Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA SINDROM DISPEPSIA

DI RUANGAN EDELWES ATAS RS BAYANGKARA

Di susun Oleh :

1901047 Sukma Manahapu

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2020/2021
I. Konsep Dasar Teori
A. Definisi
Dispepsia merupakan isitilah yang digunakan untuk suatu sindrom (kumpulan gejala
atau keluhan) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati (daerah lambung),
kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa penuh. Keluhan
ini tidak selalu ada pada setiap penderita. Bahkan pada seorang penderita, keluhan
tersebut dapat berganti atau bervariasi, baik dari segi jenis keluhan maupun kualitas
keluhan. Jadi, dispepsia bukanlah suatu penyakit, melainkan merupakan kumpulan gejala
ataupun keluhan yang harus dicari penyebabnya
B. Etiologi
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu
yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
C. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun
cairan.
D. Manifestasi klinis
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
E. Panatalaksanaan
1. Penatalaksanaan non farmakologis
-Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
-Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, dan stres
-Atur pola makan.
2. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama
dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena proses
patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF
reponsif terhadap placebo. Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid
(menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran
asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
F. Komplikasi
Komplikasi dari sindrom dyspepsia yaitu luka pada lambung yang dalam atau
melebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam lambung dan
mengakibatkan kanker pada lambung.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu
Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang
berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual
kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa
panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-tiba).
pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah sebagai berikut:
1. Keluhan Utama : Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping
dada depan epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa
kenyang
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress
psikologis, riwayat minum-minuman beralkohol
3. Riwayat Kesehatan Keluarga : Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah
menderita penyakit saluran pencernaan
4. Pola aktivitas : Pola makan yaitu kebiasaan maakn yang tidak teratur, makan makanan
yang merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah sakit.
5. Aspek Psikososial : Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya
masalah interpersonal yang bisa menyebabkan stress
6. Aspek Ekonomi : Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat
tinggal, hal-hal dalam pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola
makan
7. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik head to toe
B. Diagnosa
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
anoreksia.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual,
muntah
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
C. Intervensi
Intervensi Rasional
Dx 1 : Nyeri epigastrium berhubungan 1. Berguna dalam pengawasan keefektifan
dengan iritasi pada mukosa lambung. obat, kemajuan penyembuhan
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0- 2. Dengan posisi semi-fowler dapat
10). menghilangkan tegangan abdomen yang
2. Berikan istirahat dengan posisi bertambah dengan posisi telentang
semifowler 3. Mencegah terjadinya perih pada ulu
3. Anjurkan klien untuk menghindari hati/epigastrium
makanan yang dapat meningkatkan 4. Sebagai indikator untuk melanjutkan
kerja asam lambung intervensi berikutnya
4. Observasi TTV tiap 24 jam 5. Mengurangi rasa nyeri atau dapat
5. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi terkontrol
6. Kolaborasi dengan pemberian obat 6. Menghilangkan rasa nyeri dan
analgesik mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain
Dx 2 : Nutrisi kurang dari kebutuhan 1. Untuk mengidentifikasi
berhubungan dengan rasa tidak enak indikasi/perkembangan dari hasil yang
setelah makan, anoreksia. diharapkan
1. Pantau dan dokumentasikan dan 2. Membantu menentukan keseimbangan
haluaran tiap jam secara adekuat. cairan yang tepat meminimalkan
2. Timbang BB klien anoreksia.
3. Berikan makanan sedikit tapi sering 3. Mengurangi iritasi gaster
Kaji pola diet yang disukai/ tidak 4. Berguna dalam mendefinisikan derajat
disukai Rasional : masalah dan intervensi yang tepat
4. Membantu intervensi kebutuhan yang
spesifik, meningkatkan intake diet
klien.
Dx 3 : Perubahan keseimbangan cairan 1. Indikator keadekuatan volume sirkulasi
dan elektrolit berhubungan dengan adanya perifer dan hidrasi seluler
mual, muntah 2. Klien tidak mengkomsumsi cairan sama
1. Awasi tekanan darah dan nadi, sekali mengakibatkan dehidrasi atau
pengisian kapiler, status membran mengganti cairan untuk masukan kalori
mukosa, turgor kulit yang berdampak pada keseimbangan
2. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, elektrolit
ukur haluaran urine dengan akurat 3. Membantu klien menerima perasaan
3. Diskusikan strategi untuk bahwa akibat muntah dan atau
menghentikan muntah dan penggunaan penggunaan laksatif/diuretik mencegah
laksatif/diuretic kehilangan cairan lanjut
Membantu klien menerima perasaan
bahwa akibat muntah dan atau
penggunaan laksatif/diuretik mencegah
kehilangan cairan lanjut
Dx 4 : Kecemasan berhubungan dengan 1. Mengetahui sejauh mana tingkat
perubahan status kesehatannya kecemasan yang dirasakan oleh klien
1. Kaji tingkat kecemasan sehingga memudahkan dlam tindakan
2. Berikan dorongan dan berikan waktu selanjutnya
untuk mengungkapkan pikiran dan 2. Klien merasa ada yang memperhatikan
dengarkan semua keluhannya sehingga klien merasa aman dalam
3. jelaskan semua prosedur dan segala hal tundakan yang diberikan
pengobatan Rasional : 3. Klien memahami dan mengerti tentang
prosedur sehingga mau bekejasama
dalam perawatannya

D. Imlementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukkan
pada perawat untuk membuat klien dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh karena
itu rencan tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari pelaksaan adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemulihan
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan
yang sudah berasil di capai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor
yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan
tindakan. Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP
F. Pathway

Anda mungkin juga menyukai