Anda di halaman 1dari 10

Titik, K. & Adi, Y.A.

/UNNES Journal of Mathematics 9 (1) (2020)

UJM 9 (1) 2020


UNNES Journal of Mathematics
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm

MODEL MATEMATIKA INTERAKSI SEL LEUKEMIA DAN SEL SEHAT


PADA LEUKEMIA LIMFOBLASTIK

Titik Kurnia *, Yudi Ari Adi

Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan,


Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta 55191, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah keganasan hematologi yang ditandai dengan
Diterima : Oktober 2019 produksi limfoblas berlebih di sumsum tulang. Pengobatan dengan kemoterapi adalah
Disetujui Juni 2020 terapi kuratif utama pada LLA. Dalam makalah ini diberikan model matematika
Dipublikasikan Juni 2020 interaksi antara sel-sel leukemia dan sel-sel sehat pada LLA dengan pemberian obat
kemoterapi. Model berupa sistem persamaan diferensial dalam 3 variabel yang
mendeskripsikan interasi antara sel leukemia, sel sehat dan obat kemoterapi.
________________ Selanjutnya dibahas sifat-sifat solusi meliputi kepositifan, kerterbatasan, eksistensi dan
Keywords:
ketunggalan solusi serta kestabilan titik ekuilibrium. Hasil penelitian menunjukkan
beberapa kemungkinan yang terjadi akibat pemberian kemoterapi pada penderita LLA.
LLA, Kemoterapi, Sistem
Hasil ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi dokter dan tenaga medis untuk dapat
persamaan diferensial, analisis
memberikan manajemen kemoterapi dengan efek samping minimal sehingga kasus
kestabilan.
LLA dapat ditangani lebih baik.

Abstract
___________________________________________________________________
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is a hematologic malignancy characterized by excessive
lymphoblast production in the bone marrow. Treatment with chemotherapy is the main curative
therapy in ALL. In this paper, a mathematical model of interaction between leukemia cells and
healthy cells in ALL is given by administering chemotherapy drugs. The model is a system of
differential equations in 3 variables that describe the interactions between leukemia cells, healthy
cells, and chemotherapy drugs. Next, the properties of solutions are discussed including positivity,
limitations, existence, and uniqueness of the solution and the stability of the equilibrium point.
The results show several possibilities that occur due to the provision of chemotherapy in patients
with ALL. These results are expected to be a reference for doctors and medical personnel to be able
to provide chemotherapy management with minimal side effects so that ALL cases can be
handled better

How to cite:
__________ ________________________________________________________

Kurnia, T. & Adi, Y.A. 2019. Model Matematika Interaksi Sel Leukemia dan Sel Sehat
pada Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dengan Pemberian Kemoterapi . UNNES
Journal of Mathematics 9(1): 87-96.

© 2020 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6943
E-mail: titik1500015054@webmail.uad.ac.id
e-ISSN 2460-5859
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

PENDAHULUAN sel leukemia dan efek kemoterapi terhadap


jumlah sel sehat.
Leukemia limfoblastik akut (ALL)
merupakan keganasan sel yang disebabkan oleh Pada penelitian ini dibahas tentang model
akumulasi limfoblast dalam sumsum tulang matematika interaksi sel leukemia dan sel sehat
dan darah. ALL lebih sering terjadi pada anak- pada leukemia limfoblastik akut (ALL) dengan
anak dibandingkan orang dewasa yakni dengan pemberian kemoterapi mengacu pada model
angka kejadian sebanyak 80% pada anak dan matematika fenomena pengobatan leukemia
20% pada orang dewasa (Hoffbrand & Moss, dengan kemoterapi yang pernah dikaji oleh
2013, Wijayanto, 2018). Kemoterapi Todorov dkk (2011). Berbeda dengan Todorov
merupakan terapi kuratif utama pada dkk (2011) yang menggunakan model
pengobatan leukemia (NCCN, 2017, Pertiwi, pertumbuhan Gompertz, penelitian ini
2013). Pengobatan dengan kemoterapi menggunakan model persamaan logistik untuk
dilakukan dengan pemberian golongan obat- menggambarkan pertumbuhan populasi sel
obatan tertentu dengan tujuan menghambat, leukemia dan sel sehat. Hal tersebut
mengurangi maupun membunuh pertumbuhan dikarenakan model logistik memberikan
sel leukemia. Namun demikian, kemoterapi kecocokan data empiris untuk menggambarkan
diketahui juga dapat menghambat pertumbuhan populasi sel leukemia dan sel
pertumbuhan sel normal yang berdampak pada sehat. Model kemudian akan diselesaikan dan
kinerja dari sel tersebut. Gangguan hematologi dianalisis secara teoritis dengan menggunakan
tersebut dapat terjadi karena terganggunya teori-teori matematika dan disimulasikan
proses hematopoietikdari sel induk darah yang menggunakan software Matlab untuk
dapat disebabkan oleh leukemia itu sendiri mengetahui interaksi sel leukemia dan sel sehat
dan/atau kemoterapi yang digunakan (Pertiwi, dengan pemberian kemoterapi.
2013).
METODE
Model matematika merupakan
Metode yang digunakan pada
representasi masalah kehidupan nyata ke
penelitian ini adalah studi literatur dan kajian
dalam bahasa matematika untuk diselesaikan.
pustaka.
Model matematika pengobatan leukemia
Dalam makalah ini dibahas
merupakan salah satu hal yang sangat penting
permasalahan leukemia limfoblastik akut
dalam bidang matematika kedokteran.
(LLA) dengan adanya pemberian obat
Pembahasan terkait model matematika pada
kemoterapi. Selanjutnya studi pustaka
pengobatan leukemia telah banyak dikaji oleh
dilakukan dengan mengkaji sumber-sumber
beberapa peneliti (Rodrigues dkk 2018),
pustaka sehingga diperoleh gambaran umum
Todorov dkk , 2011, Lesnussa, 2012).
tentang LLA dan beberapa pemodelan
matematika terkait yang berbentuk sistem
Rodrigues dkk (2018) menyusun model
persamaan diferensial. Model disusun dan
matematika pengobatan kemoimunoterapi
dianalisis yang meliputi sisfat-sifat solusi,
pada leukemia limfoblastik kronik (CLL).
eksistensi titik ekuilibrium, analisis kestabilan
Gabungan pengobatan kemoterapi dan
titik ekuilibrium dan simulasi model dengan
imunoterapi pada CLL disajikan dalam bentuk
software Matlab.
sistem persamaan diferensial biasa yang
Adapun langkah yang dilakukan dalam
dianalisis kestabilan dari masing-masing titik
pembahasan masalah ini adalah sebagai
ekuilibriumnya dan kemudian dilakukan
berikut. (1) Membangun model matematika
simulasi numerik untuk mengetahui dinamika
interaksi sel leukemia, sel sehat dengan
kekebalan tubuh penderita CLL di bawah
pemberian obat kemoterapi, (2) Membahas
pengaruh kemoimunoterapi.
sisfat-sifat solusi, meliputi kepositifan,
keterbatasan dan eksistensi solusi (3) Mencari
Selanjutnya model matematika fenomena
titik kesetimbangan dari model, (4)
pengobatan leukemia dengan kemoterapi dikaji
Menganalisis kestabilan titik kesetimbangan,
oleh Todorov dkk (2011) dalam bentuk sistem
(5) Melakukan simulasi dan
dinamik dengan menerapkan masalah
menginterpretasikannya.
pengaruh kontrol optimal kemoterapi terhadap
pertumbuhan sel leukemia dan sel sehat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan kontrol optimal kemoterapi
bertujuan agar dapat meminimumkan jumlah Pembentukan model matematika

88
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

Model matematika interaksi sel leukemia


dan sel sehat pada leukemia limfoblastik akut Tabel 2. Parameter yang digunakan
(ALL) dengan pemberian kemoterapi terdiri Keterangan satuan
dari dua populasi sel dan satu konsentrasi obat 𝒓𝟏 laju pertumbuhan sel leukemia /hari
yaitu populasi sel leukemia (L), populasi sel 𝒓𝟐 Laju pertumbuhan sel sehat /hari
sehat (S) dan konsentrasi obat kemoterapi (K)
sebagai variabel penelitian dan sembilan 𝒄 Reciprocal carrying kapasiti sel Sel
parameter sebagaimana yang akan dijelaskan leukemia
selanjutnya. 𝒃 Reciprocal carrying kapasiti sel
Sel
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan sehat
untuk membentuk model ialah sebagai berikut: 𝜷 Laju interaksi antara sel
/hari
1. Laju pertumbuhan sel leukemia leukemia dan sel sehat
dan sel sehat mengikuti model 𝜶𝟏 Laju interaksi sel leukemia yang
/hari
pertumbuhan logistik. dibunuh oleh kemoterapi
2. Sel leukemia menekan 𝜶𝟐 Laju interaksi sel leukemia yang
/hari
pertumbuhan sel sehat. dibunuh oleh kemoterapi
3. Dosis obat kemoterapi konstan. γ Laju penurunan obat kemoterapi /hari
𝝁 Dosis obat kemoterapi mg/hari
Skema interaksi ketiga populasi tersebut
disajikan dalam diagram kompartemen pada Dalam hal ini semua parameter
Gambar 1 di bawah ini. 𝒓𝟏 , 𝒓𝟐 , 𝒄, 𝒃, 𝜷, 𝜶𝟏 , 𝜶𝟐 , 𝜸, 𝝁 > 𝟎.

Model (1) menjelaskan bahwa jumlah


populasi sel leukemia (𝑳) akan bertambah
mengikuti model logistik, dengan laju
pertumbuhan sebesar 𝒓𝟏 dan reciprocal
carrying capacity sel leukemia sebesar 𝒄.
Adapun jumlah sel leukemia dapat berkurang
karena adanya interaksi dengan obat
kemoterapi yang menyebabkank ematian pada
sel leukemia dengan laju interaksi sebesar 𝜶𝟏 .
Adapun jumlah sel sehat (𝑺) juga akan
bertambah mengikuti model logistik, dengan
laju pertumbuhan sebesar 𝒓𝟐 dan reprocical
carrying capacity sel sehat sebesar 𝒃. Jumlah
sel sehat dapat berkurang karena adanya
interaksi dengan sel leukemia yang menekan
Gambar 1. Diagram Kompartemen Model pertumbuhan sel sehat sebesar serta adanya
interaksi dengan obat kemoterapi yang
Berdasarkan gambar 1 dan asumsi-asumsi, menyebabkan kematian pada sel sehat sebesar
maka model dapat disajikan dalam sistem 𝜶𝟐 .
persamaan diferensial nonlinear sebagai Selanjutnya pada persamaan ketiga model
berikut:
(1), jumlah konsentrasi obat kemoterapi (𝑲)
akan bertambah karena adanya inputan dari
𝒅𝑳
= 𝒓𝟏 𝑳(𝟏 − 𝒄𝑳) − 𝜶𝟏 𝑲𝑳 luar tubuh yaitu pemberian obat sebesar 𝝁.
𝒅𝒕 Jumlah konsentrasi obat kemoterapi akan
𝒅𝑺 mengalami penurunan sebanding dengan
= 𝒓𝟐 𝑺(𝟏 − 𝒃𝑺) − 𝜷𝑺𝑳 − 𝜶𝟐 𝑲𝑺 (𝟏)
𝒅𝒕 konsentrasinnya sebesar 𝜸.
𝒅𝑲 Selanjutnya akan dibahas sifat-sifat solusi
= 𝛍 − 𝛄𝑲
𝒅𝒕 dari model (1).

dengan kondisi awal 𝑳(𝟎), 𝑺(𝟎), 𝑲(𝟎) ≥ 𝟎 dan Sifat-sifat solusi


𝟏
domain 𝛀 = {(𝑳, 𝑺, 𝑲) ∈ ℝ𝟑; : 𝟎 < 𝑳 ≤ 𝒄 , 𝟎 < Agar model (1) memiliki makna secara
𝟏 biologi, maka solusi model harus positif dan
𝑺 ≤ 𝒃}.
terbatas. Hal ini diberikan pada lema berikut
Parameter-parameter model dideskripsikan Lemma 1.
sebagai berikut:

89
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

Jika kondisi awal 𝑳(𝟎) ≥ 𝟎, 𝑺(𝟎) ≥ 𝟎, 𝑲(𝟎) ≥ 𝟎, Pada model (1) dipunyai
maka solusi model (1) 𝑳(𝒕) ≥ 𝟎, 𝑺(𝒕) ≥ 𝟎, 𝑲(𝒕) ≥ 𝑳(𝒕)
𝟎 untuk setiap 𝒕 > 𝟎. x = ^ 𝑺(𝒕) _,
𝑲(𝒕)
Bukti. dan
Dari model (1) dengan kondisi awal
𝑳(𝟎), 𝑺(𝟎), 𝑲(𝟎) ≥ 𝟎, diperoleh: 𝒓𝟏 𝑳(𝒕)`𝟏 − 𝒄𝑳(𝒕)a − 𝜶𝟏 𝑲(𝒕)𝑳(𝒕)
𝒕
G∫𝟎 {𝒓𝟏 (𝟏I𝒄𝑳(𝝉)I𝜶𝟏 𝑲 } 𝒅𝝉K
𝑳(𝒕) = 𝑳(𝟎)𝒆 ≥ 𝟎, f(x) ^𝒓𝟐 𝑺(𝒕)`𝟏 − 𝒃𝑺(𝒕)a − 𝜷𝑺(𝒕)𝑳(𝒕) − 𝜶𝟐 𝑲(𝒕)𝑺(𝒕)_.
𝒕
(𝟏I𝒃𝑺(𝝉)I𝜶
𝑺(𝒕) = 𝑺(𝟎)𝒆G∫𝟎{𝒓𝟐 𝟐 𝑲 } 𝒅𝝉K
≥ 𝟎, 𝛍 − 𝛄𝑲(𝒕)
𝝁 𝝁 I𝜸𝒕
𝑲(𝒕) = + M𝑲(𝟎) − N 𝒆 ≥ 𝟎.
𝜸 𝜸 Jelas bahwa 𝒇 ∈ ℂ𝟏 (ℝ𝟑 ) sehingga 𝒇
Dengan demikian terbukti bahwa solusi Lipschitz lokal pada ℝ𝟑 . Dengan
model (1) 𝐋(𝐭) ≥ 𝟎, 𝐒(𝐭) ≥ 𝟎, 𝐊(𝐭) ≥ 𝟎 untuk demikian,berdasarkan Lemma 1, Lemma 2,
setiap 𝐭 > 𝟎. dan Teorema eksistensi dan ketunggalan solusi
(Perko, 2001), maka terbukti bahwa solusi
Lemma 2. model (1) ada dan tunggal.
Terdapat 𝑴 > 𝟎, sedemikian sehingga solusi model
(1) 𝑳(𝒕) ≤ 𝑴, 𝑺(𝒕) ≤ 𝑴, 𝑲(𝒕) ≤ 𝑴 untuk setiap Pada bagian berikutnya akan dibahas
𝒕 > 𝟎. eksistensi dan kestabilan titik ekuilibrium
Bukti. model (1).
Akan ditunjukkan bahwa untuk setiap 𝐭 > 𝟎,
𝐦𝐚𝐤𝐚 𝑳(𝒕), 𝑺(𝒕), dan 𝑲(𝒕) terbatas. Dari Eksistensi dan kestabilan titik ekuilibrium
persamaan pertama model (1) diperoleh,
𝒅𝑳 Model (1) memiliki tiga titik ekuilibrium,
≤ 𝒓𝟏 𝑳(𝟏 − 𝒄𝑳). yaitu:
𝒅𝒕
Dari teori perbandingan (Khalil, 2002)
𝝁
diperoleh 1. Titik ekuilibrium trivial 𝑬𝟏 = (𝟎, 𝟎, 𝜸).
𝟏
𝐥𝐢𝐦 𝐬𝐮𝐩 𝑳(𝒕) ≤ = 𝑴𝟏 .
𝒕→Z 𝒄
Secara sama, dari persamaan kedua Titik ekuilibrium 𝐸f menyatakan keadaan
diperoleh, dimana sel leukemia dan sel sehat tidak
𝒅𝑺 terdapat dalam tubuh. Titik ekuilibrium 𝐸f ini
≤ 𝒓𝟐 𝑺(𝟏 − 𝒃𝑺). selalu eksis, namun secara medis tidak
𝒅𝒕
Dari teori perbandingan (Khalil, 2002) memiliki arti.
diperoleh
𝟏 2. Titik Ekuilibrium bebas leukemia 𝑬𝟐 =
𝐥𝐢𝐦 𝐬𝐮𝐩 𝑺(𝒕) ≤ = 𝑴𝟐 . 𝒓 𝜸I𝜶 𝝁 𝝁
𝒕→Z 𝒃 g𝟎, 𝟐𝒓 𝒃𝜸𝟐 , 𝜸h.
Sedangkan dari persamaan ketiga model 𝟐

(1) diperoleh,
𝝁 𝝁 Titik ekuilibrium 𝐸i menyatakan suatu
𝑲(𝒕) = + M𝑲(𝟎) − N 𝒆I𝜸𝒕 ≥ 𝟎,
𝜸 𝜸 keadaan dimana setelah diberi kemoterapi, sel
sehingga leukemia sudah tidak terdapat dalam tubuh
𝝁 dan dapat dikatakan seorang penderita LLA
𝐥𝐢𝐦 𝐬𝐮𝐩 𝑲(𝒕) ≤ = 𝑴𝟑 .
𝒕→Z 𝜸 telah bebas dari leukemia. 𝐸i akan eksis jika
Selanjutnya dapat dipilih 𝑴= 𝑟i 𝛾 − 𝛼i 𝜇 ≥ 0 yakni laju pertumbuhan sel
𝐬𝐮𝐩{𝑴𝟏 , 𝑴𝟐 , 𝑴𝟑 } , sehingga 𝑳(𝒕) ≤ 𝑴, 𝑺(𝒕) ≤ sehat lebih besar daripada laju penurunannya
𝑴, dan 𝑲(𝒕) ≤ 𝑴 untuk setiap 𝐭 > 𝟎. akibat kemoterapi.

Teorema eksistensi dan ketunggalan solusi 3. Titik ekuilibrium leukemia 𝑬𝟑 =


diberikan sebagai berikut. 𝒓 𝜸I𝜶 𝝁 𝝁
g 𝟏𝒓 𝒄𝜸𝟏 , 𝟎, 𝜸h.
Teorema 1. 𝟏
Pada model (1), jika kondisi awal memenuhi
𝑳(𝟎) ≥ 𝟎, 𝑺(𝟎) ≥ 𝟎, 𝑲(𝟎) ≥ 𝟎, maka 𝑳(𝒕), 𝑺(𝒕), Titik ekuilibrium 𝐸o menyatakan suatu
dan 𝑲(𝒕) eksis untuk setiap 𝒕 ∈ ℝ. keadaan dimana setelah diberi kemoterapi, sel
leukemia masih terdapat dalam tubuh
Bukti. sehingga keberadaannya menganggu

90
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

pertumbuhan selsehat yakni menyebabkan Karena 𝛾 > 0, maka 𝜆o < 0. Sedangkan untuk
penurunan produksi sel sehat. Titik 𝐸o akan 𝜆f , 𝜆i belum dapat ditentukan apakah 𝜆f , 𝜆i <
eksis jika 𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇 ≥ 0 yaitu laju 0 atau 𝜆f , 𝜆i > 0. Diperoleh 𝜆† < 0, ∀† =
pertumbuhan sel leukemia lebih besar dari 1,2, … , 𝑛 jika 𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇 < 0 dan 𝑟i 𝛾 − 𝛼i 𝜇 <
pada laju penurunannya akibat kemoterapi. 0. Dengan kata lain titik ekuilibrium bebas
leukemia 𝐸f stabil asimtotik lokal jika 𝑟f 𝛾 −
4. Titik ekuilibrium leukemia 𝑬𝟒 = 𝛼f 𝜇 < 0 dan 𝑟i 𝛾 − 𝛼i 𝜇 < 0. Secara medis jika
𝒓 𝜸I𝜶 𝝁 𝒓 𝒄(𝒓 𝜸I𝜶 𝝁)I𝜷(𝒓𝟏 𝜸I𝜶𝟏 𝝁) 𝝁
(𝟏 𝟏 , 𝟏 𝟐 𝟐 , ). sel leukemia dan sel sehat berada disekitar
𝒓𝟏 𝒄𝜸 𝒓𝟏 𝒓𝟐 𝒃𝒄𝜸 𝜸 titik ekuilibrium 𝐸f , maka kondisi ini tidak
memiliki arti. ∎
Titik ekuilibrium 𝐸q manyatakan suatu
keadaan dimana setelah diberi kemoterapi, sel Teorema 2.
leukemia dan sel sehat masih terdapat dalam
tubuh. Sehingga untuk mencapai kesembuhan
Titik ekuilibrium bebas leukemia 𝐸i stabil asimtotik
pengobatan selanjutnya dapat ditentukan
jika 𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇 < 0.
dengan kondisi pasien yang sudah diketahui.
Titik 𝐸q akan eksis jika 𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇 ≥ 0
dan𝑟f 𝑐(𝑟i 𝛾 − 𝛼i 𝜇) − 𝛽(𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇) ≥ 0 yakni Bukti.
laju pertumbuhan sel leukemia lebih besar dari
pada laju penurunannya akibat kemoterapi ‚… yI„… x x
Matriks Jacobian di titik 𝐸i = g0, , yh
‚… •y
dan laju interaksiya dengan sel sehat.
adalah
Kestabilan titik ekuilibrium
𝐽(𝐸2 )
𝛼3 𝜇
⎡ 𝑟3 − 0 0 ⎤
𝛾
Kestabilan titik ekuilibrium dair model ⎢ 𝑟2 𝛾 − 𝛼2 𝜇 𝑟2 𝛾 − 𝛼2 𝜇 𝛼2 𝜇 𝑟2 𝛾 − 𝛼2 𝜇 ⎥
=⎢
(1) dapat ditentukan dengan memperhatikan −𝛽 • ’ 𝑟2 − 2 • ’− −𝛼2 • ’⎥
⎢ 𝑟2 𝑏𝛾 𝛾 𝛾 𝑟2 𝑏𝛾 ⎥
tanda bagian real dari nilai eiggen matriks ⎣ 0 0 −𝛾 ⎦
Jacobian dari f dari model (1). Matriks
‚ƒ yI„ƒ x
Jacobian dari istem (1) adalah dengan nilai eigen 𝜆f = , 𝜆i =
y
I(‚… yI„… x)
𝑟f − 2𝑟f 𝑐𝐿 − 𝛼f 𝐾 0 −𝛼f 𝐿 y
, dan 𝜆o = −𝛾.
𝐽=# −𝛽𝑆 𝑟i − 2𝑟i 𝑏𝑆 − 𝛽𝐿 − 𝛼i 𝐾 −𝛼i 𝑆0.
0 0 −𝛾
Karena 𝛾 > 0 dan berdasarkan syarat
eksistensi, maka 𝜆i , 𝜆o < 0. Sedangkan 𝜆f < 0
Selanjutnya kestabilan titik ekuilibrium Ef
jika 𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇 < 0. Sehingga titik ekuilibrium
dinyatakan dalam teorema berikut.
𝐸i stabil asimtotik jika 𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇 < 0. Secara
medis jika sel leukemia dan sel sehat berada
Teorema 2. disekitar titik ekuilibrium 𝐸i maka penderita
LLA akan mencapai kesembuhan. ∎
Titik ekuilibrium bebas leukemia 𝐸f stabil asimtotik
jika 𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇 < 0 𝑑𝑎𝑛 𝑟i 𝛾 − 𝛼i 𝜇 < 0.
Teorema 3.
Bukti.
Titik ekuilibrium terinfeksi leukemia 𝐸o stabil
x asimtotik jika 𝑟f 𝑐(𝑟i 𝛾 − 𝛼i 𝜇) − 𝛽(𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇) <
Matrik Jacobian di titik 𝐸f = (0,0, y ) adalah 0.

𝛼f 𝜇 Bukti.
⎡𝑟f − 𝛾 0 0⎤
⎢ 𝛼i 𝜇 ⎥
𝐽(𝐸f ) = ⎢ ‚ƒ yI„ƒ x x
0 𝑟i − 0⎥ Matriks Jacobian di 𝐸o = g , 0, h
⎢ 𝛾 ⎥ ‚ƒ •y y

⎣ 0 0 −𝛾⎦ adalah

𝐽(𝐸4 )
Diperoleh nilai eigen dari matriks Jacobian, ⎡𝑟3 − 2 •
𝑟3 𝛾 − 𝛼3 𝜇
’−
𝛼3 𝜇
0 −𝛼3 •
𝑟3 𝛾 − 𝛼3 𝜇
’⎤
𝛾 𝛾 𝑟3 𝑐𝛾
⎢ 𝑟3 𝛾 − 𝛼3 𝜇 𝛼2 𝜇 ⎥
=⎢ ⎥
‚ƒ yI„ƒ x ‚… yI„… x 0 𝑟2 − 𝛽 • ’− 0
⎢ 𝑟3 𝑐𝛾 𝛾 ⎥
𝜆f = , 𝜆i = , dan 𝜆o = −𝛾. ⎣ 0 0 −𝛾 ⎦
y y

91
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

dengan nilai eigen 𝜆f =


I(‚ƒ yI„ƒ x)
, 𝜆i = parameter yang digunakan pada simulasi
y diberikan pada Tabel 2.
‚ƒ •(‚… yI„… x)I (‚ƒ yI„ƒ x)
‚ƒ •y
, dan 𝜆o = −𝛾.
Tabel 2. Nilai Parameter
Nilai Sumber
Semua nilai eigen akan negatif jika 𝑟f 𝑐(𝑟i 𝛾 −
𝛼i 𝜇) − 𝛽(𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇) < 0. Jadi titik 𝒓𝟏 0.18 Feizabadi & Witte (2011)

ekuilibrium 𝐸o stabil asimtotik jika 𝑟f 𝑐(𝑟i 𝛾 − 𝒓𝟐 0.4 Feizabadi & Witte (2011)
𝛼i 𝜇) − 𝛽(𝑟f 𝛾 − 𝛼f 𝜇) < 0.. Secara medis jika 𝒄 𝟏. 𝟐 × 𝟏𝟎I𝟔 Feizabadi & Witte (2011)
sel leukemia dan sel sehat berada disekitar 𝒃 𝟏 × 𝟏𝟎 I𝟔 Feizabadi & Witte (2011)
titik ekuilibrium 𝐸o , maka penderita LLA
𝜷 𝟏 × 𝟏𝟎 I𝟔 Feizabadi & Witte (2011)
masih terinfeksi leukemia.∎
𝜶𝟏 0.05
Feizabadi & Witte (2011), De
Phillis dkk (2007)
Teorema 4. 𝜶𝟐 0.01
Feizabadi & Witte (2011), De
Phillis dkk (2007)
γ 0 – 1,1 Todorov dkk (2001), De Phillis
Titik ekuilibrium terinfeksi leukemia 𝐸q stabil dkk (2007)
asimtotik. 𝝁 2.5 Katzung, (1997)

Bukti.
Sedangkan nilai awal yang digunakan

Matriks Jacobian di titik 𝐸q = (𝐿 , 𝑆 , 𝐾 ) = ∗ ∗ adalah
‚ yI„ x ‚ •(‚ yI„ x)I (‚ yI„ x) x
g ƒ ‚ •yƒ , ƒ … ‚… ‚ ••y ƒ ƒ , y h adalah 𝑳(𝟎) = 𝟓 × 𝟏𝟎𝟓 𝒔𝒆𝒍; 𝑺(𝟎) = 𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 𝒔𝒆𝒍; 𝑲(𝟎)
ƒ ƒ … = 𝟑𝟎 𝒎𝒈.

𝐽(𝐸q ) Efek obat dalam tubuh sangat dipengaruhi


𝑟f − 2𝑟f 𝑐𝐿∗ − 𝛼f 𝐾 ∗ 0 −𝛼f 𝐿∗
=# −𝛽𝑆 ∗ 𝑟i − 2𝑟i 𝑏𝑆 − 𝛽𝐿∗ − 𝛼i 𝐾 ∗

−𝛼i 𝑆 ∗ 0,
oleh jumlah konsentrasi obat dan adapun
0 0 −𝛾 jumlah konsentrasi obat sangat dipengaruhi
oleh laju penurunano bat. Untuk melihat
I(‚ƒ yI„ƒ x) pengaruh dari pemberian kemoterapi terhadap
dengan nilai eigen 𝜆f = , 𝜆i = interaksi sel leukemia dan sel sehat pada
y
I(‚ƒ •(‚… yI„… x)I (‚ƒ yI„ƒ x)) leukemia limfoblastik akut (LLA), simulasi
‚ƒ •y
, dan 𝜆o = −𝛾.
dilakukan dengan obat kemoterapi γ = 0
sampai γ = 1,1 dengan menggunakan nilai
Karena 𝛾 > 0 dan berdasarkan syarat parameter pada Tabel 2 diperoleh dinamika
eksistensi, maka 𝜆f , 𝜆i , 𝜆o < 0. Sehingga𝜆† < sistem untuk beberapa laju penurunan obat
0, ∀† = 1,2, … , 𝑛 yang berarti titik ekuilibrium kemoterapi yang berbeda.
𝐸q stabil asimtotik. Secara medis jika sel
leukemia dan sel sehat berada disekitar titik
ekuilibrium 𝐸q maka penderita LLA masih
akan terinfeksi leukemia. ∎

Selanjutnya pada bagian berikut akan


diberikan simulasi numerik untuk memverifikasi
hasil analisis yang telah diperoleh.

Simulasi numerik

Simulasi numerik dari model matematika


ini menggunakan software aplikasi matematika
MatlabR2015b dengan menggunakan ode45
untuk melihat gambaran interaksi sel leukemia
dan sel sehat pada leukemia limfoblastik akut Gambar 2. Konsentrasi obat kemoterapi
(LLA) dengan pemberian kemoterapi. Proses untuk γ = 0.
simulasi dilakukan dengan waktu awal 𝒕𝟎 = 𝟎
dan 𝒕𝒕 = 𝟑𝟎𝟎 yang berarti proses kemoterapi Gambar 2 menunjukkan bahwa dengan
dilakukan selama 300 hari. Adapun nilai-nilai laju penurunan obat kemoterapi γ = 0, jumlah

92
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

konsentrasi obat kemoterapi akan semakin


bertambah dari awal proses kemoterapi sampai
akhir pengobatan. Secara medis hal ini tidak
memiliki arti. Sedangkan Gambar 3
menunjukkan bahwa dengan γ = 0 sistem
mendekati titik ekuilibrium 𝑬𝟏 yakni sel
leukemia dan sel sehat tidak terdapat dalam
tubuh yang mana secara medis kondisi ini tidak
memiliki arti.

Gambar 5. Konsentrasi obat kemoterapi


untuk γ = 0,5.

Gambar 3. Populasi sel leukemia, sel sehat


dan obat kemoterapi untuk γ = 0.

Gambar 6. Populasi sel leukemia, sel sehat


dan obat kemoterapi untuk γ = 0,5.

Gambar 6 menunjukkan bahwa dengan


laju penurunan obat kemoterapi γ = 0,5, sistem
mendekati titik ekuilibrium 𝑬𝟐 . Jumlah
populasi sel sehat mengalami penurunan di
awal proses kemoterapi disebabkan karena
ditekan oleh pertumbuhan sel leukemia yang
Gambar 4. Potret fase untuk γ = 0. cukup tinggi, namun seiring dengan
berjalannya kemoterapi jumlah populasi sel
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa sehat mengalami peningkatan akibat kerja obat
dengan nilai parameter yang diberikan pada dan stabil sampai akhir proses kemoterapi.
Tabel 1 dan nilai awal pada persamaan 2 serta Sedangkan jumlah populasi sel leukemia
berbagai nilai awal yang diberikan, grafik mengalami penurunan dari jumlah populasi
bergerak menuju ke satu titik. Hal ini awal setelah proses pengobatan kemoterapi
menunjukkan bahwa system bersifat stabil diterapkan dengan dosis maksimal tertentu
asimtotik yang secara medis kondisi ini tidak pada awal pengobatan. Penderita LLA pada
memiliki arti. Gambar 5 menunjukkan bahwa kondisi ini akan mencapai kesembuhan apabila
dengan laju penurunan obat kemoterapi γ = laju pertumbuhan sel leukemia tetap dapat
0,5, jumlah konsentrasi obat kemoterapi akan dikendalikan.
semakin dikurangi dari awal proses kemoterapi
sampai akhir pengobatan seiring dengan
berkurangnya populasi sel leukemia.

93
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

Gambar 7. Potret fase untuk γ = 0,5.


Gambar 9. Populasi sel leukemia, sel sehat
Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa dari dan konsentrasi obat kemoterapi untuk γ = 1.
nilai parameter yang diberikan pada tabel 1 dan
nilaia wal pada persamaan 2 serta berbagai Gambar 9 menunjukkan bahwa dengan
nilaia wal yang diberikan, grafik bergerak γ=1, system mendekati titik ekuilibrium 𝑬𝟒 .
menuju ke satu titik. Hal ini menunjukkan Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian
bahwa system bersifat stabil asimtotik yang kemoterapi dapat membantu mengendalikan
artinya apabila laju pertumbuhan sel leukemia laju pertumbuhan sel leukemia serta dapat
tetap dapat dikendalikan, maka penderita LLA mempertahankan eksistensi sel sehat walaupun
pada kondisi ini akan mencapai kesembuhan. laju pertumbuhan sel leukemia masih terbilang
Sedangkan Gambar 8 menunjukkan bahwa tinggi. Namun demikian, karena sudah
dengan laju penurunan obat kemoterapi γ=1, diketahui gambaran kondisi pasien maka
jumlah konsentrasi obat kemoterapi akan pengobatan selanjutnya dapat ditentukan.
semakin dikurangi dari awal proses kemoterapi
sampai akhir pengobatan seiring dengan
berkurangnya populasi sel leukemia.

Gambar 10. Potret fase untuk γ = 1.

Dari gambar 10 dapat dilihat bahwa dari


nilai parameter yang diberikan pada tabel 1 dan
nilai awal pada persamaan 2 serta berbagai
Gambar 8. Konsentrasi obat kemoterapi nilai awal yang diberikan, grafik bergerak
untuk γ = 1. menuju ke satu titik. Hal ini menunjukkan
bahwa system bersifat stabil asimtotik yang
berarti pasien LLA dapat mencapai
kesembuhan dengan dilakukannya pengobatan
selanjutnya. Gambar 11 menunjukkan bahwa
dengan laju penurunan obat kemoterapi γ=1.1,
jumlah konsentrasi obat kemoterapi akan

94
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

semakin berkurang dari awal proses kemoterapi


sampai akhir pengobatan.

Gambar 13. Potret Fase Sistem untuk


γ=1.1.

Dari gambar 13 dapat dilihat bahwa dari


Gambar 11. Konsentrasi Obat Kemoterapi nilai parameter yang diberikan pada tabel 1 dan
untuk γ=1.1. nilai awal pada persamaan 2 serta berbagai
nilai awal yang diberikan, grafik bergerak
menuju ke satu titik. Hal ini menunjukkan
bahwa system bersifat stabil asimtotik yang
artinya untuk mencapai hasil pengobatan yang
diinginkan yakni dapat mengendalikan laju
pertumbuhan sel leukemia dengan tetap
mempertahankan eksistensi sel sehat maka laju
penurunan obat kemoterapi harulah sebanding
dengan jumlah konsentrasi obat.

Dari hasil simulasi di atas dapat diketahui


bahwa jumlah populasi sel leukemia akan
semakin berkurang setelah diterapkan proses
pengobatan melalui kemoterapi. Seiring
dengan berkurangnya populasi sel leukemia
maka konsentrasi obat yang dipakai dalam
Gambar 12. Populasi Sel Leukemia, Sel kemoterapi juga akan dikurangi. Adapun
Sehat dan Konsentrasi Obat Kemoterapi untuk jumlah populasi sel sehat akan semakin
γ=1.1. meningkat akibat kerja obat dan stabil sampai
akhir pengobatan. Oleh karena itu, selain
Gambar 12 menunjukkan bahwa dengan γ berfungsi untuk membunuh dan menekan
= 1,1 atau γ > 1, sistem mendekati titik pertumbuhan sel leukemia, jenis obat yang
ekuilibrium 𝑬𝟑 . Jumlah populasi sel sehat dipakai dalam proses kemoterapi juga
mengalamai penurunan yang diikuti oleh diharapkan dapat merangsang pertumbuhan
kenaikan dari sel leukemia. Hal ini populasi sel sehat.
menginterpretasikan bahwa pemberian Adapun penggunaan obat dalam proses
kemoterapi belum efektif mengendalikan laju kemoterapi leukemia juga bergantung pada
pertumbuhan sel leukemia. berbagai hal seperti kondis kesehatan
penderita, ketahanan tubuh untuk menyerap
obat, umur, jenis kelamin dan lain-lain. Efek
obat dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh
jumlah konsentrasi obat dan adapun jumlah
konsentrasi obat sangat dipengaruhi oleh laju
penurunan obat. Semakin cepat atau besar laju
penurunan obat maka jumlah konsentrasi obat
dalam tubuh akan semakin kecil sehingga obat
tidak memberikan efek dalam tubuh. Sehingga

95
Titik, K. & Adi, Y.A./UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2020)

agar obat memberikan efek yang optimal dalam Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSRI.
tubuh, laju penurunan obat haruslah sebanding Ed. H. Anwar Agoes. Jakarta: EGC
dengan jumlah konsentrasi obat.
Khalil, H.K., 2002. Nonlinear Systems: An
PENUTUP Introduction, Springer: New York.

Sistem persamaan model interaksi sel


Lesnussa, Y.A. 2012. Model Matematika
leukemia dan sel sehat pada leukemia Kemoterapi Kanker dan Simulasinya
limfoblastik akut (LLA) dengan pemberian dengan Software MATLAB. Molluca
kemoterapi terdiri dari tiga persamaan dengan
Medica,1 (1), 82-89.
tiga variabel dan sembilan parameter yang
menghasilkan empat titik ekuilibrium stabil
asimtotik jika memenuhi syarat eksistensi dan National Comprehensive Cancer Network, Inc
kestabilan tertentu. Karakteristik dari setiap (NCCN). 2017. Acute Lymphoblastic
komponen model matematika dipengaruhi oleh Leukemia. Ditemukenali pada tanggal 21
konsentrasi obat kemoterapi. Semakin Maret 2019 dari www.NCCN.org/patients
berkurangnya jumlah populasi sel leukemia
saat kemoterapi juga disesuaikan dengan Pertiwi, L. 2013. Gangguan Hematologi
semakin dikuranginya konsentrasi obat. Akibat Kemoterapi pada Anak dengan
Jumlah konsentrasi obat sangat mempengaruhi Leukemia Limfoblastik Akut di Rumah
efek obat dalam tubuh. Adapun jumlah Sakit Umum Pusat Sanglah. Farmasi,
konsentrasi obat dalam tubuh sendiri sangat Fakultas Matematika dan Ilmu
dipengaruhi oleh laju penurunan obat. Semakin Pengetahuan Alam, Universitas Udayana,
cepat atau besar laju penurunan obat maka Bali.
jumlah konsentrasi obat dalam tubuh akan
semakin kecil sehingga obat tidak memberikan
Perko, L. 2001. Differential Equations and
efek dalam tubuh. Sehingga agar obat
Dynamical Systems. Springer: New York.
memberikan efek yang optimal dalam tubuh,
laju penurunan obat haruslah sebanding
dengan jumlah konsentrasi obat.
DAFTAR PUSTAKA Rodrigues, D.S., Mancera, P.F.A., Carvalho, T.
dan Goncalves, L.F. 2019. A Mathematical
De Phillis, L.G., Gu, W., Fister, K.R., Head, Model for Chemoimmunotherapy of
T., Chronic Lymphocytic Leukemia. Applied
Maples, K., Murugan, A., Neal, T. & Mathematics and Computation, Vol. 349, Pages
Yoshida, K., 2007. Chemoterapy for 118-13.
Tumors: an Analysis of the Dynamics and
a
Study of Quadratic and Linear Optimal
Control, Mathematical Biosciences. 29: 292- Todorov, Y., Fimmel, E., Bratus, A.S.,
315 Semenov, Y.S., dan Nuernberg, F. ,2012.
An Optimal Strategy for Leukemia
Therapy: A Multi-Objective Approach.
Feizabadi, MS & Witten, TM. 2011. Modeling Russian Journal of Numerical Analysis and
the Effects of a Simple Im-mune System Mathematical Modelling, Vol., Issue 6, Pages
and Immunodeficiency on the Dynamics of
589–604
Conjointly Grow-ing Tumor and Normal
Cells. International Journal Biology Science.
7(6).h. 700-707. Wijayanto, R.A. 2018. Pola Absorbansi dan Laju
Endap Darah Edta Penderita LLA: Pengaruh
Limfosit. Skripsi, Pendidikan Kedokteran,
Hoffbrand, A.H., dan Moss, P.A.H. 2013.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kapita Selekta Hematologi, Edisi 6. Pen. dr.
Brahm U. Pendit, dr. Liana Setiawan & dr.
Anggraini Iriani. Ed. dr. Ferdy Sandra.
Jakarta: EGC. h. 165,219.

Katzung, G.G. 1997. Farmakologi Dasar dan


Klinik, Edisi 6. Pen. Staff Dosen

96

Anda mungkin juga menyukai