Anda di halaman 1dari 14

ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

PEMAHAMAN FENOMENA BENCANA ALAM


MELALUI METODE STUDI LAPANGAN DALAM GEOGRAFI FISIK
SEBAGAI UNIFYING GEOGRAPHY

Syaiful Khafid
Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik
e-mail: syaiful.khafid@yahoo.co.id

Abstract

The aim of writing this article is to know the learning of physical geography by
field study in understanding natural disaster. The core components of physical
geography in unifying geography are space, lacation, environment, and map
having the dimension of time, process, openness, and scale. The learning of
physical geography is stressed on the phenomena of natural disaster which is
caused by human activities, such as the overflow of hot mud, landslide, and flood
in the hope that the learners have sufficient knowledge of physical geography in
responding, understanding, and preventing natural disaster which occur in the
region or in the neighbouring region. This can be achieved when geography
teachers learn the material of physical geography by facilitating the learners to be
active in conducting field study to understand the phenomena of the occuring
natural disaster.

Keywords: physical geography, unifying geography, field study, natural disaster.

Abstrak

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran geografi fisik


dengan studi lapangan dalam memahami bencana alam. Komponen inti dari
geografi fisik dalam unifying geography adalah ruang, lakasi, lingkungan, dan
peta yang memiliki dimensi waktu, proses, keterbukaan, dan skala. Pembelajaran
geografi fisik ditekankan pada fenomena bencana alam yang disebabkan oleh
aktivitas manusia, seperti luapan lumpur panas, tanah longsor, dan banjir dengan
harapan bahwa peserta didik memiliki pengetahuan yang cukup tentang geografi
fisik dalam menanggapi, memahami, dan mencegah bencana alam yang terjadi
di daerah atau di wilayah lain. Hal ini dapat dicapai bila guru geografi
mempelajari materi geografi fisik dengan memfasilitasi peserta didik untuk aktif
melakukan studi lapangan dalam memahami fenomena bencana alam yang
terjadi.
Kata kunci: geografi fisik, unifying geography, studi lapangan, bencana alam

PENDAHULUAN kerugian baik secara langsung


Bencana alam yang terjadi maupun tidak langsung misalnya
pada berbagai wilayah Indonesia korban jiwa, rusak hilangnya harta
sangat bervariasi, dengan benda, terganggunya infrastruktur,
magnitude dan frekuensi yang kerusakan lingkungan hidup, dan
relatif tinggi. Bencana alam trauma bagi korban yang selamat.
tersebut telah menyebabkan Ditinjau dari penyebabnya,

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 21


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

bencana alam dapat dikategorikan Untuk dapat memahami


menjadi dua, yaitu: (1) bencana geografi fisik dalam konteks
alam yang disebabkan oleh alam geografi sejati dengan jelas
itu sendiri, misalnya gempa bumi, dibutuhkan sejumlah ilmu bantu
letusan gunung api, tsunami, dan geografi. Mengapa demikian?
angin, dan (2) bencana alam yang Karena sesungguhnya geografi
disebabkan oleh aktivitas manusia atau dalam hal ini geografi fisik
misalnya penebangan hutan, bukan ilmu mandiri. Sangat keliru
pemotongan lereng, pembakaran kalau ada orang yang
hutan, dan pengeboran minyak menganggap geografi itu terpisah
bumi. dan tanpa hubungan dengan
Fenomena bencana alam disiplin ilmu lain. Dengan demikian,
merupakan gejala alam yang untuk dapat memahami fenomena
terjadi pada suatu wilayah yang alam secara jelas dan
dapat ditangkap oleh pancaindra komprehensif dibutuhkan kajian
manusia. Fenomena ini terjadi mendalam geografi fisik dan ilmu-
setiap saat pada setiap bagian ilmu bantu geografi tetapi masih
wilayah Indonesia yang rawan konteks geografi sejati.
bencana alam. Bencana alam Permasalahan yang dialami
merupakan fenomena geosfer oleh sebagian besar bangsa di
yang dipermasalahkan, karena itu dunia khususnya bangsa
sangat penting untuk dipahami Indonesia adalah kurangnya
oleh masyarakat dan peserta didik. pemahaman fenomena bencana
Untuk dapat memahami fenomena alam, karena masyarakat dan
bencana alam tersebut secara peserta didik tidak memiliki ilmu
komprehensif, perlu dilakukan geografi yang cukup khususnya
pembelajaran geografi fisik dan geografi fisik beserta ilmu-ilmu
ilmu bantu geografi dalam konteks bantunya. Hal ini sebagai akibat
geografi sejati dengan metode kurangnya perhatian pemerintah
studi lapangan. dalam ini kementrian pendidikan
Geografi fisik cenderung dan kebudayaan terhadap
memfokuskan asosiasi ciri-ciri keberadaan mata pelajaran
alam fisik muka bumi dalam geografi. Mereka beranggapan
konteks pengaruh terhadap bahwa geografi kurang memiliki
kehidupan manusia secara kontribusi dalam pembangunan,
keruangan atau dapat dikatakan termasuk pemahaman fenomena
geografi fisik merupakan bagian bencana alam. Ini terbukti untuk
studi geografi sejati yang kelas X SMA dalam standar isi
menekankan persamaan dan 2006 hanya diberi porsi satu jam
perbedaan fenomena alam fisik di pelajaran setiap minggunya,
muka bumi dengan sudut pandang padahal geografi berkontribusi
kelingkungan dan kewilayahan besar dalam pembangunan
dalam konteks keruangan untuk berwawasan lingkungan dan
pengelolaan wilayah dan pencegahan sekaligus
pembangunan berkelanjutan penanganan fenomena bencana
supaya manusia hidup sejahtera. alam. Kalau dikaitkan dengan
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
22
ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

kejadian bencana alam maka PEMBAHASAN


memang hanya mata pelajaran 1. Konsep Spesialisasi Geografi
geografilah yang bisa menjelaskan Fisik dalam Geografi Sejati
secara komprehensif, mulai Diketahui banyak definisi
pemahaman kejadian alam dan geografi. Salah satu definisi
menjadi bencana alam sampai geografi yang telah disepakati para
bagaimana dampak bencana serta pakar geografi dalam seminar dan
kemungkinan upaya penyelamatan lokakarya tahun 1988 di Semarang
dan recovery-nya. adalah geografi sebagai ilmu yang
Tulisan ini mencoba mempelajari persamaan dan
membahas: (1) bagaimanakah perbedaan fenomena geosfer
konsep spesialisasi geografi fisik dengan sudut pandang
dalam geografi terpadu?, dan (2) kelingkungan dan kewilayahan
bagaimanakah pembelajaran dalam konteks keruangan
geografi fisik dengan metode studi (Soedarmo, 1990: 1). Lebih
lapangan dalam memahami jelasnya, geografi adalah studi
fenomena bencana alam? Tujuan atau ilmu integratif yang
penulisan artikel ini adalah mempelajari fenomena geosfer
pertama mendeskripsikan konsep mencakup dimensi fisikal dan
spesialisasi geografi fisik dalam sosial di permukaan bumi dengan
geografi sejati, dan kedua sudut pandang kelingkungan dan
mengetahui pembelajaran geografi kewilayahan dalam pendekatan
fisik dengan metode studi keruangan untuk pembangunan
lapangan dalam memahami wilayah supaya manusia hidup
fenomena bencana alam. sejahtera.

Gambar 1.
Diagram Geosfer disusun dari litosfer, hidrosfer, dan
atmosfer yang membentuk biosfer dengan humansfer di dalamnya.

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial


23
ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

Setiap disiplin keilmuan mempunyai banyak keunggulan


normalnya memiliki satu bidang dalam berperan ke masa depan,
kajian tertentu, satu asosiasi dengan asumsi permasalahan di
kerangka teoretik dan pendekatan masa depan sifatnya kompleks
yang lazim digunakan untuk dan multidimensi, yang
mengkaji dengan teknik yang pemecahannya memerlukan
sesuai, kesemuanya itu bukan pendekatan terpadu dan holistik.
hanya untuk pemahaman, Dalam geografi terpadu tidak
melainkan juga untuk penemuan berarti spesialisasi akan hilang,
pengetahuan baru dan tetapi tetap ada hanya dilandasi
dimanfaatkan untuk kesejahteraan oleh konsep geografi yang satu.
manusia. Sutikno (2008: 7) Spesialisasi geografi fisik, fokus
berpendapat bahwa geografi itu kajian pada komponen lingkungan
bidang kajiannya banyak, yang fisik, tetapi harus mengaitkannya
mempunyai metode dan teknik dengan aspek sosial; spesialisasi
yang berbeda, sehingga tidak dalam geografi manusia, geografi
mudah untuk mendudukkan fisik sebagai latar belakang,
geografi sebagai satu disiplin. sedangkan spesialisasi dalam
Geografi fisik berobjek kajian geografi yang satu fokusnya
atmosfer, litosfer, dan hidrosfer, adalah pemecahan masalah
masing-masing mempunyai dengan pendekatan geografi
kerangka teoretik dan pendekatan secara utuh.
yang berbeda, demikian juga Untuk menuju geografi
halnya dengan geografi manusia sejati atau geografi yang satu
yang berobjek kependudukan, (unifying geography) perlu
sosial, ekonomi, budaya, dan ditegaskan komponen inti geografi.
politik. Matthews dan Herbert Matthews dan Herbert (2004: 379)
(2004) mengatakan geografi mengusulkan empat komponen inti
dimasukkan ke dalam cross- geografi, yaitu: (1) ruang (space),
disciplinary link, mirip munculnya (2) tempat (place), (3) lingkungan
sains terpadu, misalnya sains (environment), dan (4) peta
sistem bumi dan sains (maps). Ruang, tempat,
keberlanjutan, dan bagi geografi lingkungan, dan peta menjadi label
subjek kajiannya adalah geografi. Keempat komponen
lingkungan fisikal dan manusia tersebut mempunyai kedudukan
dengan menggunakan teori dan yang sama dalam kajian geografi,
metodologinya kompleksitas dari baik kajian geografi fisik maupun
unsur muka bumi. geografi manusia. Demikian juga
Kesulitan untuk dapat menjadi dasar konsep untuk
memosisikan geografi sebagai disiplin geografi sejati.
satu disiplin ilmu maka sebaiknya Ruang menjadi satu konsep
kalau geografi itu hanya satu dalam inti geografi, yang dapat
(geografi sejati), tidak terpisah- dipandang sebagai pendekatan
pisah menjadi geografi manusia spasial-korologikal untuk geografi.
dan geografi fisik. Geografi yang Ruang juga mendominasi geografi
satu (unifying geography) setiap waktu, ketika analisis spatial
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
24
ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

menjadi satu pendeskripsi untuk bergantung pada karakteristik


satu bentuk dari pekerjaan lingkungan, proses yang
geografis. Pola spasial umumnya berlangsung, dan waktu. Karena
menjadi titik awal untuk kajian itu, perlu ada dimensi kualifikasi
geografis, yang selanjutnya dapat dari komponen inti geografi
dilacak proses perubahan secara tersebut. Dimensi yang dimaksud
spasial dan sistem spasial. adalah waktu, proses,
Tempat merupakan keterbukaan, dan skala. Sebagai
komponen kedua dalam inti contoh, tempat yang terletak di
geografi. Tempat terkait dengan pegunungan yang semula subur
konsep teritorial dalam geografi menjadi lahan kritis dalam waktu
dan menunjukkan karakteristik, 10 tahun, karena proses erosi dan
kemelimpahan dan batas. Tempat longsor pada daerah terbuka
merupakan bagian dari dunia akibat pembalakan hutan yang
nyata tempat manusia bertemu luasnya melebihi 70% (Sutikno,
dan dapat dikenali, diinterpretasi, 2008: 9).
dan dikelola. Dalam perspektif ahli Geografi fisik sebagai
geografi manusia, tempat bagian dari ilmu geografi. Menurut
merupakan identitas individu Strahler (1960: 1) sebagai langkah
maupun kelompok, sebaliknya bagi pertama dalam memahami istilah
ahli geografi fisik tempat ini kita dapat mengembangkan-nya
merupakan refleksi dari perbedaan untuk dibaca “the physical basis of
lingkungan biofisik. geography”, karena geografi fisik
Lingkungan merupakan hanyalah merupakan studi dan
komponen inti geografi ketiga yang penggabungan sejumlah sains
mencakup lingkungan alami bumi yang memberi kita sebuah
(topografi, iklim, air, biota, tanah) pengertian umum mengenai alam
dan sebagai komponen inti yang sebagai lingkungan manusia.
memadukan dengan komponen Geografi fisik adalah suatu bentuk
geografi lainnya. Lingkungan dari prinsip dasar sains bumi yang
menjadi interface antara dipilih dengan maksud terutama
lingkungan alam dan budaya, meliputi pengaruh lingkungan fisik
lahan dan kehidupan, penduduk yang bervariasi pada setiap tempat
dan lingkungan biofisiknya. di permukaan bumi.
Peta sebagai komponen inti Senada dengan pendapat
geografi keempat lebih merupakan tersebut, Riper (1962: 1)
bentuk representasi, teknik dan mengatakan geografi fisik adalah
metodologi daripada sebagai satu ilmu yang berusaha untuk
konsep atau teori. Peta dipandang menggambarkan dan
sebagai penyederhanaan menerangkan perbedaan dan
perspektif spasial dari fenomena persamaan ciri-ciri wilayah fisik
dan peristiwa yang dikaji dalam permukaan bumi. Ini tidak berarti,
geografi. bahwa perbuatan manusia tidak
Komponen inti geografi di mempunyai tempat dalam geografi
atas bersifat dinamik, dalam arti fisik, karena lingkungan fisik
dapat terjadi perubahan permukaan bumi mempengaruhi
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
25
ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

dan dipengaruhi perilaku manusia applies the


meskipun tidak dalam artian knowledge and
sepenuhnya. Penjelasan definisi methods of the
geografi fisik sebagaimana natural and physical
diutarakan Robert E. Gabler at.al sciences, for
sebagai berikut. example, by using
the scientific method
Physical geography and systems analysis
is a field that seeks techtiques. Through
to develop an an environmental
understanding and science
appreciation of our perspective,
Earth and its physical
environmental geographers
diversity. In consider impacts,
approaching this infuences, and
goal, this texbook interactions among
employs article human and natural
boxes that illustrate components of the
the three major environment, in
perspectives of other works, how
physical geography. the environment
Through a spatial influences human life
science and how humans
perspective, affect the
physical geography environment.
focuses on
understanding and (Gabler at.al, 2009: vi)
explaining the
locations, Beberapa unsur utama
distribution, and geografi fisik adalah (1) lokasi, (2)
spatial interactions skala, (3) bentuk daratan dan
of natural konfigurasi permukaan bumi, (4)
phenomena. cuaca dan iklim, (5) flora dan
Phuysical geografi fauna, (6) tanah, (7) batuan dan
can also be mineral, (8) bodi air kontinental,
approached from a dan (9) lautan. Untuk lebih
physical science jelasnya perhatikan tabel berikut
perspective, which
.
Tabel 1. Spesialisasi dalam Geografi Fisik

Unsur Bidang spesialisasi


Lokasi dan skala Kartografi
Bentuk daratan dan konfigurasi permukaan Geomorfologi
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
26
ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

Iklim Klimatologi
Cuaca Meteorologi
Flora dan fauna Fitogeografi dan Zoogeografi
Tanah Geografi Tanah
Bodi air kontinental Hidrologi
Lautan Oceanografi
Sumber: Riper,1962: 2 dengan sedikit perubahan.

Geografi bukan ilmu kehidupan di muka bumi). Karena


mandiri. Sangat keliru kalau itu, kegiatan belajar mengajar
menganggap geografi itu terpisah geografi perlu dilakukan di luar
dan tanpa hubungan dengan kelas (out the door) untuk
disiplin ilmu lain. Geografi fisik melengkapi pembelajaran di dalam
dalam mengkaji fenomena geosfer kelas (Anam, 2000: 4). Banyak
yang terjadi pada suatu wilayah kejadian yang sulit dibayangkan
dibutuhkan beberapa ilmu bantu oleh siswa jika mereka tidak
geografi. Untuk dapat memahami mengetahui secara langsung di
fenomena bencana alam secara lapangan misalnya: fenomena
komprehensif diperlukan kajian bencana alam, berbagai bentuk
mendalam geografi fisik dan relief muka bumi, dan fenomena
sejumlah ilmu bantu geografi geosfer lainnya. Untuk itu, studi
melalui pembelajaran geografi lapangan (field study) merupakan
terpadu dengan metode studi salah satu metode alternatif dalam
lapangan. kegiatan belajar mengajar geografi
Mata pelajaran geografi terpadu khususnya spesialisasi
mempunyai objek kajian yang geografi fisik yang dapat
sangat luas, yaitu fenomena menjawab permasalahan
geosfer (gejala alam dan fenomena geosfer.

Gambar 2.
Geografi Sejati, geografi fisik dan geografi manusia, dan spesialisasi geografi dalam
hubungannya dengan bidang geografi periferi dan antarbidang

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial


27
ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

(Matthews dn Herbert, 2004: 384)

Sutikno (2006: 1) Geografi fisik mengkaji prinsip dasar


menjelaskan ”bencana alam ditinjau sains bumi yang dipilih dengan
dari penyebabnya dapat maksud terutama meliputi pengaruh
dikategorikan menjadi dua macam, lingkungan yang bervariasi pada
yaitu: (1) bencana alam yang setiap wilayah di permukaan bumi.
disebabkan oleh alam itu sendiri Pembelajaran geografi fisik dengan
seperti gempa bumi, letusan gunung metode studi lapangan dapat
api, dan tsunami, dan (2) bencana meningkatkan pemahaman
alam yang disebabkan oleh perilaku fenomena bencana alam yang
manusia” antara lain banjir akibat terjadi pada suatu wilayah.
penggundulan hutan, tanah longsor Kemudian, apakah sains
akibat pemotongan lereng, dan bumi individual yang terdiri atas
luapan lumpur panas akibat geografi fisik, dan mengapa mereka
pengeboran minyak bumi yang dipilih? Yang pertama dan paling
terlalu dalam. mendasar adalah bentuk bumi,
Geografi sebagai salah satu sebuah permasalahan sains
ilmu kebumian sangat berkompeten geodesi, dan hubungan antara bumi
dalam kajian bencana yang terjadi di dan bulan, sebagian dari astronomi.
permukaan bumi, baik sebelum, Sebagian besar dari astronomi
selama, dan sesudah terjadi adalah di luar perhatian ahli
bencana. Pembelajaran geografi geografi, karena hanya dua benda
fisik dalam konteks geografi sejati langit, yaitu: matahari dan bulan,
dengan label ruang, tempat, yang cukup banyak mempengaruhi
lingkungan, dan peta untuk kehidupan manusia di bumi. Karena
meningkatkan pemahaman bencana semua energi untuk menunjang
alam terutama yang disebabkan kehidupan manusia, semua daya
oleh perilaku manusia (misalnya, penggerak untuk arus air, angin,
luapan lumpur panas, tanah longsor, dan arus laut, melalui pemancaran
dan banjir) dengan memperhatikan sinar matahari, dan karena
aspek keruangan, kelingkungan, intensitas energi ini berubah setiap
dan kewilayahan. hari dan tahun, suatu pemahaman
mengenai gerakan bumi dalam
2. Upaya Memahami Bencana orbitnya mengelilingi matahari
Alam melalui Pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat
Geografi Fisik dengan Metode penting. Bulan, sebagai benda
Studi Lapangan satelit alam yang mengendalikan
Geografi fisik merupakan pasang surut air laut, termasuk
cabang ilmu geografi menekankan kedalam geografi fisik.
persamaan dan perbedaan Karena fakta geografi dari
fenomena fisik di permukaan bumi sains bumi sering yang terbaik
dengan pendekatan keruangan, disajikan dengan peta dan ada yang
kelingkungan, dan kewilayahan tidak dapat disajikan dengan peta.
untuk kepentingan pembangunan Keates (1973: 3) mengatakan
dan kesejahteraan hidup manusia. kartografi ialah seni, ilmu, dan

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 28


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

teknologi pembuatan peta fisik, suatu studi mengenai


menyangkut semua tahapan gelombang laut, arus laut, dan
evaluasi, penghimpunan, pasang laut, jelas termasuk geografi
perancangan, dan penyusunan fisik karena manusia menggunakan
naskah yang dibutuhkan untuk lautan untuk komunikasi
menghasilkan peta baru atau antarbenua, antarpulau, untuk
perubahan dokumen peta dari operasi samudera dan udara,
semua bentuk data dasar. Jadi, tempat pariwisata, dan juga sebagai
kartografi adalah suatu unsur sumber makanan.
penting dalam geografi fisik. Karakteristik topografi atau
Kartografi sebenarnya merupakan bentuk daratan di permukaan bumi
sebuah sains bumi dasar, merupakan perhatian utama
selayaknya dibahas lebih dahulu manusia karena mereka
sebelum membahas materi geografi mempengaruhi lokasi tanah
fisik sehingga ia dapat memberikan pertanian, lokasi industri, lokasi
cara-cara untuk menyajikan kota, dan jaringan komunikasi.
informasi geosfer (peta sebagai Geomorfologi membahas asal mula
bentuk sistem informasi geografi). dan perkembangan sistematis
Manusia, meskipun hidup di semua jenis bentuk daratan dan
permukaan bumi merupakan merupakan bagian utama geografi
penghirup oksigen dalam atmosfer fisik. Wasono (1991: 4)
dan memperlihatkan kelangsungan mengutarakan bahwa geomorfologi
hidupnya pada kondisi-kondisi yang ialah ilmu yang mempelajari,
menguntungkan dari cuaca dan menafsirkan, dan menggambarkan
iklim. Meteorologi dan klimatologi, keadaan bentang alam di
yang membahas topik ini, permukaan bumi. Topografi
merupakan perhatian utama ahli hanyalah merupakan sebuah
geografi fisik. Terletak di antara pernyataan permukaan dari jenis
atmosfer dan massa daratan bumi dan struktur batuan di bawah
adalah sebuah lapisan tipis, tanah, permukaan bumi, sehingga meliputi
yang mencerminkan pengaruh iklim pengetahuan minimum yang
dan topografi. Pedologi, adalah tertentu mengenai prinsip-prinsip
unsur lain geografi fisik. Penyebaran geologi. Suatu pemahaman prinsip-
jenis tanaman alam, meskipun prinsip geologi akan memiliki nilai
pelajaran sains botani bukannya lebih lanjut dalam menerangkan
sains fisik, tidak dapat begitu saja asal mula dan distribusi jenis-jenis
dikeluarkan dari pertimbangan pokok lapisan mineral, batu bara,
geografi fisik karena tumbuhan minyak bumi, gas alam, bijih logam,
merupakan indikator yang benar- batu bangunan, dan masih banyak
benar konsisten dari iklim, tanah, lagi. Terlihat erat dengan
dan topografi. Jadi, sains geografi geomorfologi adalah hidrologi, yang
tumbuhan dimasukkan bagian dari membahas air permukaan bumi dan
geografi fisik. air bawah tanah, yang meliputi
Di samping memperhatikan sungai, danau, rawa, dan mata air.
wilayah daratan, wilayah lautan Air tawar segar, bagian pokok bagi
tidak boleh diabaikan. Oceanografi kelangsungan hidup manusia,

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 29


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

dengan demikian tampak sebagai pula untuk penanganan sistem


unsur penting geografi fisik. pengendalian (manajemen sumber
Ahli geografi fisik profesional daya dan keuangan) dalam
biasanya akan menjadi seorang manajemen mitigasi dan disaster
spesialis hanya dalam salah satu plus juga penelolaan pada masa
dari beberapa bidang yang terlibat, recovery. Instrumen sistem
misalnya klimatologi, geomorfologi, informasi geografis yang berbasis
pedologi, hidrografi, atau digital akan lebih memudahkan
oceanografi. Di samping penanganan hal-hal di atas, mulai
melaksanakan riset yang orisinil dari disaster/hazard data mining
dalam bidang spesialisnya yang sampai dengan proses pengambilan
dipilih untuk berkontribusi ilmiah keputusan beserta sistem
dalam memahami fenomena pengendalian tersebut. Karena itu,
geosfer, terutama bencana alam. hanya mata pelajaran geografilah
Ahli geografi fisik berusaha yang dapat menjelaskan secara
memperoleh informasi mengenai komprehensif fenomena bencana
perkembangan penting ketika alam dengan solusinya. De Blij
mereka terjadi dalam bidang (2005) mengatakan bahwa
spesialisasi yang lain. Dengan pengetahuan geografi sendiri
demikian, mereka dapat memang tidak dapat memecahkan
menyimpulkan dan menggabungkan masalah kebencanaan, tetapi
bagian-bagian pengetahuan yang permasalahan itu tidak akan dapat
berkaitan ke dalam sebuah gambar didekati secara efektif tanpa
gabungan dari lingkungan alam geografi.
manusia pada suatu tempat di bola Agar peserta didik dapat
bumi pada suatu musim dari tahun memahami fenomena bencana alam
tertentu. secara komprehensif, guru geografi
Geografi sejati (geografi utuh harus melakukan pembelajaran
dengan jatidiri ruang, tempat, geografi fisik yang dijiwai geografi
lingkungan, dan peta) dengan sejati beserta ilmu-ilmu bantu
spesialisasi geografi fisik dipelajari geografi secara mendalam dengan
secara mendalam dan komprehensif melibatkan secara aktif peserta didik
untuk segala fenomena di suatu dalam kajian geografi fisik melalui
bagian wilayah, maka seyogyanya metode studi lapangan dan studi
mampu lebih mudah untuk archival, baik dalam bentuk
mengidentifikasi skala bencana penguasaan fenomena geosfer
yang terjadi baik dari dimensi fisik, maupun pembiasaan perilaku positif
sosial maupun politik sekalipun. untuk mencegah dan menangani
Hasil identifikasi ini dapat dijabarkan masalah bencana alam. Untuk
secara sederhana (makro) sampai dapat mendalami ilmu geografi
dengan rinci untuk kepentingan dan ilmu bantu geografi, dalam
penanganan bencana alam secara pembelajaran geografi penting
teknis. Geografi dapat dimanfaatkan sekali mengkaji Gambar 3.

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 30


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

Gambar 3.
Geografi dan bidang-bidang ilmu bantunya (Haggett, 2001: 766).

Pembelajaran materi geografi membentuk gunung lumpur, kalau


fisik dengan metode studi lapangan tidak dibatasi maka gunung lumpur
memiliki kontribusi besar dalam akan meluas menutupi banyak
mencegah dan menanggulangi tempat dan akan mengganggu
fenomena bencana alam terutama banyak infrastruktur, dan (2) analog
bencana alam yang diakibatkan oleh dengan bencana gunung api
perilaku manusia, misalnya luapan sehingga kita bisa melakukan
lumpur panas Lapindo Brantas pembagian zona berdasarkan
Sidoarjo sebagai akibat pengeboran tingkat bahaya.
minyak bumi melebihi kedalaman. Contoh lain bencana alam
Melalui kajian geografi, penanganan yang diakibatkan oleh aktivitas
lumpur panas, antara lain: skenario manusia, yaitu tanah longsor
1: pengaliran lumpur panas Sidoarjo sebagai akibat pemotongan lereng
melalui Sungai Porong menuju ke dan penggundulan hutan. Tanah
Pesisir dan Selat Madura. Pilihan ke longsor adalah gerakan massa
Selat Madura memang merupakan (mass movement) tanah
pilihan yang sangat berat dari sudut (Hardiyatmo, 2006: 1). Banyak
pandang lingkungan. Karena itu, faktor semacam kondisi geologi dan
pengkajian yang komprehensif hidrologi, topografi, iklim, dan
sangat diperlukan untuk perubahan cuaca dapat
menindaklanjuti bencana tersebut. mempengaruhi stabilitas lereng
Skenario 2: penanganan luapan yang mengakibatkan terjadinya
lumpur panas Sidoarjo dengan longsoran. Longsoran jarang terjadi
pembatasan dibuat berdasarkan: (1) oleh satu sebab saja. Adapun
mengikuti kemauan dari luapan sebab-sebab longsoran lereng alam
lumpur itu sendiri yaitu mau yang sering terjadi adalah (1)

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 31


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

penambahan beban pada lereng menguasai ilmu geografi sejati,


misalnya, dapat berupa bangunan geografi fisik dan ilmu-ilmu bantu
baru, tambahan beban oleh air yang geografi dengan metode studi
masuk ke pori-pori tanah maupun lapangan dalam memahami
yang menggenang di permukaan fenomena fisikal dan sosial serta
tanah, dan beban dinamis oleh mitigasi bencana.
tumbuhan yang ditiup angin; (2) Berdasarkan pertimbangan di
penggalian atau pemotongan tanah atas maka pembelajaran geografi di
pada kaki bukit; (3) penggalian yang sekolah perlu mengalami perbaikan
mempertajam kemiringan lereng; (4) terutama dalam muatan materi
perubahan posisi muka air secara kurikulum dan strategi pembelajaran
cepat pada bendungan, sungai, dan di antaranya: (1) Indonesia sebagai
sejenisnya; (5) kenaikan tekanan wilayah rawan bencana sehingga
lateral oleh air (air yang mengisi materi geografi fisik terutama
retakan akan mendorong tanah kebencanaan dan mistigasinya
kearah lateral); (6) penurunan harus disampaikan mulai dari
tahanan geser tanah pembentuk pendidikan dasar sampai
lereng oleh akibat kenaikan kadar pendidikan menengah dengan
air, kenaikan tekanan air pori, kedalaman materi yang berbeda, (2)
tekanan rembesan oleh genangan mitigasi bencana ialah upaya
air di dalam tanah, tanah pada manusia untuk mengurangi kerugian
lereng mengandung lempung yang dengan cara menghindari tempat
mudah kembang susut, dan (7) yang membahayakan, memperkuat
getaran atau gempa bumi. infrastruktur agar dapat menahan
Peserta didik baik secara daya rusak bencana,
perorangan maupun secara memperkirakan secara kasar kapan
kelompok melakukan kajian geografi bencana terjadi, serta menyusun
fisik beserta ilmu-ilmu bantu prosedur bagaimana masyarakat
geografi untuk berusaha memahami menyelamatkan diri jika terjadi
secara komprehensif fenomena bencana baik secara individual atau
bencana alam yang terjadi bersama-sama, dan (3) pembuatan
wilayahnya misalnya luapan lumpur laboratorium geografi untuk
panas Lapindo Sidoarjo dan tanah melakukan percobaan dan simulasi
longsor sebagaimana yang telah di berbagai tingkatan pendidikan
dibahas di atas bahkan peserta didik agar peserta didik memahami
berkewajiban menemukan geografi fisik dalam geografi sejati
fenomena bencana alam lainnya beserta mitigasi bencana.
misalnya banjir di Jakarta atau di
lokasi lain berusaha untuk PENUTUP
memahami dan menemukan solusi Geografi sejati sebagai studi
agar bencana alam yang atau ilmu integratif yang dijiwai
disebabkan oleh perilaku manusia ruang, tempat, lingkungan, dan peta
tidak berulang. Hal itu dapat dicapai dengan dimensi kualifikasi waktu,
kalau guru geografi melakukan proses, keterbukaan, dan skala.
model pembelajaran inovatif dan Dalam geografi sejati atau geografi
memotivasi peserta didik pentingnya yang satu spesialisasi tetap eksis,

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 32


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

yang meliputi spesialisasi inti, Study. Buletin Pelangi


periferi, dan antarbidang baik dalam Pendidikan, 3(2):1-8.
bidang geografi manusia maupun De Blij, H. 2005. Why Geography
geografi fisik. Matters Three Challenges
Geografi fisik adalah bagian Facing America. New
ilmu geografi yang mempelajari York: Oxford University
persamaan dan perbedaan Press.
lingkungan fisik dunia dengan sudut Gabler, R.E. at.al. 2009. Physical
pandang kelingkungan dan Geography. USA:
kewilayahan dalam konteks Brooks/Cole.
keruangan untuk pengelolaan Haggett, P. 2001. Geography A
wilayah supaya manusia hidup Global Synthesis. London:
sejahtera. Unsur kajian geografi Prentice Hall.
fisik, yaitu: lokasi dan skala, bentuk Hardiyatmo, H.C. 2006.
daratan dan konfigurasi permukaan Penanganan Tanah
bumi, cuaca dan iklim, flora dan Longsor dan Erosi.
fauna (bentuk kehidupan Yogyakarta: Gadjah Mada
nonmanusia), tanah, bodi air University Press.
kontinen, dan lautan. Keates, J.S. 1973. Cartographic
Pembelajaran geografi fisik Design and Production.
dalam geografi sejati dengan London: Longmen.
metosde studi lapangan difokuskan Matthews, J.A. dan Herbert, D.T.
fenomena bencana alam yang 2004. Unifying
disebabkan oleh aktivitas manusia Geography. London:
terutama luapan lumpur panas Routhedge.
Lapindo Sidoarjo, tanah longsor, Sutikno. 2006. Kajian Geografi
dan banjir dengan maksud peserta dalam Menyikapi
didik memiliki pengetahuan geografi Bencana Lumpur Panas
fisik yang cukup dalam menyikapi, Lapindo Brantas,
memahami, dan mencegah Sidoarjo. Makalah
fenomena bencana yang terjadi di disampaikan pada
wilayahnya. Hal itu dapat dicapai seminar nasional di
kalau guru geografi membelajarkan Jurusan Pendidikan
materi geografi fisik dengan Geografi Unesa
melibatkan aktif peserta didik Surabaya, 22 November.
melakukan studi lapangan untuk Sutikno. 2008. Geografi, dan
memahami fenomena bencana alam Kompetensinya dalam
yang terjadi. Kajian Geografi Fisik.
Materi sarasehan
DAFTAR RUJUKAN keilmuan geografi
Anam, K. 2000. Implementasi disajikan di Fakultas
Cooperative Learning Geografi UGM, 18-19
dalam Pembelajaran Januari.
Geo grafi, Adaptasi Soedarmo. 1990. Studi Geografi
Model Jigsaw dan Field dalam Konteks
Pembangunan Wilayah.

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 33


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

Makalah disajikan dalam


rangka seminar regional
Studi Geografi Sosialisasi
IMAHAGI di IKIP
Surabaya, 26 Mei.
Strahler, A.N. 1960. Physical
Geography. New York:
John Wiley.
Strahler, A. & Strahler, A. 2006.
Introducing Physical
Geography. USA: Wiley.
Riper, J.E. Van. 1962. Man’s
Physical World. New
York: McGraw-Hill.
Wasono, HS. 1991. Geomorfologi I.
Surabaya: University Press
IKIP Surabaya.

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 34

Anda mungkin juga menyukai