Anda di halaman 1dari 13

REVISI

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik : Setting Time Gipsum Tipe II berdasarkan Perbandingan Air


dan Bubuk

Kelompok : A1

Tgl. Praktikum : Senin, 13 Mei 2019

Pembimbing : Devi Rianti drg., M.Kes.

Penyusun:

Cendy Putri O 021511133015

Feby Ayu L 021811133001

Harits Al-Farizi 021811133003

Alfira P.D 021811133004


Azzahra Salsabila 021811133005

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019

1. TUJUAN

Setelah praktikum mahasiswa mampu:

1. Melakukan manipulasi gipsum plaster dengan tepat.

2. Mengukur initial setting time dengan tepat berdasarkan variasi


perubahan perbandingan air dan bubuk dengan tepat.

3. perbandingan air dan bubuk dengan tepat.

2. ALAT DAN BAHAN

1. Bahan

1. Gipsum Tipe II

Gambar a. Bubuk Gipsum Tipe II


2. Air

2.2 Alat

1. Mangkuk karet

Gambar a. Mangkuk karet

2. Spatula

Gambar b. Spatula

3. Gelas ukur
Gambar c. Gelas Ukur

4. Timbangan digital

Gambar d. Timbangan digital

5. Cetakan bentuk cincin

Gambar e. Cetakan bentuk cincin

6. Vibrator
Gambar f. Vibrator

g. Jarum Gillmore

Gambar g. Jarum Gillmore


3. CARA KERJA

1. Pencampuran Gipsum

1. Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu.

2. Bubuk gipsum tipe II ditimbang sebanyak 25 gram dan air PAM


diambil sebanyak 15 ml.

3. Air yang telah diukur dimasukkan kemangkuk karet terlebih dahulu,


kemudian bubuk gipsum dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam
mangkuk karet dan dibiarkan mengendap selama 30 detik untuk
menghilangkan gelembung udara.

4. Pada saat mulai pencampuran antara gipsum dan air stopwatch pada
handphone dinyalakan, pada saat itu mulai dihitung awal setting time.

5. Gipsum dan air diaduk sampai homogeny menggunakan spatula


dengan gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan
dengan itu mangkuk karet diputar secara perlahan. Kemudian
diletakkan diatas vibrator dengan kecepatan rendah selama 30 detik
untuk menghilangkan gelembung udara.

6. Adonan gipsum dituangkan ke cetakan di atas vibrator yang sudah


dihidupkan dengan kecepatan rendah untuk menghilangkan udara yang
terjebak, kemudian permukaan cetakan diratakan.

2. Pengukuran Pengerasan Awal (Initial Setting)

1. Adonan dituangkan ke dalam cetakan. Cetakan diletakkan dibawah


jarum Gillmore dengan berat ¼ pound dengan penampang jarum 1/12
inch, ujung jarum dibersihkan menggunakan tissue.

2. Penusukan pada permukaan adonan diulangi lagi setiap 30 detik


sambal cetakan digerakkan memutar untuk mendapat daerah tusukan
yang berbeda.
3. Gerakan memutar ini dilakukan sampai jarum tidak dapat menusuk
permukaan adonan gipsum, pada saat itu waktu pada stopwatch dicatat
sebagai initial setting time, setelah ditu stopwatch tetap dibiarkan
menyala.

3. Pengukuran Pengerasan Akhir (Initial Setting)

1. Setelah jarum Gillmore dengan ukuran 1/12 inch tidak dapat menusuk
permukaan adonan gipsum, maka cetakan dipindahkan ke bawah
jarum berukuran 1/24 cm dengan beban 1 pound.

2. Permukaan adonan gipsum ditusuk dengan ujung jarum dengan cara


seperti pengukuran initial setting sampai jarum tidak dapat menusuk
permukaan adonan gipsum, pada saat itu waktu pada stopwatch dicatat
sebagai final setting time.

4. HASIL PRAKTIKUM

Ada tiga percobaan setting time dari gipsum tipe II dengan W : P


ratio yang berbeda. Setiap ukuran bubuk gipsum tipe II yang sama
dilakukan sebanyak 2 kali.

1. W : P = 15 ml : 25 gram

2. W : P = 15 ml : 30 gram

3. W : P = 15 ml : 20 gram

Tabel Hasil Praktikum Gipsum Tipe II Berdasaran W : P Ratio


Percobaan Perbandingan W Initial Setting Final Setting
ke : P Ratio
1. 16 menit 35 detik 21 menit 25 detik

15 : 25 15 menit 10 detik 22 menit

2.
3. 15 menit 30 detik 18 menit 50 detik
4. 11 menit 30 detik 16 menit 50 detik
15 : 30
5. 19 menit 10 detik 27 menit 35 detik
6. 21 menit 27 menit 30 detik
15 : 20

Rata-rata:

1. W : P = 15 ml : 25 gram

Initial Setting = 952,5 detik

Final Setting = 1.302,5 detik

2. W : P = 15 ml : 30 gram

Initial Setting = 810 detik

Final Setting = 1.070 detik

3. W : P = 15 ml : 20 gram

Initial Setting = 1.205 detik

Final Setting = 1.652,5 detik

Dapat kita lihat pada hasil dari rata-rata diatas, yang mengalami
setting time terlama adalah percobaan dengan W : P = 15 ml : 20 gram.
Sedangkan setting time tercepat adalah percobaan dengan W : P = 15 ml :
30 gram.
5. TINJAUAN PUSTAKA

Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan,  berupa bubuk
putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat). Pembuatan
produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi merupakan hasil calcination
kalsium sulfat dihidrat atau gipsum sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat.
Material ini secara luas digunakan untuk membuat model, casts ,dan dies.

Klasifikasi gipsum (ADA) spesifikasi nomor 25:

1.Impression plaster (tipe I)

2. Model plaster (tipe II)

3. Dental stone (tipe III)

4. Dental stone, high strength (tipe IV)

5. High strength, high expansion dental stone (tipe V)

Produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi terbentuk dari kristalisasi air
dari gipsum membentuk kalsium sulfat hemihydrate.

Gipsum →  gispum produk + air

2CaSO4.2H2O → (CaSO4)2.H2O + 3H2O Kalsium sulfat dihidrat


Kalsium sulfat hemihidrat Aplikasi produk gipsum dalam kedokteran gigi merupakan
kebalikan dari reaksi di atas. Hemihydrate dicampur dengan air dan  bereaksi
membentuk dihidrat. (McCabe and Walls, 2008, hal. 32-33). Salah satu tipe gipsum
adalah dental plaster atau gipsum tipe II. Model plaster sering digunakan untuk
diagnostic cast dan artikulasi dari stone cast. Produk ini secara tradisional diproduksi
dalam warna putih terutama digunakan dalam ortopedi sehingga dapat di bedakan
dengan dental stone. Plaster diproduksi melalui proses kalsinasi. Gypsum dipanaskan
sampai suhu dari sekitar 120 º C untuk menghilangkan air kristalisasi. Bentuk akhir
dari proses kalsinasi ini adalah partikel β-hemihidrat.

Manipulasi dari gipsum dilakukan dengan melakukan  pencampuran bubuk dari


gipsum ini dengan air. Proses pencampuran disebut dengan spatulasi. Proses spatulasi
memiliki efek tertentu pada setting time dan setting expansion. (Craig’s, 2008.
Hal.395-396)

Gipsum memiliki waktu setting. Proses setting dimulai tepat setelah air dan bubuk
selesai dicampur. Tahap pertama dalam proses setting adalah bersatunya air dengan
hemihidrat. Hemihidrat yang telah larut secara cepat berubah menjadi dihidrat yang
mempunyai kelarutan lebih rendah. Kelarutan yang telah melebihi batas
menyebabkan larutan memadat. Proses terus berlanjut sampai seluruh hemihidrat
berubah menjadi dihidrat. Ketika hemihidrat dicampur dengan air terbentuk dihidrat
dengan reaksi sebagai berikut:

(CaSO4)2, H2O + 3H3O → 2 CaSO4, 2 H2O+ 3900 kal/ gr mol

Reaksi yang terjadi saat setting time ini merupakan reaksi eksotermik, dimana reaksi
ini menghasilkan panas ± 3900 kal/gr mol. Setting time dapat diidentifikasi melalui
dua tahap. Tahap pertama, dimana material berkembang menjadi padat namun lemah
dan flow kurang. Tahap ini dikenal sebagai tahap initial setting. Saat material telah
mempunyai kekuatan dan kekerasan yang cukup untuk dilakukan  pengerjaan, tahap
ini disebut final setting. Ciri-ciri tahap setting dari gipsum dapat diukur dengan
menggunakan tekanan dari jarum Gillmore. Jarum yang lebih berat memiliki diameter
ujung yang lebih kecil sehingga menghasilkan gaya tekan yang lebih besar. Initial
setting dapat didefinisikan saat gipsum dapat menyangga jarum yang ringan.
( McCabe dan Walls 2008, hal.34-35)

6. PEMBAHASAN

Material gipsum tipe II atau plaster memiliki setting time yang berbeda
tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu perbandingan bubuk dan air,
lama pengadukan dan suhu air yang digunakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
setting time dental gipsum adalah perbandingan bubuk dan air atau yang disebut
faktor W/P rasio. Faktor ini sangat mempengaruhi waktu setting dental gypsum.
Dengan rasio air yang sama, semakin banyak bubuk gipsum yang digunakan akan
memperpendek waktu setting dental gipsum. Semakin banyak bubuk maka semakin
banyak partikel, sehingga menyebabkan semakin banyak partikel yang bertumbukan
karena jarak antar partikelnya lebih rapat. Untuk terjadi kristalisasi membutuhkan
energi, jadi semakin banyak partikel yang bertumbukan semakin banyak pula energi
yang dihasilkan. Begitu juga dengan semakin sedikit bubuk gipsum yang digunakan
untuk memanipulasi maka akan semakin lama setting time, berlaku pula sebaliknya
semakin banyak air digunakan maka semakin lama terbentuk kristal gipsum dan
semakin lama pula pengerasan massa yang terjadi. (Anusavice, 2013, hal 185).

Hasil praktikum kali ini menunjukkan bahwa teori yang disebutkan di atas
adalah benar, kami melakukan percobaan sebanyak 6 kali. Hal ini dibuktikan pada
percobaan pertama dengan menggunakan rasio W/P 25 gram dan 15 ml, initial setting
gipsum dicapai pada menit ke 16 detik 35 dan final setting dicapai pada menit ke 21
detik 25. Pada percobaan kedua yang menggunakan rasio W/P 30 gram 15 ml, initial
setting gipsum dicapai pada menit ke 15 detik 30 dan final setting dicapai pada menit
ke 18 detik 15. Pada percobaan ketiga dengan menggunakan rasio W/P 20 gram 15
ml, initial setting gipsum dicapai pada menit ke 19 detik 10 dan final setting dicapai
pada menit ke 27 detik 35. Pada percobaan keempat yang menggunakan rasio W/P 25
gram 15 ml, initial setting gipsum dicapai pada menit ke 15 detik 10 dan final setting
dicapai pada menit ke 22. Pada percobaan kelima yang menggunakan rasio W/P 30
gram 15 ml, initial setting gipsum dicapai pada menit ke 11 detik 30 dan final setting
dicapai pada menit ke 16 detik 50. Pada percobaan keenam yang menggunakan rasio
W/P 20 gram 15 ml, initial setting gipsum dicapai pada menit ke 21 dan final setting
dicapai pada menit ke 27 detik 30. Dengan temperature air, kecepatan dan lama
pengadukan yang sama pada kedua percobaan, yaitu 120 putaran dalam 1 menit,
maka dapat diperoleh hasil bahwa semakin banyak bubuk gipsum yang digunakan
maka akan memperpendek waktu setting dental gipsum. Begitu juga dengan semakin
sedikit bubuk gipsum yang digunakan untuk memanipulasi maka akan semakin lama
setting time.

7. KESIMPULAN

Setting time yang terjadi pada gipsum tipe II dipengaruhi oleh beberapa faktor
dan faktor yang dominan adalah ratio W : P. Semakin sedikit ukuran bubuk gipsum
tipe II, maka semakin lama setting time nya. Begitu pula sebaliknya, semakin besar
ukuran bubuk gipsum tipe II, maka semakin cepat setting time nya.
DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, K.J.Chiayi Shen, and H. Ralph Rawls.2013. Philip’s Sciences of


Dental Material.12Th Ed. St. Louise, Missouri:Saunders Elsevier

McCabe, John F. and Angus W.G. Walls.2008. Applied Dental Material.9th


Ed. Oxford: Blackwell Publishing

Sakaguchi, Ronald L. and John M. Powers.2012.Craig’s Restorative Dental


Material.13th Ed. Philadhelpia:Saunders Elsevier

Anda mungkin juga menyukai