Anda di halaman 1dari 28

Mata Kuliah : Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

Dosen : H.Hamsir Ahmad, SKM.,M.Kes

FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN KERJA

DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN

Disusun oleh :

ANDI RAFIKA REZKY AULIA

PO714221202005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

SANITASI LINGKUNGAN

PRODI D-IV/IIA

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas rahmat Dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Makalah
Faktor Risiko Lingkungan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
Makalah Faktor Risiko Lingkungan Kerja Dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Selain itu, saya juga berharap agar laporan ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)Bersih.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata
kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan laporan tersebut. Saya berharap semoga tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni. Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saya memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata saya berharap semoga Makalah Faktor Risiko Lingkungan
Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian.

Makassar, 29 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Faktor kimia...................................................................................................4
B. Faktor fisika...................................................................................................14
C. Faktor biologi.................................................................................................21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................24
B. Saran..............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan kerja yang tinggi di setiap bidang pekerjaan disebabkan oleh
multifaktor. Salah satu penyebab kecelakaan kerja yaitu tidak diterapkannya analisa
potensi bahaya dan penilaian risiko terhadap bahaya-bahaya yang ada sehingga tidak
terdapat pencegahan yang memadai terhadap bahaya yang kemungkinan dapat terjadi
di perusahaan (Dualembang, 2017). Sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, perlu dilakukan identifikasi sumber bahaya yang ada di
tempat kerja dan dievaluasi tingkat risikonya serta dilakukan pengendalian yang
memadai. Pengendalian risiko dilakukan pada seluruh bahaya yang ditemukan dalam
proses identifikasi bahaya dan mempertimbangkan peringkat risiko untuk
menentukan prioritas dan cara pengendaliannya, dalam menentukan pengendalian
harus memperhatikan hierarki pengendalian mulai dari eliminasi, substitusi,
pengendalian teknis, administratif dan penyediaan alat keselamatan yang disesuaikan
kondisi organisasi dan jenis bahaya (Dankis, 2015).

Menurut Marihot Tua E. H. (dalam Sunyoto, 2012: 1) Human resource


manajement is the activities undertaken to attack, develop, motivate, and maintain a
high performing workforce within the organization (Manajemen sumber daya
manusia adalah aktifitas yang dilakukan merangsang, mengembangkan, memotivasi,
dan memelihara kinerja yang tinggi dalam organisasi). Karyawan merupakan sumber
daya yang paling penting dalam perusahaan karena memiliki akal, bakat, tenaga,
keinginan, pengetahuan, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan
untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi canggih serta munculnya inovasi-inovasi baru dibidang teknik
produksi, telah mendorong perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi.

1
Sumber daya manusia merupakan asset yang penting untuk perusahaan,karena
salah satu dari berbagai faktor pendukukung kerberhasilan sebuah perusahaan dalam
mencapai target dan tujuan yang ditentukan. Perusahaan diharapkan dapat
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja, terutama bagi perusahaan yang
mengandung bahaya kecelakaan yang tinggi agar kondisi karyawan sehat dan merasa
aman di tempat kerja. Beberapa risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada
usaha ini diantaranya adalah kaki terkena gerinda saat proses penghalusan, terkena
percikan bahan kimia dan terjepit mesin spinning saat proses pembentukan. Menurut
hasil wawancara dengan pekerja, pada proses pembentukan dengan mesin spinning
pernah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan pekerja kehilangan beberapa jari
akibat terpotong mesin.

Selain itu, pada proses penghalusan juga pernah terjadi kecelakaan kerja
sehingga membutuhkan beberapa jahitan di kaki akibat tersayat putaran roda gerinda.
Rata-rata untuk tingkat keseringan terjadinya kecelakaan yaitu 2-3 kali tiap bulan,
jumlah ini mungkin akan bertambah ketika permintaan barang dari buyers meningkat.
Terdapat berbagai macam teknik yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
risiko yang ada di tempat kerja, baik kualitatif, semi maupun kuantitatif. Teknik
analisis ini sangat bermanfaat untuk penekanan tingkat risiko tersebut sehingga
tingkat kecelakaan dan penyakit akibat kerja terkurangi. Salah satu teknik analisis
yang dapat diterapkan yaitu analisis bahaya pekerjaan atau Job Hazard Analysis
(JHA).

Teknik ini fokus kepada hubungan antara pekerja, pekerjaan, alat kerja, dan
lingkungan kerja. Melalui kegiatan ini dapat diambil langkah-langkah untuk
menghilangkan dan mengurangi tingkat risiko dari bahaya di tempat kerja. (OSHA
3071, 2002). Terjadinya kecelakaan atau penyakit kerja dapat berakibat kematian,
atau karyawan bisa mengalami cacat atau sakit sementara dan tidak bisa bekerja,
maka karyawan yang bersangkutan tidak mampu lagi bekerja dengan baik atau
tingkat kinerjanya akan mengalami penurunan dibanding waktu sehat. Oleh sebab itu,

2
perlu sistem pemberian kompensasi akibat kecelakaan dan penyakit kerja karena itu
akan menumbuhkan semangat kerja dan meningkatkan kinerja karyawan.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan Hak Asasi Manusia (HAM).


Untuk itu kesadaran mengenai pentingnya Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) harus
selalu digugah, diingatkan, serta dibudidayakan dikalangan para pekerja. Pemahaman
dan pelaksanaan K3 diperusahaan sangat diperlukan, terutama dalam perbaikan
syarat-syarat kerja. Hal ini berkaitan dengan masalah perlindungan tenaga kerja
terhadap kecelakaan kerja, guna meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja, perlu pemahaman dan pelaksanaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) secara
baik dan benar

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui factor risiko lingkungan tempat kerja
2. Agar mahasiswa mengetahui dampak risiko lingkungan kerja terhadap
kesehatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Kimia
Faktor lingkungan kimia merupakan salah satu factor lingkungan yang
memungkinkan penyebab kecelakaan kerja. Factor tersebut dapat berupa bahan baku
suatu produk, hasil suatu produksi dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun
limbah dari suatu produk.

1. Bahan Kimia Anorganik


a) ARSEN (As)

Di temukan sebagai: Tersebar luas di alam, biasanya bersamaan dengan bijih


logam besi seperti FeAsS. Maka dari itu, merupakan produk sampingan pengecoran
besi dan bukan besi, terutama dalam bentuk trioksida,As2O3.

Sifat :Arsen berupa logam rapuh berwarna kelabu. As2O3 berbentuk Kristal padat.

Pemakaian : alloy, insektisida, fungisida, rodentisida, pigmen penghilang warna pada


pembuatan gelas dan kertas.

Metabolisme : merupakan komponen tubuh normal karena banyaktersebar dialam.


Disimpan dalam bentukkeratin. Ekskresi lambat melalui urin.

Efek kesehatan:

Akut: iritasi pernafasan berat,nyeri kepala, nyeri perut , mencret dan muntah sampai
syok.

Kronik: biasanya terjadi gejala gastrointestinal, neuropati perifer terutama sensorik.


Dermatitis dengan atau tanpa daerah depigmentasi, kerusakan hati,  berbentuk
vascular atau parenkimal. Perubahan karsinogenikdikulit dan paru.

Pengobatan: tidak spesifikuntuk kulit dan gangguan pernapasan. British anti Lewisite

4
Penyebab. Pemaparan tenaga kerja Arsen dan senyawanya dapat terjadi dalam
lingkungan kerja sebagai berikut:

·         Penambangan logam nonfero

·         Industry peleburan atau smelting logam non fero sebagai logam ikutan atau
hasil samping dari bijih logam berisi timah hitam, emas, seng, tembaga, cobalt, dan
nikel.

·         Emisi coke oven pada smelting logam nonfero

·         Paduan logam nonfero

·         Produksi kaca

·         Pengawet kayu

·         Produksi pestisida arsenic

·         Penyemprotan racun hama tanaman dan buah-buahan.

b) Mangan (Mn)

Ditemukan sebagai: banyak ditemukan sebagai MnO2, MnSiO3

Sifat: Logam keras kelabu-kelabu kemerahan. Terurai di dalam air.

Pemakaian : Alloy, bateray kering, kalium permanganate, gelas dan keramik, korek
api.

Efek kesehatan:

Metabolisme : Unsur renik esensial. Sukar diserap melalui saluran pencernaan,


melalui paru lebih baik. Terkumpul didalam ginjal, hati dan tulang. Ekskresi terutama
melalui saliran pencernaan. Diangkut didalam tubuh secara intraseluler, dan kadar
didalam otak rendah.

5
Akut: uap mangan oksida merupakan iritan saluran pernapasan dan membrane
mukosa. Kronik: Onset lambat (1-2 tahun) dengan nyeri kepala, asthenia, sukar tidur,
dan gangguan mental. Tanda neurologis terutama adalah gejala gangliabasal, sampai
parkinsonisme.

Pengobatan: kalsium EDTA sebelum terjadi kerusakan otak permanen. L-Dopa


bermanfaat paling tidak dalam jangka pendek.

Penyebab. Tenaga kerja terpapar mangan (Mn) dalam bentuk MnO2+, fume, atau
senyawa garam mangan pada:

·         Penambangan mangan

·         Pekerjaan menghaluskan, sortir, menampi, dan mengayak bijih

·         Produksi aliase besi baja

·         Manganese electroplating

·         Pelapis welding rod dan beberapa aplikasi industry

·         Pengeboran kecepatan tinggi

·         Produksi batu beterai kering

c) Nikel (Ni)

Ditemukan sebagai: Bijih Sulfida diekstraksi dengan separasi atau proses


Mond (reaksi unik antara nikel dengan karbon monoksida untuk menghasilkan nikel
karbonil Ni(CO)4.

Sifat : logam keras, lentur, magnetic, berwarna putih perak, tidak korosif.

Pemakaian : Alloy ( biasanya dengan baja), electroplating, katalis minyak, mata uang,
keramik, baterai.

6
Metabolisme : sukar diserap dan distribusi luas ke seluruh tubuhnteurtama otak dan
paru. Cepat dikeluarkan melalui urine dan tinja.

Efek kesehatan:

Akut : dermatitis kontak alergika, asapnya dapat menimbulkan pneumonitis.

Kronik: karsinomahidung dan sinus hidung disebabkan olehpemajanan nikel,


meskipun penyebab pastinya belum diketahui apakah nikel oksida atau sulfide.

Pengobatan : tidak spesifik.

Penyebab, Nikel adalah suatu unsur yang stabil dan tidak bisa dipecahkan atau
dirusak.keracunan nikel terjadi melalui dua cara atau pintu masuk, yaitu melalui
kontak kulit pada pengolahan bijih serta inhalasi senyawaNi-karbonil dan debu Nikel.
Keracunan nikel daialami tenaga kerja yang terpapar nikel pada pekerjaan
penambangan nikel, pengolahan dan peleburan/pemurnian atau smelting bijih nikel,
pengolahan bijih galvanisasi produksi baterai keringNi-Cd, serta Inhalasi gas Ni-
Karbonil di peleburan dan pemurnian Ni.

d) Kadmium (Cd)

Ditemukan sebagai : Kadmium sulfida (CdS), biasanya tercampur dengan bijih seng.

Sifat : Logam lunak, putih keperakan, tahan kororsi, dan elektropositif.

Pemakaian : Alloy, elektoplating, baterai alkalin, pigmen, reactor nuklir (penyerap


neutron).

Metabolisme : terutama diserap oleh inhalasi, terikat dengan globulin plasma dengan
penimbunan di ginjal, dalam jumlah lebih sedikit di hati, ekskresi urine kurang baik
jika tidak ada kerusakan ginjal.

Efek kesehatan:

7
Akut : saliva bertambah, mual, muntah sampai syok (jika tertelan). Uap cadmium
dapat menyebabkan pneumonitis kimia yang dapat menyebabkan edemaparu sampai
kematian. Iritasi membrane mukosa dapat juga terjadi.

Kronis : Gejala nonspesifik termasuk gangguan gastrointestinal, cincin kuning pada


gigi, dan anosmia. Target utama adalah paru dan ginjal.

Pengobatan : Kalsium EDTA sangat bermanfaat dalam kasus keracunan akut, efek
ginjal dan paru kronik sering di temukan pada tahap lanjut dan tidak mungkin pulih
kembali.

e) CRHOMIUM (Cr)

Ditemukan sebagai : bijih Chromat (FeO.Cr2O3)

Sifat : Logam keras, tahan korosi, berwarna kelabu, berbentuk di-, tri-, dan
heksavalen Pemakaian : Alloy, elektoplating, pigmen

Metabolisme : Unsur renik esensial, bentuk heksavalenlebih mudah di absorpsi


disbandingkan bentuk trivalent. Banyak ditahan di dalam paru. Ekskresi terutama
melalui urin.

Efek kesehatan: garam heksavalen merupakan bahan iritan dan korosif, menyebabkan
tukak kulit menahun dan iritasi saluran pernapasan. Pekerja pada bijih chromate
semakin banyak mengalami karsinoma paru, yang diperkirakan karena senyawaan
chromium heksavalen dengan strontium, kalsium dan zinc yang sedikit larut. Pada
pelapis chromium yang terpajan terhadap uap asam krhom pernah dilaporkan dapat
menyebabkan kanker paru luas.

Pengobatan : buang garam chromium dari kulit, pengobatan tidak spesifik terhadap
pneumonitis.

f) MERKURI (Hg)

8
Ditemukan sebagai : terutama dalam bentuk bijih sulfide (HgS), jarang dalam bentuk
logam cair.

Sifat : pada suhu dan tekanan normal berbentuk cairan, karena itu, mempunyai
tekanan uap yang dapat diukur, bercampur secara unikdengan beberapa logam lain
(amalgam).

Pemakaian : : Instrumen ilmiah amalgam , solder, obat, cat, pengawet biji- bijian
(hanya pengawet organic saja), bahan peledak.

Metabolisme : Garamnya secara cepat diserap melalui semua jalur (logam merkuri
sukar diserap melalui saluran pencernaan).Garam anorganik lebih mudah diserap
melalui saluran pencernaan dan diekskresikan melalui ginjal dibandingkan dengan
senyawaan organic. Garam organic mempunyai predileksi sususnan saraf pusat.

Efek kesehatan:

Akut : jarang didalam industry. Penyakit demam dengan pneumonitis. Jika berat,
dapat menyebabkan kagagalan ginjal oligurik.

Kronis : Onset lambat dengan gangguan neuropsikiatrik yang aneh (erethisme)


berupa neorosis kecemasan, takut-takut, dan paranoid. Disertai gingivitis, saliva
berlebihan, intension tremor, dermatografia, bicara gagap.

Pengobatan : BAL, kalsium EDTA keduanya lebih efektif untuk merkurialisme


anorganik.

g) FOSFOR (P)

Ditemukan : Secara luas, biasanya dalam bentuk kalsium fosfat

Sifat : Ada tiga bentuk allotropic-kuning (secara spontan dapat menyala), merah dan
hitam. Dapat membentuk hidrida gas (PH3) dan senyawa organik

9
Pemakaian : pertanian, soda kue, deterjen , peledak, kertas dan percetakan.asam
fosfat merupakan bahan anti karat.

Metabolisme : penyerapan cepat melalui penelanan atau inhalasi.

Efek kesehatan:

Akut : fosfor oksida dapat menyebabkan pneumonitis berat. Fosfor kuning dapat
menyebabkan luka bakar yang hebat dan kerusakan hati.

Kronis : “Phossy jaw” sekarang tidak di ketahui. Suatu penyakit nekrosis tulang yang
nyeri sekali, biasanya mengenai mandibular.

Pengobatan : Debridemen luka.

h) PLATINUM (Pt)

Ditemukan sebagai : Deposit aluvial

Sifat : logam putih, lunak , bentur, mudah ditempa, tidak korosif.

Efek kesehatan:                                                                                         

Akut : Iritasi hidung

Kronis : Asthma platinum (terutama setelah pemajanan terhadap asam kloroplatinik


atau salah satu garamnya). Kulit mongering dan bersisik, terjadi dermatitis iritasi atau
alergi.

Pemantauan kesehatan : Tes fungsi paru, beberapa menganjurkan tes alergi sebelum
kerja.

Pengobatan : tidak spesifik.

2. BAHAN KIMIA ORGANIK


a) ACRYLAMIDE

Sifat : bubuk Kristal putih. Mudah mengalami polimerisasi, larut dalam air.

10
Pemakaian : :pembuatan flokulator, pewarna, pengganti kulit, kertas, pigmen, dipakai
pada stabilitas tanah, pertambangan dan pembuangan sampah industry.

Metabolisme : diserap secara inhalasi, penelanan, atau (terutama) melalui kulit.


Metabolismnya sebagian besar tidak diketahui. Monomernya bersifat neurotoksik,
polimer tidak berbahaya.

Efek kesehatan:

Akut : Irirtasi mata dan membrane mukosa

Kronis : Neuropati perifer dan lesi otak tengah, baal, kesemutan, dan kelemahan alat
gerak (tungkai lebih lemah dari pada lengan). Ataksia, bicara pelo< kelesuan,
keringat berlebihan

Pengobatan : cuci kulit yang terkontaminasi bersih-bersih. Tak ada pengobatan


spsifik untuk efek neurotoksik, tetapi pemajanan berlanjut  dapat menyebabkan reaksi
yang lebih parah sesuai dengan dosis.

b) ANILINE

Sifat : Cairan berminak tidak berwarna dengan bau aromatic.

Pemakaian : pewarna, parfum, bahan peledak, farmasi, proses karet.

Metabolisme : penyerpan melalui kulit dan paru. Mengubah hemoglobin menjadi


methemoglobin sehingga mengurangi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen

Efek kesehatan:

Akut : iritan kulit ringan. Pemanjana sedang hanya akan menyebabkan sianosis.
Keracunan hebatbarakibat anoksia dan kematian, yang mungkin dapat terjadi selama
beberapa jam setelah pemajanan

Pengobatan : bersihkan semua sisa aniline dari kulit dan semua pakaian yang
terkontaminasi. Methylene blue dapat diberikan pada pasien yang mengalami koma

11
dengan kadar methemoglobin 60%. Metilene biru dapat mengubah methemoglobin
menjadi hemoglobin.

c) BENZEN

Ditemukan sebagai : merupakan hasil samping industry petroleum dan coke oven.

Sifat : cairan tidak berwarna dan mudah terbakar. Pelarut lemak yang sangat baik.

Pemakaian :

Metabolisme : Penyerapan melalui paru dan kulit dan mudah ditranspor serta diambil
oleh jaringan lemak. Ekskresi sangat lambat melalui paru, sedikit muncul dalam urine
sebagai fenol terkonjugasi.

Efek kesehatan:

Akut : dalam industry tidak bisa, pusing, pening, muntah sampai tidak sadarkan diri
dan kematian.

Kronis : Depresi sumsung tulang dengan efek lambat, pada beberapa kasus, sampai
beberapa tahun. Gejala dan tanda yang pertama sangat samar, namun kemudian
kelelahan dan pendarahan spontan akan terjadi. Akibatnya adalah anemia,
pansitopenia dan trombositopenia. Anemia aplastic, leukemia mieloblastikakut dan
eritroleukimia akut merupakan efek yang paling takutkan pada pemajanan kronik.

Pengobatan : keracunan akut biasanya berhasil sembuh setelah pemajanan


dihilangkan dan dilakukan perbaikan system pernapasan. Terjadinya efek aplastic dan
leukemik merupakan pertanda buruk. Pengobatan ditujukan pada penyebab lain
kondisi ini, tetapi prognosisnya buruk.

d) KARBON DISULFIDA

Sifat : Cairan tidak berwarna.

12
Pemakaian : pelarut untuk lemak, belerang, minyak karet, insektisida.
Pembuatan Viscose rayon.

Metabolisme : Diserap melalui paru dan kulit. Metabolisme dan ekskresi lambat
dengan konsentrasi utama di dalam otak.

Efek kesehatan:

Akut : iritan kulit dan membrane mukosa yang kuat.pening, nyeri kepala, psikosis,
mangantuk.

Kronis : ada 4 sindrom yang jelas, yaitu (1) efek menyerupai Parkinson akibat
kerusakan korpus striatum dan globus pallidus; (2) neuropati perifer yang mengenal
saraf motoric dan sensorik, dan saraf mata, (3)kondisi-kondisi psikotik (kini jarang
terlihat, tapi gejala neuropsikiatrik: dan (4) penyakit kardiovaskuler mungkinakibat
kenaikan kadar kolestroldarah dan  lipoprotein yang mengakibatkan penyakit jantung
iskemik dan kerusakan pembuluh darah perifer. Penelitian terakhir menyatakan
bahwa sebagian (sekurang-kurangnya) dari penyakit kardiovaskuler ini disebabkan
oleh efek miotosik akut pada otot jantung yang berakibat terjadinya aritmia yang
fatal.

Pengobatan : hanya pengobatan simtomatik saja.

e) Karbon Tetraklorida

Sifat : cairan yang tidak berwarna dan tidak mudah terbakardengan batu yang khas.
Pembakaran fosgen dan gas hydrogen klorida.

Pemakaian : pelarut, pembersih minyak, pembuatan bahan pembeku seperti Freon,


pemadam api, dan pengasap biji-bijian.

Metabolisme : diserap melalui paru, kulit, dan saluran pencernaan makanan, dan
disimpan didalam jaringan lemak. Diekskresikan tanpa perubahan melalui paru,
meskipun sebagian kecil dimetabolisasi dan diekskresi melalui urine.

13
Efek kesehatan:

Akut : mual, muntah, mengantuk dan pusing.

Kronis :

Dermatitis kering dan bersisik. Nekrosis sentribolar dan degenerasi perlemakan pada
hati. Kegagalan ginjal akut oligurik. Ada efek sinergistik, jika pemajaan disertai
dengan minum alcohol.

Pengobatan : tidak spesifik. Kebanyakan kasus pulih kembali, tetapi kerusakan ginjal
dan hati akan menetap.

f) KLOROFORM

Sifat : cairan jernih, tidak berwarna, tidak mudah terbakar dengan bau khas.

Pemakaian : pelarut lemak, pembuatan fluorocarbon, plastic. Tidak di pakai sebagai


obat anestesi lagi, karena efek hepatoksisitasnya.

Metabolisme : diserap melalui paru (dan kulit). Disimpan didalam jaringan lemak dan
secara perlahan dikeluarkan melalui paru dan sebagian kecil melalui ginjal.

Efek kesehatan:

Akut : irirtasi kulit, anesteti yang kuat.

Kronis : pembesaran dan kerusakan hati diperkuat oleh penyalahgunaan alcohol


(menyebabkan tumor hati pada binatang pengerat). Kegagalan ginjal oligurik.
Dermatitis kronik kering dan bersisik.

Pengobatan : tidak spsifik.

B. FAKTOR FISIKA

1.      DEBU

14
Kita diperingatkan oleh HSE bahwa, meskipun kita semua debu mempunyai ambang
batas pemajanan kerja, tidak adanya ambang batas jangan dianggap sebagai tidak
adanya bahaya, dan pajanan harus dikendalikan sampai miimum yang dapat dicapai.
Ditempat yang tidak membutuhkan standar yang lebih ketat, pemajanan perorangan
tidak boleh melampaui debu total dan debu respirabel  (fraksi alveoli),kecuali talk,
yang ambang batas anjurannya adalah total  dan respirabel . Setiap kadar debu udara
diatas nilai itu harus dianggap sebagai kadar yang amat tinggi dengan maksdud
memenuhi perturan 2 dari COSHH dan sebagai bahan yang mengganggu kesehatan.

2.      ASAP

Yang dimaksud uap adalah partikel padat yang dikeluarkan oleh reaksi kimia atau
kondensasi dari status gas, biasanya dari pengauapan logam yang mencair. Partikel
biasanya berdiameter , kecuali terjadi oksidasi sebagaimana pada uap seng, yang
diameternya lebih besar.

3.   KEBISINGAN

Kebisingan di tempat kerja dapat berpengaruh terhadap pekerja karena kebisingan


dapat menimbulkan gangguan perasaan, gangguan komunikasi sehingga
menyebabkan salah pengertian, tidak mendengar isyarat yang diberikan. Hal ini dapat
berakibat terjadinya kecelakaan akibat kerja di samping itu kebisingan juga dapat
menyebabkan hilangnya pendengaran sementara atau menetap. Nilai ambang batas
kebisingan adalah 85dBa untuk 8 jam kerja sehari atau 40 jam kerja dalam seminggu.

4.      PENERANGAN

Untuk mendapat penerangan yang baik, biasanya orang orang menggunakan dua
macam penerangan sekaligus yaitu :

1)      Penerangan alami, oleh sinar matahari/ cahaya langit ; dan

2)      Penerangan buatan dengan menggunakan lampu.

15
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkiankan seorang tenaga kerja
melihat pekerjaannya dengan teliti cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta
membantu menciptrakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan
lingkungan dan menyenankan. Sifat – sifat dari penerangan yang baik ditentukan oleh

a)      Pembagian luminasi dalam penglihatan

b)      Pencegahan kesilauan

c)      Arah sinar

d)     Warna dan

e)      Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan.

Apabila penerangan buruk dapat menimbulkan berbagai gangguan sebagai berikut;

a)      Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisinsi kerja

b)      Kelelahan mental

c)      Keluhan keluhan pegal

d)     Kerusakan alat penglihatan

e)      Meningkatnya kecelakaan

5.      FAKTOR TEKANAN UDARA

Lapisan uadara ketebalan kira kira 800 km dihitung dari permukaan bumi.

1)      Tekanan udara rendah

Tekanan udara rendah ini terjadi pada  pekerja bermukim di daerah pegunungan atau
di luar angkasa.

Adapun beberapa kelaiana dari tekanan udara yang rendah :

a)      Policithaemia

16
Gejala terjadi pada tekanan udara rendah karena kekurangan O2 pada pernapasan,
sehingga terjadi peningkatan jumlah darah merah.

b)      Hipoxia

Berkurangnnya oksigen dalam jaringan tubuh

c)      Hipocapia

Disebabkan perubahan tekanan partial.

2)      Tekanan udara tinggi

Tekanan udara tinggi biasanya dihadapi oleh pekerja yang bekerja di bawah
permuakaan air dan pekerja tambang yang sangat dalam.

Kelainan tekanan udara tinggi :

Penyakit “CAISSON”

Disebabkan gas nitrogen didalam tubuh menyebabkan penutup pembuluh darah


sehingga terjadi kelumpuhan. Gejala gejalanya :

·         Benda : adalah perasaan sakit yang terdapat disendi dan di tulang serta otot,
cepat menghambat, menjalar keseluruh bagian tubuh, umumnya terjadi 4-6 jam
sesudah dekomprasi.

·         Choke adalah sakit subternal yang terasa pada waktu bernapas dalam yang di
ikuti batuk paroximal, bahkan semaput atau schok.

·         Kelumpuhan ( paraplegia atau mojoplegia spatis ), akibat pembentukan gas


nitrogen disumsum tulang belakang menyebabkan emboli pada pembuluh darahnya.

·         Nekrose Aseptik disebabkan penutupan buluh-buluh darah dalam tulang,


terjadi paling sedikit setelah 8 bulan bekerja dan sangat jarang terjadi.

17
6.      FAKTOR GETARAN

1)      Alat-alat mekanis yang dijalankan dengan motor, akan mengeluarkan getaran


mekanis, sebagian dari kekuatan mekanis tersebut akan tertulakan ketubuh manusia.
Umumnya getaran yang disalurkan tersebut tidak diinginkan.

2)      Efek buruk terhadap tubuh adalah :

a)      Efek mekanis kepada jaringan yang mengakibatkan sel-sel jaringan rusak

b)      Ransangan reseptor syaraf di dalam jaringan yang terjadi sebagai berikut :

(a)    Gangguan kenikmatan kerja

(b)   Terganggunya tugas yang sering terjadi bersama-sama dengan cepatnya


kelelahan.

c)      Macam-macam getaran mekanis

(a)    Getaran seluruh badan :

·         Efek fisiologis                  :     dari semua alat badan mata paling gangguan


maka diperlukan peredam.

(b)   Getaran alat lengan :

Pada pekerja denngan getaran mekanis pada alat lengan tidak hanya, akan tetapi ada
pekerja-pekerjaan di dalam industri, pembangunan, dan pertambahan menggunakan
alat bergetar secara terus menerus.

Gejala utama oleh getran getaran mekanis pada lenngan :

·         Kelaianan pada peredaran darah yang persyaratan dengan tanda- tanda


“keadaan pucat, dan biru yang terulang dari anggota badan, kedinginan, tanpa adanya
secara klinis penyumbatan dari buluh buluh darah tepi dan kelainan- kelainan gizi,
dan bila adanya, hanya terbatas pada kulit”.

18
·         Kerusakan–kerusakan pada persendian dan tualang, disebabkan tingkat
kekerasan getaran terhadap tulang rawan.

Getaran-getaran mekanis dengan frekwensi rendah amplitudo besar menjadi sebab


kerusakan tulang persendian.

7.       SUHU KERJA   

Pada prinsipnya suhu tubuh manusia dipertahankan tetap seimbang oleh suatu
pengaturan suhu (=thermoregulatory system). Panas yang diakibatkan metabolisme
sangat tergantung dari kegiatan tubuh.  Cuaca kerja adalah kombiansi dari : (a) suhu
udara (b) kelembaban udara (c) kecepatan gerakan dan (d) suhu radiasi. Kombinasi
keempat faktor itu dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut
suhukering. Kelembaban udara diukur menggunakan hygrometer. Sedangkan suhu
kelembaban dapat diukur bersama- sama dengan misalnya “ sling psychrometer” atau
“ Arsmannpsychometer “ yang menunjukan suhu basah sekaligus. Suhu basah adalah
suhu yang ditunjukan suatu termometer yang dibasahi dan ditiup udara yang
kepadanya, denga demikian suhu tersebut menunjukkan kelebbaban relatif.
Kecepatan udara yang besar dapat diukur dengan suatu anemometer , sedangakan
kecepatan kecil diukur dengan memakai termometeter kata.      

                 Suhu yang tinggi mengakibatkan :heat cramps, heat exhaustion, heat


stroke, miliaria. “Heat cramps” dialami dalam lingkungan yang suhunya tinggi
sebagai akibat bertambahnya keringan yang menyebabkan hilangnya garam Natrium
dari tubuh, dan sebagai akibat minum banyak air, tapi tiadak diberi garam untuk
menganti garam Natrium yang hilang. Heat cramps terasa sebahgai kejang kejang
otot tubuh dan perut yang sangat sakit. Disamping kejang kejang terdapat pula gejala-
gejala yang bisa pada heat stress, yaitu pinsang, kelemahan, enek, dan muntah

19
muntah. “heat exhaustion” biasanya terjadi oleh karenan cuaca yang sangat panas,
terutama bagi mereka yang belum beraklimitasi terhadap udara panas. Penderita yang
berkeringat yang sangat banyak, sedangkan suhu badan normal atau subnormal.
Tekanan darah menurun dan nadi lebih cepat. Si sakit merasa lemah, mungkin
pingsan, kadang kadang, lethargik. “Heat stroke” jarang dalam industri, namun bila
terjadi sangatlah hebat. Biasanya terkena dalah laki- laki dan pekerjaannya berat dan
belum beraklimatisasi. Gejala-gejala terpenting suhu badan naik sedangkan kulit
kering dan panas. Gejala- gejala syarat pusat dapat dilihat seperti vertigo, tremor,
konvulsi, dan delirium. Menurunkan suhu badan dengan kompres atau selimut kain
basah dan dingin adalh pengobatan utama. Sebab “heat stroke” adalah pengaruh
panas kepada pusat pengatur panas di otak. Malaria adalah kelainan kulit, sebagai
akibat keluarnya yang berlebih-lebihan.

                 Diagnosa penyakit-penyakit sebagai akibat suhu tinggi ini tidak sukar


ditegakkan. Biasanya anmesa tentang kerja ditempat bersuhu tinggi dan kurangnya
aklimatisasi sangat jelas. Demikian pula gejala-gejala klinis mudah dipengaruhi untuk
membedakan sakit yanng satu dengan lainnya. Suhu yang sangat rendahpun
menimbulkan penyakit pula. Penindustrian lambat- laun pekerja pada udara yang
bersuhu dingin bertambah, misalnya “chelblains,”  “trench foot,’’ dan “ frostbite.”
Pada bagian bagian tubuh yang terkenna khas sekali membekak, panans, dan skit dan
diselagi datal. Chiliblains ini bukan disebabkan suhu rendah sekitar atau bawah titik
beku, melainkan oleh di tempat cukup dingin untuk waktu lama.

Faktor deffisiensi memunkungkan berpengaruh dalam


menimbulkannya.Trench foot adalah bagian anggota-anggota badan, tetutama kaki,
oleh kelembaban atas biarpun suhu masih di atas titik beku. Penyakit ini biasanya
terjadi pula pada korban kandasnya kapal laut atau terdamparnya kapal terbang.
Mahaki ishemis, yang kelihatan pucat, nadi tak teraba, dan nampak pula saat itu si
penderita merasa kesemutan, kaku dan kaki berat. Stadium diikuti tingkat hyperremis,
yaitu kaki membengkak merah dan terlalu lama, gangrene dapat pula terjadi pada

20
kaki yang menderita penyakit tersebut. Frostbite adalah akibat suhu yang rendah di
beku. Stadium akhir suatu Frostbite adalah gengrene. Perbedaan ketiga penyakit ini
yang terutama adalah bersifat cacat Frostbitedan cacat sementara pada chiliblains dan
trench foot. Pencegahan didastkan atas seleksi pekerja dan penggunaan pakaian
perlindungan yang baik. Penyakit-penyakit akibat kerja oleh suhu rendah belum
merupakan penyakit untuk negara kita yang tropis ini.

8.      RADIOAKTIF

Radioaktif merupakan bahan yang mampu memancarkan sinar atau meradiasi


bahan itu sendiri. Radiasi yang dipancarkan adalah sinar alfa, sinar beta, sinar
gamma, sinar neutron, dan lain sebagainya. Radiasi ini dapat terjadi dari luar atau dari
dalam jika bahan radioaktif harus disertai usaha keselamatan kerja yang ketat.

Paparan radiasi dapat mengenai manusia melalui 2 jalur yaitu dari sumber
radiasi yang berasal dari luar tubuh dan dalam tubuh. Interaksi sinar radiasi dengan
sel-sel tubuh manusia akan menyebabkan reaksi kimia. Hal ini dikenal dengan efek
somatik/non somatik dan efek genetic/stokastik.

Dalam efek deterministikdiantaranya adalah mual-mual, kulit tubuh kemerah-


merahan, dan terjadi katarak lensa mata. Pada efek genetic munculnya  sifat lambat,
terobservasi setelah beberapa decade. Efek ini dapat terjadi bila sel-sel mengalami
perubahan setelah melalui proses yang berlangsung lama yang menyebabkan resiko
kanker. Efek genetic yang timbul pada perrangan dapat bervariasi dan berlangsung
secara acak.

C. FAKTOR BIOLOGIS

21
Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga maupun
binatang lain yang ada di tempat kerja. Berbagai macam penyakit dapat timbul seperti
infeksi, alergi, dan sengatan serangga maupun gigitan binatang berbisa sebagai
penyakitserta bisa menyebabkan kematian.

Bahaya biologis di tempat kerja terdiri atas:

·         Infeksi akut dan kronis

·         Parasit

·         Bahan beracun

·         Reaksi alergi terhadap bahan tanaman dan hewan

·         Iritan

 Factor-faktor biologis penyebab  penyakit akibat kerja meliputi virus, bakteri,


protozoa, jamur atau fungi, cacing , kutu, tungau, pinjal, dan bahkan mungkin
tumbuhan dan hewan besar. Penyakit akibat kerja oleh factor-faktor biologis adalah
sebagai berikut:

·         Penyakit kuku dan mulut hewanternak yang pindahke manusia.

·         Penyakit vaksinia yang diderita pemerah susu sapi.

·         Penyakit oleh bakteri anthrax yang sering di derita oleh tenaga kerja
pemotongan hewan, penyamakan kulit, dan pengeringan tulang.

·         Penyakit jamur (sporotrikosis) diderita oleh tenaga kerja yang lingkungan


kerjanya lembab dan basah atau apabila terlalu banyak merendam tangan dan kaki
dalam air seperti pencuci, sehingga lingkungan lembap dapat media tumbuhnya
jamur.

·         Penyakit kuda yang disebabkan oleh bakteri Pfeiferella mallei, yang dapat


ditularkan ke manusia.

22
·         Penyakit weil yang diderita oleh tenaga kerja karena ditularkan oleh tikus.

·         Penyakit Psikatosis yang diderita olehpemelihara burung merpati yang


disebabkan oleh rickettsia.

·         Penyakit umum yang diderita oleh dokter dan/atau perawat yang karena
pekerjaannya tertular oleh penderita yang dirawat/diobati seperti difteri, gonorrhea,
angina, pes, dan malaria.

·         Penyakit infeksi oleh jamur Candida albicans yang diderita oleh tenaga kerja


yang bekerja di lingkungan kerja yang kadar gulanya tinggi seperti perusahaan roti
dan manisan.

·         Penyakit cacing Ancylostomiasis yang diderita oleh tenaga kerja tambang dan
perkebunan yang disebabkan oleh cacing Ancylostoma deudonale dan Necator
americanus.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah semua ilmu dan penerapannya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja (PAK), kebakaran, peledakan, dan pencemaran.

Adapun factor –faktor resiko kerja dan dampaknya terhadap kesehatan yaitu:

1.      Factor kimia

2.      Factor biologi

3.      Factor fisika

ketiga factor diatas merupakan penyebab yang dapat mengancam keselamatan,


keamanan, dan kesehatan para pekerja di industry.

B. Saran

24
Dalam penyusunan makalah ini semoga para pembaca sekalian dapat
memahami bahwa faktor risiko terhadap lingkungan kerja tidak dapat dianggap
remeh karna akan menimbulkan kecelakaan kerja bagi para pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suma’mur P.K Higiene Perusahaan dan Keselamatn kerja. Cetakan ke-2.


Jakarta: Gunung Agung
2. Dillon. H.K., Ho M.H (Eds). 1987. Biological Monitoring of Exposure to
Chemicals Organic    
3.     Compounds. Chichester: John Wiley & Sons.
4. American Conference of Government Industrial Hygienist. Threhold Limit
Values for Chemical
5. Subtances and Physical Agent and Biological Exposure Indices for 1990-
1991. Cincinnati: ACGIH
6. Soedirman. 2012. Higiene Perusahaan. Cetakan ke-2. Bogor: El Musa Press

25

Anda mungkin juga menyukai