Anda di halaman 1dari 4

BENCANA ALAM TSUNAMI

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.

Salah satu bencana alam yang pernah terjadi di sekitar kita adalah tsunami,
tsunami pernah menerjang beberapa daerah, salah satunya Aceh, tsunami itu
sendiri merupakan (bahasa Jepang: ??; tsu = pelabuhan, nami = gelombang,
secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") perpindahan badan air yang
disebakan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut,
atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala
arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap
fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat
merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan
pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di
tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun
hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga
puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang
terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa
manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung
meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang
berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang
ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana


gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per
jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih
50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di
tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa
meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan
meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai
beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi
juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa
yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut
naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di
atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor
yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat
terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami yaitu Gempa bumi yang berpusat di tengah
laut dan dangkal (0 – 30 km), Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-
kurangnya 6,5 Skala Richter, Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar
turun
Jadi, Tsunami Aceh bermula dari gempa magnitudo 9,3 yang terjadi sekitar
pukul 07.59 WIB pada Minggu (26/12/2004). Gempa dirasakan selama 10
menit dan berpusat di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di
dasar laut. Ketika air laut naik sekitar 30 hingga 51 meter warga masih shock
dengan gempa, beberapa menit kemudian dikejutkan dengan kenaikan air laut.
Masyarakat Serambi Mekah yang tinggal di pesisir atau berada di pinggir laut
berusaha menyelamatkan diri. Ketinggian tsunami Aceh mencapai sekitar 30
meter. Bahkan di Lhoknga, Aceh Besar, air laut naik menyapu daratan setinggi
sekitar 51 meter. Karena itu sekitar 170 ribu nyawa melayang, ketika air laut
surut, mayat-mayat tergeletak di antara puing-puing bangunan. Sekitar 170 ribu
nyawa warga melayang akibat peristiwa tersebut. Para relawan yang datang ke
Tanah Rencong menguburkan jenazah secara massal seperti di Siron, Aceh
Besar dan Ulee Lheue, Banda Aceh. Mayat yang dikebumikan di sana rata-rata
tidak diketahui identitasnya.

Yang harus dilakukan dalam menghadapi tsunami yaitu: Sebelum tsunami


Kenalilah tanda-tanda terjadinya tsunami. Tsunami biasanya didahului oleh
gempa besar yang paling tidak berkekuatan 6,5 skala richter. Sebelum
gelombang tsunami datang, air laut akan surut melewati garis pantai normal dan
biasanya akan tercium juga aroma garam yang menyengat. Jika Anda tinggal di
tepi pantai, ketahuilah jalur evakuasi ke tempat yang aman jika tsunami terjadi.
Seperti jalur tercepat ke tempat tinggi yang tidak terjangkau oleh gelombang
tsunami atau pilihlah gedung tinggi (minimal 3 lantai) dengan kontruksi yang
kuat. Waspadalah selalu karena bencana tsunami akan datang secara tiba-tiba.
Saat tsunami datang Janganlah panik. Anda harus bertindak cepat saat tsunami
datang. Kepanikan akan menghambat Anda untuk berpikir dengan jernih dalam
mencari jalan keluar. Bergeraklah sesuai dengan jalur evakuasi tsunami. Jika
Anda tidak mengetahui jalur evakuasi, bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi
(ingat ketinggian genangan air akibat gelombang tsunami bisa mencapai 24
meter). Jika Anda yakin bahwa tanda-tanda yang Anda temui adalah tanda-
tanda terjadinya gelombang tsunami, peringatkan semua orang. Ajaklah
keluarga dan orang-orang sekitarmu ikut menyelamatkan diri.

Jika tidak menemukan dataran tinggi, carilah gedung yang konstruksinya kuat.
Paling tidak terdiri atas tiga lantai. Jangan pilih gedung yang kelihatan rapuh
dan tua. Berlindunglah di lantai yang aman, dan tunggu hingga keadaan
membaik. Jika gelombang tsunami menghanyutkan Anda, carilah benda-benda
terapung yang dapat dijadikan rakit, misalnya batang pohon. Usahakan tidak
meminum air laut dan tetep di permukaan air untuk bernapas. Jika gelombang
membawa Anda ke tempat yang tinggi, misalnya atap rumah, cobalah bertahan
di situ dan tunggu hingga air surut dan keadaan tenang. Setelah gelombang
tsunami, Kepanikan dan kesedihan akan mewarnai sekitar kita setelah tsunami
melanda. Janganlah larut dalam suasana itu, usahakan untuk tetap tenang dan
kuatkan hati Anda untuk menghadapi kenyataan. Setelah air surut, Anda
mungkin berniat untuk kembali ke rumah, namun ikuti imbauan regu
penyelamat dan jangan melewati jalan-jalan yang rusak. Jika Anda telah sampai
di rumah, jangan langsung masuk. Waspadai jika ada bagian rumah yang roboh
atau lantai yang licin. Jangan lupa mengecek anggota keluarga Anda satu per
satu. Hindari instalasi dan kabel listrik untuk menghindari sengatan listrik.
Sesudah bencana tsunami banyak orang yang mengalami tekanan fisik maupun
mental. Berikanlah dukungan pada keluarga dan teman-teman Anda, terutama
yang melangami banyak penderitaan, pengalaman mengerikan dan kehilangan.
Jagalah kesehatan Anda sendiri dengan pola makan yang baik dan istirahat yang
cukup, sehingga Anda dapat membantu orang lain.

Anda mungkin juga menyukai