Anda di halaman 1dari 15

1

RANGKUMAN UTS ALKES & SPESIALITE


THYROID

A. Pengertian penyakit/Gangguan Tiroid


Tiroid merupakan kelenjar endokrin murni terbesar dalam tubuh manusia yang
terletak dileher bagian depan, terdiri atas dua bagian (lobus kanan dan lobus kiri).
Panjang kedua lobus masing-masing 5 cm dan menyatu di garis tengah, berbentuk seperti
kupu –kupu. Penyakit atau gangguan tiroid adalah suatu kondisi kelainan pada seseorang
akibat adanya gangguan kelenjar tiroid, baik berupa bentuk kelenjar maupun perubahan
fungsi (berlebihan, berkurang atau normal).
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3). Pembentukan hormon tiroid dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik yang
melibatkan hormon Tyroid Stimulating Hormon (TSH). Bila produksi hormon tiroid
meningkat maka produksi TSH menurun dan sebaliknya jika produksi hormon tiroid
tidak mencukupi kebutuhan maka produksi TSH meningkat.
Hormon tiroid mempunyai peran yang sanagt penting dalam berbagai proses
metabolisme (metabolisme protein, karbohidrat, lemak) dan aktivitas fisiologik pada
hampir semua sistem organ tubuh manusia, kekurangan maupun kelebihan hormon tiroid
akan mengganggu berbagai proses metabolisme dan aktivitas fisiologi serta
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan termasuk sistem saraf
dan otak.

B. Patofisiologi Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang kemudian
berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3). Iodium nonorganik yang
diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Zat ini dipekatkan
kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam
jaringan tiroid. T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan dalam bentuk
koloid di dalam tiroid. Sebagian besar T4 kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi
sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar yang kemudian mengalami daur ulang. Di
sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh protein yaitu globulin pengikat tiroid Thyroid
2

Binding Globulin (TBG) atau prealbumin pengikat albumin Thyroxine Binding


Prealbumine (TBPA). Hormon stimulator tiroid Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
memegang peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH
dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai umpan balik
negatif sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke 9 sirkulasi dan
terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin yaitu Thyrotropin Releasing Hormone (TRH)
dari hipotalamus.

C. Jenis penyakit /gangguan tiroid


Menurut kelainan bentuknya, gangguan tiroid dapat dibedakan dalam 2 bentuk :
1. Difus
Yaitu pembesaran kelenjar yang merata, bagian kaan dan kiri kelenjar sama – sama
membesar dan disebut struma difusa (tiroid difus).
2. Nodul
Yaitu terdapat benjolan seperti bola, bisa tunggal (mononodosa) atau banyak
(multinodosa), bisa padat atau berisi cairan (kista) dan bisa berupa tumor jinak / ganas
Menurut kelaianan fungsinya, gangguan tiroid dibedakan dalam 3 jenis :
1. Hipotiroid yaitu kumpulan manifestasi klinis akibat berkurang atau berhentinya
produksi hormon tiroid.
2. Hipertiroid yaitu disebut juga tirotoksikosis, merupakan kumpulan manifestasi
klinis akibat kelebihan hormon tiroid
3. Eutiroid yaitu tiroid yang berbentuk tidak normal tapi fungsinya normal.

D. Faktor resiko penyakit/gangguan tiroid


Faktor-faktor penyebab :

1. Hipotiroid

a. Utama
1) Respon autoimun kronis (tiroiditis Hashimoto) - Status yodium: defisiensi
yodium parah atau kelebihan yodium ringan hingga parah - Iatrogenik:
3

radioiodine atau pembedahan (biasanya untuk mengobati hipertiroidisme,


gondok atau kanker tiroid)
2) Genetik (termasuk variasi yang menyebabkan hipotiroidisme bawaan)
3) Diinduksi obat: terapi termasuk amiodarone, lithium, antibodi monoklonal,
sodium valproate (anti-epilepsi), penghambat tirosin kinase dan penghambat
pos pemeriksaan kekebalan
4) Tiroiditis transien: pascapartum (infeksi virus (sindrom De Quervain))
5) Infiltrasi tiroid: menular, ganas (tiroid primer atau metastasis) dan kondisi
autoimun lainnya, seperti sarkoidosis
b. Sekunder (tengah)
1) Kegagalan hipotalamus dan / atau disfungsi
2) Disfungsi hipofisis (makroadenoma dan / atau pitam)
3) Resistensi terhadap TSH atau hormon pelepas tirotropin
4) Diinduksi obat (dopamin atau somatostatins, misalnya)
c. Ekstra tiroid
1) Hipotiroidisme konsumtif
2) Jaringan khusus sekunder untuk mutasi genetik (misalnya, THRα, THRβ dan
MCT8 (juga dikenal sebagai SLC16A2)

2. Hipertiroid

a. Utama
1) Peningkatan stimulasi, sekunder terhadap antibodi reseptor TSH (penyakit
Graves) dan kelebihan sekresi gonadotropin korionik manusia (hiperemesis
gravidarum dan tumor trofoblas, seperti koriokarsinoma atau mola hidatidosa)
2) Fungsi tiroid otonom: gondok multinodular toksik, nodul toksik soliter, dan
hipertiroidisme non-autoimun familial
3) Kelebihan hormon tiroid yang disimpan: autoimun (tiroiditis diam atau
pascapartum), infektif (virus (tiroiditis De Quervain)), bakteri atau jamur)
farmakologis (amiodarone IFN-α) atau radiasi
4

4) Paparan kelebihan yodium yang dikenal sebagai efek Jod-Basedow (dari


asupan yodium berlebih termasuk kontras radiografi)
b. Sekunder (tengah)
1) Sekresi TSH yang tidak tepat (TSH mengeluarkan adenoma hipofisis atau
resistensi hipofisis terhadap hormon tiroid)
c. Ekstra tiroid
1) Asupan hormon tiroid yang berlebihan (iatrogenik atau buatan)
2) Sekresi hormon tiroid ektopik (struma ovarii dan metastasis kanker tiroid
fungsional)

E. Tanda dan gejala penyakit/ gangguan tiroid


1. Tanda dan gejala hipotiroid
Kekurangan hormon tiroid mengakibatkan perlambatan proses metabolik didalam
tubuh manusia.

No Organ Gejala dan Tanda


1 Otak lemah, lelah, mengantuk, depresi, kemampuan
berbicara menurun, intelektual menurun,
gangguan ingatan , proses psikis pelan

2 Mata sakit kepala, gangguan penglihatan, edema


perorbital

3 Telinga, hidung dan suara serak


tenggorokan
4 Kelenjar tiroid pembesaran toroid/ goiter noduler atau difusa
5 Jantung dan pembuluh tekanan nadi berkurang (bradikardi), hipertensi
darah diastolik, kardiak output berkurarang
6 Saluran cerna sulit buang air bsar (konstipasi), berat badan naik/
gemuk
7 Ginjal fungsi ginjal menurun, retensi urin
8 Sistem reproduksi infertilitas, gangguan menstruasi
5

9 Otot dan saraf kaku sendi, kesemutan, nyeri sendi, gerakan otot
lemah (hipofleksia), edema non pitting
(miksedema), ataxia, kramp otot
10 Kulit tidak tahan dingin, produksi keringat berkurang.

Pada janin atau bayi, kekurangan hormon tiroid dapat menimbulkan cacat fisik, cacat
mental, kelainan saraf dan munculnya kretin. Kretin adalah kondisi retardasi dengan
bisu, tuli, cara berdiri dan berjalan yang khas, hipotiroid dan pertumbuhan yang
terhambat.

Gangguan akibat kurang iodium (GAKI)


Iodium merupakan mikronutrien yang sangat dibutuhkan tubuh dalam sintesis
hormon tiroid yang mempunyai peran sangat vital dalam pertumbuhan otak, sistem
syaraf, dan fungsi fisiologis organ – organ tubuh. Defisiensi (kekurangan) iodium
menyebabkan produksi hormon tiroid berkurang sehingga mengakibatkan kelainan
yang disebut gangguan akibat iodium (GAKI). Kelompok yang paling rentan terkena
GAKI adalah wanita usia subur (WUS) yang jika hamil maka akan berdampak pada
janinnya, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak – anak. Untuk mengatsi GAKI,
dilakukan program universal salt iodization (USI) yang direkomendasikan oleh
WHO dan UNICEF sejak tahun 1993 dan telah diimlpementasikan di Indonesia.

Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid kongenital adalah kelainan pada anak akibat kekurangan hormon tiroid
yang terjadi sejak didalam kandungan. Masa pembentukan jaringan otak dan periode
pertumbuhan pesat susunan saraf pusat terjadi pada masa kehamilan dan tiga tahun
pertama kehidupan anak. Bila seorang bayi dengan hipotiroid kongenital tidak
diketahui dan tidak diobati sejak dini, pertumbuhan nya akan terhambat dan
mengalami retardasi mental. Hipotiroid kongenital dapat terjadi permanen seumur
hidup atau hanya sementara (transien). Jika hanya sementara pun, karena terjadi pada
masa perkembangan pesat otak dapat berdampak besar pada perkembangan anak.
6

2. Tanda dan gejala hipertiroid


Kelebihan hormon tiroid menyebabkan proses metabolik dalam tubuh berlangsung
lebih cepat. Gejala dan tanda hipertiroid adalah sebagai berikut :

No Organ Gejala dan Tanda


1 Susunan saraf labil/emosional, menangis tanpa alasan yang jelas
(iritabel), psikosis, tremor, nervositas, sulit tidur,
sulit konsentrasi
2 Mata pandangan ganda, melotot
3 Kelenjar tiroid pembesaran tiroid
4 Jantung dan paru sesak nafas, hipertensi, aritmia, berdebar- debar,
gagal jantung, tekanan nadi meningkat (takikardi)
5 Saluran cerna sering buang air besar, lapar, banyak makan, haus,
muntah, berat badan turun cepat , toleransi obat
6 Sistem reproduksi tingkat kesuburan menurun, menstruasi berkurang,
tidak haid, libido menurun.
7 Darah- limfatik limfositosis, anemi, pembesaran limfa, pembesaran
kelenjar limfe leher
8 Tulang osteoporosis, epifisis cepat menutup,nyeri tulang
9 Otot lemah badan, refleks meningkat, hiperkenesis,
capai, tangan gemetar
10 Kulit berkeringat tidak wajar (berlebihan) dibeberapa
tempat

F. Diagnosis gangguan tiroid


Penegakan diagnosis gangguan tiroid selain berdasarkan tanda dan gejala, juga
memerlukan pemeriksaan laboratorium yaitu minimal diketahui kadar TSH, hormon
Triiodotironin (T3), dan Tiroksin (T4)
No Diagnosis Total T3 dan TSH plasma manifestasi klinik
T4
7

1 Hipertiroidisme tinggi rendah hipertiroid


2 Hipotoroidisme rendah tinggi hipotiroid

G. Pengobatan gangguan tiroid


1. Hipotiroid
Pada pasien dewasa yang sehat dengan hipotiroidisme memerlukan penggantian
hormon tiroid dengan dosis 1,7 μg per kg per hari, dengan persyaratan turun menjadi
1 μg per kg per hari pada lansia. Jadi, levothyroxine dalam dosis 0,10 sampai 0,15
mg per hari diperlukan untuk mencapai status eutiroid. Untuk penggantian penuh,
anak-anak mungkin membutuhkan hingga 4 μg per kg per hari. Pada pasien muda
tanpa faktor risiko penyakit kardiovaskular, penggantian hormon tiroid dapat mulai
mendekati sasaran. Pada kebanyakan orang dewasa muda yang sehat, penggantian
dimulai dengan menggunakan levothyroxine dengan dosis 0,075 mg per hari, dengan
dosis ditingkatkan perlahan seperti yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar TSH
yang berkelanjutan. Levothyroxine harus dimulai dalam dosis rendah pada pasien
yang lebih tua dan mereka yang berisiko mengalami gangguan kardiovaskular yang
dapat terjadi dengan peningkatan yang cepat dalam detak jantung istirahat dan
tekanan darah.9 Pada pasien ini, dosis awal yang biasa adalah 0,025 mg per hari.
Dosis ini dapat ditingkatkan dengan kelipatan 0,025 hingga 0,050 mg setiap empat
hingga enam minggu sampai tingkat TSH kembali normal.
8

2. Hipertiroid
Pengobatan hipertiroidisme bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan
penyakit, serta usia pasien, ukuran gondok, kondisi penyerta, dan keinginan
pengobatan. Tujuan terapi adalah untuk memperbaiki keadaan hipermetabolik
dengan efek samping paling sedikit dan kejadian hipotiroidisme paling rendah. Beta
blocker dan iodida digunakan sebagai tambahan pengobatan. Obat antitiroid, yodium
radioaktif, dan pembedahan adalah pilihan pengobatan utama untuk hipertiroidisme
persisten.
9

a. Beta Blocker
Beta blocker menawarkan pereda segera gejala adrenergik hipertiroidisme
seperti tremor, palpitasi, intoleransi panas, dan kegugupan. Propranolol (Inderal)
telah digunakan secara luas, tetapi penghambat beta lainnya dapat digunakan.
Beta blocker nonselektif seperti propranolol, lebih disukai karena memiliki efek
yang lebih langsung pada hipermetabolisme. Terapi dengan propranolol harus
dimulai pada 10 sampai 20 mg setiap enam jam. Dosis harus ditingkatkan secara
progresif sampai gejala terkontrol. Dalam kebanyakan kasus, dosis 80 sampai
320 mg per hari sudah cukup. Penghambat saluran kalsium seperti diltiazem
(Cardizem) dapat digunakan untuk mengurangi denyut jantung pada pasien yang
tidak dapat mentolerir penghambat beta.
b. Iodides
Iodida menghalangi konversi tiroksin (T4) menjadi triiodotironin (T3) dan
menghambat pelepasan hormon. Iodida juga digunakan sebagai terapi tambahan
sebelum operasi darurat nonthyroid, jika beta blocker tidak dapat mengontrol
hipertiroidisme, dan untuk mengurangi vaskularisasi kelenjar sebelum operasi
untuk penyakit Graves.9 Iodida tidak digunakan dalam pengobatan rutin
hipertiroidisme karena peningkatan paradoks pelepasan hormon yang dapat
terjadi dengan penggunaan jangka panjang. Agen kontras radiografi iodida
organik (misalnya, asam iopanoat atau natrium ipodat) digunakan lebih umum
daripada iodida anorganik (misalnya, kalium iodida). Dosis salah satu agen
adalah 1 g per hari hingga 12 minggu.
c. Obat Antitiroid
10

Obat antitiroid bekerja terutama dengan mengganggu pengorganisasian yodium,


sehingga menekan kadar hormon tiroid. Methimazole (Tapazole) dan
propylthiouracil (PTU) adalah dua agen yang tersedia di Amerika Serikat.
Tingkat remisi bervariasi dengan lamanya pengobatan, tetapi tingkat 60 persen
telah dilaporkan ketika terapi dilanjutkan selama dua tahun. Kekambuhan dapat
terjadi pada hingga 50 persen pasien yang awalnya merespons, terlepas dari
rejimen yang digunakan. Percobaan acak baru-baru ini menunjukkan bahwa
kekambuhan lebih mungkin terjadi pada pasien yang merokok, memiliki
penyakit gondok yang besar, atau peningkatan kadar antibodi yang merangsang
tiroid pada akhir terapi.
1) Methimazole
Methimazole biasanya merupakan obat pilihan pada pasien tidak hamil
karena biayanya yang lebih rendah, waktu paruh yang lebih lama, dan
insiden efek samping hematologi yang lebih rendah. Dosis awal adalah 15
sampai 30 mg per hari, dan dapat diberikan bersamaan dengan penghambat
beta. Blokade beta dapat dikurangi setelah empat hingga delapan minggu
dan methimazole disesuaikan, sesuai dengan status klinis dan T4 gratis
bulanan atau level T3 gratis, menuju dosis pemeliharaan eutiroid akhir
(yaitu, level T3 dan T4 normal) 5 hingga 10 mg per hari. Tingkat TSH
mungkin tetap tidak terdeteksi selama berbulan-bulan setelah pasien
menjadi eutiroid dan sebaiknya tidak digunakan untuk memantau efek
terapi. Pada satu tahun, jika pasien secara klinis dan biokimia eutiroid dan
tingkat antibodi perangsang tiroid tidak terdeteksi, terapi dapat dihentikan.
Jika tingkat antibodi perangsang tiroid meningkat, terapi lanjutan harus
dipertimbangkan untuk satu tahun lagi. Setelah terapi obat antitiroid
dihentikan, pasien harus dipantau setiap tiga bulan untuk tahun pertama,
karena relaps lebih mungkin terjadi selama waktu ini, dan kemudian setiap
tahun, karena relaps dapat terjadi bertahun-tahun kemudian. Jika kambuh
terjadi, yodium radioaktif atau pembedahan umumnya dianjurkan, meskipun
terapi obat antitiroid dapat dimulai kembali.
2) Propylthiouracil/PTU
11

PTU lebih disukai untuk wanita hamil karena methimazole telah dikaitkan
dengan kelainan kongenital yang jarang terjadi. Dosis awal PTU adalah 100
mg tiga kali sehari dengan dosis pemeliharaan 100 sampai 200 mg setiap
hari. Tujuannya adalah untuk menjaga tingkat freeT4 pada tingkat normal
atas.
3) Komplikasi
Agranulositosis adalah komplikasi paling serius dari terapi obat antitiroid
dan diperkirakan terjadi pada 0,1 sampai 0,5 persen pasien yang diobati
dengan obat ini. Risiko lebih tinggi dalam beberapa bulan pertama terapi
dan mungkin lebih tinggi dengan PTU daripada methimazole. jarang pada
pasien yang memakai methimazole kurang dari 30 mg per hari. Timbulnya
agranulositosis terkadang mendadak, jadi pasien harus diperingatkan untuk
segera berhenti minum obat jika mereka tiba-tiba mengalami demam atau
sakit tenggorokan. Pemantauan rutin jumlah sel darah putih masih
kontroversial, tetapi hasil dari satu penelitian menunjukkan bahwa
pemantauan ketat jumlah sel darah putih memungkinkan deteksi dini
agranulositosis. Dalam penelitian ini, pasien menghitung jumlah sel darah
putih setiap dua minggu selama dua bulan pertama, kemudian setiap bulan.
Dalam kebanyakan kasus, agranulositosis dapat disembuhkan dengan
pengobatan suportif. Efek samping ringan (misalnya ruam, demam, gejala
gastrointestinal) kadang-kadang dapat diobati secara simptomatis tanpa
penghentian obat antitiroid; namun, jika timbul gejala artralgia, obat
antitiroid harus dihentikan karena artralgia dapat menjadi prekursor sindrom
poliartritis yang lebih serius.
d. Radioaktif iodium.
Di Amerika Serikat, iodium radioaktif adalah pengobatan pilihan untuk
kebanyakan pasien dengan penyakit Graves dan gondok nodular toksik. Iodium
radioaktif tidak mahal, sangat efektif, mudah dikelola, dan aman. Ada
keengganan untuk menggunakan yodium radioaktif pada wanita usia subur
karena secara teoritis risiko kanker tiroid, leukemia, atau kerusakan genetik pada
keturunan di masa depan. Tindak lanjut jangka panjang pasien belum
12

memvalidasi kekhawatiran ini. Pengobatan hipertiroidisme pada anak-anak


masih kontroversial, tetapi yodium radioaktif menjadi lebih dapat diterima pada
kelompok ini.

A. Hormon Tiroid
Hormon tiroid digunakan pada hipotiroidisme (myxoedema) dan juga digunakan
pada goiter non toksik yang diffuse (luas tidak berbatas tegas), tiroiditis Hashimoto
(lymphadenoid goiter) dan karsinoma tiroiditis.
1. Natrium Levotiroksin
Indikasi : Hipotiroidisme
Peringatan : Predisposisi insufisiensi adrenal (terapi awal dengan
kortikosteroid sebelum mulai levotiroksin), lansia, penyakit jantung
(insufisiensi miokardial atau infark miokardial, hipotiroidisme
dalam jangka waktu yang lama, diabetes insipidus, diabetes
mellitus (dosis obat antidiabetes termasuk insulin mungkin perlu
ditambah), kehamilan dan menyusui.
Efek Samping : Biasanya terjadi karena kelebihan dosis (lihat dosis awal di atas),
nyeri angina, aritmia, palpitasi, kram otot skelet, takikardi, diare,
muntah, tremor, gelisah, bergairah, insomnia, sakit kepala, muka
merah, berkeringat, demam, intoleransi terhadap panas, berat badan
turun drastis, otot lemah.
Kontraindikasi : Tiroksikosis

B. Antitiroid
Obat antitiroid digunakan pada pengobatan hipertiroidisme, yaitu untuk persiapan
pengangkatan tiroid (thyroidectomy) atau untuk pengobatan jangka panjang.
1. Iodida/Iodin
Indikasi : Tirotosikosis
Peringatan : Ibu hamil dan anak-anak
Kontraindikasi : Reaksi-reaksi hipersensitif seperti coryza-like symptoms, sakit
kepala, lakrimasi, konjungtivitis, nyeri pada kelenjar ludah,
13

laringitis, bronkhitis, ruam kulit, insomnia, impoten, gondok


pada bayi yang ibunya menggunakan iodida.

2. Propiltiourasi
Indikasi : Hipertiroidism
Peringatan : Gangguan hati, kehamilan, dan ibu menyusui
Efek samping : Muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala, ruam kulit
dan pruritus, nyeri sendi, miopati, alopesia, supresi sumsum
tulang (pansitopenia dan agranulositosis), jaundice.
3. Karbimazol
Indikasi : Hipertiroidism
Peringatan : Gangguan hati, kehamilan, dan ibu menyusui
Efek samping : Muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala, ruam kulit
dan pruritus, nyeri sendi, miopati, alopesia, supresi sumsum
tulang (pansitopenia dan agranulositosis), jaundice.

4. Tiamazol
Indikasi : Pengobatan hipertiroidism, terutama pada pembengkakan tiroid
yang sedikit atau besar (goiter) pada pasien usia muda.
Peringatan : Jika ada gejala agranulositosis harap melapor kepada dokter,
seperti demam. Pasien kelainan sumsum tulang harus dipantau.
Hati-hati adanya reaksi hepatik. Hati-hati pada ibu hamil.
Diduga obat ini menyebabkan karsinogenesis, mutagenesis, dan
gangguan fungsi kesuburan.
Kontraidikasi : Hipersensitivitas; ibu menyusui
Efek samping : Reaksi alergi kulit (gatal, kemerahan, ruam), mual, muntah,
nyeri epigastrik, artralgia, parestesia, kehilangan indera
pengecap, rambut rontok, mialgia, sakit kepala, pruritis,
mengantuk, neuritis, edema, vertigo, pigmentasi kulit, jaundice,
sialadenopathy dan limfadenopati. Perubahan jumlah darah,
granulositopenia, trombositopenia, anemia aplastik,
14

hipoprotombinemia dan nepritis, agranulositosis, peradangan


mukosa oral dan faring, pembentukan furunkules, efek ini dapat
terjadi seminggu hingga sebulan setelah pengobatan, tapi dapat
hilang dengan sendirinya. Limpadenitis, pembengkakan akut
kelenjar lidah, penurunan angka platelet darah dan konstituen
darah lainnya, peradangan pembuluh darah dan saraf, gangguan
sensitivitas, terjadi induksi lupus eritematosus (penyakit auto
imun), dan sindrom autoimun insulin.

C. Tabel Obat Kelenjar Endokrin-Tiroid


Dosis
Nama Kontra Efek Nama Bentuk
No. Indikasi (MIMS,PIONAS, Pabrik
Generik indikasi Samping Dagang Sediaan
BNF)

Tablet
50 mcg Merck
Euthyrox Indonesia
Tablet TBK
Jari gemetar
(tremor), 100 mcg
Hiper-
palpitasi,
Dewasa; dosis tiroidisme,
aritmia, Thyrax Duo Tablet
awal 50-100 mcg/ Tiro Quamed
Na. Levotiroksin Hipo- keringat Tablet 100 mcg
1. hari (50 mcg untuk toksikosis,
(Obat Keras) tiroidisme berlebih,
pasien berumur Insufisiensi
penurunan
lebih dari 50 tahun) adrenal. Tablet
berat badan,
Levothyroxine 50 mcg
gelisah, Actavis
sulit tidur. Actavis Tablet
100 mcg

Tablet
Thyroxin
100 mcg

Bloking produksi Hipersen-


hormon tiroid sitivitas,
dicapai dengan Granulo-
dosis obat 25-40 sitopenia, Reaksi
mg. Terapi utama penderita alergi pada
(untuk mencapai kerusakan kulit, Film
Merck
Thiamazole aktivitas sumsum kehilangan Coated
2. Antitiroid Thyrozol Indonesia
(Obat Keras) metabolisme tulang rasa, Tablet
TBK
normal kelenjar belakang vertigo, 5 mg
tiroid): Dosis setelah pigmentasi
maksimum 20-40 diberikan kulit.
mg tergantung terapi
pada keparahan dengan
penyakit. Untuk karbimazol
15

kasus ringan, 10 atau


mg 2 kali sehari. tiamazol.
Untuk kasus berat,
20 mg 2 kali
sehari.
Film
Coated
Tablet
10 mg

Muntah,
Perhatian
gangguan
untuk
pencernaan
gangguan Nicholas
Karbimazol Hiper- ringan, Tablet
3. 15-40 mg sehari hati, Neo-Mercazole Lab
(Obat Keras) tiroidisme pansito- 5 mg
kehamilan Indonesia
penia,
dan Ibu
agranulo-
menyusui.
sitosis.

Leukopenia,
200-400 mg/hari, Trombo
dosis ini sitopenia,
dipertahankan Perhatian anemia
sampai pasien untuk aplastik
mencapai keadaan penderita hipo
Hiper- Propilthiouracil Tablet PT.
4. Propiltiourasil eutiroid, lalu dosis gangguan protrombi
tiroidisme (Har) 50 mg Generik
diturunkan secara hati dan nemia,
berangsur-angsur ginjal. hepatitis,
sampai mencapai enselopati,
dosis pemeliharaan nekrosis
50-150 mg/hari. hati,
nefritis.

Anda mungkin juga menyukai