Disusun oleh :
PO714221202005
SANITASI LINGKUNGAN
PRODI D-IV/IIA
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas rahmat Dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Makalah
Faktor Risiko Lingkungan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
Makalah Faktor Risiko Lingkungan Kerja Dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Selain itu, saya juga berharap agar laporan ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)Bersih.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata
kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan laporan tersebut. Saya berharap semoga tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni. Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saya memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata saya berharap semoga Makalah Faktor Risiko Lingkungan
Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor kimia...................................................................................................4
B. Faktor fisika...................................................................................................14
C. Faktor biologi.................................................................................................21
A. Kesimpulan....................................................................................................24
B. Saran..............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan kerja yang tinggi di setiap bidang pekerjaan disebabkan oleh
multifaktor. Salah satu penyebab kecelakaan kerja yaitu tidak diterapkannya analisa
potensi bahaya dan penilaian risiko terhadap bahaya-bahaya yang ada sehingga tidak
terdapat pencegahan yang memadai terhadap bahaya yang kemungkinan dapat terjadi
di perusahaan (Dualembang, 2017). Sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, perlu dilakukan identifikasi sumber bahaya yang ada di
tempat kerja dan dievaluasi tingkat risikonya serta dilakukan pengendalian yang
memadai. Pengendalian risiko dilakukan pada seluruh bahaya yang ditemukan dalam
proses identifikasi bahaya dan mempertimbangkan peringkat risiko untuk
menentukan prioritas dan cara pengendaliannya, dalam menentukan pengendalian
harus memperhatikan hierarki pengendalian mulai dari eliminasi, substitusi,
pengendalian teknis, administratif dan penyediaan alat keselamatan yang disesuaikan
kondisi organisasi dan jenis bahaya (Dankis, 2015).
1
Sumber daya manusia merupakan asset yang penting untuk perusahaan,karena
salah satu dari berbagai faktor pendukukung kerberhasilan sebuah perusahaan dalam
mencapai target dan tujuan yang ditentukan. Perusahaan diharapkan dapat
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja, terutama bagi perusahaan yang
mengandung bahaya kecelakaan yang tinggi agar kondisi karyawan sehat dan merasa
aman di tempat kerja. Beberapa risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada
usaha ini diantaranya adalah kaki terkena gerinda saat proses penghalusan, terkena
percikan bahan kimia dan terjepit mesin spinning saat proses pembentukan. Menurut
hasil wawancara dengan pekerja, pada proses pembentukan dengan mesin spinning
pernah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan pekerja kehilangan beberapa jari
akibat terpotong mesin.
Selain itu, pada proses penghalusan juga pernah terjadi kecelakaan kerja
sehingga membutuhkan beberapa jahitan di kaki akibat tersayat putaran roda gerinda.
Rata-rata untuk tingkat keseringan terjadinya kecelakaan yaitu 2-3 kali tiap bulan,
jumlah ini mungkin akan bertambah ketika permintaan barang dari buyers meningkat.
Terdapat berbagai macam teknik yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
risiko yang ada di tempat kerja, baik kualitatif, semi maupun kuantitatif. Teknik
analisis ini sangat bermanfaat untuk penekanan tingkat risiko tersebut sehingga
tingkat kecelakaan dan penyakit akibat kerja terkurangi. Salah satu teknik analisis
yang dapat diterapkan yaitu analisis bahaya pekerjaan atau Job Hazard Analysis
(JHA).
Teknik ini fokus kepada hubungan antara pekerja, pekerjaan, alat kerja, dan
lingkungan kerja. Melalui kegiatan ini dapat diambil langkah-langkah untuk
menghilangkan dan mengurangi tingkat risiko dari bahaya di tempat kerja. (OSHA
3071, 2002). Terjadinya kecelakaan atau penyakit kerja dapat berakibat kematian,
atau karyawan bisa mengalami cacat atau sakit sementara dan tidak bisa bekerja,
maka karyawan yang bersangkutan tidak mampu lagi bekerja dengan baik atau
tingkat kinerjanya akan mengalami penurunan dibanding waktu sehat. Oleh sebab itu,
2
perlu sistem pemberian kompensasi akibat kecelakaan dan penyakit kerja karena itu
akan menumbuhkan semangat kerja dan meningkatkan kinerja karyawan.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui factor risiko lingkungan tempat kerja
2. Agar mahasiswa mengetahui dampak risiko lingkungan kerja terhadap
kesehatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Kimia
Faktor lingkungan kimia merupakan salah satu factor lingkungan yang
memungkinkan penyebab kecelakaan kerja. Factor tersebut dapat berupa bahan baku
suatu produk, hasil suatu produksi dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun
limbah dari suatu produk.
Sifat :Arsen berupa logam rapuh berwarna kelabu. As2O3 berbentuk Kristal padat.
Efek kesehatan:
Akut: iritasi pernafasan berat,nyeri kepala, nyeri perut , mencret dan muntah sampai
syok.
Pengobatan: tidak spesifikuntuk kulit dan gangguan pernapasan. British anti Lewisite
4
Penyebab. Pemaparan tenaga kerja Arsen dan senyawanya dapat terjadi dalam
lingkungan kerja sebagai berikut:
· Industry peleburan atau smelting logam non fero sebagai logam ikutan atau
hasil samping dari bijih logam berisi timah hitam, emas, seng, tembaga, cobalt, dan
nikel.
· Produksi kaca
· Pengawet kayu
b) Mangan (Mn)
Pemakaian : Alloy, bateray kering, kalium permanganate, gelas dan keramik, korek
api.
Efek kesehatan:
5
Akut: uap mangan oksida merupakan iritan saluran pernapasan dan membrane
mukosa. Kronik: Onset lambat (1-2 tahun) dengan nyeri kepala, asthenia, sukar tidur,
dan gangguan mental. Tanda neurologis terutama adalah gejala gangliabasal, sampai
parkinsonisme.
Penyebab. Tenaga kerja terpapar mangan (Mn) dalam bentuk MnO2+, fume, atau
senyawa garam mangan pada:
· Penambangan mangan
· Manganese electroplating
c) Nikel (Ni)
Sifat : logam keras, lentur, magnetic, berwarna putih perak, tidak korosif.
Pemakaian : Alloy ( biasanya dengan baja), electroplating, katalis minyak, mata uang,
keramik, baterai.
6
Metabolisme : sukar diserap dan distribusi luas ke seluruh tubuhnteurtama otak dan
paru. Cepat dikeluarkan melalui urine dan tinja.
Efek kesehatan:
Penyebab, Nikel adalah suatu unsur yang stabil dan tidak bisa dipecahkan atau
dirusak.keracunan nikel terjadi melalui dua cara atau pintu masuk, yaitu melalui
kontak kulit pada pengolahan bijih serta inhalasi senyawaNi-karbonil dan debu Nikel.
Keracunan nikel daialami tenaga kerja yang terpapar nikel pada pekerjaan
penambangan nikel, pengolahan dan peleburan/pemurnian atau smelting bijih nikel,
pengolahan bijih galvanisasi produksi baterai keringNi-Cd, serta Inhalasi gas Ni-
Karbonil di peleburan dan pemurnian Ni.
d) Kadmium (Cd)
Ditemukan sebagai : Kadmium sulfida (CdS), biasanya tercampur dengan bijih seng.
Metabolisme : terutama diserap oleh inhalasi, terikat dengan globulin plasma dengan
penimbunan di ginjal, dalam jumlah lebih sedikit di hati, ekskresi urine kurang baik
jika tidak ada kerusakan ginjal.
Efek kesehatan:
7
Akut : saliva bertambah, mual, muntah sampai syok (jika tertelan). Uap cadmium
dapat menyebabkan pneumonitis kimia yang dapat menyebabkan edemaparu sampai
kematian. Iritasi membrane mukosa dapat juga terjadi.
Pengobatan : Kalsium EDTA sangat bermanfaat dalam kasus keracunan akut, efek
ginjal dan paru kronik sering di temukan pada tahap lanjut dan tidak mungkin pulih
kembali.
e) CRHOMIUM (Cr)
Sifat : Logam keras, tahan korosi, berwarna kelabu, berbentuk di-, tri-, dan
heksavalen Pemakaian : Alloy, elektoplating, pigmen
Efek kesehatan: garam heksavalen merupakan bahan iritan dan korosif, menyebabkan
tukak kulit menahun dan iritasi saluran pernapasan. Pekerja pada bijih chromate
semakin banyak mengalami karsinoma paru, yang diperkirakan karena senyawaan
chromium heksavalen dengan strontium, kalsium dan zinc yang sedikit larut. Pada
pelapis chromium yang terpajan terhadap uap asam krhom pernah dilaporkan dapat
menyebabkan kanker paru luas.
Pengobatan : buang garam chromium dari kulit, pengobatan tidak spesifik terhadap
pneumonitis.
f) MERKURI (Hg)
8
Ditemukan sebagai : terutama dalam bentuk bijih sulfide (HgS), jarang dalam bentuk
logam cair.
Sifat : pada suhu dan tekanan normal berbentuk cairan, karena itu, mempunyai
tekanan uap yang dapat diukur, bercampur secara unikdengan beberapa logam lain
(amalgam).
Pemakaian : : Instrumen ilmiah amalgam , solder, obat, cat, pengawet biji- bijian
(hanya pengawet organic saja), bahan peledak.
Metabolisme : Garamnya secara cepat diserap melalui semua jalur (logam merkuri
sukar diserap melalui saluran pencernaan).Garam anorganik lebih mudah diserap
melalui saluran pencernaan dan diekskresikan melalui ginjal dibandingkan dengan
senyawaan organic. Garam organic mempunyai predileksi sususnan saraf pusat.
Efek kesehatan:
Akut : jarang didalam industry. Penyakit demam dengan pneumonitis. Jika berat,
dapat menyebabkan kagagalan ginjal oligurik.
g) FOSFOR (P)
Sifat : Ada tiga bentuk allotropic-kuning (secara spontan dapat menyala), merah dan
hitam. Dapat membentuk hidrida gas (PH3) dan senyawa organik
9
Pemakaian : pertanian, soda kue, deterjen , peledak, kertas dan percetakan.asam
fosfat merupakan bahan anti karat.
Efek kesehatan:
Akut : fosfor oksida dapat menyebabkan pneumonitis berat. Fosfor kuning dapat
menyebabkan luka bakar yang hebat dan kerusakan hati.
Kronis : “Phossy jaw” sekarang tidak di ketahui. Suatu penyakit nekrosis tulang yang
nyeri sekali, biasanya mengenai mandibular.
h) PLATINUM (Pt)
Efek kesehatan:
Pemantauan kesehatan : Tes fungsi paru, beberapa menganjurkan tes alergi sebelum
kerja.
Sifat : bubuk Kristal putih. Mudah mengalami polimerisasi, larut dalam air.
10
Pemakaian : :pembuatan flokulator, pewarna, pengganti kulit, kertas, pigmen, dipakai
pada stabilitas tanah, pertambangan dan pembuangan sampah industry.
Efek kesehatan:
Kronis : Neuropati perifer dan lesi otak tengah, baal, kesemutan, dan kelemahan alat
gerak (tungkai lebih lemah dari pada lengan). Ataksia, bicara pelo< kelesuan,
keringat berlebihan
b) ANILINE
Efek kesehatan:
Akut : iritan kulit ringan. Pemanjana sedang hanya akan menyebabkan sianosis.
Keracunan hebatbarakibat anoksia dan kematian, yang mungkin dapat terjadi selama
beberapa jam setelah pemajanan
Pengobatan : bersihkan semua sisa aniline dari kulit dan semua pakaian yang
terkontaminasi. Methylene blue dapat diberikan pada pasien yang mengalami koma
11
dengan kadar methemoglobin 60%. Metilene biru dapat mengubah methemoglobin
menjadi hemoglobin.
c) BENZEN
Ditemukan sebagai : merupakan hasil samping industry petroleum dan coke oven.
Sifat : cairan tidak berwarna dan mudah terbakar. Pelarut lemak yang sangat baik.
Pemakaian :
Metabolisme : Penyerapan melalui paru dan kulit dan mudah ditranspor serta diambil
oleh jaringan lemak. Ekskresi sangat lambat melalui paru, sedikit muncul dalam urine
sebagai fenol terkonjugasi.
Efek kesehatan:
Akut : dalam industry tidak bisa, pusing, pening, muntah sampai tidak sadarkan diri
dan kematian.
Kronis : Depresi sumsung tulang dengan efek lambat, pada beberapa kasus, sampai
beberapa tahun. Gejala dan tanda yang pertama sangat samar, namun kemudian
kelelahan dan pendarahan spontan akan terjadi. Akibatnya adalah anemia,
pansitopenia dan trombositopenia. Anemia aplastic, leukemia mieloblastikakut dan
eritroleukimia akut merupakan efek yang paling takutkan pada pemajanan kronik.
d) KARBON DISULFIDA
12
Pemakaian : pelarut untuk lemak, belerang, minyak karet, insektisida.
Pembuatan Viscose rayon.
Metabolisme : Diserap melalui paru dan kulit. Metabolisme dan ekskresi lambat
dengan konsentrasi utama di dalam otak.
Efek kesehatan:
Akut : iritan kulit dan membrane mukosa yang kuat.pening, nyeri kepala, psikosis,
mangantuk.
Kronis : ada 4 sindrom yang jelas, yaitu (1) efek menyerupai Parkinson akibat
kerusakan korpus striatum dan globus pallidus; (2) neuropati perifer yang mengenal
saraf motoric dan sensorik, dan saraf mata, (3)kondisi-kondisi psikotik (kini jarang
terlihat, tapi gejala neuropsikiatrik: dan (4) penyakit kardiovaskuler mungkinakibat
kenaikan kadar kolestroldarah dan lipoprotein yang mengakibatkan penyakit jantung
iskemik dan kerusakan pembuluh darah perifer. Penelitian terakhir menyatakan
bahwa sebagian (sekurang-kurangnya) dari penyakit kardiovaskuler ini disebabkan
oleh efek miotosik akut pada otot jantung yang berakibat terjadinya aritmia yang
fatal.
e) Karbon Tetraklorida
Sifat : cairan yang tidak berwarna dan tidak mudah terbakardengan batu yang khas.
Pembakaran fosgen dan gas hydrogen klorida.
Metabolisme : diserap melalui paru, kulit, dan saluran pencernaan makanan, dan
disimpan didalam jaringan lemak. Diekskresikan tanpa perubahan melalui paru,
meskipun sebagian kecil dimetabolisasi dan diekskresi melalui urine.
13
Efek kesehatan:
Kronis :
Dermatitis kering dan bersisik. Nekrosis sentribolar dan degenerasi perlemakan pada
hati. Kegagalan ginjal akut oligurik. Ada efek sinergistik, jika pemajaan disertai
dengan minum alcohol.
Pengobatan : tidak spesifik. Kebanyakan kasus pulih kembali, tetapi kerusakan ginjal
dan hati akan menetap.
f) KLOROFORM
Sifat : cairan jernih, tidak berwarna, tidak mudah terbakar dengan bau khas.
Metabolisme : diserap melalui paru (dan kulit). Disimpan didalam jaringan lemak dan
secara perlahan dikeluarkan melalui paru dan sebagian kecil melalui ginjal.
Efek kesehatan:
B. FAKTOR FISIKA
1. DEBU
14
Kita diperingatkan oleh HSE bahwa, meskipun kita semua debu mempunyai ambang
batas pemajanan kerja, tidak adanya ambang batas jangan dianggap sebagai tidak
adanya bahaya, dan pajanan harus dikendalikan sampai miimum yang dapat dicapai.
Ditempat yang tidak membutuhkan standar yang lebih ketat, pemajanan perorangan
tidak boleh melampaui debu total dan debu respirabel (fraksi alveoli),kecuali talk,
yang ambang batas anjurannya adalah total dan respirabel . Setiap kadar debu udara
diatas nilai itu harus dianggap sebagai kadar yang amat tinggi dengan maksdud
memenuhi perturan 2 dari COSHH dan sebagai bahan yang mengganggu kesehatan.
2. ASAP
Yang dimaksud uap adalah partikel padat yang dikeluarkan oleh reaksi kimia atau
kondensasi dari status gas, biasanya dari pengauapan logam yang mencair. Partikel
biasanya berdiameter , kecuali terjadi oksidasi sebagaimana pada uap seng, yang
diameternya lebih besar.
3. KEBISINGAN
4. PENERANGAN
Untuk mendapat penerangan yang baik, biasanya orang orang menggunakan dua
macam penerangan sekaligus yaitu :
15
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkiankan seorang tenaga kerja
melihat pekerjaannya dengan teliti cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta
membantu menciptrakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan
lingkungan dan menyenankan. Sifat – sifat dari penerangan yang baik ditentukan oleh
b) Pencegahan kesilauan
c) Arah sinar
d) Warna dan
b) Kelelahan mental
e) Meningkatnya kecelakaan
Lapisan uadara ketebalan kira kira 800 km dihitung dari permukaan bumi.
Tekanan udara rendah ini terjadi pada pekerja bermukim di daerah pegunungan atau
di luar angkasa.
a) Policithaemia
16
Gejala terjadi pada tekanan udara rendah karena kekurangan O2 pada pernapasan,
sehingga terjadi peningkatan jumlah darah merah.
b) Hipoxia
c) Hipocapia
Tekanan udara tinggi biasanya dihadapi oleh pekerja yang bekerja di bawah
permuakaan air dan pekerja tambang yang sangat dalam.
Penyakit “CAISSON”
· Benda : adalah perasaan sakit yang terdapat disendi dan di tulang serta otot,
cepat menghambat, menjalar keseluruh bagian tubuh, umumnya terjadi 4-6 jam
sesudah dekomprasi.
· Choke adalah sakit subternal yang terasa pada waktu bernapas dalam yang di
ikuti batuk paroximal, bahkan semaput atau schok.
17
6. FAKTOR GETARAN
Pada pekerja denngan getaran mekanis pada alat lengan tidak hanya, akan tetapi ada
pekerja-pekerjaan di dalam industri, pembangunan, dan pertambahan menggunakan
alat bergetar secara terus menerus.
18
· Kerusakan–kerusakan pada persendian dan tualang, disebabkan tingkat
kekerasan getaran terhadap tulang rawan.
7. SUHU KERJA
Pada prinsipnya suhu tubuh manusia dipertahankan tetap seimbang oleh suatu
pengaturan suhu (=thermoregulatory system). Panas yang diakibatkan metabolisme
sangat tergantung dari kegiatan tubuh. Cuaca kerja adalah kombiansi dari : (a) suhu
udara (b) kelembaban udara (c) kecepatan gerakan dan (d) suhu radiasi. Kombinasi
keempat faktor itu dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut
suhukering. Kelembaban udara diukur menggunakan hygrometer. Sedangkan suhu
kelembaban dapat diukur bersama- sama dengan misalnya “ sling psychrometer” atau
“ Arsmannpsychometer “ yang menunjukan suhu basah sekaligus. Suhu basah adalah
suhu yang ditunjukan suatu termometer yang dibasahi dan ditiup udara yang
kepadanya, denga demikian suhu tersebut menunjukkan kelebbaban relatif.
Kecepatan udara yang besar dapat diukur dengan suatu anemometer , sedangakan
kecepatan kecil diukur dengan memakai termometeter kata.
19
muntah. “heat exhaustion” biasanya terjadi oleh karenan cuaca yang sangat panas,
terutama bagi mereka yang belum beraklimitasi terhadap udara panas. Penderita yang
berkeringat yang sangat banyak, sedangkan suhu badan normal atau subnormal.
Tekanan darah menurun dan nadi lebih cepat. Si sakit merasa lemah, mungkin
pingsan, kadang kadang, lethargik. “Heat stroke” jarang dalam industri, namun bila
terjadi sangatlah hebat. Biasanya terkena dalah laki- laki dan pekerjaannya berat dan
belum beraklimatisasi. Gejala-gejala terpenting suhu badan naik sedangkan kulit
kering dan panas. Gejala- gejala syarat pusat dapat dilihat seperti vertigo, tremor,
konvulsi, dan delirium. Menurunkan suhu badan dengan kompres atau selimut kain
basah dan dingin adalh pengobatan utama. Sebab “heat stroke” adalah pengaruh
panas kepada pusat pengatur panas di otak. Malaria adalah kelainan kulit, sebagai
akibat keluarnya yang berlebih-lebihan.
20
kaki yang menderita penyakit tersebut. Frostbite adalah akibat suhu yang rendah di
beku. Stadium akhir suatu Frostbite adalah gengrene. Perbedaan ketiga penyakit ini
yang terutama adalah bersifat cacat Frostbitedan cacat sementara pada chiliblains dan
trench foot. Pencegahan didastkan atas seleksi pekerja dan penggunaan pakaian
perlindungan yang baik. Penyakit-penyakit akibat kerja oleh suhu rendah belum
merupakan penyakit untuk negara kita yang tropis ini.
8. RADIOAKTIF
Paparan radiasi dapat mengenai manusia melalui 2 jalur yaitu dari sumber
radiasi yang berasal dari luar tubuh dan dalam tubuh. Interaksi sinar radiasi dengan
sel-sel tubuh manusia akan menyebabkan reaksi kimia. Hal ini dikenal dengan efek
somatik/non somatik dan efek genetic/stokastik.
C. FAKTOR BIOLOGIS
21
Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga maupun
binatang lain yang ada di tempat kerja. Berbagai macam penyakit dapat timbul seperti
infeksi, alergi, dan sengatan serangga maupun gigitan binatang berbisa sebagai
penyakitserta bisa menyebabkan kematian.
· Parasit
· Bahan beracun
· Iritan
· Penyakit oleh bakteri anthrax yang sering di derita oleh tenaga kerja
pemotongan hewan, penyamakan kulit, dan pengeringan tulang.
22
· Penyakit weil yang diderita oleh tenaga kerja karena ditularkan oleh tikus.
· Penyakit umum yang diderita oleh dokter dan/atau perawat yang karena
pekerjaannya tertular oleh penderita yang dirawat/diobati seperti difteri, gonorrhea,
angina, pes, dan malaria.
· Penyakit cacing Ancylostomiasis yang diderita oleh tenaga kerja tambang dan
perkebunan yang disebabkan oleh cacing Ancylostoma deudonale dan Necator
americanus.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah semua ilmu dan penerapannya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja (PAK), kebakaran, peledakan, dan pencemaran.
Adapun factor –faktor resiko kerja dan dampaknya terhadap kesehatan yaitu:
1. Factor kimia
2. Factor biologi
3. Factor fisika
B. Saran
24
Dalam penyusunan makalah ini semoga para pembaca sekalian dapat
memahami bahwa faktor risiko terhadap lingkungan kerja tidak dapat dianggap
remeh karna akan menimbulkan kecelakaan kerja bagi para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
25