Anda di halaman 1dari 12

Aloysius Tommy Hendniwan, Pemodelan Perishable Items Inventory 79

Pengecer Bqah Segar di Kota Madiun

PEMODELAN PERISHABLE ITEMS INVENTORY


PENGECER BUAH SEGAR DI KOTA MADIUN
Aloysius Tommy Hendrawan
Fakultas Teknik Universitas Widya Mandala Madiun.

ABSTRACT

The research will set up a mathematical model for the inventory ofperishable
items so that we can get the policy of optimal order and also the inventory level to
maximalize the profit intended. The research sample is the retailers of fresh fruits in
Madiun. The conclusion drawn from the research is the setting up of mathematical
model which combines the inventory models P and Q.
Keywords : model, perishable items inventory, fresh fruits

A. Latar Belakang 1. Memodelkan persediaan perishable


Pengecer barangtak tahan lama (pe- secara matematis.
rishable) seperti susu, buah dan sayur 2. Mengaplikasikan model tersebut
mempunyai sebuah dilema. Jika me- pada pengecer buah-buahan segar di
rek(,l,::Dienyimpan persediaan dalam Madiun untuk melihat tingkat peng-
juml~ banyak, mereka dipaksa untuk gunaan nyatanya.
membuang barang yang tak terjual
pada waktu yang ditentukan seperti C.Asumsi
tertera dalam tanggal kadaluarsa. Ini Asumsi yang terd.apat pada pe-
menyebabkan kerugian ekonomi. nelitian ini adalah: .
Sebaliknya, jika penyimpanan terlalu 1. Pola data penjualan menunjukkan
sedikit, mereka menghadapi prospek adanya pengaruh dari komponen:
berkurangnya keuntungan karena musiman (seasonality), kecenderu-
ketidakpuasan pelanggan mereka. ngan (trend), dan keteracakan (ran-·
Masalah ini semakin rumit karena domness).
variabel biaya pemesanan dan ketidak- 2. Peramalan permintaan berdasarkan
pastian permintaan, data penjualan dalam satu terakhir.
Dalam penelitian ini, peneliti men- 3. Ada lebih dari satu jenis barang
coba berusaha membangun sebuah mo- yang dipesan dari satu kelompok.
del matematis sehingga dapat diperoleh
kebijakan pemesanan optimal dan ting- D. Batasan Masalah
kat persediaan untuk memaksimalkan Berikut ini adalah batasan masalah
perolehan keUn.tungan. Bangunan mo- yang digunakan dalam penelitian ini :
del matematis tersebut diaplikasikan 1. Penelitian ini bersifat terbatas
pada pengecer buah-buahan segar yang dengan mencoba membangun model ·
ada di kota Madiun. secara teoritis sederhana, sehingga
validitas bangunan model perse-
B. Tujuan Penelitian diaan tidak bisa diujikan. Hanya
Penelitian ini dilakukan d'engan saja terdapat aplikasi model untuk
tujuan: melihat tingkat utilit.as model.
II
~
80 Widya Warta No. 01 Tahun:X:XIX/ Januari 2006
ISSN 0854-1981
I
2. Data-data penelitian adalah data di Amerika dan Kanban di Jepang.
yang didapatkan melalui sebuah Metode pengendalian · persediaan
interview dan catatan penjualan secara statistik ini biasanya digunakan
pengecer buah-buahan yang kurang untuk mengendalikan barang yang
rapi, sehingga verifikasi model bisa permintaannva b'ersifat bebas (depen-
kurang begitu meyakinkan. Tetapi dent) dan dikelola saling tidak ber-
aplikasi model tetap akan dicobakan gantung. Yang dimaksud permintaan
dengan prinsip optimalisasi untuk
memperoleh perbandingan seder-
hana antara teori dan kenyataan di
bebas adalah permintaan yang hanya
dipengaruhi mekanisme pasar sehing-
ga bebas dan fungsi operasi produksi.
I
lapangan.

E. Tinjauan Pustaka
Sebagai contah adalah permintaan
untuk barang jadi dan suku cadang
pengganti (spare parts).
1
Dalam mencari jawaban atas per- Di sisi lain, model perencanaan per- -
masalahan umum dalam pengendalian sediaan meliputi model dasar EOQ dan
persediaan seperti yang telah diuraikan EPQ, ditambah pengembangan model-
di depan, secara kronologis metode nya, baik yang ditetapkan untuk
pengendalian persediaan yang ada permintaan yang bersifat deterministik
dapat diidentifikasikan sebagai maupun probabilistik. Selama periode
berikut: pembelian atau pembuatan suatu ·
• Metode pengendalian persediaan .barang (produk), sehingga tujuan dari
tradisional perencanaan persediaan ini adalah
• Metode perencanaan kebutuhan minimasi elemen-elemen biaya ter-
material (MRP) "-~ sebut secara keseluruhan berdasarkan
• Metode kanban kriteria berapa ''jumlah" dan "periode"
barang/produk yang harus dibeli/
E.l Metode EOQ dibuat. -
Metode ini sering juga disebut Tujuan model ini adalah untuk me-
metode pengendalian tradisional nentukanjumlah (Q) setiap kali peme-
karena memberi dasar lahirnya metode sanan (EOQ) sehingga meminimasi
, baru yang lebih modern seperti MRP biaya total persediaan di mana :

Biaya Total Persediaan =Ordering Cost +Holding Cost +Purchasing Cost


Parameter-parameter yang dipakai · C = purchasing cost _per-satuan nilai
dalam model ini adalah : persediaan
D = jumlah kebutuhan barang sela- t = waktu antara satu pemesanan ke
ma satu periode (misal : 1 tahun) pemesanan berikutnya ..._
K = ordering cost set1ap kali pesan Secara gratis, sebuah model dasar
H = holding cost per-satuan nilai persediaan dapat digambarkan sebagai
persediaan per satuan waktu berikut:
Aloysius Tommy Hendfawan, Pemodelan Perishable Items Inventory 81
Pengecer Buah Segar di Kota Madiun

Tlngkat persedlaan Titik saat pesanan


dHerima (order point)

Rata-rata
persediaan = Q/2

Waktu
T = QID

Gambar 1. Model Dasar Persediaan


Gambar ini membantu memahami bentuk segitiga dengan alas t dan
pembentuka:n model matematisnya. tinggi Q.
Sejumlah Q unit barang dipesan secara
E.2 ModeiQ
periodik. Order point merupakan saat
Dalam praktek, salah satu kelema-
siklus persediaan (inventory cycle) yang
han yang terbesar dalam model EOQ
baru dimulai dan yang lama berakhir
tradisional adalah asumsi bahwa per-
karen a pesanan diterima. Setiap siklus
mintaan bersifat konstan. Dalam model
persediaan berlangsung selama siklus
persoalan di atas, asumsi permintaan-
waktu t, artinya setiap t hari (atau
nya berubah menjadi bersifat acak dan
mingguan, bulanan, dsb) dilakukan
dimungkinkan te:rjadinya kehabisan
pemesanan kembali. Lamanya t sama
persediaan akan membuat model men-
dengan proporsi kebutuhan satu
jadi lebih realistis. Dalam model Q ini,
periode (D) yang dapat dipenuhi oleh
status persediaan. d_imonitor secara
Q, sehingga dapat ditulis t = Q . terus menerus setiap te:rjadi transaksi.
. D Jika status persediaan turun sampai
Gradien negatif Dt (-Dt) dapat titik R yang ditentukan sebelum;nya,
dipakai untuk menunjukkan jumlah maka akan dilakukan pemesanan se-
persediaan dari waktu ke waktu. jumlah Q unit yang selalu tetap. Ka-
Karena barang yang dipesan di- rena jumlah setiap pemesanan tetap,
asumsikan dapat segera tersedia maka waktu antar pemesanan akan
(instaneously), maka setiap siklus bervariasi tergantung dari sifat acak
persediaan dapat dilukiskan dalam permintaannya. -

f--------------i----------------i----------i--
. t, . t., . t, .
Waldu

Gambar 2. Model Q
82 Widya Warta No. 01 Tahun XXIX/ Januari 2006
ISSN 0854-1981

Model Q ditentukan oleh nilai Q dan biaya kehabisan persediaan sulit


R. Dalam prak.teknya, nilai Q akan diperkirakan dan diperhitungkan
ditetapkan berdasarkan rumus EOQ secara matematis. Tingkat pelayanan
dengan menggunakan permintaan yang dimaksudkan tersebut adalah
rata-rata yang diperoleh dari hasil probabilitas bahwa semua pesanan
peramalan permintaan atau penjualan ak.an dipenuhi (hanya dari persediaan)
(D). Hal ini berarti bahwa pennintaan selama lead time suatu siklus pe-
tersebut bukanlah bersifat sangat tidak. mesanan kembali. Titik pemesanan
pasti, sehingga bisa didekati nilainya kembali R dapat dianggap sebagai
dengan nilai rata-ratapermintaan. Se- distribusi probabilitas yang kritis dari
dangkan nilai R ditentukan berda- suatu kurva distribusi per-mintaan, di
sarkan biaya kehabisan persediaim mana diasumsikan bahwa suatu sistem
atau berdasarkan kemungkinan persediaan tidak akan berjalan
persediaan. Dalam prakteknya, nilai R menyimpang dari persediaan yang
lebih banyak. ditentukan berdasarkan dilak.ukan. Sehingga dapat dikatak.an
kemungkinan kehabisan persediaan bahwa satu-satunya resiko kehabisan
dengan mempertimbangkan tingkat adalah selama lead time pen1esanan
pelayanan. Hal ini disebabkan karena kembali.
frolwcusi
t

i5 R. f'cnnliataaa ~Lt111o1 L
~ SS--.1
.
Gambar 3. Permintaan Selama L
Titik pemesanan kembali dapat sarnya tergantung tinglciit
didefinisikan secara maternatis sebagai pelayanan (tabel)
berikut: ~dL =
standar deviasi kelebihan
permintaan selama .lead
dimana: time
R = titik pemesanan kembali sehinggadapatdinyatB.kan bahwa:

DL = permintaan rata-rata sela- R=DL+ZSdL


dari persamaan ini dapat disimpulkan
maleadtime
bahwa kita dapat mengendalikan titik
SS = safety stock, yang da-
pemesanan kembali dan tingkat pela-
pat dinyatakan sebagai
yanan dengan mengendalikan faktor Z
Z•SaL• dan Sd. Nilai yang tinggi dari Z ak.an
dimana: membuat titik pemesanan kembali dan
Z = faktor pengaman yang be- tingkat pelayanan menjadi tinggi.
Aloysius Tommy Hendrawan, Pem<idelan Perishable Items Inventory 83
Pengecer Buah Segar di Kota Madiun

Tabell. Nilai Z

E.3 ModelP kasus ini dapat dikatakan bahwa sta-


Dalam kasus tertentu, status per- tus persediaan Coca-Cola di kantin dan
sediaan. barang jadi lebih banyak kantor WidyaMandala.Madiun diamati
diamati secara periodikdaripada kon- setiap 2 minggu, dan pesanan akan
tinyu. Sebagai gambarannya, distribu- dilakukan hila dianggap perlu.
tor Coca-Cola akan mengirim sejumlah Dalam model P ini, status persedia-
krat Coca-Cola dengan armada truknya an akan diamati pada interval waktu
· ke Universitas Widya Mandala Madiun yang tetap dengan asumsi bahwa
setiap 2 minggu sekali. Sehingga dalam permintaan akan bers~fat acak.
Tingkat persediun

ss __ T_ _
'

• Lt
'

I ~
'
---------r·--,-- -------r·-
I LJ

Gambar 4. Model P
l
I
84 Widya Warta No. 01 Tahun XXIX I Januari 2006

I
ISSN 0854-1981

I Metode P herfungsi dengan cara


yang sangat herbeda dihandingkan
metode Q karena -:
1. Metode P tidak mempunyai titik
matis, kondisi tersehut dinyatakan
sehagai berikut:

T = Dt+L +SS
pemesanan kemhali, tetapi lehib me-
nekankan pada target persediaan. di mana:
2. Metode P tidak meinpunyai nilai T = Target tingkat persediaan
EOQ karena jumlah pemesanan maksimum yang diingin-
akan hervariasi tergantung per- kan
mintaan yang sesuai dengan target Dt+L = Permintaan rata-rata sela-
persediaan. mat+L
3. Dalam metode P, interval pemesa- ss == Safety Stock yang da-
nannya tetap sedangkan kuantitas pat dinyatakan sehagai
pesanannya heruhah-uhah. z • sd(t+L)

di mana:
Metode P secara keseluruhan diten-
tukan oleh parameter t dan L. Nilai
z = faktor pengaman yang
hesarnya tergantung ting-
optimal dari interval pemesanan (t0 ) di-
_kat pelayanan
peroleh dengan cara sehagai herikut :
Sd(t+L) == standar deviasi selama
t= Q t+L
D
E.4 Model P Dan Q Dalam Praktek
Suhstitusikan rumus EOQ uil'tuk
menggantikan Q pada pesanan di atas Dalam praktek nyata di industri,
sehingga diperoleh : model P dan model Q herikut modifi-
kasinya sering digunakan dalam
mengendalikan persediaan untuk
t0 = ~2k permintaan behas. Pemilihan model
Dh
I yang tepat adalah tidak-mudah, tetapi
,_~
Target dari tingkat persediaan dapat ada heherapa kondisi yang memung-
ditetapkan herdasarkan tingkat kinkan di mana model P lehih disukai
pelayanan yang ingin diherikan. Dalam dihandingkan model Q, yaitu :
kasus ini, maka target persediaan 1. Model P harus dipakai hila pesanan
ditentukan cukup tinggi karena harus dilakukan atau dikirimkan
persediaan tersehut untuk memenuhi pada interval-tertentu, misalnya pe-
permintaan selama lead time (L) di- sanan heras dikirimkan mingguan
tambah periode optimal pengamatari ke pengecer di pasar.
(t0 ). Hal ini dilakukan karena perse- 2. Model P.harus digunakan hila-ada
diaan tidak akan dipesan lagi sampai lehih dari satu jenis harang yang
kedatangannya. Untuk mencapai dipesan dari satu kelompok, misal-
tingkat pelayanan tertentu, permin- nya mie instan akan mengirimkan
taan harus dipenuhi sepapjang wak.tu he.herapa kardus mie dengan he-
t + L secara rata-rata ditambah suatu ragam rasa dalam interval wak.tu
persediaan pengaman. Secara mate- yangtetap.

>--~~s-~:~a~"'--~------~<~..................2............................
Aloysius Tommy Hendrawan, Pemodelan Perishable Items Inventory 85
Pengecer Buah Segar di Kota Madiun

3. Model Q sebaiknya digunakan un- naikkan status persedia~ sampai titik


tuk barang yang nilai satuannya minim urn, sedangkan status perse-
tidak mahal sehingga tidak p-erlu diaan berada di atas titik minimum,
dilakukan pencatatan secara per- maka tidak ada pesanan yang akan
petual, misalnya mur dan baut dilakukan. Pengamatan status per-
dalam perusahaan manufaktur. Pe- sediaan pada model gabungan Q dan P
ngisian persediaan kedua komponen ini dilakukan secara periodik (dengan
tersebut akan dilakukan setiap hari interval waktu yang tetap).
atau setiap minggu dengan interval
waktu yang tetap dan tidak perlu F. Metode Pen.elitian
dilakukan pencatatan pengeluaran Penelitian ini mengambil lokasi pe-
dan pemasukan persediaan mengi- ngamatan pada 10 buah kios pengecer
ngat nilai satuannya yang rendah. buah-buahan segar yang tersebar di
kota Madiun dengan waktu penelitian
Dari uraian ini, maka dapat dinya- antara bulan Maret 2005 sampai
takan secara ringkas bahwa peng- dengan bulan Mei 2005. Data yang
gunaan model P akan memberikan ke- didapatkan pada penelitian inimeliputi
unggulan dalam kesederhanaan pen- data primer dan data sekunder. Data
jadwalan pengisian kembali dan primer adalah data utamayang sangat
pencatatan persediannya, tetapi model berperan dalam mendukung isi analisis
P memerlukan persedian pengamanan :Penelitian. Sedangkan data sekunder
yang agak besar dibandingkan model adalah ttata~data pendukung atau
Q. Karena model Q tidak memerlukan pelengkapyangfungsinya memperkuat
persediaan pengaman yang besar, bangunan ana:lisis yang akan dibuat
maka model.Q tepat digunakan untuk oleh peneliti.
barang yang nilai satuannya mahal, • Data Primer dalam pe:nelitiai:t ini
sehingga· dapat menurunkan biaya meliputi : permintaan rata-rata
investasi persediaan pengaman (safety buah (data penjualan buah), dan
stocks). Oleh sebab itu, pemilihan an- biaya-biaya persediaan.lead time,
tara model Q dan P dibuat berdasarkan standar deviasi permintaan harian,
penetapan waktu pengisian kembali tingkat pelayanan yang diinginkan
persediaan, sistem pencatatan per- pengecer, ordering cost, suku bunga
sediaan yang dipakai (periodik atau bank dan hargajual buah.
perpetual), dan tinggi rendahnya nilai
satuan barang yang disimpan. • Data Sekunder yang diperoleh
Dalam praktek nyata, banyak juga adalah data hasil studi pustaka, dan
dijumpai metode campuran yang data-data tambahan hasil interview
merupakan gabungan dari model P dan dengan pemilik kios buah dan hasil
Q: Dalam kasus ini, sistem persediaan observasi langsung di lapangan.
tersebut akan mempunyai titik pem~~
sanan kembali (hila status) persediaan Adapun gambaran sistematis dari
berada di bawah titik minimum, maka rancangan langkah-langkah penelitian
pesanan akan dilakukan untuk me- ini adalah sebagai berik~t :
86 Widya Warta No. 01 Tahun XXIX/ Januari 2006
ISSN 0854-1981

Pemodelan Matematis

I Observasi I I Interview
I
...
I Perumusan Masalah I
~
I ldentifikasi Variabel I
I •+
Pengumpulan Data

Pengolahan Data
+
Perhitungan QS
-+
Perhitungan Manual
(Interval &Target
(Peramalan Permintaan)
Persec:liaan)
y 'f'

+
I Anal isis Data I
+
"'

I Kesimpulan I
+
[ Selesai J

Gambar 5. Flowchart Penelitian

G. Pengolahan & Analisis Hasil ton, pir,jeruk siam, sunkise, apokat,


Setelah bangunan model persediaan mel9n, semangka, salak dan sawo.
perishable diperoleh, maka akan di- 2. Perhitungan matematis manual
lakukan aplikasi untuk melihat utilitas untuk memperoleh nilai optimal ·
model persediaan. Aplikasi ini selain dari interval pemesanaD. (t0) dan tar-
berdasarkan pada model persediaan get persediaan yang diinginkan (T)
perishable juga berdasarkan atas data- dari masing-masing item buah.
data yang diperoleh di lapangan. Pe-
ngolahan data~data tersebut meliput : Berikut ini adalah contoh perhitu-
1. Pengolahan data penjualan lewat ngan dengan menggunakan software
software Quantitative System (QS) QS untuk m~nghitung per,amalan
untuk memperoleh peramalan-per- penjualan apel manalagi. Data pen-
mintaan yang akurat terhadap sta- jualan mingguan per kllografu ·untuk
tus persediaan 10 item buah, yaitu buah apel manalagi ditunjukkan oleh
apel manalagi, apel merah washing- tabel berikut ini :
88 Widya Warta No. 01 Tahun XXIX I Januari 2006
ISSN 0854-1981

didapatkan F(t) = 32,31926 dengan software QS untuk 9 item buah lainnya


Mean Average Deviation (MAD)= 1,84, akan sama prosedumya dengan contoh
Mean Square Deviation (MSD) = 4,80 perhitungan untuk apel manalagJ.. Se-
dan dengan a ata~ faktor pemulusan lengkapnya, hasil perhitungan QS un-
sebesar 0,16696. tuk rnencari nilai F(t), MAD, MSD dan
Perhitungan dengan rnenggunakan a ditabulasikan seperti berikut ini :

Tabel 3. Rekap Hasil Peramalan 10 Item Buah

Setelah dilakukan peramalan per-


mintaan, maka akan dihitungpula Q0 , Q0 = 2(1850)(129,27704) = 24 92391 k
7000(0,11) ' g
R, T 0 dan T pada buah apel manalagi.-
Data-data yang didapatkan dari pe:tlli- Permintaan rata-rata selama lead time
tungan komputer, hasil interview dan ( DL) adalah 32,31926 kg buah per
observasi buah tersebut adalah sebagai minggu selam~ 2 minggu, sehingga
berikut: DL = 2(32,31926) = 64,63852 kg buah.
• Permintaan rata-rata (mingguan) : Standar deviasi selama lead time SaL
32,31926 kg/minggu
adalah 15J2 = 21,2132.0 kg buah.
• Lead time : 2 minggu -
Dengan service level 95%, maka diper-
• Standar deviasi permintaan ming-
lukan faktor peng~ dari Z = 1,65,
guan : 15 kg/minggu
sehingga:
• Tingkat pelayanan yang diinginkan
pengecer : 95% R'=DL+Z.SdL
• Orderingcost (k): 1.850 =64,6_3852 + 1,65(21,21320)
• Tingkat suku bunga (BRI per Juni = 99,6403 kg -
2005) : 11% ·Pada kasus ini, pes~an apel manalagi
• Harga jual buah : 7. 000/kg akan dilakukan sebanyak 24,92391 kg
Apabila diasumsikan bahwa grosir buah setiap tingkat persediaan turun
akan mengirimkan apel manalagi ter- ke 99,6403 kg buah. Berdasarkan per-
sebut selama 4 minggu dalam sebulan, hitungail, maka akan diperoleh inter-
maka permintaan bulanan rata-rata l)al pernesanan
.. -
optimal ·sebesar :
(D)= 4(32,31926) = 129,27704 kg buah t = Q0 = 24,92391 = 0 77118 min
0
per bulan, sehingga : D 32,31926 ' ggu
Aloysius Tommy Hendrawan, Pemodelan Perishable Items Inventory 87
Pengecer Buah Segar di Kota Madiun

·Tabel 2. Data Penjualan Mingguan (Kg) Ape} Manalagi

Fluktuasi data penjualannya ditunjukkan oleh gambar scatter plot seperti J:>erikut
llll:

36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 6. Fluktuasi Data Penjualan Apel Manalagi

Peramalan permintaan menggunakan nential smoothing. Lewa~ komputasi


data penjualan 12 minggu terakhir dengan software QS untuk hasil
dengan teknik peramalan single expo- peramalan 12 minggu mendatang :

Gambar 7. Peramalan Apel Manalagi


Aloysius Tommy Hendrawan, Pemodelan Perishable Items Inventory 89
Pengecer Buah Segar di Kota Madiun

Sedangkan target tingkat persediaan 0,77118 minggu (== 5,39826hari) dengan,


optimal adalah : target tingkat persedi~an maksimum-
nya 130,76347 kg.
T = Dt+L + z • sd<t+L)
Perhitungan manual untuk 9 item
={[32,31926(0,77118 + 2)] + [1,65(15) buah lainnya akan sama prosedurnya
F co,77118 +2m dengan contoh perhitungan untuk apel
= 130,76347 kg manalagi. Selengkapnya, hasil perhi-
Hasil perhitungan ini menetapkan tungan manual untuk mencari nilai Q0 ,
bahwa pengecekan tingkat persediaan R, t 0 dan T untuk ke-10 item buah
apel manalagi harus dilakukan setiap ditabulasikan seperti berikut ini :

Tabel4. Rekap Hasil Perhitungan Q0 , R, T0 dan T

H.Penutup Beberapa saran dalam penelitian ini


Kesimpulan yang bisa ditarik dari adalah:
penelitian ini adalah: 1. Kios-kios buah di kota Madiun yang
1. Pengecer buah-buah segar mempu- memiliki kesamaan persediaail
nyai dilema dalam sistem persedia- dengan 10 item persediaan buah
.an mereka karen a sifat persediaan perishable sebaiknya mengikuti
yang perishable sehingga mereka pola pengaturan persediaan se-
harus bisa mengatur persediaan perti dalam penelitian ini untuk
buah mereka dengan tepat. mencegah mereka mengalami
2. Dari hasil observasi, perhitungan kerugian;
komputer dan perhitungan manual 2. Ada beberapajenis persediaan buah
didapatkan bahwa : yang kurang menguntungkan di pa-
a. Persediaan yang menguntungkan, sar lokal Madiun, maka sebaiknya
berturut-turut adalah persediaan para pemilik kios berusaha mencari
buah untuk jeruk siam, apel ma- pengganti dengan jenis buah lain
nalagi, melon, apel merah (wa- atau justru menambah jenis buah
shington), semangka, dan pir. musiman seperti rambutan, kleng-
·b. Persediaan yang kurang mengun- keng, duku, dan durian.
tungkan, berturut-turut adalah 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
persediaan buah untuk apokat, ten tang J>emodelan persediaan
sawo, sunkise dan salak. untukjenis buah lainnya.
90 Widya Warta No. 01 Tahun XXIX/ Januari 2006
ISSN 0854_-1981

·Daftar Pustaka

Bedword, D. D. and .Bailey, J. 1987. Integrated Production Control Sysiems:


Management, ~alysis And Design. John Willey & Sons. New York.

Biegel, J. E. 1980. Production Control, A Quantitative Approach, 2nd edition.


PHI. New Delhi.·

Dervitsiotis, K. N. 1981. Operation Management, 2nd fdition. McGraw-Hill. New


York.

Fogarty, B., Hoffman. 1991. Production And Inventory Management, 2nd


edition. South-Western Co. Ohio.

Riggs, J. L. 1987. Production System: Planning, Analysis And Control, 4nd


edition. John Willey & Sons. New York.

Schroder. 1989. Operation Management, 3nded~tion. McGraw-Hill. NewYork. ~

Taha, H. 1987. Introduction To Operation Research, 4"d edition. Collier


· MacMillan. Washington DC.

Tersine, R. J. 1988. Principles Of Invf!ntory And Materials Management, 3"d


edition. North Holland. New York.
""'

Anda mungkin juga menyukai