Anda di halaman 1dari 18

ACARA VI

PENGENALAN BENTUKLAHAN ASAL VULKAN, FLUVIAL,


SOLUSIONAL DAN MARIN

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenal bentuklahan asal vulkan, fluvial, solusional dan
marin
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tipe-tipe, dan unit bentuklahan
yang ada pada masing-masing bentuklahan asal genesis.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Peta Rupabumi Indonesia Lembar 1507-444 Bungkal skala 1 : 25.000
2. Peta Rupabumi Indonesia Lembar Dringo skala 1: 25.000
3. Citra Google earth
4. Kertas Kalkir
5. Perlengkapan alat tulis

III. CARA KERJA


1. Mendeskripsikan tipe-tipe gunungapi yang ada (ciri-ciri lava, sifat letusan, dll)
disertai dengan citra wilayah gunung tersebut dan gambar pendukung.
No Tipe Gunungapi Gambar Ciri-ciri/Keterangan
.
1. Gunungapi perisai
2. Gunungapi maar
3. Gunungapi strato
4. Hawaii
5. Stromboli
6. Perret (plinion)
7. Vulcano
8. Merapi
9. Vincent
10. Pelee
2. Berdasarkan peta topografi/kontur, membuat penampang melintang A – B, C –
D, dan E – F . Mendeskripsikan perbedaan masing-masing penampang
melintang (termasuk dalam stadia apa).
3. Berdasarkan peta RBI menentukan daerah yang merupakan bentuklahan asal
solusional. Membuat penampang melintang A – B yang mencakup bentukan
positif dan negatif.. Serta membuat deskripsi tentang macam-macam bentukan
asal solusional baik yang positif maupun yang negatif dari peta yang topografi
yang ada, serta deskripsi penunjang.
4. Mencari citra yang merupakan bentuklahan asal marin. Tipe apakah pantai yang
ada dalam citra tersebut, mengemukakan alasan yang menunjang (dari
kenampakan yang ada), serta menjelaskan proses yang terjadi, perkirakan juga
jenis material yang ada

IV. DASAR TEORI


A. BENTUKLAHAN ASAL VOLKAN
Vulkanisme adalah semua fenomena yang berkaitan dengan proses gerakan
magma dari dalam bumi menuju permukaan bumi yang menghasilkan bentukan yang
cenderung positif. Proses vulkanisme tersebut dipengaruhi oleh keberadaan magma di
dalam bumi yang bersifat dinamis.
Sifat bumi yang dinamis dalam membentuk gunungapi akan memberikan
bentukan vulkaknis yang beraneka ragam pula. Secara garis besar dibedakan menjadi:
lereng atas, lereng tengah dan lereng bawah. Perkembangan selanjutnya wilayah
gunungapi dapat dibagi menjadi berbagai macam bentuklahan asal vulkanis, yaitu:
Bentuk-bentuk Ekstrusif Bentuk-bentuk Intrusif
a. Ka a.Neck
wah b. Dyke
b. Ka c.Syle
ldera d. Batolit
c. Ke e.Lakolit
rucut gunungapi f. Pakolit
d. Ku
bah lawa
e. Me
dan lava
f. Me
dan Lahar

B. BENTUKLAHAN ASAL FLUVIAL


Bentuklahan asal proses fluvial asalah semua bentuklahan yang terjadi akibat
adanya proses aliran air baik yang terkonsentrasi yang berupa aliran sungai maupun
yang tidak terkonsentrasi yang berupa limpasan permukaan. Akibat proses tersebut,
maka akan terjadi mekanisme proses erosi, transportasi dan sedimentasi.
Menurut perkembangan lembahnya sungai dibedakan menjadi:
a. Stadium permulaan
Pada stadium ini sungai baru terbentuk dan lembah masih kecil.
b. Stadium muda
Pada stadium ini lembah berbentuk ”V”, dasar lembah belum rata, erosi vertikal (ke
bawah) > dari erosi horizontal, daya angkut sungai besar.
c. Stadium dewasa
Gradien sungai mengecil, erosi vertikal < dari erosi horizontal, lembah berbentuk
‘U’ banyak terjadi sedimen sehingga air tak terkonsentrasi.
d. Stadium tua
Pada stadium ini sungai sudah graded, hampir ssejajar dengan permukaan bumi,
sungai bermeander, pada daerah hilir arah sungai tak menentu.

C. BENTUKLAHAN ASAL SOLUSIONAL


Bentuklahan solusional mempunyai karakteristik relief dan drainese alami yang
anmpak spesifik karena proses solusional pada batuanyang mudah tersolusi. Karst
sering disamakan dengan bentanglahan batugamping, meskipun karst dapat terjadi pada
batuan gipsum, dolomit, salt dan glecier ise. Ford dan Williams (1989) mendefinisikan
karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan
yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik.
Faktor Pengontrol
1. Batuan mudah larut, kompak, tebal, dan mempunyai banyak rekahan
2. Curah hujan yang cukup (>250 mm/tahun)
3. Batuan terekspos di ketinggian yang memung-kinkan perkembangan sirkulasi
air/drainase secara vertikal.

Faktor pendorong
1. Temperatur
2. Penutupan hutan
Bentuklahan karst mator dan minor. Bentuklahan karst minor dapat dikenali di
lapangan seperti lapies, solusional pits, facet, flutes dan runnels. Bentuklahan karst
maor dapat dibedakan menjadi:
1. Bentuklahan negati, seperti: doline, uvala, lembah karst, polje
2. Bentuklahan positif, seperti residual karst, bukit karst, tower, mogotes dan
pepino hills.

D. BENTUKLAHAN ASAL MARIN


Bentuklahan asal proses marin adalah semua bentuklahan yang dihasilkan oleh
aktivitas laut, yaitu adanya gelombang dan arus laut. Akibat keberadaan gelombang dan
arus akan menghasilkan bentuklahan asal marin baik berupa bentukan erosional maupun
deposisional. Bentukan erosional dapat berupa dinding terjal (cliff), sedangkan
bentukan deposisional dapat berupa delta, betinggisik, sedimen marin, tombolo, dan
spit. Proses marin sering dipengaruhi juga oleh aktivitas daratan, yaitu fluvial sehingga
sering disebut sebagai proses fluvio marin. Contoh bentuklahan hasil proses fluvio-
marin adalah delta.
Daerah pesisir (coastal area) berdasarkan morfologinya dibedakan menjadi:
1. Pesisir bertebing terjal (cliff)
Terjadi akibat proses abrasi yang intensif menyebabkan garis pantai mengalami
mundur karena adanya proses gerak masa batuan. Materi penyusun daerah
tersebut adalah material yang kompak dicirikan dengan kemiringan lereng yang
curam.
2. Pesisir bergisik
Merupakan daerah yang datar sampai landai, tersusun atas material lepas-lepas.
Keberadaan material dipengaruhi oleh suplai materi dari daratan yang teragkut
oleh aliran sungai. Biasanya dijumpai pada daerah sekitar muara sungai.
3. Pesisir berawa payau
Berasosiasi dengan daerah deposisional, sehingga daerah tersebut merupakan
daerah yang tumbuh (acretion). Tersusun atas material berbutir halus, sehingga
permeabilitas rendah. Berkembang pada daerah dengan relief datar – landai,
aktivitas gelombang kecil sehingga berkembang tumbuhan mangrove.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1.
No. Tipe Gunungapi Gambar Ciri-ciri/Keterangan
1. Gunungapi perisai Gunung api perisai
merupakan gunung api
yang beralas sangat luas
denganlereng yang
sangat landai.
Gunung api perisai
terbentuk dari
lelehan lavayang
cair (encer)
2. Gunungapi maar gunung api yang terjadi
karena letusansebuah
dapur magma yang
dangkal dan memiliki
volume relatif
kecil.Gunung api maar
hanya mengalami satu
kali erupsi, kemudian
aktivitasgunung api
tersebut berhenti.
Bentuk gunung api ini
seperti
tanggulmelingkar.
Lereng gunung api tipe
ini tidak terlalu curam.
Bagian tengahgunung
api maar berupa sebuah
cekungan dengan alas
yang kedap air.Apabila
terisi air hujan, maka
cekungan tersebut akan
membentuk danau
Gunungapi strato Dihasilkan dari letusan
eksplosif dan efusif
secara bergantian

Hawaii Erupsi eksplosif dari


magma basaltic atau
mendekati basalt,
umumnya berupa
semburanlava pijar, dan
sering diikuti leleran
lava secara simultan,
terjadi pada celah atau
kepundan sederhana.
Stromboli Erupsinya hampir sama
dengan Hawaiian
berupa semburan lava
pijar dari magma yang
dangkal, umumnya
terjadi pada gunungapi
sering aktif di tepi
benua atau di tengah
benua
Perret (plinion) Erupsi yang sangat
ekslposif dari magma
berviskositas tinggi atau
magma asam,
komposisi magma
bersifat andesitik
sampai riolitik. Material
yang dierupsikan
berupa batuapung
dalam jumlah besar.
Vulcano Erupsi magmatis
berkomposisi andesit
basaltic sampai dasit,
umumnya melontarkan
bom-bom vulkanik atau
bongkahan di sekitar
kawah dan
seringdisertai bom
kerak-roti atau
permukaannya retak-
retak. Material yang
dierupsikan tidak
melulu berasal dari
magma tetapi
bercampur dengan
batuan samping berupa
litik.
Merapi Lava cair liat, tekanan
gas rendah, lava yang
cair dan kental sehingga
erupsi lambat. Karena
erupsi yang lambat
makaakan membentuk
sumbatan
Lava kental dan
tekanan tinggi, didalam
kawah terdapat danau

Tekanan gas tinggi,


hasil awan panas,
Vincent kekentalan sama
dengan tipe merapi

Pelee

2. Bentuklahan Asal Fluvial


a. Hilir
Pada bagian hilir, stadia sungai berada pada stadium tua. Pada daerah
hilir memiliki permukaan yang hampir sejajar dengan permukaan bumi
dan terdapat sungai yang cukup luas dan bermeander.

b. Tengah
Pada bagian tengah berada pada stadium dewasa karena lembahnya
berbentuk “U”. Pada bagian ini mulai terjadi erosi secara horizontal.
c. Hulu
Pada bagian hulu, stadia sungai berasa pada stadium muda. Hal ini
dicirikan dengan lembah sungai yang berbentuk “V”, dasar lembahnya
belum rata, erosi terjadi secara vertikal karena letaknya yang berada di
ketinggian.

3. Bentuklahan yang terjadi pada daerah karst dapat dikelompokkan menjadi 2


bagian, yaitu bentuklahan negative dan bentuklahan positif.
1. Bentuklahan Negatif
Bentuklahan negative dimaksudkan bentuklahan yang berada dibawah
rata-rata permukaan setempat sebagai akibat proses pelarutan, runtuhan
maupun terban. Bentuklahan-bentuklahan tersebut antara lain terdiri atas
doline, uvala, polye, cockpit, blind valley.
a. Dollin
b. Cekungan
c. Uvala
d. Polje
e. Blind Valley
2. Bentuklahan Positif

Bentuklahan karst yang positif yaitu:

a. Kygelkarst
b. Turmkarst
c. Stalaktit dan Stalakmit, dll

4. Berikut citra pantai di daerah Pacitan dan citra daerah Pasuruan Jatim

Cliff Pacitan Pasir bergisik


Pesisir berawa payau di
Tongas pasuruan
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat dilakukan pembahasan sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar serta ciri-ciri yang terdapat pada
masing-masing tipe gunungapi maka dapat diketahui bahwa pada lokasi yang berbeda
dapat dijumpai tipe gunungapi yang berbeda. Gunung yang berada di lempeng benua
menghasilkan lava yang cenderung lebih asam, sedangkan pada gunungapi yang
terdapat di lempeng samudera memiliki lava yang lebih basa. Dari berbagai tipe
gunungapi tersebut juga dapat diketahui bahwa tipe letusannya akan berbeda dengan
kekuatan yang beragam bergantung pada tipe gunungapinya. Umumnya gunungapi yang
berada pada lempeng benua memiliki kekuatan yang lebih besar dan bersifat eksplosif,
berbeda dengan gunungapi di lempeng samudera yang letusannya bersifat effusif.
Stadium sungai yang dijumpai di DAS Pelem adalah stadia muda di daerah
hulu, dewasa di bagian tengah DAS, serta stadia tua pada daerah hilir. Hal ini berarti
bahwa pada bagian hulu banyak terjadi erosi yang bersifat vertikal dan berjalan intensif
sehingga banyak material yang terangkut ke hilir oleh aliran air sungai. Proses erosi ini
berangsur-angsur mulai menurun pada DAS bagian tengah sehingga didapati erosi yang
membentuk lembah seperti huruf “U”. Bentuk tersebut mencerminkan bahwa sudah
mulai terbentuk bentuklahan asal proses fluvial. Sedangkan di daerah hilir, banyak
terjadi pengendapan material hasil erosi yang berasal dari DAS bagian hulu sehingga di
daerah ini didapati bentuklahan yang bersifat datar yang hampir menyerupai datarnya
permukaan bumi. Dengan demikian maka bentuklahan asal fluvial dapat terlihat dengan
baik pada DAS bagian hilir.
Pada acara VI, peta yang digunakan untuk menggambarkan bentuklahan yang
terjadi pada daerah karst adalah Peta RBI Lembar Dringo. Pada peta tersebut dapat
diketahui bahwa pada daerah ini bentuklahan negatifnya adalah Cekungan. Cekungan
adalah adalah suatu daerah yang luas yang terjadi dari batuan sedimen dan karena
konfigurasinya diperkirakan merupakan tempat tampungan minyak. Karakteristiknya
yaitu cekungan terbentuk dari proses tektonik lempeng. Cekungan ini biasanya
merupakan gabungan dari doline-doline yang mengalami erosi lateral sehingga
terbenntuk cekungan yang lebih luas. Terjadinya penyumbatan ponor atau tempat
lolosnya air diakibatkan oleh adanya material hasil erosi didaerah sekitar dan
terakumulasi di titik yang rendah seperti cekungan yaitu doline kemudian ketika hujan,
air yang jatuh kepermukaan  akan tertahan dipermukaan ( tidak meresap kebawah )
sehingga terbentuk genangan. Batuan disini di dominasi oleh batugamping sehingga
proses geomorfologi yang terjadi adalah adanya erosi dan sedimentasi hasil pelapukan
dari batugamping.
Sedangkan bentuklahan positifnya adalah bukit karst. Bukit Karst di daerah ini
berbentuk kerucut. Karst adalah suatu kawasan yang memiliki karakteristik relief dan
drainase yang khas, terutama disebabkan oleh derajat pelarutan batu-batuannya yang
intensif. Batu Gamping merupakan salah satu batuan yang sering menimbulkan
terjadinya karst. Karakteristik bukit karst di daerah ini adalah mayoritas jenis tanahnya
berupa latosol atau tanah lempung yang memiliki kedalaman tanah yang minim (rata-
rata < 50 cm). Kondisi tersebut ditambah dengan bentuk topografi yang berbukit
menyebabkan kemampuan lahan untuk pertanian sangat sedikit dan lahan sangat rawan
terhadap ancaman proses erosi tanah. Karakteristik bukit karst lainnya yaitu bahwa
karakteristik daerah karst sangat unik.
Berdasarkan peta citra daerah pacitan menunjukkan persebaran bentuklahan asal
marine
a. Pasir bergisik
Endapan pasir yang berada di daerah pantai pada umumnya memiliki lereng landai.
Kebanyakan pasirnya berasal dari daerah pedalaman yang tersangkut oleh aliran
sungai, kemudian terbawa arus laut sepanjang pantai, dan selanjutnya dihempas
gelombang ke darat. Sesuai dengan tenaga pengangkutnya, maka ukuran butir akan
lebih kasar di dekat muara sungai dan berangsur-angsur semakin halus apabila
semakin menjauhi muara. Pasir yang berasal dari bahan – bahan volkanik pada
umumnya berwarna gelap(hitam atau kelabu) sedangkan yang berasal dari koral atau
batu gamping berwarna kuning atau putih.
Adapun ciri pantai pasir bergisik antara kain : bagian belakang memiliki beting
(ridges) yang umumnya terdiri dari beberapa jalur, lereng landai, material berupa
pasir hitam yang berasal dari pedalaman (gunung) atau bahan vulkanik, biasanya
ditemui gumuk pasir, daerah pantai yang tumbuh dan garis pantainya relatif lurus.
b. Pasir bertebing terjal ( cliff )
Pantai bertebing terjal di daerah tropik basah pada umumnya menunjukkan
kenampakan yang mirip dengan lereng dan lembah pengikisan di daerah pedalaman.
Aktivitas pasang-surut dan gelombang mengikis bagian tebing ini sehingga
membentuk bekas-bekas abrasi seperti: tebing (cliff), tebing bergantung (notch),
rataan gelombang (platform), dan bentuk lainnya. Pantai berbatasan langsung dengan
kaki bukit/gunung atau dengan dataran yang sempit. Teluk-teluk berselingan dengan
punggungan bukit dengan berbagai struktur geologi seperti struktur lipatan, patahan,
komplex, atau gunungapi. Dasar laut umumnya terjal, langsung ke laut dalam. Hal
tersebut disebabkan oleh tenggelamnya wilayah tersebut oleh genangan air laut
(submergence).
Adapun ciri pantai yang memiliki cliff antara lain: kenampakan lereng yang
terjal,lahan tertutup rapat oleh vegetasi pada bagian atas dan terdapat singkapan
batuan di bawahnya, material berupa pasir putih, pantai umumnya berkelok-kelok
dan bertebing.
Berdasarkan peta citra daerah Pasuruan menunjukkan persebaran bentuklahan
asal marine yang berupa daerah pesisir berawa payau. Rawa payau mencirikan daerah
pesisir yang tumbuh. Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnya daratan
pada medan ini. Material penyusun umumnya berbutir halus dan medan ini berkembang
pada lokasi yang gelombangnya kecil atau terhalang, pada pantai yang relatif dangkal.
Medan ini sangat datar dan tergenang pada saat air laut pasang. Adapun ciri daerah
pantai pesisir berawa payau antara lain : material berupa pasir berbutir halus, lereng
landai dan tergenang saat laut pasang, dan banyak ditemui mangrove.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar serta ciri-ciri terdapat perbedaan
gunungapi. Gunungapi yang berada pada lempeng benua memiliki kekuatan
yang lebih besar dan bersifat eksplosif, berbeda dengan gunungapi di lempeng
samudera yang letusannya bersifat effusif.
2. Stadium sungai yang dijumpai di DAS Pelem adalah stadia muda di daerah hulu,
dewasa di bagian tengah DAS, serta stadia tua pada daerah hilir. Adapun setiap
stadium memiliki karakteristik masing-masing.
3. Berdasarkan Peta RBI Lembar Dringo diketahui bahwa pada daerah ini
bentuklahan negatifnya adalah Cekungan. Sedangkan bentuklahan positifnya
adalah bukit karst. Masing-masing bentuklahan positif dan negatif memiliki
karakteristik.
4. Berdasarkan peta citra daerah pacitan menunjukkan persebaran bentuklahan asal
marine antara lain pasir bergisik dan cliff. Pasir bergisik merupakan daerah
endapan pasir yang berada di daerah pantai pada umumnya memiliki lereng
landai. . Sedangkan pasir bertebing terjal ( cliff ) bercirikan kenampakan lereng
yang terjal,lahan tertutup rapat oleh vegetasi pada bagian atas dan terdapat
singkapan batuan di bawahnya, material berupa pasir putih. Berdasarkan peta
citra daerah Pasuruan menunjukkan persebaran bentuklahan asal marine yang
berupa daerah pesisir berawa payau

VII.DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Tipe Letusan Gunungapi. http://wallpapers-
hot2012.blogspot.com/2010/11/tipe-letusan-gunung-api.html, diakses 10
Desember 2012
Bakosurtanal.2001.Peta Rupabumi Indonesia Lembar Bungkal skala 1 : 25.000.
Cibinong : Bakosurtanal
Bakosurtanal.2001.Peta Rupabumi Indonesia Lembar Bungkal skala 1 : 25.000.
Cibinong : Bakosurtanal
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press
Endarto, Danang. 2007. Geomorfologi Umum. Surakarta: UNS Press 
Google earth. 2011. Citra satelit ikonos daerah pacitan dan pasuruan Jawa timur
Leo.2009. Hidrologi Dasar 1. http://leosejati.blogspot.com/2009/01/hidrologi-dasar-
1.html, dakses tanggal 21 Oktober 2012 pukul 20.56 WIB.

Anda mungkin juga menyukai