OLEH KELOMPOK 16 :
2. MULYADI (202003117)
TA. 2020-2021
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian
metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya
dieliminasi diurin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal
Gagal ginjal kronis terjadi apabila kedua ginjal sudah tidak mampu
ginjal kronis sebagai adanya kerusakan ginjal atau penurunan laju filtrasi
al., 2017)
7
1.2 Klasifikasi
1. Kerusakan ginjal dengan nilai GFR normal atau meningkat nilai GFR >90
mL/min/1,73 m
1. Gejala dini: lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
2. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau
sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan,
1.4 Patofisiologi
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh,
saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari
nefron-nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada
yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliur dan haus.
Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbut
disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien
menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira
fungsi ginjal telah hilang 80%-90 %. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian
nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Wijaya
maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis.
1.5 Patway
Gagal ginjal
kronik
Sekresi eritropetin Sekresi air dan zat Retensi cairan Konsentrasi vit D Peningkatan PO4 Penimbunan
ginjal terlarut elektrolit aktif ↓ dan Ca dalam asamdalam cairan
plasma tubuh
Kristalisasi urea
Produksi sel darah Produksi renin Ca + dalam tulang ↓ konsentrasi Ca pH darah ↓
merah menurun terionisasi serum
Akumulasi toksin Angiotensin I plasma ↓ Asidosis
Anemia metabolik
1. Resti kerusakan Angiotensin II osteomalasia kusmaul sign
1. Perubahan integritas kulit
perfusi jaringan 2. Perubahan Peningkatan intoleransi Pola nafas tidak
2. Intoleransi proses pikir tekanan darah aktivitas efektif
aktivitas 3. Perubahan
Pengobatan gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi 2 tahap, yakni tindakan
1. Tindakan konservatif
a) Pembatasan protein
gagal ginjal.
d) Pengaturan cairan
adalah:
(IWL)
adalah 400ml, maka asupan cairan total dalam sehari adalah 400 + 500
ml = 900ml.
Diet rendah fosfat dengan pemberian gel yang dapat mengikat fostat
di dalam usus.
f) Pengobatan hiperuriesmia
pada laki-laki atau 4 mg/100 ml pada wanita, dan GFR kurang dari 4
1.7 Komplikasi
1. Hipertensi
2. Hiperkalemia
Kalsium Glukonat 10 %.
3. Anemia
4. Asidosis
Asidosis ginjal biasanya tidak diobati kecuali dengan HCO3 plasma turun
1. Usia
ginjal dalam skala kecil merupakan proses normal bagi setiap manusia
ditoleransi ginjal dan tubuh. Namun, akibat ada beberapa faktor risiko
ringan sampai berat, kondisi ini disebut gagal ginjal kronik (GGK) atau
2. Jenis Kelamin
dapat menjaga diri mereka sendiri serta bisa mengatur tentang pemakaian
hipertensi mempunyai risiko mengalami gagal ginjal kronik 3,2 kali lebih
besar dari pada pasien tanpa riwayat penyakit faktor risiko hipertensi.
tekanan darah ini juga dapat membuat pembuluh darah dalam ginjal
tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah dan nefron di dalam ginjal.
Nefron yang rusak tidak akan dapat melakukan tugasnya untik menyaring
limbah, natrium, serta kelebihan cairan dalam darah. Kelebihan cairan dan
natrium yang terdapat pada aliran darah akan memberikan tekanan ekstra
dan mulai timbul setelah periode satu atau dua tahun menderita Diabetes
ginjal adalah nefropati diabetik, dimana akan terjadi gangguan faal ginjal
kerusakan pada ginjal dan akhirnya dapat menjadi penyakit ginjal kronik.
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah tersebut, bila tidak terkontrol dapat
produk sisa di urin. Gangguan ginjal pada penderita diabetes melitus dan
kadar gula darah yang kerap tidak terkontrol secara menahun merusak
pernah diderita ataupun yang tengah diderita pun dapat mengalami gagal
5. Riwayat Glomerulonefritis
banyak kotoran dari sisa metabolisme yang seharusnya keluar tapi hanya
difus yang sering berakhir dengan gagal ginjal kronik, disebabkan oleh
respon imunologik dan hanya jenis tertentu saja yang secara pasti telah
glomerulus.
menyerang satu atau lebih struktur saluran kemih. Infeksi saluran kemih
bermula dari bawah kemudian naik ke ginjal. Infeksi saluran kemih lebih
iskemik pada ginjal. Iskemik pada waktu yang lama dapat menyebabkan
ginjal dan menjadi penyebab gagal ginjal. Hal ini karena penyakit ginjal
gejala gagal ginjal. Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menjaga
kadar cairan dan tekanan darah, serta menyaring kotoran dalam tubuh.
racun tubuh. Kondisi uremia yang semakin parah bisa memicu gagal
akan timbul berhubungan dengan kadar obat yang tinggi dalam plasma.
terjadinya penyakit ginjal, baik itu penyakit ginjal akut maupun penyakit
NSAID, Inhibitor ACE, dan lain-lain. Sesuai dengan fungsi ginjal yaitu
kronik yang dalam waktu lama dapat menyebabkan gagal ginjal terminal.
2.1 Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan CKD meliputi beberapa
hal, yaitu:
a) Biodata
Tanyakan identitas klien meliputi nama lengkap, tanggal lahir, alamat dan
sebagainya lalu cocokkan dengan label nama untuk memastikan bahwa setiap
rekam medis, catatan, hasil tes dan sebagainya memang milik klien (Gleadle,
2007). Menurut Prabowo & Pranata (2014) pekerjaan dan pola hidup tidak
sehat juga memiliki keterkaitan dengan penyakit CKD karena itu laki-laki
sangat beresiko.
b) Keluhan utama
Pada klien CKD dengan masalah kulit biasanya memiliki keluhan seperti kulit
kering sampai bersisik, kasar, pucat, gatal, mengalami iritasi karena garukan,
pada anuria, anoreksia, mual dan muntah, fatigue, napas berbau urea, adanya
perubahan pada kulit. Kondisi ini terjadi karena penumpukan (akumulasi) zat
dalam filtrasi (Muttaqin & Sari, 2014; Prabowo & Pranata, 2014).
d) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat pemakaian obat-obatan, ada riwayat gagal ginjal akut, ISK, atau
e) Riwayat Psikososial
Menurut Muttaqin & Sari (2014) CKD bisa menyebabkan gangguan pada
kondisi psikososial klien seperti adanya gangguan peran pada keluarga karena
nutrisi yang kurang ditandai dengan adanya anoreksia serta mual atau
2) Pola eliminasi: Pada klien CKD akan terjadi oliguria atau penurunan
produksi urine kurang dari 30 cc/jam atau 500 cc/24 jam. Bahkan bisa
juga terjadi anuria yaitu tidak bisa mengeluarkan urin selain itu juga
terjadi perubahan warna pada urin seperti kuning pekat, merah dan
3) Pola istirahat dan tidur: Pada klien CKD istirahat dan tidur akan
terganggu karena terdapat gejala nyeri panggul, sakit kepala, kram otot
dan gelisah dan akan memburuk pada malam hari (Haryono, 2013).
4) Pola aktivitas: Pada klien CKD akan terjadi kelemahan otot dan
fisik meliputi:
a. Kepala
berubah warna dan mudah rontok, wajah akan tampak pucat, kulit
2017).
2013)
b. Telinga
klien CKD lihat adanya uremic frost (Nursalam & Batticaca, 2009;
Debora, 2017).
Palpasi: Periksa ada tidaknya massa, elastisitas atau nyeri tekan
pada tragus, pada klien CKD kulit akan terasa kasar karena kering
c. Mata
kabur dan konjungtiva akan terlihat pucat jika ada yang mengalami
Palpasi: Bola mata akan teraba kenyal dan melenting, pada sekitar
4)
d. Hidung
Debora, 2017).
Palpasi: Periksa ada massa dan nyeri tekan pada sinus atau tidak,
e. Mulut
Inspeksi: Pada saat bernapas akan tercium bau ammonia karena
faktor uremik, ulserasi pada gusi, bibir tampak kering (Williams &
Wilkins, 2011).
f. Leher
tidak. Periksa posisi trakea ada pergeseran atau tidak, kulit terasa
g. Dada
- Paru
pola napas juga cepat dan dalam (kusmaul), batuk dengan ada
tidak, terdapat nyeri dan edema atau tidak, kulit terasa kasar
dan pada CKD pekak apabila paru terisi cairan karena edema
- Jantung
Debora, 2017).
h. Abdomen
Inspeksi: Kulit abdomen akan tampak mengkilap karena asites dan
terasa nyeri, teraba ada massa atau tidak pada ginjal (Debora,
2017).
Inspeksi: Kuku akan menjadi rapuh dan tipis, kulit menjadi pucat,
Palpasi: CRT > 3 detik, kulit teraba kasar dan tidak rata (Muttaqin
j. Genetalia
k. Ekstermitas
Inspeksi: Pada klien CKD terdapat edema pada kaki karena adanya
Palpasi: Turgor kulit > 3 detik karena edema, kulit teraba kering
Diagnose yang muncul pada pada klien yang menderita CKD adalah
1.
2.