Sub-Pokok Bahasan: 1. Alih fungsi lahan, 2. Lahan kritis, 3. Disparitas penguasaan lahan, 4. Gap perenc.& implementasinya, 5. Konflik spasial, 6. Kerusakan lingkungan, dan 7. Bencana alam. Terjadi di rural dan urban Dari ruang publik jadi ruang komersil; UU 26/2007 Psl 29: ◦ (2) RTH ≥ 30 % ◦ (3) RTH publik ≥ 20 % Luas lhn pertanian: 40,5 jt ha Konversi 110 rb ha/thn UU No. 41/2009: PLPPB Def.: Lahan rusak krn tdk sesuai penggunaan dgn kemampuannya Rusak: ◦ Fisik ◦ Kimia ◦ biologi Merusak fungsi: ◦ hidro-orologi ◦ produksi ◦ Pemukiman ◦ sosial Luas lahan kritis: ◦ 1980: 6.936.408 ha (Syam, 2003) ◦ 2006: 25 jt ha ◦ Naik 0,7 jt ha/th Sangat tinggi Ditjen PLA (2005): ◦ Petani 70% lahan 13 % ◦ Non-Petani, 30% lahan 87% ◦ L Pert 0,35 ha/RT petani ◦ L perkeb rakyat 2,33 ha/RT pet ◦ HGU: 6.000 ha ◦ HPH: 200.000 ha ◦ Kecilnya unit lhn=sulit dimanaj ◦ 1,7 Ha HGU lahan tidur Induk peraturan: ◦ UU No.5/1960: PDPPA (UUPA) ◦ UU No. 26/2007: Penataan Ruang ◦ -UU No 4/2011: IG Penyebab gap: ◦ Peraturan level bawah: Zoning regulation tdk jelas. Perlu dukungan teknologi ◦ Lemahnya mekanisme pengendalian (monitoring dan evaluasi) Unhas-Dep. ESM RI (2004): - “Konflik spasial”, contoh: a. beberap lahan tambang pd areal hutan lindung; b. ada wilayah otonomi (khusus) 81% ttk tambahng pd HL & HSA c. ?Kesejahtraan vs lingkungan d. +Sustainable Development! Banyak macamnya: a. Gempa b. Tsunami c. Longsor d. Banjir, dll. e. Mengancam wily. produksi pert. f. +perlu dipertimbangkan! (tata letak, konstruksi, komoditi, sarana/pras yang digunakan)