IDENTITAS SEKOLAH
Herlina Wati,S.Pd.,SD.,M.Pd
NIP. 196512151989072001
HASIL OBSERVASI KELAS V SD NEGERI 2 GUNUNG JATI
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal
dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana
masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99),
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya. Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang
dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi
dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam
mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya
sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli
dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang
akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
C. BENTUK PROGRAM
Walaupun di SD Negeri 2 Gunung Jati tidak memiliki program BK secara terprogram, namun
dalam program pelaksanaan pengajaran di SD Negeri 2 Gunung Jati selama ini, catatan perkembangan
siswa, sikap dan perilaku siswa, absensi siswa, prestasi siswa, kegiatan-kegiatan sekolah, dll, selalu ada.
Dan catatan tersebut merupakan bentuk program BK yang ada di SD Negeri 2 Gunung Jati karena
memiliki kesamaan dengan bentuk program BK secara umum. Catatan-catatan tersebut diarsipkan pada
buku dan di kelompok-kelompokkan masing-masing sesuai dengan jenisnya yaitu catatan perkembangan
siswa, sikap dan perilaku siswa, absensi siswa, prestasi siswa, kegiatan-kegiatan sekolah, dll.
Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu individu agar dapat mencapai perkembangan
secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta terpecahnya masalah-
masalah yang dihadapi individu. Termasuk tujuan umum bimbingan dan konseling adalah membantu
individu agar dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan
lingkungannya, membuat keputusan dan rencana yang realistik, mengarahkan diri sendiri dengan
keputusan dan rencananya itu serta pada akhirnya mewujudkan diri sendiri.
Tujuan khusus bimbingan dan konseling langsung terkait pada arah perkembangan klien dan
masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan khusus itu merupakan penjabaran tujuan- tujuan umum yang
dikaitkan pada permasalahan klien, baik yang menyangkut perkembangan maupun kehidupannya.
Tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi peserta didik
yang bermasalah, baik dalam pelajaran dan perilakunya. Kemudian penulis pun memberikan
beberapa solusi terhadap si anak dalam menyelesaikan masalah tersebut, dengan tujuan membantu si
siswa untuk kearah yang lebih baik lagi sehingga termotivasi untuk lebih baik lagi di kelasnya.
SD Negeri 2 Gunung Jati memang tidak memiliki program BK secara terpogram, namun tetap
ada Bimbingan dan Konseling oleh masing-masing wali kelas/guru kelas terhadap siswa dan
dilaksanakan jika ditemukan masalah pada siswa. Dan umumnya sekolah pada jenjang SD belum ada
guru BK, maka layanan bimbingan dan konseling dilaksanakn oleh Guru Kelas.
Bimbingan konseling itu sangat berfungsi, karena bimbingan konseling bisa membantu
menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain untuk menyelesaikan
masalah bimbingan konseling juga membantu siswa untuk bisa mengembangkan apa yang menjadi
potensi dirinya sehingga bisa bermanfaat bagi masa depan. Fungsi bimbingan dan konseling pada
dasarnya sangat banyak tetapi yang utama adalah dapat dilihat dari konteksnya yaitu sebagai fungsi
pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan.
1. Fungsi pemahaman : membantu peserta didik agar dapat memahami dirinya sendiri dan
mengetahui potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pemahaman ini, siswa sekolah dasar
diharapkan dapat memahami atau mengetahui potensi yang ia miliki dan dapat
mengembangkannya secara optimal.
2. Fungsi pencegahan : upaya untuk mempengaruhi dengan cara positif dan bijaksana terhadap
lingkungan yang menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan dan kerugian ini
terjadi.
3. Fungsi pengentasan : usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah melalui pelayanan
bimbingan dan konseling. Fungsi penyesuaian, merupakan usaha bimbingan untuk membantu
peserta didik memperoleh penyesuain diri secara baik dengan lingkungannya.
4. Fungsi pemeliharaan : memfasilitasi konseling agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas diri. membantu anak didik dalam menjaga suasana yang
kondusif yang telah tercipta pada diri anak didik, sehingga aman dari segala gangguan yang
mengancam suasana kondusif tersebut.
5. Fungsi pengembangan : mempertahankan dan menambah baik artinya bahwa fungsi
pemeliharaan harus tetap dilaksanakan untuk membangun dan mengembangkannya.
Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan
tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang memuaskan. Sangat pentingnya
asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan
layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini dijalankan dengan tidak baik, penyelenggaraan
bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat- sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Asas-asas bimbingan dan konseling yaitu ketentuan ketentuan yang harus diterapkan dalam
penyelenggaraan layanan BK itu sendiri. Apabila asas-asas itu diikuti dan terselenggara dengan baik
dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya jika
asas-asas itu diabaikan sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu akan berlawanan dengan
tujuan dari bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat dalam
pelayanan, serta profesis dan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Dengan terlaksananya asas – asas bimbingan konseling tersebut, maka sangat mungkin dalam
melakukan pemberian pelayanagn bimbigan konseling kepada peserta didik akan berjalan dengan baik
dan dapat juga tercapainya tujuan yang diinginkan.
1. Asas kerahasiaan
Sebagai guru bk dan juga guru kelas haruslah memegang rahasia yang diberikan kepada mereka
itu adalah salah satu hal penting dalam menjadi guru bk disekolah dasar dimana kita sebagai
guru harus merahasiakan semua hal yang kita ketahui ,jika ada seorang peserta didik yang
bercerita mengenai masalah kelurganyaa maka kita harus menyimpan rahasia trsebut tidak
hanya itu kita harus memberikan nasihat atau saran kepada peserta didik yang sedang
berkonsultasi pada kita ,akan tetapi pada sejkolah dasar sangat jarang sekali peserta didik
tersebut untuk bercerita kepada guru mereka mereka akan lebih memilih cerita kepada teman
yang sudah mereka percaya seperti yang sudah dibahas jika ada maslah terjadi cukup kita
selesaikan dilingkungan sekolah saja jangan sampai masalah tersebut sampai pada pihak luar.
2. Asas keterbukaan
Asas selanjutnya yaitu asas keterbukaan dimana guru bimbingan atau juga peserta didik harus
sama – sama terbuka dalam masalah yang sedang mereka hadapi mereka harus meceritakan
secara nyata kejadian yang mereka alami agar para guru pembimbing bisa memberikan saran –
saran kepada peserta didik tersebut. Jika peserta didik sudah terbuka dengan masalah yang
dihadapinya maka guru bk akan sangat mudah untuk menbantu memecahankan masalah yang
sedang dialaminya , mereka masih ragu atau malu jika harus menceritakan masalah mereka
kepada guru oleh karna itu perlunya penekatan diantara guru bk dan juga peserta didik , guru bk
harus bisa mengambil hati atau mendekatkan diri kepada peserta didik agar asas keterbukaan ini
bisa terlaksana.
3. Asas kesukarelaan
Disini peserta didik harus sukarela dalam memberikan informasi yang akan mereka ceritakan
tidak ada paksaan dari pihak manapun jika peserta didik sudah ada asas kerahasiaan maka ia
akan dengan sendirinya menceritkan maslah yang sedang terjadi dan akan meminta guru bk
yang tersedia untuk membantu dan memberikan saran kepadanya. Jika anak tersebut sudah
memiliki asas kerahasiaan dan juga asas kesukarelaan makan asas – asas yang lain akan
terlaksana juga .
4. Asas Kemandirian
Seperti dikemukakan di atas kemandirian merupakan tujuan dan usaha layanan Bimbingan dan
Konseling. Dalam memberikan layanan hendaknya para petugas selalu berusaha menghidupkan
kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan hendaknya orang yang dibimbing menjadi
bergantung pada orang lain, khususnya para pembimbing.
Contoh aplikasinya : setelah dibimbing, siswa tidak memiliki rasa ketergantungan kepada guru
yang bersangkutan.
5. Asas Kegiatan
Usaha layanan Bimbingan dan Konseling akan memberikan buah yang tidak berarti, bila
individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi harus diraih oleh individu
yang bersangkutan. Para pemberi layanan Bimbingan dan Konseling hendaknya menimbulkan
suasana individu yang dibimbing itu mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.
Contohnya : masukan-masukan dari guru BK harus dilakukan oleh siswa dalam bentuk kegiatan
agar dapat hasilnya.
6. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran layanan BK ialah
permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang. konselor tidak boleh menunda-nunda
pemberian bantuan. Jika adanya siswa atau klien memintak bantuan atau terlihatnya masalah
dari klien tersebut, maka si konselor hendaknya untuk segera memberikan
7. Asas Keterpaduan
Layanan Bimbingan dan Konseling memadukan berbagai aspek individu yang dibimbing,
sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi, kalau keadaannya
tidak saling serasi dan terpadu akan justru menimbulkan masalah. Di samping keterpaduan pada
diri individu yang dibimbing, juga diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang
diberikan, jangan hendaknya aspek layanan yang satu tidak serasi atau bahkan bertentangan
dengan aspek layanan yang lain.
Contoh aplikasinya : layanan Bimbingan dan Konseling harus berpadu dengan layanan lain, baik
intra maupun inter sekolah.
8. Asas Kedinamisan
Upaya layanan Bimbingan dan Konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri individu
yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah
sekedar mengulang-ulang hal-hal yang lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang
suatu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju. Contoh aplikasinya : siswa
dibimbing untuk menjadi seorang yang progressif yaitu adanya perubahan dan penbaruan dalam
dirinya untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
9. Asas Kenormatifan
Sebagaimana dikemukakan terdahulu, usaha layanan Bimbingan dan Konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
Contoh aplikasinya : layanan Bimbingan dan Konseling tidak bertentangan dengan norma-
norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Secara umum masalah siswa SD yang ditemui di SD Negeri 2 Gunung Jati masih dalam
kenakalan anak-anak sekolah dasar yang wajar. Masalah yang ditemukan kebanyakan adalah masalah
belajar dan saling mengejek antar siswa. Masalah belajar yang terjadi pada umumnya seperti siswa yang
sering tidak memperhatikan pada saat guru mengajar atau tidak mngerjakan PR yang telah diberikan
guru. Biasanya masalah ini timbul karena siswa yang tidak fokus dalam menerima pelajaran dan malas.
Sehingga komunikasi antara guru dengan siswa kurang baik serta akan mengakibatkan siswa tidak dapat
menyerap informasi yang diberikan oleh guru secara maksimal. Di samping itu malasnya siswa juga
tidak mendapat perhatian dari orang tua di rumah. Sehingga siswa juga tidak memperdulikan tugas yang
diberikan gru di sekolah. Selain itu tentang ketertiban pada saat upacara bendera setiap hari senin juga
masih ditemukan masalah yaitu tidak lengkapnya atribut siswa seperti tidak memakai topi, ikat
pinggang, dsb.
Di SD Negeri 2 Gunung Jati terdapat banyak siswa dari berbagai macam latar belakang sosial
dan ini merupakan masalah yang dihadapi oleh guru yang harus menyamaratakan jenjang sosial dan
tidak pilih kasih kepada semua siswa, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial, pilih kasih daerah
tempat tinggal ataupun fisik siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Penyelesaian masalah belajar dilakukan dengan cara tatap muka, guru menyisipkan konseling
yang ditujukan kepada semua peserta didik agar rajin belajar, serta memperhatikan saat guru
memberikan pelajaran dan penyelesaian masalah kenakalan siswa dilakukan dengan cara pendekatan
dan bimbingan. Dalam penyelesaian masalah secara individual maka penyelesaian masalah yang
dilakukan adalah dengan cara konseling (pertemuan tatap muka antara klien yang bermasalah dengan
konselor atau guru kelas). Setelah diwawancarai dan diidentifikasi masalah belajar apa yang ada pada
siswa atau kenakalan yang dilakukan siswa, guru mengarahkannya. Siswa diberi motivasi dan solusi
terhadap masalah yang dihadapi, maka diberi bimbingan bagaimana cara menemukan cara belajar yang
efektif dan mengatur waktu agar dapat membagi waktu antara bermain, mengerjakan PR serta belajar.
Kemudian guru juga selalu mengingatkan kepada siswa yang sering lupa terhadap kelengkapan
pakaiannya saat upacara agar siswa bisa lebih disiplin lagi. Siswa diberi nasihat melalui pendekatan dan
bimbingan agar tidak melakukan kesalahan itu lagi dan diberi tahu bahwa setiap manusia membutuhkan
bantuan orang lain.
Setelah itu, guru sebagai konselor juga harus membutuhkan kerjasama dari orang tua siswa. Hal
ini berkaitan dengan lingkungan belajar siswa, karena lingkungan belajar siswa merupakan hal yang
sangat penting bagi berlangsungnya kegiatan belajar siswa. Maka diharapkan orang tua mampu
menciptakan kondisi belajar yang kondusif bagi anaknya.
6.Dari banyaknya masalah tersebut masalah apa yang paling serius hingga melibatkan orang tua?
Jawaban:
permasalahan yang memerlukan pemanggilan orang tua atau wali siswa adalah kasus yang
dinilai sedang hingga berat, sehingga tidak dapat diselesaikan hanya dengan guru dan siswa, tetapi harus
melibatkan keluarga siswa. dengan adanya pemanggilan dengan orang tua atau wali siswa dapat terjalin
komunikasi dan silaturahmi yang baik antara guru di SD dengan orang tua siswa, sehingga kedua belah
pihak dapat saling bertukar informasi mengenai perkembangan siswa. Seperti saat menghadapi kasus
siswa yang melakukan tindakan kekerasan terhadap siswa lain, mengadakan pendekatan secara personal
yaitu dengan memanggil orang tua siswa. Surat pemanggilan secara resmi diberikan langsung wali kelas
kepada orang tua siswa, selanjutnya setelah orang tua menerima surat dan bersedia hadir maka keesokan
harinya dilaksanakanlah pembicaraan dalam hal menyelesaikan masalah siswa tersebut, pendekatan
personal itu dilakukan untuk membicarakan dan saling bertukar informasi dengan orang tua siswa,
sehingga mereka turut mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh anaknya di SD. Dengan
demikian orang tua juga menggetahui kondisi anak sebenarnya dan tidak hanya
menuntut ataumenyalahkan pihak SD sehingga semua pihak dapat mengetahui permasalahan yang
terjadi, berharap dengan adanya pertemuan dengan orang tua siswa dapat ditemukan solusi atas
permasalahan siswa. dengan adanya komunikasi yang terjalin antara pihak SD dengan keluarga siswa
maka masalah yang dihadapi siswa dapat diselesaikan dengan baik.
Saat dilaksanakan observasi di SD Negeri 2 Gunung Jati belum terdapat program bimbingan dan
konseling secara terpogram. Bimbingan dan konseling yang ada hanya dilaksanakan langsung oleh guru
kelas masing-masing. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Negeri 2 Gunung Jati ini
dilaksanakan apabila ditemukan adanya suatu masalahyang terjadi, namun dalam pelaksanaan tidak
menggunakan cara-cara yang tersusun secara rinci, tetapi langsung ditangani dengan menggunakan cara
yang sesuai dengan kasus yang terjadi. Cara penyelesaiannya biasanya menggunakan model langsung
memberi sanksi, wawancara, pemberian peringatan kepada siswa, serta memanggil orang tua atau
melakukan kunjungan rumah.
9.Kerja sama antara guru, kepala sekolah, wali kelas dan orang tua?
Jawaban:
Dasar kerjasama Guru BK Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas secara tidak langsung
penanganan nya sudah ada masuk kedalam layanan responsif. Caranya bukan hanya klasikal, bisa juga
dengan konseling perorangan, bimbingan kelompok atau konseling kelompok. Yang terlibat di dalam
penyusunan program kegiatan meningkatkan motivasi yaitu kepala sekolah dan ada kerjasama.
Saling bekerja sama mereka ini, awalnya ini dimulai dari wali kelas masing- masing memberikan daftar
atau list nama siswa siswi yang perlu di bimbing lalu diserahkan kepada kepala sekolah untuk mengatasi
permasalahan dari siswa siswi tersebut setelah itu kepala sekolah dan wali kelas mengamati selama 3
bulan ada perubahan atau tidak selama 3 bulan. Jika tidak ada perubahan kepala sekolah memberikan
surat panggilan kepada orang tua yang bersangkutan. Disini peran wali kelas hanya sebagai pengawas
serta melaporkan perubahan yang terjadi kepada kepala sekolah mengenai permasalahan siswa siswi.
Dan wali kelas tidak berhak memanggil orang tua tanpa seizin kepala sekolah.
Menurut guru di SD Negeri 2 Gunung Jati selaku narasumber berpendapat bahwa program
bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar sangat penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa
mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Program BK akan berjalan dengan baik apabila
dilaksanakan oleh seorang yang ahli atau seorang guru BK. Dengan adanya guru BK diharapkan
program BK yang telah direncanakan akan berjalan dengan baik, juga akan meringankan beban guru
kelas dalam menjalankan tugasnya, serta lebih mengerti masalah yang dihadapi oleh siswa dan
penyelesaiannya. Jadi guru BK juga sangat dibutuhkan di SD karena lebih memahami tentang
Bimbingan dan Konseling. Sedangkan program Bimbingan dan Konseling selama ini yang ada di SD
Negeri 2 Gunung Jati yang dilaksanakan oleh guru kelas masing-masing sudah berjalan dengan cukup
baik.