Anda di halaman 1dari 10

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN LANJUTAN

DESAIN EKSPERIMENTAL

Dosen Pembina mata kuliah


Drs.H.Hamka L,M.S
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Lanjutan

DISUSUN OLEH :

Ayu Cantika Putri


1814440002
Pendidikan Biologi ICP

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
1. One shoot desaign
pada desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil
adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan
beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
Dengan X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian
pengukuran atau pengamatan. Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu
kelompok yang diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
Pola one shoot case
X O
Keterangan:

- : tanpa perlakuan
X : diberi perlakuan
O : observasi
Tanpa perlakuan langsung dilakukan observasi

X Terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan


selanjutnya diobservasi hasilnya

Contoh:
Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).
One shot case study : X (treatmen) O (observasi)
Terdapat kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan alat belajar baru
yakni computer dan LCD (X) kemudian dilihat hasil belajar siswa setelah menggunakan
Komputer dan LCD tersebut.

2. Posttest only control group


Pada desain eksperimen terdapat dua kelompok yang di pilih secara random. Satu
kelompok bertindak sebagai kelompok control dan kelompok lain bertindak sebagai
kelompok eksperimen, sedangkan yang tidak di beri perlakuan di sebut kelompok
control. Kemudian pada kurun waktu yang telah ditentukan kelompok eksperimen
tersebut di beri perlakuan.

Pola Posttest only control group

R X O1

R O2

Pada kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak,
kelompok yang diberikan perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang
di beri (treatment) adalah ( 01:02)
Contoh :

Terdapat dua kelompok siswa yang di pilih secara random (R) kemudian
diberikan perlakuan terelompok pertama (X), yaitu kelompok pertama menerima
pelajaran di kelas dengan menggunaka kipas angin, dan pada kelompok yang lain tidak
diberikan kipas angina, Kemudian dibandingkan dengan perbedaan prestasi yang
diperoleh antara siswa yang menerima pelajaran menggunakan kipas angin (01) dengan
siswa yang menerima pelajaran di ruangan yang tidak diberikan kipas angin (02). Apabila
terdapat perbedaan prestasi yang sangat signifikan maka pemberian kipas angin pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.

3. Pretest posttest one group only


Rancangan eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok
pembanding. Model ini lebih sempurna jika dibandingkan dengan model pertama, karena
sudah menggunakan tes awal (pratest) kemudian setelah diberikan perlakukan dilakukan
pengukuran (posttest) lagi untuk mengetahui akibat dari perlakukan itu, sehingga
besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti.

Pola Pretest posttest one group only

O1 X O2

Keterangan :
O1 : nilai pretest sebelum diberi diklat

O2 : nilai posttest setelah diberi diklat

Contoh :

Dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas Model Pembelajaran Discovery


learning terhadap hasil belajar siswa

Sehingga :

O1 : merupakan hasil belajar siswa sebelum di beri model pembelajaran discovery


learning
X : Treatment
O2 : merupakan hasil belajar siswa sesudah di beri pembelajaran dengan model discovery
learning.

4. Pretest posttest control group


Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan group
kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak berbeda secara
signifikan.
Pola Dan desain

R O1 X O2
R O3 O4

Keterangan:

R: Kelompok eksperimen random


K: Kelompok kontrol random

Contoh:
Dalam sebuah sekolah terdapat dua kelompok siswa yang dipilih secara random (R).
Setengah siswa menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada
bidang studi ilmu bahasa (O2), dan setengahnya lagi tidak memakai media pembelajaran
dalam proses pembelajaran pada bidang studi ilmu bahasa (O2).

Pengaruh perlakuan adalah: (O2 – O1) – (O4 – O3) .Setelah beberapa bulan kemudian
diukur prestasinya. Apabila tidak terdapat perbedaan prestasi secara signifikan, maka
penggunaan media pembelajaran pada bidang studi ilmu bahasa, tidak terlalu
berpengaruh.

5. Solomon's four group design


Model ini menambahkan dua kelompok dari kelompok asli yang ada pada model
pertama. Salah satu dari kelompok-kelompok yang ada ini diberi juga perlakuan tetapi
sebelumnya tidak diberi tes awal. dengan model ini peneliti ingin mengecek pengaruh
prestest terhadap posttest dengan meniadakan prestest pada salah satu kelompok.
Pola Solomon's four group design
ER - X1 O1
CR X2 O2
Keterangan:
ER: Kelompok eksperimen random
EK: Kelompok kontrol random

Contoh:
Pengaruh model pembelajaran Jingsaw dilengkapi media pembelajaran Power point
Terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Animalia di seluruh kelas X IPA
semester ganjil.

6. Studi kasus kontrol tak random


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan,
kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan tes awal. Kedua kelompok mendapatkan
perlakuan berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran
kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dan kelompok kontrol menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan diakhiri dengan
tes akhir untuk masing-masing kelompok.
Pola Studi kasus kontrol tak random
ER O1 X1 O2
CR O3 X2 O4
Contoh :

Peningkatan pemahaman konsep gen dan DNA antara kelompok siswa yang
mendapatkan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi perubahan
konseptual dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional pada suatu sekolah.

7. Time series hanya kelompok eksperimen


Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali,
dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum
diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata nilainya berbeda-beda.
berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment.
Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak
memerlukan kelompok kontrol.
Pola Time series hanya kelompok eksperimen
ER1 O1 X1 O2
CR1 O3 - O4
ER2 - X2 O5
CR2 - - O6

Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok
tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan
kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain
penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan
kelompok kontrol. Bila hasil pretest selama empat kali teryata nilainya berbeda beda,
berarti kelompok tersebut labil dan tidak konsisten.

Hasil pretest yang baik adalah = O1 = O2 = O3 = O4 dan treatment yang baik adalah = O5 =
O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh treatment adalah = (O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 +
O4).
Contoh :
Pengaruh adanya tambahan bubuk cabai pada sekelompok makanan terhadap nilai
penjualan, penelitian mencari adanya pengaruh tambahan bubuk cabai pada sekelompok
makanan terhadap nilai penjualan. Sebelum ditambahkan bubuk cabai dalam desain
penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan asin, yang separuhnya diberi perlakuan
dengan ditambah bumbu cabai tertentu dan separuhnya tidak. Hal ini dilakukan selama
empat kali (O1, O2, O3, O4).
8. Time series studi kasus control
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain
ini group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random. Rancangan ini
adalah rancangan rangkaian waktu, dengan kelompok pembanding (control). Rancangan
ini lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas internal, sehingga keuntungan
dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi.
Pola Time series study kasus control :
E O1 X O2
C O3 - O4
Contoh :
Pengaruh Penyiramann terhadap derajat kesehatan tanaman kaktus adalah (O2-O1)-(O4-
O3).
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan penyiraman tanaman kaktus
terhadap derajat kesehatan tanaman.Desain penelitian dipilih satu kelompok tanaman.
Selanjutnya dari kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan penyiraman setiap
hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan tanaman
kaktus sebelum ada perlakuan penyiraman. O2 adalah derajat kesehatan tanaman kaktus
setelah pennyiraman selama satu tahun, O4 adalah derajat tanaman yang tidak diberi
perlakuan penyiraman.
9. Separate sample pretest posttest design
Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga
berencana, pada pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sample yang dipilih
secara acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukan intervensi atau program
pada seluruh populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada
kelompok sampel lain, yang dipilih secara acak (random) dari populasi yang sama.
Kelebihan dari desain ini yaitu Rancangan ini sangat baik untuk menghindari
pengaruh atau efek dari “test”, meskipun tidak dapat mengontrol Meskipun tidak dapat
mengontrol sejarah, maturitas, dan instrument.

Pola Separate sample pretest posttest design :

E - X O1
E - - O2

Contoh :
Efektivitas kulit buah durian terhadap pencegahan bakteri. Sebelumnya dibuat terlebih
dahulu formula atau ekstraksi dari kulit buah durian yang berbentuk cairan untuk cuci
tangan Populasi ditentukan pada kelompok umur tertentu. Kelompok eksperimen dipilih
secara random dan dilakukan tes terhadap kulit, kemudian diberi larutan kulit buah
durian, Kelompok kontrol diambil dari populasi yang sama secara random, diberi lartutan
kulit buah durian dan dilakukan tes terhadap tangannya (kulit) bagaimana efektifitas
terhadap pencegahan bakteri.

10. Posttest only comparison group design


Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random (R). Kelompok pertama
diberi perlakuan (X) dan yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang
sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan beda uji coba, pakai statistik t-test
misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

Pola Posttest only comparison group design :

O1 O2 O3 x O4 O5 O6
Contoh :
Group yang dipilih secara random : R
Group yang dipilih secara random : R
Perlakuan : X
Treatment : O1
Treatment : O2
Contoh penelitian ini adalah pengaruh ruang kelas ber AC (X) terhadap daya tahan
belajar murid (O). Terdapat kelompok murid yang menggunakan ruang ber-AC kemudian
setelah diukur daya tahan belajarnya. Pengaruh ruang kelas ber-AC terhadap daya tahan
belajar diukur dengan membandingkan daya tahan sebelum menggunakan AC dengan
daya tahan belajar setelah menggunakan ruang kelas AC (misalnya sebelum
menggunakan kelas ber-AC daya tahan belajar setiap hari 4 jam, setelah menggunakan
AC daya tahan belajar menjadi 6 jam. Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan
belajar murid 6 – 4 = 2 jam.
11. Pretest posttest comparison group design.
Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest
untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan group
kontrol.Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidakberbeda secara
signifikan.
Pada diagram desain group kontrol tidak diberikan perlakuan pada semua group.
Penelitian akan lebih bermakna jika dilakukan pembandingan daripada hanya mengontrol
group saja. Comparison group design menggunakan dua atau lebih variasi dari variabel
independen dan membagi dalam dua group atau lebih. Berikut ini merupakan diagram
randomized pretest-posttest comparison group.
Pola Pretest posttest comparison group design.
Pengaruh Perlakuan : (O2 – O1) – ( O4 – O3)

O1 X
C O2
Contoh :

Jika seorang peneliti akan meneliti mengenai; Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif
terhadap Kemampuan Kognitif dalam Siswa Mata Pelajaran Biologi.

Maka dalam kasus tersebut, apabila dilakukan dengan menerapkan desain pretest posttest
comperation group dengan cara random lalu memberikan pretest untuk mengetahui
perbedaan awal antara group eksperiman dan group control

Anda mungkin juga menyukai