0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang zonasi tata guna lahan, termasuk proses alokasi penggunaan lahan, prinsip dasar alokasi spasial, klasifikasi, pertimbangan dasar zonasi, dan prosedur formal, semi-formal, serta teknis-metodologis zonasi.
Dokumen tersebut membahas tentang zonasi tata guna lahan, termasuk proses alokasi penggunaan lahan, prinsip dasar alokasi spasial, klasifikasi, pertimbangan dasar zonasi, dan prosedur formal, semi-formal, serta teknis-metodologis zonasi.
Dokumen tersebut membahas tentang zonasi tata guna lahan, termasuk proses alokasi penggunaan lahan, prinsip dasar alokasi spasial, klasifikasi, pertimbangan dasar zonasi, dan prosedur formal, semi-formal, serta teknis-metodologis zonasi.
lahan 2. Prinsip dasar alokasi spasial penggunaan lahan 3. Klasifikasi 4. Pertimbangan dasar dan tahap utama zonasi 5. Prosedur formal zonasi tata guna lahan 6. Prosedur semi-formal 7. Prosedur teknis-metodologis zonasi ZONASI: Alokasi Penggunaan Lahan Alokasi penggunaan lahan (APL) adalah suatu proses mengalokasikan suatu jenis penggunaan lahan atau satu set penggunaan lahan pada suatu lokasi atau pada satu set lokasi secara spasial Ketika alokasi penggunaan lahan (APL) dan alokasi lokasi (ALO) digabungkan, maka akan terdapat tiga proses alokasi yang berbeda, sebagai berikut: Alokasi penggunaan lahan tunggal pada beberapa lokasi (single land use on multiple locations), disingkat APLT-BL; Alokasi beberapa penggunaan lahan (majemuk) pada satu lokasi (allocation of multiple land uses on a single location); disingkat APLM-SL dan Alokasi beberapa penggunaan lahan pada beberapa lokasi (allocation of multiple land uses on multiple locations), disingkat APLM-BL. Pertimbangan strategis perencanaan zonasi antara lain sebagai berikut: Integrasi berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan penatagunaan lahan Mempertemukan antara kebutuhan dengan tujuan yang harus dicapai, baik dari sudut pandang masyarakat maupun pemerintah Identifikasi dan kuantifikasi proses yang paling penting dari sistem penggunaan lahan yang kompleks Trade-off antara berbagai pilihan penggunaan lahan berbagai sedemikian rupa sehingga perencana dan pengambil keputusan benar-benar dapat memahami masalah, sasaran, tujuan, dan output yang harus dicapai Sistem penggunaan lahan secara keseluruhan Interval dan jalur antara situasi aktual dan masa depan. Tujuan dan sasaran yang akan dicapai Kesiapan sumberdaya manusia, Kesiapan financial Kesiapan teknologi (hardware, software, data), Skala/wilayah cakupan: bertahap atau keseluruhan Tahapan yang harus dilalui dari keseluruhan proses perencanaan tata guna lahan Jenis data (primer, sekunder), cara akuisisi data, level observasi, dan akurasi Metode analisis, parameter, dan pendekatan pengambilan keputusan dalam zonasi. Dalam merancang perencanaan zonasi tata guna lahan, dikenal ada tiga kategori prosedur pokok yang diperlukan, sebagai berikut: Prosedur formal Prosedur semi-formal Prosedur teknis-metodologis. 1. Perumusan tujuan dan acuan. 2. Mengorganisir pekerjaan. 3. Menganalisis masalah-masalah. 4. Mengidentifikasi peluang- peluang untuk perubahan. 5. Mengevaluasi kesesuaian lahan 6. Menilai alternatif-alternatif. 7. Memilih pilihan yang terbaik. 8. Mempersiapkan perencanaan tata guna lahan. 9. Mengimplementasikan rencana. 10.Memantau dan merevisi perencanaan. Langkah-langkah zonasi dalam prosedur semi-formal: a. Menetapkan batas-batas spasial b. Identifikasi pemangku kepentingan (stakeholders) c. Identifikasi isu-isu penggunaan lahan d. Identifikasi calon penggunaan lahan e. Alokasi penggunaan lahan pada unit pemetaan f. Pemilihan Data dan model pendukung g. Pembuatan unit pemetaan (mapping unit) h. Estimasi peringkat dan skor kesesuaian i. Pembuatan peta rencana tata guna lahan (land use plan) j. Negosiasi k. Pemantauan perubahan tata guna lahan Komponen sistem zonasi tata guna lahan lainnya yang penting dalam upaya penyusunan rencana (land use plan) dan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Skenario penggunaan lahan (yang terdiri dari PL1, …, PLn), yang berasal dari komponen penggunaan lahan yang direncanakan Komponen evaluasi lahan yang menggunakan parameter lahan (kualitas dan karakteristik lahan) Model fisik (misalnya erosi, sedimentasi, hidrologi, iklim, kualitas air, abrasi, peroses geomorfologi, dan lain-lain) Peta penggunaan lahan saat ini yang mutakhir (up-to-date), yang diperoleh dari, misalnya, klasifikasi citra satelit Peta infrastruktur yang ada (jalan, jembatan, pelabuhan, simpul- simpul jaringan distribusi, dan lain-lain) Data keadaan sosial-ekonomi tentang kawasan yang dikaji. Metode penunjang lainnya sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan keputusan yang efektif, misalnya metode pengambilan keputusan berkriteria majemuk atau multiple criteria decision making (MCDM).