0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut merupakan resume keperawatan gawat darurat yang mencakup pengertian, konsep dasar, dan tata laksana pasien gawat darurat di unit gawat darurat rumah sakit. Secara ringkas meliputi pendekatan survey primer dan sekunder untuk menilai kondisi pasien, prosedur triase untuk menentukan tingkat kegawatan, serta pengelompokan kategori pasien berdasarkan prioritas kebutuhan perawatan.
Dokumen tersebut merupakan resume keperawatan gawat darurat yang mencakup pengertian, konsep dasar, dan tata laksana pasien gawat darurat di unit gawat darurat rumah sakit. Secara ringkas meliputi pendekatan survey primer dan sekunder untuk menilai kondisi pasien, prosedur triase untuk menentukan tingkat kegawatan, serta pengelompokan kategori pasien berdasarkan prioritas kebutuhan perawatan.
Dokumen tersebut merupakan resume keperawatan gawat darurat yang mencakup pengertian, konsep dasar, dan tata laksana pasien gawat darurat di unit gawat darurat rumah sakit. Secara ringkas meliputi pendekatan survey primer dan sekunder untuk menilai kondisi pasien, prosedur triase untuk menentukan tingkat kegawatan, serta pengelompokan kategori pasien berdasarkan prioritas kebutuhan perawatan.
A. ASUHAN KEPERAWATAN 2021 1. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Meliputi a. Pangkajian primer b. Pengkajian sekunder c. Penetapan diagnose keperawatan dalam kontek kegawat daruratan d. Serta manejemen klien dan keluarganya terhadap kondisi kesehatan yang terjadi mendadak. 2. Prioritas PELY a. Mengkaji dan mengatasi masalah yang mengancam kehidupan b. Intervensi yang dilakukan terkadang sebelum dilakukan pengkajian lengkap dan didasarkan pada pengalaman dan keputusan c. Terkadang tidak selalu ada rencana perawatan tertulis d. Sedangkan sifat evaluasi dalam menit, bukan jam atau hari. e. Dalam menegakkan diagnosa keperawatan pun dibuat berdasarkan kondisi klinis pasien, berdasarkan pengkajian ABCDE yang terkait dengan kondisi klien, dan ditegakkan secara prioritas kegawatdaruratan. 3. Primary Survey (Pengkajian Primer) a. Airway Penilaian jalan napas Look : tanda2 obstruksi jln nafas ( penggunaan otot2 pernafasan aksesoris, sianosis sentral ) Listen : bising menentukan derajad obstruksi ( Gurgling, snoring, crowing, stridor, wheezing ) Feel : tempatkan tangan atau muka di depan mulut pasien hembusan nafas Perencanaan Resusitasi Jaw thrust atau chin lift Naso-pharyngeal airway Oro-pharyngeal airway Intubasi endo-trachea Erico-thyroidotomy
Diagnosa keperawatan yang ladzim
Bersihkan jalan napas tidak efektif b/d ……
Tidak efektifnya jalan napas b/d …… Resiko aspirasi b/d …… b. B : BREATHING DAN VENTILASI Penilaian pernafasan Look : tanda distres pernafasan (takipnea, berkeringat, sianosis sentral, penggunaan otot pernafasan aksesoris, pernafasan abdomen) Hitung laju pernafasan 1 mnt (12-20 x/mnt)……takipnea/ bradipnea. Penyebab bradipnea : penggunaan obat opiat,kelelahan, hipotermia, cedera kepala dan depresi sistem saraf pusat Nilai kedalaman pernafasan ( pergerakan dada sama pd kedua sisi ). Mis : pneumothoraks, pneumonia, efusi pleura. Kussmaul : akibat dri asidosis metabolik (ketoasidosis, GGK) Nilai pola (ritme) pernafasan. Cheyne-stokes ( periode apnea- hiperpnea) dapat terkait dengan iskemia batang otak, cedera serebral, gagal ventrikel kiri. Deformitas dada : distensi abdomen, drain tdk paten mengeksaserbasi distress pernafasan. Saturasi oksigen (n = 97-100%) Breathing (listen) Auskultasi : ronchi, weezing, rub pleural Suara nafas berkurang : pneumothoraks, cairan pleura Breathing (feel) Perkusi dada Sonor (resonan) : paru terisi udara Redup (dull) : hati, limpa, jantung, konsulidasi/ kolaps paru Pekak (stoney dull) : efusi/ penebalan pleura Hipersonor : pneumothoraks, emfisema Thimpany : rongga berisi gas Intervensi Breathing fase-mask > Adanya tension peneumotoraks > dilakukan kompresi (tusuk) > dengan jarum besar, disusul WSD) Diagnosa Resiko pola nafas tidak efektif b/d …… Gangguan pertukaran gas b/d …... c. C : CIRCULATION Look : Warna tangan dan jari CRT > 2 detik Listen : TD Hipotensi…….shock Shock dengan TD normal : sbg mekanisme kompensasi utk meningkatkan kompensasi utk meningkatkan resistensi perifer sebagai respons thd penururnan CO. Diastolik rendah : vasodilatasi arterial (anafilaksis, sepsis) Tek. HR sempit (tek. atr sistolik & diastolik) normal 35-45 mmHG : vasokonstriksi arterial ( shock kardiogenik, shock hipovolemik) Circulation (feel) Suhu kulit / akral Akral dingin : perfusi jaringan perifer buruk Palpasi denyut nadi perifer dan sentral (frekuensi, kualitas, keteraturan) Denyut lemah : CO buruk Denyut keras : sepsis Vena kolaps/ krg terisi : hipovolemia Penyebab gangguan sirkulasi Sindroma koroner akut Aritmia jantung Shock : hipovolemia, septik & anafilaktik Gagal jantung Embolisme paru Penanganan gangguan sirkulasi Penanganan spesifik tergantung pd penyebabnya; penggantian cairan, kontrol perdarahan, pengembalian perfusi jaringan biasanya akan diperlukan Sindom koroner akut : oksigen, aspirin 300mg, gliseril trinitrat sublingual & morfin, th reperfusi Shock : cairan IV line Circulation Intervension Jenis IV line, vena seksi, atau vena sentralis Diinfus cepat dengan 1,5 – 2 liter cairan kristaloid, sebaiknya Ringer Lactat. Tidak ada respons > Diberikan darah segolongan (type specific) bila tidak ada darah segolongan dapat diberikan darah tipe O Rhesus negative, atau tipe O Rh positif liter rendah. Kateter Urin dan Lambung Monitoring (laju nafas, pulse oksymetry, tekanan darah, EGK) Ingat : Tindakan resusitasi dilakukan pada saat masalahnya dikenali, bukan setelah survey primer selesai. Volume darah perfusi otak berkurang Kesadaran menurun Catatan : penderita yang sadar belum tentu normovolemik. Warna kulit dapat membantu diagnosis hipovolemik Diagnosa Kurang volume cairan b/d …. Gangguan perfusi jaringan perifer b/d ….. Gangguan perfusi jaringan serebri b/d …. Nyeri d. Disability tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil. GCS AVPU Penanganan utk perubahan tk. kesadaran Prioritas I : menilai ABC Akibat obat : antidot (nalokson utk keracunan opiat) Hipoglikemik : glukosa e. EXPOSURE Kontrol lingk Membuka baju psn Pemeriksaan tubuh yg berkontribusi Ex : kecurigaananafilaksis-------px kulit = urtikaria Selimut tebal mencegah kedinginan & privacy Lakukan anamnesa klinis secara lengkap Px. Cat. Kasus, daftar observasi & obat - obatan yang dikonsumsi psn TTV yang terekam Obat yang diresepkan dokter Analisa hasil px. Lab, radiologi, EKG 4. Pengkajian sekunder dilakukan hanya setelah survai primer selesai, resusitasi dilakukan dan penderita stabil. Fokus Assesment a. Pengkajian Riwayat Penyakit b. Pengkajian Head To Toe 5. Evaluasi berdasarkan pada criteria tiap katagori kegawatan, dan dilakukan paling sedikit tiap jam, kecuali pasien dengan kondisi emergency atau urgen tiap 15 menit. Evaluasi mencakup : proses dan hasil. B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 2. Sistim Penanggulangan Penderita Gawat Darurat a. Komponen Pra Rumah Sakit (Luar Rs ) Penolong pertama (orang awam) Petugas kesehatan Upaya pelayanan transportasi penderita gawat darurat b. . Komponen Intra Rumah Sakit (Dalam Rs) Puskesmas Rumah sakit 3. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pd penderita gawat darurat b. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan unt memperoleh penanganan yg lebih memadai c. Menangulangi korban bencana 4. Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat a. Primary survey : Airway Breathing Circulation Disability Exposure b. Secondary survey : Fokus asesment Head to toe Riwayat penyakit Riwayat psikososial Pengkajian nyeri Pemeriksaan diagnostik 4. Sifat Pasien Di UGD a. Perlu pertolongan segera b. Unik / egois c. Tidak sabar menunggu d. Mempunyai masalah patologis, psikologis, lingkungan & keluarga 7. Pengertian a. Pasien Gawat Darurat : Pasien tiba-tiba berada dlm keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. b. Pasien Gawat Tdk Darurat : Pasien berada dlm keadaan gawat tetapi tdk memerlukan tindakan darurat, mis : kanker stadium lanjut. 8. Triage Adalah metode pengelompokan pasien berdasarkan tingkat keseriusan kondisi Dasar-dasar triase : a. Derajat cedera b. Jumlah yg cedera c. Sarana & kemampuan d. Kemungkinan bertahan hidup 9. Tindakan Di Triase a. Mengkaji keluhan utama pasien & gejala b. Riwayat kesehatan singkat c. Pengkajian fisik (primer & sekunder) d. Menetapkan tingkat kegawatan e. Membawa klien ke bagian yg sesuai dengan tingkat kegawatan 10. Kategori Dalam Triage (Prioritas Kegawatan) a. Emergency (Label Merah) Penderita gawat & darurat. Harus mendapat pertolongan dgn prioritas penanganan pertama Kasus emergency misal : Trauma berat AMI Sumbatan jalan nafas Pneumothorax Syok hipovolemik Luka bakar dgn trauma inhalasi b. URGENT (LABEL KUNING) Penderita tidak gawat tapi darurat atau gawat tdk darurat, penderita ini harus mendapat pertolongan dgn. Prioritas penanganan ke-2 Kasus urgent, misal : cedera tulang belakang Fraktur terbuka Trauma capitis tertutup Luka bakar Apendiksitis akut c. Non Urgent (Label Hijau) Penderita tidak gawat dan tidak darurat, prioritas penanganan ke-3. Kasus Non urgent , misal : Luka lecet Luka memar Fraktur ekstremitas atas Demam Keluhan-keluhan ringan lain d. Label Hitam Untuk pasien meninggal dunia 10. Keberhasilan penanggulangan penderita GD dlm mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh : a. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat b. Kecepatan meminta pertolongan c. Kecepatan & kualitas pertolongan yg diberikan di tempat kejadian dalam perjalanan ke RS pertolongan selanjutnya di puskesmas / RS 11. UNIT PELAYANAN INTENSIF (ICU) ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam RS yg memiliki staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menangulanngi pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi-komplikasi.Staf khusus ICU adalah dokter, perawat terlatih atau berpengalaman dlm memberikan perawatan intensif, yg mampu memberikan pelayanan 24 jam. Sebuah ICU memiliki kemampuan minimal: RJP Pengelolaan jalan nafas, termasuk ET dan penggunaan ventilator Terapi oksigen Pemantauan EKG terus menerus Pemberian nutrisi enteral dan parenteral Pemeriksaan lab khusus dgn cepat & menyeluruh Pemakaian infus pump dan shyring pump Alat pemantau / monitor B. KONSEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 2 Kep gadar adalah askep yg diberikan diluar atau di dlm RS thd pasien berbagai usia yg mengalami sakit injury baik fisik// emosional, dipersepsikan aktual, dg kasus akutkritis, dimana kondisi pasien tdk stabil & tdk terdiagnosa 1. Karakteristik Pelayanan UGD a. Tingkat kegawatan & jmlh pasien yg datang sering tidak terpredisi b. Proses keperawatn diberikan untuk seluruh usia, sering kali dg data & wkt yg sangat terbatas c. Jenis tindakan yg diberikan mrpk tindk yg memerlukan kecepatan dan ketepatan yg tinggi d. Adanya saling ketergantungan yg tinggi antara profesi 2. Prinsip Triage Triage dilakukan berdasarkan observasi thd 3 hal : a. Respiratory (pernafasan) b. Perfusion (sirkulasi) c. Mental state (status mental) 3. 5 Tingkat TRIAGE menurut Emergency Nurse Assosiation (ENA) a. Tingkat I = RESUSITASI (Perlu perhatian perawatan dan medis) Cardiac Arrest b. Tingkat II = EMERGENT (Segera & cepat) Herniasi Intrakranial c. Tingkat III = URGENT (Perhatian cepat dapat menunggu 30 mnt) Distres pernafasan ringan d. Tingkat IV = LESS URGENT (Pasien dapat menunggu 1 jam) nyeri kronik di punggung e. Tingkat V = NON URGENT (Pasien dapat menunggu 2 jam) cramp menstrual D. ISSUE END OF LIFE DALAM AREA KEPERAWATAN KRITIS Pengertian mati yaitu sudah hilang nyawanya, tidak mempunyai nyawa, tidak ada gerakan atau kegiatan (KBBI) Perawatan akhir-hidup (End of life care) mengacu pada perawatan kesehatan, tidak hanya pasien di jam-jam terakhir atau hari–hari kehidupan mereka, tetapi lebih dari sekedar peduli pada orang dengan penyakit terminal atau kondisi terminal yang berlanjut, progresif dan tidak dapat disembuhkan 1. Ethical and Legal Issues in Advance Care Planning • Prinsip-prinsip hukum dan etika memandu banyak keputusan kita dalam merawat pasien sekarat dan keluarga pasien. • Pasien dihormati sebagai otonomi dan mampu mengambil keputusan sendiri. Bila pasien tidak mampu untuk membuat keputusan, seperti yang sering terjadi di perawatan kritis, penghargaan yang sama harus diberikan kepada keluarga. • Menghentikan dan melanjutkan perawatan dianggap moral dan hukum setara 2. Critical Care Issues In Advance Planning
• Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) > Keluarga Hadir di Ruangan Selama CPR
• Kesalahpahaman Perintah Do-Not-Resusitasi (DNR) > Menyamakan dg ”Tidak ada
perlakuan”
• Prognosis dan Ketidakpastian > Sulit untuk Diramalkan
3. Comfort Care And Symptom Management
Dyspnea Pasien yang mendekati kematian sering dapat melaporkan dyspnea. Dispnea dapat dikelola dengan evaluasi dari pasien dan penggunaan opioid, diuretik, sedatif, dan intervensi nonfarmakologis (oksigen, posisi, dan peningkatan aliran udara). Mual dan Muntah Mual dan muntah yang umum dapat diatasi dengan antiemetik. Penyebab mual dan muntah mungkin obstruksi usus. Namun, pengobatan untuk dekompresi seperti tabung nasogastrik mungkin tidak nyaman pada pasien sekarat, dan penggunaannya harus ditimbang menggunakan perseptif manfaat. Demam dan Infeksi Pengelolaan demam dengan antipiretik mungkin sesuai untuk kenyamanan pasien, tetapi metode lainnya seperti mandi pendinginan, es, atau selimut hipotermia harus seimbang terhadap pengalaman ketidaknyamanan pasien. Edema Edema dapat menyebabkan ketidaknyamanan, dan diuretik mungkin efektif jika fungsi ginjal masih utuh. Dialisis tidak dibenarkan di akhir kehidupan. Kecemasan Kecemasan harus dinilai secara lisan, jika memungkinkan dinilai perubahan dalam tanda-tanda vital atau gelisah. Benzodiazepam, terutama midazolam dengan cepat sering digunakan. Delirium Delirium umumnya diamati pada pasien sakit kritis dan pasien yang mendekati kematian. Haloperidol dianjurkan namun pengekangan harus dihindari. Kekacauan metabolisme Intervensi hanya untuk mempromosikan agar lebih kenyamanan Integritas kulit Luka dan masalah kulit lainnya dapat menjadi sumber ketidaknyamanan pasien pada akhir kehidupan. Anemia Anemia dilakukan transfusi hanya bila dapat meningkatkan kualitas pasien hidup, seperti menyediakan energi untuk berpartisipasi dengan keluarga. Pendarahan Tujuan perawatan adalah kenyamanan, dan untuk memungkinkan kematian alami, maka transfusi untuk mengatasi perdarahan mungkin tidak tepat. 4. Intervensi keperawatan Fokus perawatan kenyamanan yaitu sebagai layanan aktif, diinginkan, dan penting bagi pasien 5. Collaborative Care Kemampuan untuk berkolaboratif, perawatan dengan penuh kasih sayang pada akhir kehidupan adalah tanggung jawab semua tenaga kesehatan yang bekerja di Area kritis. Upaya kolaboratif interdisipliner yang dikaitkan dengan perbaikan dalam perawatan. E. MEKANISME TRAUMA 1. Bentuk dasar energi yang dapat menimbulkan cedera a. Mekanik (kinetik) b. Panas (suhu) c. Kimia d. Listrik e. Radiasi 2. Pengertian trauma Interaksi penderita (host) dan energi (agent) dalam lingkungan tertentu. Penyerapan energi pada korban => trauma. Mekanisme trauma => proses cedera 3. Macam trauma a. Trauma tumpul b. Trauma tembus c. Trauma termal d. Ledakan / blast injury 4. Mekanisme trauma dasar: a. Deselerasi cepat kedepan (rapid forward deceleration). b. Deselerasi cepat vertikal (rapid vertical deceleration). c. Penetrasi proyektil (projectil penetration). 5. Bentuk kecelakaan yang umum terjadi a. Tabrakan depan (the head on collision) Benturan dengan benda didepan kendaraan → kurangi kecepatan tiba-tiba. Penumpang tanpa seatbelt ›› Deselerasi cepat kedepan → kaca depan → trauma:ggn jalan napas,tr.servikal Gambaran jaring laba-laba kaca depan → curiga tr.servikal tersembunyi. Perubahan bentuk setir → curiga trauma muka, leher, dada, perut. b. Tabrakan samping (the T bone atau lateral impact collision) Benturan bagian samping kendaraan → akselerasi penumpang menjauhi titik benturan. Penyebab kematian & trauma ke-2. Trauma yang sering terjadi: kepala, leher, lengan/bahu, thorax, abdomen, pelvis & tungkai. c. Tabrakan belakang (the rear end collision) Terjadi ketika kendaraan berhenti & ditabrak dari belakang oleh kendaraan lain. Kendaraan & penumpang → akselerasi kedepan oleh perpindahan energi dari benturan. Trauma Whisplash: posisi seatbelt dan badan → badan diakselerasi kedepan bersama kendaraan tapi kepala sering tidak diakselerasi bersama badan → sandaran kepala fungsional (-) → hiperekstensi leher. Kendaraan tiba-tiba menabrak atau direm mendadak → deselerasi cepat kedepan. d. Terguling (the rollover collision) Penumpang dapat terbentur pada semua bagian. Jenis trauma diprediksi dengan mempelajari titik benturan pada kulit penderita. Trauma serius lebih berat pada penumpang tanpa seatbelt. 6. BALISTIK LUKA a. Luka akibat peluru dibedakan atas: luka masuk, keluar, dalam. b. Kerusakan yang terjadi sesuai densitas jaringan. c. Peluru yang menembus badan alurnya tidak selalu lurus.Segera transpor: peluru tembus kepala, thorax, abdomen. d. Tertembak dg memakai pelindung:memar jantung dan organ lain. 7. TRAUMA LEDAKAN Sebagai hasil perubahan sangat cepat suatu bahan dengan volume relatif kecil (padat, semi padat, cairan atau gas). Mekanisma trauma ledakan : primer, sekunder, tertier. Setiap trauma ledakan curiga kerusakan paru.