Kelompok : A1
Penyusun:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
1. TUJUAN
1. Bahan
1. Gipsum Tipe II
2.2 Alat
1. Mangkuk karet
2. Spatula
Gambar b. Spatula
3. Gelas ukur
Gambar c. Gelas Ukur
4. Timbangan digital
6. Vibrator
Gambar f. Vibrator
g. Jarum Gillmore
1. Pencampuran Gipsum
4. Pada saat mulai pencampuran antara gipsum dan air stopwatch pada
handphone dinyalakan, pada saat itu mulai dihitung awal setting time.
1. Setelah jarum Gillmore dengan ukuran 1/12 inch tidak dapat menusuk
permukaan adonan gipsum, maka cetakan dipindahkan ke bawah
jarum berukuran 1/24 cm dengan beban 1 pound.
4. HASIL PRAKTIKUM
1. W : P = 15 ml : 25 gram
2. W : P = 15 ml : 30 gram
3. W : P = 15 ml : 20 gram
2.
3. 15 menit 30 detik 18 menit 50 detik
4. 11 menit 30 detik 16 menit 50 detik
15 : 30
5. 19 menit 10 detik 27 menit 35 detik
6. 21 menit 27 menit 30 detik
15 : 20
Rata-rata:
1. W : P = 15 ml : 25 gram
2. W : P = 15 ml : 30 gram
3. W : P = 15 ml : 20 gram
Dapat kita lihat pada hasil dari rata-rata diatas, yang mengalami
setting time terlama adalah percobaan dengan W : P = 15 ml : 20 gram.
Sedangkan setting time tercepat adalah percobaan dengan W : P = 15 ml :
30 gram.
5. TINJAUAN PUSTAKA
Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan, berupa bubuk
putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat). Pembuatan
produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi merupakan hasil calcination
kalsium sulfat dihidrat atau gipsum sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat.
Material ini secara luas digunakan untuk membuat model, casts ,dan dies.
Produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi terbentuk dari kristalisasi air
dari gipsum membentuk kalsium sulfat hemihydrate.
Gipsum memiliki waktu setting. Proses setting dimulai tepat setelah air dan bubuk
selesai dicampur. Tahap pertama dalam proses setting adalah bersatunya air dengan
hemihidrat. Hemihidrat yang telah larut secara cepat berubah menjadi dihidrat yang
mempunyai kelarutan lebih rendah. Kelarutan yang telah melebihi batas
menyebabkan larutan memadat. Proses terus berlanjut sampai seluruh hemihidrat
berubah menjadi dihidrat. Ketika hemihidrat dicampur dengan air terbentuk dihidrat
dengan reaksi sebagai berikut:
Reaksi yang terjadi saat setting time ini merupakan reaksi eksotermik, dimana reaksi
ini menghasilkan panas ± 3900 kal/gr mol. Setting time dapat diidentifikasi melalui
dua tahap. Tahap pertama, dimana material berkembang menjadi padat namun lemah
dan flow kurang. Tahap ini dikenal sebagai tahap initial setting. Saat material telah
mempunyai kekuatan dan kekerasan yang cukup untuk dilakukan pengerjaan, tahap
ini disebut final setting. Ciri-ciri tahap setting dari gipsum dapat diukur dengan
menggunakan tekanan dari jarum Gillmore. Jarum yang lebih berat memiliki diameter
ujung yang lebih kecil sehingga menghasilkan gaya tekan yang lebih besar. Initial
setting dapat didefinisikan saat gipsum dapat menyangga jarum yang ringan.
( McCabe dan Walls 2008, hal.34-35)
6. PEMBAHASAN
Material gipsum tipe II atau plaster memiliki setting time yang berbeda
tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu perbandingan bubuk dan air,
lama pengadukan dan suhu air yang digunakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
setting time dental gipsum adalah perbandingan bubuk dan air atau yang disebut
faktor W/P rasio. Faktor ini sangat mempengaruhi waktu setting dental gypsum.
Dengan rasio air yang sama, semakin banyak bubuk gipsum yang digunakan akan
memperpendek waktu setting dental gipsum. Semakin banyak bubuk maka semakin
banyak partikel, sehingga menyebabkan semakin banyak partikel yang bertumbukan
karena jarak antar partikelnya lebih rapat. Untuk terjadi kristalisasi membutuhkan
energi, jadi semakin banyak partikel yang bertumbukan semakin banyak pula energi
yang dihasilkan. Begitu juga dengan semakin sedikit bubuk gipsum yang digunakan
untuk memanipulasi maka akan semakin lama setting time, berlaku pula sebaliknya
semakin banyak air digunakan maka semakin lama terbentuk kristal gipsum dan
semakin lama pula pengerasan massa yang terjadi. (Anusavice, 2013, hal 185).
Hasil praktikum kali ini menunjukkan bahwa teori yang disebutkan di atas
adalah benar, kami melakukan percobaan sebanyak 6 kali. Hal ini dibuktikan pada
percobaan pertama dengan menggunakan rasio W/P 25 gram dan 15 ml, initial setting
gipsum dicapai pada menit ke 16 detik 35 dan final setting dicapai pada menit ke 21
detik 25. Pada percobaan kedua yang menggunakan rasio W/P 30 gram 15 ml, initial
setting gipsum dicapai pada menit ke 15 detik 30 dan final setting dicapai pada menit
ke 18 detik 15. Pada percobaan ketiga dengan menggunakan rasio W/P 20 gram 15
ml, initial setting gipsum dicapai pada menit ke 19 detik 10 dan final setting dicapai
pada menit ke 27 detik 35. Pada percobaan keempat yang menggunakan rasio W/P 25
gram 15 ml, initial setting gipsum dicapai pada menit ke 15 detik 10 dan final setting
dicapai pada menit ke 22. Pada percobaan kelima yang menggunakan rasio W/P 30
gram 15 ml, initial setting gipsum dicapai pada menit ke 11 detik 30 dan final setting
dicapai pada menit ke 16 detik 50. Pada percobaan keenam yang menggunakan rasio
W/P 20 gram 15 ml, initial setting gipsum dicapai pada menit ke 21 dan final setting
dicapai pada menit ke 27 detik 30. Dengan temperature air, kecepatan dan lama
pengadukan yang sama pada kedua percobaan, yaitu 120 putaran dalam 1 menit,
maka dapat diperoleh hasil bahwa semakin banyak bubuk gipsum yang digunakan
maka akan memperpendek waktu setting dental gipsum. Begitu juga dengan semakin
sedikit bubuk gipsum yang digunakan untuk memanipulasi maka akan semakin lama
setting time.
7. KESIMPULAN
Setting time yang terjadi pada gipsum tipe II dipengaruhi oleh beberapa faktor
dan faktor yang dominan adalah ratio W : P. Semakin sedikit ukuran bubuk gipsum
tipe II, maka semakin lama setting time nya. Begitu pula sebaliknya, semakin besar
ukuran bubuk gipsum tipe II, maka semakin cepat setting time nya.
DAFTAR PUSTAKA