E., M.M Muji Iriansyah, S.H., M.Si
                                       
         
KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
PENINGKATAN PENYEHATAN VERIFIKASI DAN
PERUMAHAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SERTIFIKASI PERTANAHAN
  KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN    
Yosep Sulle, S.Sos, M.Si Zubhan Adjeng, S.T., M.Si Ishak Amin Rusli, S.T., M.T Ir. Irlan Laeba, M.SP Fakhruddin, S.E., M.Si
         
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
PEMBIAYAAN DRAINASE DAN AIR STANDARISASI DAN
PERUMAHAN AIR BERSIH LIMBAH INFORMASI PENATAUSAHAAN TANAH
Drs. Andarias Banne P,
Ir. Khairun Amran Diada M.SP Rachmad, S.T., M.T Dewi Sartika, S.Da Dra. Hj. Nasrah, M.Si
         
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
PENYEDIAAN BINA TEKNIK DAN FASILITASI PENGADAAN
PERUMAHAN JALAN PERMUKIMAN PERSAMPAHAN VERIFIKASI TANAH
Ilhamsyah Mangarengi, S.T.,
Hj. Emmy Saelan, S.T Andi Dioe H, S.T, MSP Andi Rakhmat, S.T., M.Si M.Si Adnan Abudaeba, S.T
         
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
PENGELOLAAN FASILITAS UMUM DAN REVITALISASI KAWASAN REGISTRASI DAN PENYELESAIAN
RUMAH NEGARA PERTAMANAN PERMUKIMAN SERTIVIKASI SENGKETA
Muh. Taufik Akmal Drs. H. Muhammad Nur
Arsan,S.T., M.T Irwan, S.T Burhanuddin, S.T., MSP Drs. M. Natsir Zain Kusumajaya

7
2. Tugas pokok dan fungsi
Tugas pokok dan fungsi Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan
Pertanahan diatur dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 74
tahun 2016 Tentang Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta
Tata kerja dinas perumahan, kawasan permukiman, Dan pertanahan provinsi
sulawesi selatan. Berikut uraian tugas pokok dan fungsi Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman:
(1) Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman dipimpin oleh Kepala Bidang
yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan,
merumuskan, dan melaksanakan kebijakan teknis penyehatan lingkungan
permukiman.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis Bidang Penyehatan
LingkunganPermukiman;
b. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman;
d. pelaksanaan administrasi Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalamlingkungan Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

8
f. menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis bidang
penyehatan lingkungan permukiman meliputi drainase dan air
limbah, persampahan, dan revitalisasi kawasan permukiman;
g mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang
penyehatan lingkungan permukiman meliputi drainase dan air
limbah, persampahan, dan revitalisasi kawasan permukiman;
h. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis bidang
penyehatan lingkungan permukiman meliputi drainase dan air
limbah, persampahan, dan revitalisasi kawasan permukiman;
i. mengoordnasikan dan melaksanakan penyesuaian sasaran
menurut skala prioritas tugas-tugas bidang penyehatan
lingkungan permukiman;
j. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis
peningkatan kualitas permukiman melalui penyuluhan, pelatihan
dan penyebarluasan standarisasi pembangunan;
k. melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi
kebijakan teknis bidang penyehatan lingkungan permukiman
meliputi drainase dan air limbah, persampahan, dan revitalisasi
kawasan permukiman;
l. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
m. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
n. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang
Penyehatan Lingkungan Permukiman dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
(1) Seksi Persampahan dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas

9
membantu Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman dalam

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

teknis persampahan.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a menyusun rencana kegiatan Seksi Persampahan sebagai


pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Seksi Persampahan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan teknis
persampahan;
g. mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis persampahan;
h. mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis persampahan;
i. menyiapkan bahan dan melakukan survey, pengumpulan data
persampahan pada suatu wilayah atau kawasan dalam rangka
pengembangan dan pembangunan TPA Regional;
j. menyiapkan bahan, mengoordinasikan, dan menyusun rencana
induk persampahan Regional;
k. mengoordinasikan rencana pembinaan dan rencana kegiatan
operasional program persampahan regional terhadap perangkat
daerah dan lembaga terkait lainnya;
l. menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis kerjasama dan
kemitraan dengan swasta dan lembaga lainnya dalam bidang
persampahan regional;
m. melakukan penyelesaian masalah dan permasalahan operasional
sistem persampahan regional;

10
n. menyiapkan bahan dan melakukan kajian dan penyusunan bahan
petunjuk teknis pengelolaan persampahan skala regional;
o mengoordinasikan dan melakukan pembangunan dan
pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan regional;
p menyiapkan bahan, mengoordinasikan, dan melakukan fasilitasi
penyelenggaraan (Bantuan Teknis) kepada Kabupaten/kota serta
kelompok masyarakat di wilayahnya dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem persampahan regional;
q. menyiapkan bahan, mengoordinasikan, dan melakukan pembinaan
kapasitas sumber daya manusia dan manajemen pengelolaan,
pembangunan dan pemeliharaan persampahan;
r. menyiapkan bahan dan melakukan sosialisasi dan pemberdayaan
masyarakat terkait persampahan;
s. mengoordinasikan dan melakukan pemantauan, pengendalian, dan
evaluasi kebijakan teknis persampahan;
t. melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah
dan lembaga nonpemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas dan
fungsi;
u. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
v. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Persampahan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan
sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
w. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.

B. Visi dan Misi


a. Visi
“Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan
Berkarakter”
b. Misi
1. Pemerintah yang berorientasi melayani, inovatif dan berkarakter

11
2. Peningkatan infrastruktur yang berkualitas dan aksesibel
3. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang produktif
4. Pembangunan manusia yang kompetitif dan inklusif
5. Peningkatan produktifitas dan daya saing produk sumber daya alam yang
berkelanjutan.

C. Nilai-nilai Organisasi
a. Inovatif
Kondisi pemerintah yang memiliki kemampuan menciptakan gagasan
baru,produk baru dalam kerangka kepemerintahan yang baik sehingga
terwujud Sulawesi Selatan yang “Bersih dan Melayani”
b. Produktif
Kondisi perekonomian yang berkemampuan menghasilkan produk barang
dan jasa yang berdaya saing sehingga terwujud Sulawesi selatan yang
“Mandiri dan Sejahtera”
c. Kompetitif
Kondisi masyarakat yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dengan
kualitas tinggi sehingga terwujud Sulawesi Selatan yang “Sehat dan Cerdas”
d. Inklusif
Kondisi penyelenggaraan pembangunan yang melibatkan partisipasi seluruh
unsur masyarakat dan seluruh bagian wilayah serta ramah terhadap
lingkungan hidup sehingga terwujud Sulawesi Selatan “Inklusif dan
Terkoneksi”
e. Berkarakter
Kondisi penyelenggaraan pembangunan Sulawesi selatan yang dilandasi
oleh spirit dan nilai-nilai luhur kebudayaan masyarakat sehingga terwujud
Sulawesi Selatan yang “Berkarakter”

D. Nilai-nilai dasar ASN


1. Akuntabilitas
Akuntabilitasyakni kewajiban bagi individu atau kelompok / instansi
untuk memenuhi tanggun9og jawabnya sesuai dengan amanah yang

12
diberikan.Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan amanah
yang telah diberikan.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2014: 8). Adapun indikator
dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:
a. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b. Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.
c. Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,
undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan
dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
d. Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi menjadi
responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan.
Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban

13
bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas
sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada
unit organisasinya.
f. Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas
sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang
tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai
akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja.
h. Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Focus utama
kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung
jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang
tidak akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.
j. Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang
utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi,
kecurangan penggelapan asset, dan kecurangan dalam hal laporan
keuangan. Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari
praktek kecurangan dan perilaku korup.
k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus
memastikan bahwa penggunaan sumber daya milik negara sesuai
dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab

14
dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung
jawab.
l. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah.
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan
oleh pemerintah harus relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti,
serta dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan
sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat
menunjukkan akuntabilitas publik.
m. Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi
yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi
bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai konflik
kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain. Adapun indikator-indikator dari
nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana kebijakan publik,
ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan pemersatu
bangsa adalah:
a. Kerja Keras. Artinya pantang menyerah, gigih dan selalu mengerahkan
segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.
b. Disiplin. Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau
peraturan yang berlaku.
c. Tidak Diskriminatif. Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak
melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan
keyakinan politik.
d. Takwa. Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan perwujudan
sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat

15
beragama dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan dalam agamanya.
e. Gotong royong. Contoh konkrit gotong royong adalah sebagai berikut:
1) Kerja sama;
2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;
3) Saling membantu demi kepentingan umum;
4) Bersama membantu orang lain;
5) Bersama membela kebenaran;
6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.
f. Demokratis. Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk
mengutarakan kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya
perbedaan pendapat.
g. Cinta tanah air. Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
h. Rela berkorban. Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok
kerja, walaupun akan menimbulkan kehilangan atau penderitaan
terhadap diri sendiri.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Adapun indikator-indikator dari nilai dasar etika
publik adalah:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila
b. Setia dan mempertahankan undang-undang Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

16
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun
j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu
terhadap produk/jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang
menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar
yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya
empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Efektif

17
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai 0target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di

18
sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa
juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi
salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.

5. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya
perilaku korup. Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan
uang negara, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar
anti korupsi meliputi:
a. Jujur,Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).
b. Peduli, Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.
c. Mandiri,Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada
diriseseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah
dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri dan tidak
melimpahkannya kepada orang lain.
d. Disiplin. Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undang yang mengatur.
e. Tanggung Jawab. Berani dalam menanggung resiko atas apa yang
kita kerjakan dalam bentuk apapun.
f. Kerja Keras. Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai,
peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu)
menjadi lebih kecil.
g. Sederhana. Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang
telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita.

19
h. Berani. Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan
kesalahan.
i. Adil. Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

E. Peran dan Kedudukan ASN


1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil
untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur
Sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiriatas Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam Konsep
Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem merit. Sistem
Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Pegawai Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang - undangan sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi

20
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan;
disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua dan
perlindungan

2. Whole of Government (WoG)


WoG (Whole of Government) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan yang relevan. WoG ditekankan
pada pengintegrasian upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam
mencapai tujuan bersama dalam bentuk kerja sama antar seluruh elemen
pemerintahan.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-
Government.E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance)
yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi
IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan
masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif.
Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah :
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan
tingkat kesalahan berkurang

21
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga
kepuasan publik juga meningkat.
Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-
prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup
keseluruhan sektor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.Karakteristik
WoG tersebut dirumuskan dalam prinsip KISS yaitu koordinasi, integrasi
(kolaborasi atau kerjasama), sinergitasi dan simplikasi. Berdasarkan
karakteristik WoG, maka dapat dipraktekkan dalam kontinum koordinasi
merger, dimana pelaksanaan WoG mulai dari koordinasi, maka
kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan WoG tidak mengalami
perubahan struktur organisasi.
1. Dalam memanfaatkan pendekatan WoG ini, terdapat beberapa prasyarat
agar dapat pendekatan ini dapat diterapkan APSC (Shergold and others,
2004) merumuskan prasyarat untuk menerapkan WoG yang baik yaitu
antara lain:
2. Budaya dan Filosofi Menghubungkan dan adaptasi nilai-nilai WoG ke
dalam budaya yang dianut sebelumnya merupakan keharusan agar tidak
terjadi Culture Shock dalam dinamika organisasi. Berbagai informasi
serta manajemen pengetahuan kerjasama juga menjadi prasyarat dalam
penerapan WoG, dan tentunya kerjasama dan hubungan yang efektif top
down dan bottom up dalam membentuk filosofi organisasi atau
koordinasi yang baik.
3. Cara baru Hal ini terkait bagaimana penyelenggaraan kepemimpinan
yang berbagi antara satu sektor dengan sektor lainnya. WoG juga
menyaratkan adanya keahlian atau expertise yang melekat pada SDM
yang terlibat didalamnya. Proses yang dilakukan oleh tim WoG juga
seyogyanya fleksibel atau tidak kaku. Mengikuti perubahan yang
mungkin terjadi, serta adanya sumber daya yang kooperatif.
4. Akuntabilitas dan Insentif Outcome dari pelaporan yang dibagi antar
sektor, fleksibilitas serta bagaimana rewarddan pengakuan menjadi
bagian dari manajemen Horizontal. Cara baru pengembangan kebijakan,
mendesain Program dan Pelayanan. Collegate approach yaitu melalui

22
pendekatan kolegal dimana masing-masing sektor mempunyai
kesataran dalam pengambilan keputusan/kebijakan. Serta
melaksanakan proses-proses konsultasi dan pelibatan warga
masyarakat di dalamnya
3. PelayananPublik
Pelayanan publik yang bermutuakan menciptakan kepercayaan
publik kepada pemerintah. Keberhasilan institusi pemerintah memberikan
layanan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada mutu sumber
daya manusia serta bagaimana potensi mereka. ASN sebagai sumber
daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah untuk melaksanakan amanah
UUD 1945 memiliki fungsi sebagai pelayan publik yang bertanggung
jawab untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Undang-UndangNomor 25 Tahun 2009 Tentang PelayananPublik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima
layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh
penerima layanan (pelanggan).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima yaitu :
a) Partisipatif
b) Transparan
c) Responsif
d) Non Diskriminatif
e) Mudah dan Murah
f) Efektif dan Efisien
g) Aksesibel
h) Akuntabel

23
Penyelenggaraanpelayanan publik berdasarkan kepentingan
umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan
kewajiban; keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/tidak
diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus
bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan
keterjangkauan. Adapun
Tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:
1) Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak,
tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
2) Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik;
3) Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan
4) Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

24
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi isu
Dari hasil observasi selama bertugas di Dinas Perumahan Kawasan
Permukiman dan Pertanahan Privinsi Sulawesi Selatan, penulis menemukan isu
yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi penulis sebagai penata
Penyehatan Lingkungan Permukiman. Isu tersebut antara lain :
1. Penataan dokumen pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
belum maksimal
2. Belum adanya laporan informasi progres kegiatan berbasis Google Sites
pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
3. Belum maksimalnya data terkait persampahan pada Bidang Penyehatan
Lingkungan
4. Minimnya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung kegiatan bagian
Persampahan
5. Minimnya alat perlengkapan kerja eletronik pada Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman

B. Deskripsi isu
Berikut ini merupakan permasalahan yang dihadapi di Dinas Perumahan
Kawasan Permukiman dan Pertanahan yang perlu mendapatkan perhatian
khususnya guna tercapainya visi dan misi.
1. Penataan dokumen pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
belum maksimal. Dokumen merupaka hal yang penting pada setiap
kegiatan, tidak teraturnya penyusunan dokumen dapat menghambat
pencapaian target dalam penyelesaian program kerja.
2. Belum adanya laporan informasi progres kegiatan pada Bidang
Penyehatan Lingkungan Permukiman berbasis google site.keterbukaan
mengenai progress kegiatan dapat meningkatkan kerjasam tim dalam
menyelesaikan suatu kegiatan, dengan didukung oleh inovasi teknologi
diharapkan proses kegiatan lebih efektif dan efisien.

25
3. Belum maksimalnya data terkait persampahan pada Bidang Penyehatan
Lingkungan. Data terkait persampahan merupakan data awal dalam
penyusunan program kegiatan pada Bidang Penyehatan Lingkungan.
4. Minimnyapemberdayaan masyarakat dalam mendukung kegiatan
bagian Persampahan. Dalam pelaksanaan kegiatan bagian persampahan
pemerintah seharusnya lebih banyak lagi melibatkan masyarakat yang
notabenya akan merasakan dampak dari program kegiatan tersebut baik itu
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
5. Minimnya alat perlengkapan kerja eletronik pada Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman. Program kegiatan yang telah dibuat akan efektif
dan efisisen jika ditunjang dengan alat kerja elektronik yang memadai baik
dari segi jumlah dan spesifikasinya.

C. Sumber isu
Sumber isu yang diangkat berasan dari pengamatan selama
melasanakan tugas di Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Teknik analisis isu


Alat analisis kriterian isu yang digunakan dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini adalah analisis APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan,
Kelayakan), sedangkan penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan
alat analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth).

26
Tabel 3.1. Analisis Isu Menggunakan APKL

NO ISU A P K L JUM. RANK

(1- (1- (1-5) (1-


5) 5) 5)
1. Penataan dokumen pada
Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman 4 2 4 5 15 IV
belum dilaksanakan dengan
maksimal
2. Belum adanya laporan
informasi progres kegiatan
berbasis Google Sites pada 5 4 5 4 18 I
Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman
3. Data terkait persampahan
pada Bidang Penyehatan 4 3 4 5 16 II
Lingkungan yang tersedia
belum lengkap
4. Pemberdayaan masyarakat
belum maksimal dalam 4 3 5 4 16 III
mendukung kegiatan bagian
Persampahan
5. Minimnya alat perlengkapan
kerja eletronik pada Bidang 4 4 4 3 15 V
Penyehatan Lingkungan
Permukiman
Skala Likert : 1-5 Keterangan :
Angka 5: Sangat gawat/mendesak A : Aktual (sedang terjadi/dalam
Angka 4: Gawat/Mendesak proses kejadian)
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak P : Problematik (Masalah
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak Mendesak untuk dipecahkan)
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak K : Kekhalayakan (Menyangkut
Hidup Orang Banyak)
L : Layak (Logis, Pantas, Realistis
dan dapat di bahas)

27
Dari hasil tapisan ketiga isu diatas, dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu
dengan alat analisis USG yang meliputi kriteria :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai rentang 1-5.Semakin
tinggi nilai suatu isu menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius
untuk segera ditangani.

Tabel 3.2. Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG


KRITERIA

NO ISU JUML. RANK


U S G
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum adanya laporan
informasi progres
kegiatan berbasis 4 5 5 14 I
Google Sites pada
Bidang Penyehatan
Lingkungan
Permukiman

2. Belum maksimalnya
data terkait 4 4 5 13 II
persampahan pada
Bidang Penyehatan
Lingkungan
3. Minimnya
pemberdayaan 4 4 5 13 III
masyarakat dalam

28
mendukung kegiatan
bagian Persampahan
Skala : 1-5 Keterangan :
Angka 5: Sangat gawat/mendesak U: Urgency (seberapa mendesak isus
Angka 4: Gawat/Mendesak tersebut)
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak S : Seriousness (seberapa serius suatu
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak isu harus dibahas)
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak G : Growth (Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani)

Dari hasil analisis menggunakan USG, isu yang berada pada tingkat 1 adalah:
“Tidak adanya papan informasi yang memuat info progress kerja pada Bidang
Penyehatan Lingkungan Permukiman”

Tabel 3.3. Relevansi isu terhadap kedudukan dan peran PNS dalam NKRI

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Isu
No WoG Pelayanan Publik Manajemen ASN
1 Belum adanya Dalam proses Dengan pembuatan Seorang ASN
laporan informasi pengumpulan dan progress kegiatan harus mempunyai
progres kegiatan penyususnan data pada Bidang inovasi agar
berbasis Google perlu adanya Penyehatan tercipta pelayanan
Sites pada Bidang koordinasi dengan Lingkungan yang profesional
Penyehatan setiap seksi yang Permukiman dan berkualitas.
Lingkungan ada pada Bidang berbasis google
Permukiman Penyehatan sites dpat
Lingkungan memudahkan dalam
Permukiman meningkatkan

29
pelayanan secara
transparan,
akuntabel,
kemudahan akses,
efektif dan evisien
2 Belum Untuk kelancaran Dalam penerapan Setiap asn secara
maksimalnya data program kegiatan, pelayanan publik akuntabel harus
terkait data-data terkait yang baik harus memberikan
persampahan persampahan menggunakan data pelayanan yg
pada Bidang harus dikumpulkan yang akurat untuk professional
Penyehatan dari setiap daerah memaksimalkan berkualitas dan
Lingkungan sehingga proses penyusunan berkomitmen pada
koordinasi antara program hingga mutu. Sehingga
pemerintah daerah tercipta pelayanan masalah
dan provinsi publik yang pengumpulan
menghasilkan data akuntabel datayang belum
yang akurat. maksimal
memberikan
pelayanan yang
jauh lebih baik dan
berintegrasi
3 Minimnya Melibatkan Karena tujuan dari Salah satu
pemberdayaan masyarakat dalam program kegiatan kewajiban ASN
masyarakat dalam kegiatan akan adalah manfaatnya adalah menjaga
mendukung menciptakan untuk masyarakat, persatuan dan
kegiatan bagian kerjasam yang perlu adanya kesatuan, salah
Persampahan baik dan rasa partisipasi pula dari satu caranya
saling masyarakat baik adalah dengan
membutuhkan dalam proses melibatkan
antara masyarakat perencanaan, masyarakat dalam
an pemerintah pelaksanaan dan program kegiatan
pengawasan. sehingga tercipta
rasa tolong
menolong dan
tanggung jawab

30
bersama

E. Core isu
Argumentasi terhadap core isu terpilih
Pada rancangan ini isu yang diangkat adalah Belum adanya informasi progres
kegiatan pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman berbasis Google Sites.Isu
ini diangkat dengan melihat realita yang terjadi.Tidak adanya laporan progress
kegiatansetiap seksi pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman berbasis
Google Sites, sedangkan laporan progress kegiatan ini dimaksudkan untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan Tugas dan Fungsi Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman, selain itu juga sebagai bahan evaluasi pelaksanaan tugas dan
fungsi, serta dalam laporan ini disajikan pula hasil pencapaian pelaksanaan program
dan kegiatan. Tujuan dari pelaporan kinerja untuk memberikan informasi kinerja yang
telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi
Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan untuk meningkatkan
kinerjanya di masa mendatang. Selain itu laporan dengan memanafaatkan Google sites
juga menjadi nilai lebih karena kemudahan akses serta lebih efektif dan efisien yang
diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja pelayanan pada Dinas Perumahan
Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Beberapa kegiatan kreatif dan mudah serta bermanfaat untuk mewujudkan aktualisasi
ini adalah:
1. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan Kepala Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman terkait rencana kegiatan
2. Mengumpulkan data terkait kegiatan yang akan dilaporkan pada setiap Seksi yang
ada pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
3. Menginput data dan informasi progress kegiatan Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman ke Google sites
4. Memberikan informasi hasil kegiatan yang telah dilakukan
5. Evaluasi hasil kegiatan
F. Gagasan pemecahan isu
Berdasarkan core isu yang diangkat yaitu Belum adanya laporan informasi
progres kegiatan berbasis Google Sites pada Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman, maka gagasan pemecah masalahnya adalah membuat laporan progres
kegiatan pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman berbasis Google Sites.

31
G. Rancangan aktualisasi
Unit Kerja Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Bidang
Penyehatan Lingkungan Permukiman, Seksi Persampahan
Visi Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan
Berkarakter.
Misi 1. Pemerintah yang berorientasi melayani, inovatif dan berkarakter
2. Peningkatan infrastruktur yang berkualitas dan aksesibel
3. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang
produktif
4. Pembangunan manusia yang kompetitif dan inklusif
5. Peningkatan produktifitas dan daya saing produk sumber daya
alam yang berkelanjutan.
Identifikasi 1. Belum adanya laporan informasi progres kegiatan
Isu berbasis Google Sites pada Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman
2. Belum maksimalnya data terkait persampahan
pada Bidang Penyehatan Lingkungan
3. Minimnya pemberdayaan masyarakat dalam
mendukung kegiatan bagian Persampahan
Isu yang Belum adanya laporan informasi progres kegiatan berbasis Google
Diangkat Sites pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
Gagasan Membuat laporan informasi progres kegiatan berbasis Google Sites
Pemecahan pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
Isu

32
Tabel 3.4. Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Diklat Keterkaitan
No Tahapan Terhadap
Kegiatan Output/Hasil (nilai aneka, dan kedudukan dan peran Nilai
. Kegiatan Visi Misi
pns) Organisasi
Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan  Melaporkan  Surat persetujuan  Etika Publik; Koordinasi ke Melakukan
koordinasi, rencana melaksanakan Sopan dan santun saat menemui atasan atasan perihal koordinasi
konsultasi dan kegiatan yang aktualisasi untuk membuat janji bertemu terkait kegiatan yang dengan
persetujuan akan habituasi konsultasi rancangan aktualisasi, akan saya atasan, akan
dengan dilaksanakan  Notulen hasil Melaporkan dan meminta petunjuk lakukan menciptakan
atasan dalam  Meminta konsultasi dari merupakan wujud etika, kesopanan dan merupakan prilaku yang
rencana arahan dan mentor penghargaan kepada atasan bentuk Berkarakter
kegiatan bimbingan  dokumentasi penguatan
 Komitmen mutu(efektif);
aktualisasi kepada mentor kegiatan (foto) Misi
Melaporkan dan meminta petunjuk
 Mencatat “Pemerintah
merupakan wujud adaptasi terhadap
arahan dan yang
upaya peningkatan mutu pelayanan.
bimbingan dari berorientasi
 Akuntabilitas;
mentor melayani,
Berkonsultasi kepada mentor mengenai inovatif dan
rancangan aktualisasi secara rinci dan berkarakter”
jelas(akuntabel) sesuai rancangan

33
yang telah saya buat sebagai bentuk
tanggungjawab terhadap pekerjaan
dan lingkungan kerja.
 Nasionalisme;
Hal-hal yang dibahas akan diputuskan
bersama dengan mengedepankan nilai
musyawarah mufakat (Nasionalisme-
sila ke 4)
 Whole Of Goverment ;
Melakukan komunikasi dengan atasan
merupakan perwujudan aspek WoG
karena kegiatan ini terlaksana dengan
adanya koordinasi yang untuk mencapai
tujuan.
 Manajemen ASN ;
Melalui komunikasi dengan atasan akan
terjadi kesepakatan penyusunan dan
penetapan kebutuhan dalam
melaksanakan (manajemen ASN)
aktualisasi
2 Mengumpulka  Mengatur  Jadwal konsultasi  Etika Publik; Dalam Dalam
n data terkait jadwal dengan Menemui atasan dan rekan kerja melakukan melaksanakan

34
kegiatan yang pertemuan penanggung dengan sopan dan santun (Etika kegiatan pengumpulan
akan kepada jawab Publik) untuk membuat janji bertemu mengumpulka data laporan
dilaporkan Penanggung  Tabel progress terkait konsultasi rancangan aktualisasi. n data progress
pada setiap Jawab setiap kegiatan Seksi  Akuntabilitas; merupakan kegiatan
Seksi yang seksi Revitalisasi Mengumpulkan dan menyiapkan table bentuk mendukung
ada pada  Mengumpulkan Kawasan data progress kegiatan setiap seksi penguatan nilai-nilai
Bidang data progress Permukiman pada Bidang Penyehatan Lingkungan Misi inovatif
Penyehatan kegitan Seksi  Tabel progress Permukiman secara rinci dan jelas “Pembangun
Lingkungan Revitalisasi kegiatan Seksi (Kejelasan-Akuntabilitas) merupakan an manusia
Permukiman Kawasan Drainase Dan Air bentuk tanggungjawab terhadap tugas yang
Permukiman Limbah dan pekerjaan. kompetitif
 Mengumpulkan  Tabel progress  Anti Korupsi; dan inklusif”
data progress kegiatan Seksi Mengumpulkan dan menyiapkan table
kegitan Seksi Persampahan data progress kegiatan setiap seksi
Drainase Dan  Notulen hasil pada Bidang Penyehatan Lingkungan
Air Limbah Konsultasi Permukiman secara rinci dan
 Mengumpulkan  Dokumentasi bertanggungjawab (Tanggungjawab-
data progress hasil (foto) Anti Korupsi) terhadap kebenaran
kegitan Seksi data).
Persampahan  Komitmen mutu;
Mengumpulkan dan menyiapkan table

35
data progress kegiatan setiap seksi
pada Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman secara rinci, jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan
merupakan tindakan efektif dan efisien
demi mendapatkan hasil yang
berkualitas
3 Menginput  Menginput data  Terciptanya  Akuntabilitas ; Menginput Dalam
data dan yang telah laporan progress Membuat dan mengimput data progress data dan melaksanakan
informasi diperoleh dari kegiatan berbasis kedalam (Kejelasan-Akuntabilitas) Membuat penginputan
progress Seksi google sites pada sehingga adanya transparansi (prinsip papan data
kegiatan ke Revitalisasi Bidang pelayanan publik) data yang informasi mendukung
google sites Kawasan Penyehatan memuakan penyebaran informasi progress terwujudnya
dan Permukiman Lingkungan  Nasionalisme (Kerja keras); kegiatan nilai produktif
pembuatan ke aplikasi permukiman Bekerja keras dengan sepenuh hati merupakan dan inovatif
papan Google sites  Papan informasi untuk membuat laporan progress bentuk
informasi  Menginput data progress kegitan kegiatan berbasis google sites penguatan visi
progress yang telah pada Bidang  Anti Korupsi (jujur); dalam“Sulawe
kegiatan diperoleh dari Penyehatan Jujur dalam pengimputan laporan si Selatan
Seksi Drainase Lingkungan progress kegiatan, serta peninputan yang Inovatif,
Dan Air Limbah permukiman data yang terus menerus diperbaharui Produktif,
ke aplikasi  Dokumentasi nantinya merupakan bentuk disiplin, Kompetitif,

36
google sites hasil ( foto) kerja keras dan tanggung jawab atas Inklusif dan
 Menginput data tugas. Berkarakter“
yang telah  Komitmen Mutu;
diperoleh dari Berinovasi dalam pembuatan laporan
Seksi progress kegiatan berbasis Google sites
Persampahan adalah upaya menjaga mutu kinerja
ke aplikasi yang efektif dan efisien
google sites  Manajemen ASN;
 Membuat Mengumpulkan, menyiapkan dan
papan membuat laporan progress kegiatan
informasi pada Bidang Penyehatan Lingkungan
sesuia data Permukiman secara rinci dan jelas
yang telah di Merupakan bentuk penyusunan dan
input ke penetapan kebutuhan dalam
aplikasi google melaksanakan (manajemen ASN)
sites tugas.
 Pelayanan publik;
Pembuatan laporan progress kegiatan
berbasis google sites yang kemudian
dapat diakses oleh siapapun dengan
mudah dan murah serta transparan,

37
adalah bentuk pelayanan publik yang
prima.
4 Memberikan  Memberikan  Laporan progress  Komitmen Mutu; Perihal Dalam
informasi hasil laporan hasil kegiatan berbasis Melakuakn evaluasi bersama untuk kegiatan pelaksanaan
kegiatan dan kegiatan Google sites pada menjaga mutu hasil kerja tetap Memberikan pemberian
mengevaluasi  Melakukan Bidang tranparan dan efektif informasi hasil informasi hasil
hasil kegiatan pengecekan Penyehatan  Etika publik; kegiatan dan kegiatan dan
data yang telah Lingkungan Menghargai komunikasi dan kerjasama mengevaluasi evaluasi hasil
diinput ke Permukiman dalam kegiatan evaluasi dan pemberian hasil kegiatan kegiatan
aplikasi Google  Papan informasi informasi penguatan mendukung
sites progress kegiatan  Akuntabilitas dan Anti Korupsi; Misi terwujudnya
 Melakukan Bidang Data yang digunakan dalam Laporan “Pembangun nilai produktif
pengecekan Penyehatan merupakan data yang benar(jujur) apa an manusia dan
data yang telah Lingkunagn adanya yang kompetitif
buat di papan Permukiman  Pelayanan Publik; kompetitif
informasi  Catatan hasil Pembuatan laporan progress kegiatan dan inklusif”
progress koordinasi dan berbasis google sites ini adalah bentuk
kegiatan evaluasi peningkatan pelayanan publik
 Dokumentasi (ketepatan waktu, kecepatan,
kegiatan(foto) kemudahan dan keterjangkauan)

38
5 Perbaikan  Melaporkan  Catatan hasil  Akuntabilitas ; Perihal Dalam
hasil evaluasi hasil evaluasi evaluasi Menganalisa dan melaporkan hasil kegiatan yang melaksanakan
dan kegiatan  Laporan capaian evaluasi dengan cermat, objektif tidak telah Perbaikan
Penyusunan aktualisasi aktualisasi berpihak (Akuntabilitas-Keadilan) dilakukan hasil evaluasi
laporan  Mengumpulkan  Dokumentasi serta bertanggung jawab atas kegiatan merupakan dan
aktualisasi bahan dan (foto) yang dilaksanakan bentuk Penyusunan
data untuk  Komitmen mutu; penguatan visi laporan
menyusun Dengan melakukan evaluasi “Sulawesi aktualisasi
laporan memastikan laporan progress kegiatan Selatan yang Mendukung
aktualisasi yang sudah disampaikan sesuai dengan Inovatif, nilai-nilai
 Menyusun yang diharapkan Produktif, inovatif dan
laporan  Anti Korupsi; Kompetitif, produktif
aktualisasi Dalam menyusun laporan hasil Inklusif dan

aktualisasi dilakukan secara jujur sesuai Berkarakter“

dengan kenyataan yang terjadi


dilapangan
 Pelayanan Publik;
Hasil dari kegiatan aktualisasi ini
diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan public

39
Tabel 3.5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Melakukan koordinasi, konsultasi dan persetujuan dengan atasan dalam rencana
kegiatan aktualisasi
2 Mengumpulkan data terkait kegiatan yang akan dilaporkan pada setiap seksi yang ada
pada Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
3 Menginput data dan informasi progress kegiatan ke Google sites dan pembuatan
papan informasi progress kegiatan
4 Memberikan informasi hasil kegiatan dan mengevaluasi hasil kegiatan

5 Perbaikan hasil evaluasi dan Penyusunan laporan aktualisasi

Makassar, 19 Maret 2021

Coach Mentor Penulis

Hj. Hamdana, SE, M. Si Andi Rakhmat, ST., M.Si Nur Afni Oktaviani, S.T.
NIP. 19710721 199103 2 004 NIP. 19740609 200212 1 011 NIP. 19890828 202012 2 006

40

Anda mungkin juga menyukai