Anda di halaman 1dari 12

+-

Perumusan Diagnosa Keperawatan pada Lansia dengan


Masalah Komunikasi

OLEH

KELOMPOK 9

1. Retnowati
2. Muhammad tri wahyudi
3. Mustika Pirlina
4. Hafizon
5. Rizqi Claudia Shaputri
6. Tika Rosiana
7. Nur Indah Lestaripuji
8. Annisa oktapiyanur
9. Adi Rahmadi
10.Linda Ariska Dewi
11.Dwi Prihantoro
12.Iis Khhumaira
13.Rian Arfananda

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

TAHUN 2021
Perumusan Diagnosa Keperawatan pada Lansia dengan
Masalah Komunikasi

Asuhan keperawatan gerontik menurut DepKes RI (1993) adalah kegiatan


yg bertujuan untuk memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan,
 perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu, yg diberikan
oleh perawat dan untuk askep yg masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga
atau petugas sosial non perawat.

A.  Pengkajian Perawatan Gerontik


Pengkajian adalah langkah awal dalam proses keperawatan, yg meliputi
 pengumpulan data, sehingga menghasilkan diagnosa keperawatan.
Adapun tujuan pengkajian: menentukan kemampuan pasien utk
memelihara dirinya, melengkapi dasar-dasar rencana perawatan
individu, memberi waktu kepada pasien untuk menjawab.
1.   Pengkajian Fisik
a.  Inspeksi
 b.  Palpasi
c.  Perkusi
d.  Auskultasi
2.   Pengkajian Psikologi
3.   Pengkajian Sosial
Ekonomi 4.  Pengkajian
Spiritual
B.  Diagnosis keperawatan Gerontik
Diagnosa keperawatan merupakan satu kesatuan dari sebuah proses
keperawatan yg menjadikan landasan untuk memberikan tindakan yang
dibutuhkan. Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yg diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.
C.   Rencana dan Intervensi keperawatan Gerontik
1.   Tujuan perencanaan
2.   Langkah-langkah
perencanaan D. Evaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. O DENGAN GANGGUAN HAMBATAN
KOMUNIKASI VERBAL PADA SISTEM PERSYARAFAN
STROKE NON HEMORAGIC

A.BIODATA

1. Identitas Pasien
 Nama : Ny. O Umur :
60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Agama :
Islam
Alamat: Medan Pekerjaan :
Pensiunan
Tanggal Masuk RS : 08 juni 2018 Jam : 08.00 Tanggal
Pengkajian : 09 juni 2018 Jam : 15.00 Diagnosa Medis :
Stroke Non Hemorogic
 No Rekam Medis : 15341 2.
Identitas Penanggung Jawab
 Nama : Tn. T
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Medan Pekerjaan :
Wiraswasta
Hub. dengan pasien : Anak Kandung

B. PENGKAJIAN

1. Keluhan utama

mengatakan pasien anggota tubuh sebelah kiri lemah saat digerakkan, bicara tidak jelas, pelo.

2.Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Rumah Sakit B Medan bersama keluarga pasien. Keluarga
 pasien mengatakan bahwa 2 jam sebelum dibawa ke rumah sakit pasien jatuh ketika mau menuju kamar
mandi, setelah jatuh tiba-tiba Ny.S sulit bicara,
 bicaranya tidak jelas, bahkan tidak mampu berkomunikasi. Badan pasien mengalami kekakuan ketika
digerakkan oleh keluarga pasien, terutama bagian
 badan yang kiri. Wajah pasien tampak kaku terutama bagian mulutnya mencong ke sisi kanan. Keluarga
pasien mengatakan bahwa pasien mempunyai

riwayat Hipertensi dan Diabetus Melitus.


D. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah mengalami hal yang sama, hanya saja pasien
mempunyai riwayat Hipertensi dan DM.

E. Riwayat Penyakit Keluarga


Belum ada keluarga yang mengalami hal yang sama dengan pasien.

F. Pengkajian pola fungsional a)


Oksigenasi
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien dapat bernafas dengan normal, tanpa menggunakan alat
bantu pernafasan, tidak ada nafas cuping hidung.
Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien dapat bernafas dengan normal, tetapi tetap menggunakan
oksigen 3lpm, tidak ada nafas cuping hidung

 b) Nutrisi
1. Intake Makanan
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien makan 3X sehari dengan

n s i , la uk d a n sa y u d e n g a n m a nd ir i .
S Sa a t D i a j i: K e lu a rg a p a s ie m e g a t akan pasien makan 3x
sehari dari RS hanya menghabiskan ¼ porsi. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mampu mengambil makanan dan memasukan kemulut.
Keluarga pasien mengatakan pasien ada kendala saat mengunyah, Keluarga pasien mengatakan
pasien tidak mampu menghabiskan makanan, Keluarga pasien
mengatakan pasien tidak mampu makan
dalam jumlah banyak. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mampu membuka mulut secara lebar, dan Keluarga pasien mengatakan
 pasien tidak mampu menyiapkan makanan untuk dimakan. 2.
Intake Cairan
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien minum 6-7 gelas perhari air
 putih , kadang kopi dan teh manis.
Saat dikaji: Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu
mengambil gelas, keluarga mengatakan pasien minum 2-3 gelas perhari air putih / dengan
minuman yang rendah gula.

c) Eliminasi 1.
BAB
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, berwarna
kuning.
Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien belum BAB selama di RS.
2. BAK
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien BAK 5-6 X sehari semalam dengan warna kuning
jernih pada malam hari bisa BAK 3-4 kali.
Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien menggunakan selang kateter ukuran 16 untuk BAKnya
650 cc sehari dengan warna kuning jernih.

d) Istirahat dan tidur


Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien tidur 7-8 jam dalam sehari, tidak ada gangguan tidur.
Kadang tidur siang 1-2 jam
Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien susah tidur paling hanya 1-2
 jam dalam sehari.

e) Aktivitas
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien mampu beraktifitas sendiri tanpa bantuan keluarga dan
alat bantu
Saat dikaji : keluarga mengatakan pasien tidak mampu
 beraktivitas, pasien hanya tiduran saja di tempat tidur, melakukan

aktivitas dibantu keluarga dan perawat. f)

Berpakaian
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien berpakaian sendiri tanpa Bantuan.
Saat dikaji: Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu
mengancingkan pakaian seperti biasa, Keluarga pasien mengatakan
 pasien tidak mampu mengambil pakaian di lemari. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu
menggunakan sepatu, keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu menggunakan kaos kaki,
keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu melepaskan atribut pakaian, keluarga
 pasien mengatakan pasien tidak mampu melepas sepatu, Keluarga
 pasien mengatakan pasien tidak mampu melepas kaos kaki, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
memperhatikan penampilannya, Keluarga pasien
mengatakan pasien tidak mampu menggunakan pakaian bagian bawah, Keluarga
pasien mengatakan pasien tidak mampu menggunakan resleting.

g) Menjaga Suhu Tubuh


Sebelum Sakit: keluarga mengatakan jika suhu dingin pasien menggunakan
 baju tebal atau sweater, jika panas pasien menggunakan baju yang tipis dapat menyerap keringat
Saat Dikaji: keluarga mengatakan jika suhu panas pasien tidak
menggunakan selimut dan jika suhu dingin memakai selimut.
h) Personal Hygiene
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien dapat melakukan personal hygiene secara mandiri,
mandi sehari 2x, pasien gosok gigi setiap mandi Saat Dikaji: Keluarga pasien mengatakan
pasien tidak mampu ke kamar mandi, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu
mengeringkan tubuh menggunakan handuk seperti biasa, Keluarga pasien mengatakan
 pasien tidak mampu mengambil perlengkapan mandi secara mandiri, Keluarga pasien
mengatakan pasien tidak mampu mengatur air mandi, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mampu membasuh tubuh, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu melakukan
perawatan mulut dan giginya, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu naik ke toilet,
dan Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu
 berdiri di toilet.

i) Aman dan Nyaman ( Menghindar dari Bahaya )


Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien merasa aman dan nyaman sendiri bila dekat dengan anak-
anak dan cucunya, pasien tidak merasa

n y m an j i k a s n d i i n d ir u m h
S aa t D ik a j i : k el u a rg a m e n g ata kan pasien tidak nyaman karena lumpuh di
ekstermitas kiri, Keluarga pasien mengatakan saat kejadian pasien gelisah

 j) Komunikasi
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien dapat berkomunikasi dengan
 baik, berbicara sehari-hari dengan menggunakan bahasa Indonesia. Saat Dikaji: Keluarga
pasien mengatakan pasien sulit bicara, Keluarga
 pasien mengatakan pasien bicara tidak jelas.

k) Spiritual
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien beragama islam, pasien
melakukan sholat 5 waktu di masjid dan terkadang mengikuti pengajian Saat Dikaji: keluarga
mengatakan pasien tidak melakukan sholat 5 waktu
setelah masuk RS

l) Rekreasi
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien tidak pernah berekreasi, pasien hanya menonton tv
sebagai hiburan dikala sedang istirahat
Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien hanya berbaring ditempat tidur

m) Belajar
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien mengatakan bisa mendapatkan informasi melalui televisi.
Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien mengatakan telah mengerti tentang penyakitnya.

n) Bekerja
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien sudah tidak bekeja.
Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien hanya berbaring diatas temapt tidur.

G. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran: Sopor, GCS ( E4, V2, M3 )
Suara Bicara : Sulit bicara, bicaranya tidak jelas.
TTV : TD :170/80 mmHg, N: 86x/menit S: 36˚C, RR: 16x/menit
 b. Kepala: Bentuk mecochepal, terdapat nyeri tekan karena ada abses. c. Rambut : kering,
kotor
d. Telinga : bentuk normal, tidak terdapat penumpukan serumen e. Mata

K o n j u n g t iv a :
Sc l e r a : a n ik t e
a n emis Pupil : isokor
r i k
Rangsang Cahaya: (+)
f. Mulut : Mencong ke sisi kanan, mukosa bibir kering, gigi sedikit kotor g. Leher : tidak terdapat
pembesaran kelenjar thyroid.
h. Dada

Paru –  Paru :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak terdapat lesi , tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Vokal fremitus simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi: Suara nafas terdengar ronchi

Jantung :
Inspeksi : tidak ada lesi dan benjolan, IC tak tampak
Palpasi : tidak ada pembesaran jantung, IC teraba di IC V 2cm midclavicula
sinistra
Perkusi : redup
Auskultasi: reguler

i. Abdomen
Inspeksi : cekung, tidak ada jejas Auskultasi :
bising usus 18x/menit
Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan Perkusi : timpani

 j. Genetalia : terlihat kotor, memakai selang kateter ukuran:16 k. Pemeriksaan


Integumen
Kulit : Pucat, turgor kulit jelek
l. Ekstermitas : Kelumpuhan di ekstermitas kiri

H. Pemeriksaan neurologi
Terdapat gangguan nervus cranialis VII ( Facialis ) dan XII (Hypoglossus) central
I. Pemeriksaan fungsi serebral
Status mental : CM
Fungsi intelektual : tidak mampu orientasi waktu, tempat, orang Kemampuan
bahasa : afasia ringan
J. Pemeriksaan Motorik
Ekstermitas dekstra : 4 (kekuatan sedang)

E k st m it s s in i st r a : 0 (tidak mampu sama sekali melakukan kontraksi)


Pe m eri ks aa n S e n s o r i k
Ekstermitas dekstra : normal
Ekstermitas sinistra : terjadi numbless (mati rasa) Pemeriksaan Reflex
Ekstermitas dekstra : 2+ (normal) Ekstermitas sinistra :
0 (tidak ada refleks)

K. Hasil Pengkajian Khusus 11.


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 09 juli 2017 jam 09.20 wib Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Normal
Hemoglobin 12, 1 Mg/dl 11.7-15.5
leukosit/AL 9.37 /ul 3.6-11

12. Terapi
Tanggal ..............
IVFD RL 500 cc/24 jam
Ceftriaxone 2x1g Citicolin
2x500g Ranitidin 2x50mg
Mecobalamin 2x250 mg
Amlodipin 1x10 mg

CEdPoGs t1eXro7l 53mx3g0mg


C. ANALISA DATA

 No 1 Hari/Tanggal :
Jam :

Data Fokus DS:


- Keluarga pasien mengatakan pasien sulit bicara,
- Keluarga pasien mengatakan pasien bicara tidak jelas,
- Keluarga mengatakan pasien tidak mampu orientasi 3 hal (tempat, waktu, ruang)

DO:

- Pasien terlihat sulit bicara


- Pasien sulit mengungkapkan kata
- Pasien sulit mempertahankan komunikasi
- Pasien pelo
- Pasien sulit mengekspresikan pikiran secara verbal
-Pasien hanya mampu menganggukkan ataupun menggelengkan kepala
- Ekstermitas: kelumpuhan di ekstermitas kanan
- Motorik
Ekstermitas dekstra: 0 (tidak mampu sama sekali melakukan

kontraksi)
Ekstermitas sinistra: 4 (kekuatan sedang)
- Sensorik
Ekstermitas dekstra: terjadi numbless (mati rasa) Ekstermitas sinistra: normal
reflex
Ekstermitas dekstra : 0 (tidak ada refleks) Ekstermitas sinistra :
2+(normal)

Problem:
E ti o l o g i:
Hambatan komunikasi verbal Pe r u b a h an sistem

syaraf pusat
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan komunikasi verbal b.d. perubahan sistem syaraf pusat E.Intervensi

Dx Keperawatan No 1
Tujuan (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam hambatan
komunikasiverbal dapat teratasi dengan kriteria hasil:

Indikator 1 2 3 4 5
- Menggunakan bahasa yangtertulis 2 4
- Menggunakan bahasa lisan 2 4
- Menggunakan foto dan gambar 2 5
- Menggunakan bahasa isyarat
- Menggunakan bahasa non verbal 2 5

- Mengarahkan pesan pada penerima yg tepat 2 5

 NIC (intervensi)

1. Libatkan keluarga untuk membantu memahami ataumemahamkan informasi dari atau ke pasien.
Rasionalnya keluarga berpartisipasi dalam proses penyembuhan.

2. Dengarkan setiap ucapan pasien dengan penuh perhatian.


Rasionalnya mengurangi kecemasan dan kebingungan saat berkomunikasi.

3. Gunakan kata-kata yang sederhana dan pendek dalamkomunikasi dengan pasien.

Rasionalnya memenuhi kebutuhan pasien saat berkomunikasi.

4. Dorong pasien untuk mengulang kata.


Rasionalnya memberikan semangat pada pasien agar sering melakukan komunikasi. Berikan arahan
atau perintah sederhana setiap berinteraksi dengan pasien
Rasionalnya mengurangi kebingungan saat berkomunikasi.
5. Programkan speech language teraphy 
Rasionalnya melatih pasien belajar berbicara secara mandiri, baik dan benar. Buat kartu dengan
gambargambar atau kata-kata ungkapan yang bisa digunakan, misalnya: pindahkan kaki saya,
ambilkan minuman saya
Rasionalnya memberikan kemudahan buat pasien untuk berkomunikasi.
6. Lakukan speech language teraphy setiap interaksi dengan pasien Rasionalnya mengurangi
kebingungaan pasien saat berkomunikasi.
7. Jaga lingkungan yang terstruktur dan pertahankan rutinitas pasien
(misalnya, menjamin daftar harian yang konsisten, menyediakan pengingat dengan sering, dan
menyediakan kalender serta tanda-tanda lain yang ada di lingkungan).
8. Sesuaikan gaya komunikasi untuk memenuhi kebutuhan pasien (misalnya
 berdiri didepan pasien saat bicara, mendengarkan dengan penuh perhatian, menyampaikan satu ide
atau pemikiran pada satu waktu, bicara pelan untuk menghindari berteriak, gunakan komunikasi
tertulis, atau bantuan keluarga dalam memenuhi pembicaraan pasien).

F.  Implementasi keperawatan Dx No 1

Tgl/Jam Dx Implementasi Respon Paraf

1 Melibatkan keluarga dalam


memahami informasi dari S:
atau ke O: Keluarga
 pasien membantu memahami
informasi dari atau ke
pasien
Melatih pasien berbicara secara S:
mandiri di mulai dengan terapi A, I, O: Pasien sudah mampu
U, E, O diajak untuk
 berlatih dimulai dari
latihan mengucapkan huruf
demi huruf.
Mendengarkan dengan S:
 penuh perhatian apa yang O: Melakukan
diucapkan pasien komunikasi sesuai
kebutuhan pasien
G. Evaluasi Keperawatan

 No Hari/Tgl Dx Evaluasi Paraf


S:
O: Pasien belum dapat menirukan apa yang diajarkan
oleh perawat.
A: Masalah hambatan komunikasi verbal
 belum teratasi

Indikator1 2 3 4 5
Menggunakan bahasa yang2 3 tertulis

Menggunakan bahasa lisan 23


Menggunkan foto dan gambar 23
Menggunakan bahasa isyarat 2 4
Menggunakan bahasa non verbal 23
Mengarahkan pesan pada penerima 23

P: lanjutkan intervensi
- Speech language theraphy

Anda mungkin juga menyukai