Anda di halaman 1dari 5

Nama: Intan Wahyuni

Nim: 2020143598
Kelas: 2G

1. bagaimna peran warga negera dalam implementasi Wawasan Nusantara dalam


mewujudkan nawacita?
Jawaban:
Wawasan Nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir dan bertindak dalam rangka
menghadapi berbagai masalah terkait kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan
wilayah tanah air secara menyeluruh.
Peran Warga dalam Implementasi Wawasan Nusantara
Berikut ini peran warga dalam implementasi Wawasan Nusantara:

1. Mendukung persatuan bangsa.


2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan individu atau golongan.
4. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
5. Mempunyai kemampuan berfikir, bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas
sebagai intelektual.
6. Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara
yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
7. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8. Memanfaatkan secara aktif ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, berbangsa dan bernegara.
9. Mewujudkan kepentingan nasional.
10. Memelihara dan memperbaiki demokrasi.
11. Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
12. Menciptakan kerukunan umat beragama.
13. Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
14. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
15. Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
16. Mengubah budaya negatif yang dapat menciptakan perselisihan.
17. Mengembangkan kehidupan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.
18. Memelihara nilai-nilai positif (hidup rukun, gotong-royong, dll) dalam masyarakat.

Wawasan Nusantara adalah paradigma bangsa Indonesia untuk meyakini sebuah tujuan


nasional dalam kesatuan wilayah kepulauan Indonesia. Secara etimologi Wawasan
Nusantara berasal dari kata wawas yang berarti 'melihat', serta nusa yang berarti
'kepulauan'.
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999, Wawasan Nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam
dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Pada praktiknya Wawasan Nusantara juga dipakai sebagai konsep bangsa Indonesia dalam
melihat keutuhan nasional bangsa.

2. Apakah perlu menghadirkan kembali Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), karena
Pasal 3 UUD 1945 tentang penetapan GBHN telah dihapus oleh MPR pada saat dilakukan
amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001 berikan penjelasan anda?
Jawaban:
Tidak,karna GBHN karna alasannya.
1. Merusak sistem presidensial di Indonesia
penjelasan Pasal 3 bahwa menegaskan Presiden wajib melaksanakan GBHN dan apabila
Presiden melanggar, maka MPR bisa memberhentikan Presiden. Pengaturan itu pada
dasarnya membuat Indonesia menganut sistem parlementer. Pasal itu dihapus dalam
amendemen ketiga UUD 1945, sehingga kewenangan MPR diatur limitatif, yaitu: mengubah
dan menetapkan UUD 1945; melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden; dan
memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya berdasarkan ketentuan
dalam UUD 1945.
2. Melawan arus sejarah 
Penghapusan GBHN dalam ketentuan UUD 1945 bukan tanpa alasan, sehingga apabila tidak
belajar dari sejarah dengan membangkitkan GBHN, maka peluang pengulangan sejarah
melalui pemakzulan Presiden besar kemungkinan bisa terjadi lagi. Dengan model GBHN,
Presiden hanya diposisikan sebagai pelaksana tugas sehingga esensi Presiden sebagai
pemegang arah dan komando pembangunan menjadi hilang. 
3. Memperburuk kinerja parlemen
Melakukan amendemen UUD 1945 adalah agenda kompleks yang memerlukan waktu
panjang dan padat, sehingga akan menyita banyak waktu anggota MPR yang terdiri dari
gabungan anggota DPR dan DPD periode 2019-2024. Padahal, peran dan keberadaan DPR
diperlukan untuk melaksanakan berbagai fungsinya, yaitu legislasi, pengawasan, dan
anggaran. 
4.Melawan komitmen arah pembangunan
Sejak GBHN tidak lagi diberlakukan, perencanaan pembangunan di Indonesia adalah
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), dan yang saat ini
berlaku adalah RPJPN 2005-2025 berdasarkan kepada UU No. 17 Tahun 2007. RPJPN
kemudian didukung oleh serangkaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) yang saat ini sedang dalam proses pembentukan RPJMN fase kelima. Apabila para
elite politik memang serius untuk memperbaiki arah pembangunan nasional, maka tidak
perlu menempuh jalur amandemen konstitusi dengan melahirkan kembali GBHN. Cukup
dengan serius mengikuti proses penyusunan RPJMN 2020-2025. Upaya lain yang dapat
dilakukan untuk memaksimalkan tenaga dan waktu yang ada adalah dengan melakukan
evaluasi terhadap RPJPN 2005-2025, dan menjadikan hasil evaluasi itu untuk menyusun
RPJPN tahap berikutnya, yaitu RPJPN 2025-2050.
5.Melawan prinsip partisipasi publik dalam pemerintahan
Dinamika melahirkan kembali GBHN melalui amendemen UUD 1945 yang saat ini terjadi
bersifat elitis, yaitu hanya melibatkan kepentingan aktor-aktor partai politik yang agendanya
memang saling berebut kekuasaan. Dalam praktik pemerintahan, yang adalah dibutuhkan
keseimbangan agar capaian pembangunan dilakukan dengan transparan, akuntabel, dan
partisipatif. Wacana melahirkan kembali GBHN saat ini hanya mengakomodasi kepentingan
elite partai politik, dan tidak mengakar pada kebutuhan riil masyarakat. Hal ini terjadi
karena proses yang berjalan sampai mewacanakan amendemen UUD 1945 tidak berakar
dari permasalahan riil dalam masyarakat, bahkan cenderung mengenyampingkan
argumentasi atau kepentingan yang menolak dilakukannya amendemen UUD 1945 untuk
melahirkan kembali GBHN.

3. Bagaimana tanggapan anda terhadap NKRI yang bukan Negara Sekularisme dan juga
bukan Negara Religious Agamis?
Jawaban:
salah satu hal yang berbeda dan unik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan tidak dimiliki
oleh bangsa-bangsa lain di dunia adalah bahwa Indonesia bukan Negara Agama dan juga
bukan Negara Sekuler. Indonesia bukan Negara Agama artinya idiologi bangsa Indonesia
bukan dari doktrin atau aquida agama tertentu, tetapi idiologi bangsa Indonesia adalah
Pancasila. Indonesia bukan negera sekuler, artinya bangsa Indonesia adalah bangsa yang
religius atau bangsa yang beragama. Bangsa Indonesia menganut agama majemuk, dan
supaya dapat hidup harmonis, rukun dan saling menerima, saling mengakui dan saling
menghargai, maka pemerintah melahirkan kebijakan bahwa agama diatur didalam
perundang-undangan RI, yaitu Pancasila dan UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2.

4. bagaimana pandangan anda terhadap pola relasi antara eksekutif-legislatif dalam


sistem presidensial multipartai
Jawaban:
Pengadopsian sistem presidensial multipartai di Indonesia sejak tahun 2004 berpotensi
menyebabkan gangguan terhadap stabilitas dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan,
karena disharmoni relasi antara Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden. Terlebih, tidak
terlihat adanya peran yang signifikan dari dua kamar lain di badan legislatif yaitu Majelis
Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah dalam memoderasi konflik antara
Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden. Tulisan ini menggunakan pendekatan relasi
legislatif dan eksekutif dalam sistem presidensial multipartai serta teori sistem perwakilan
untuk menggambarkan hubungan antara badan legislatif dan eksekutif di Indonesia serta
memberikan alternatif solusi untuk mengembangkan relasi yang harmonis antara lembaga
eksekutif dan legislatif dengan melakukan reposisi terhadap lembaga legislatif. Tulisan ini
menawarkan dua alternatif reposisi: pertama, pengadopsian sistem bikameral kuat atau
bikameral simetris, dan kedua, memformalisasikan peran Majelis Permusyawaratan Rakyat
sebagai forum musyawarah tertinggi untuk merumuskan haluan negara.
Dalam  sistem  presidensial  multipartai,  presiden  yang  terpilih   cenderung   akan   tidak  
memiliki dukungan mayoritas  dilegislatif.  Banyaknya partai yang  ikut pemilu   (termasuk  
partai   presiden)   membuat   sangat  sulit  bagi  satu  partai  untuk  memenangkan  pemilu
secara  mayoritas.  Ini  berujung  pada   minoritasnya   dukungan   presiden   di   legislatif,  
sekalipun   partainya   adalah  partai  pemenang  pemilu.  Dalam  sistem  multipartai
biasanya  dukungan  mayoritas  legislatif  diperoleh  melalui  koalisi. Dalam  sistem
multipartai  biasanya  dukungan  mayoritas  legislatif  diperoleh  melalui  koalisi.  Namun,
karena  presiden  tidak  tergantung  pada  legislatif,  insentif  untuk  membentuk  koalisi
tidaklah  sebesar  sistem  parlementer.  Presiden  tetap  dapat  membentuk  pemerintahan
tanpa melibatkan partaipartai  di  legislatif.   Ini   berarti   dia   sangat   mungkin  
berhadapan   dengan   legislatif   yang  memusuhinya. 

5. Jelasakan menurut anda Sarana Komunitas Politik dalam sistem demokrasi yang dimiliki
seperti Indonesia ?
Jawaban:
Pelaksanaan fungsi komunikasi politik membutuhkan saluran yang tepat agar tidak
terjadi miskomunikasi. Saluran ini bisa berupa media elektronik maupun cetak. Saluran
komunikasi politik ini merupakan sarana penghubung antara komunikator dan
komunikan. Agar komunikasi politik berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan perlu
adanya kesatuan dan hubungan yang baik antara orang- orang yang ada di partai politik
tersebut. Komunikasi politik tidak dapat dilakukan secara intern saja tetapi juga ekstern.
Fungsi komunikasi politik sangat menentukan dalam pelaksanaan program partai politik
karena dalam melaksanakan program harus adanya kesatuan antara komunikator dan
komunikan yang ada di partai politik tersebut. Partai massa mengutamakan kekuatan
berdasarkan keunggulan jumlah anggota; oleh karena itu biasanya terdiri dari
pendukung-pendukung dari berbagai aliran politik dalam masyarakat yang sepakat untuk
bernaung di bawahnya dalam memperjuangkan suatu program yang biasanya luas dan
agak kabur. Kelemahan dari partai massa ialah bahwa masing-masing aliran atau
kelompok yang bernaung di bawah partai massa cenderung untuk memaksakan
kepentingan masing-masing, terutama pada saat-saat krisis, sehingga persatuan dalam
partai dapat menjadi lemah atau hilang sama sekali sehingga salah satu golongan
memisahkan diri dan mendirikan partai baru
Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau
dibentuk dengan tujuan umum. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Bisa juga di
definisikan, perkumpulan (segolongan orang-orang) yang seasas, sehaluan, setujuan di
bidang politik. Baik yang berdasarkan partai kader atau struktur kepartaian yang dimonopoli
oleh sekelompok anggota partai yang terkemuka. Atau bisa juga berdasarkan partai massa,
yaitu partai politik yang mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah
anggotanya. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik

Anda mungkin juga menyukai