Anda di halaman 1dari 30

*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang

sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,


mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

KONSEP
Prof. Susan Sawyer, MD, MBBS, FRACP
a/Prof. Lena Sanci, MD
dr. Fransisca Handy, SpA

PENYUSUN
Dr. Fransisca Handy, SpA

KONTRIBUTOR
Dr. Dyana Safitri Velies, SpOG (K), MKes

LAYOUT DAN DESIGN


Dr. Paulus Mario Christopher
Dr. Maggie Stella Hung

2
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

3
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

TEKNIK KOMUNIKASI

Memahami sifat komunikasi dengan remaja

1. Profesional
 Jadi diri sendiri; gunakan pendekatan yang jujur dan terbuka
 Remaja mengharapkan tenaga kesehatan bersikap profesional, namun tidak
otoriter
 Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan hindari penggunaan istilah-istilah
medis ataupun jargon-jargon remaja.

2. Berpusat pada remaja (person centered)


 Tujuan pelayanan kesehatan remaja bukan hanya untuk menegakkan
diagnosis permasalahan kesehatan mereka – ini berpotensi menghasilkan
rencana tata laksana yang prematur atau kurang sesuai dengan situasi remaja
secara individu.
 Pendekatan pada remaja bersifat berpusat pada remaja ätau ‘person-centred,
bukan problem centred. Lakukan pendekatan yang bersifat personal
kehidupan remaja tersebut dan relasi-relasi yang ia miliki dan tidak hanya fokus
pada permasalahannya saja. Dari cerita remaja tentang keluarga, sekolah dan
minatnya kita dapat mengidentifikasi dan memuji hal baik yang telah ia lakukan
dalam hidupnya. Dengan menunjukkan minat kita terhadap remaja secara
individu, relasi yang penuh kepercayaan dapat terbangun dan akan membuat
remaja lebih terbuka akan kekawatiran dan permasalahannya.
 Tenaga kesehatan perlu bersikap sensitif dan menghormati nilai norma /
budaya remaja dan keluarganya. Tenaga kesehatan perlu memahami latar
belakang sosial budaya remaja dan bagaimana mereka sendiri melihat dirinnya
dalam konteks tersebut. Bisa jadi ada remaja yang keberatan membahas
tentang keluarganya atau hal lain dalam hidupnya. Kita perlu menghargai hal ini
 Ketrampilan komunikasi efektif perlu diterapkan; antara lain kemampuan
mendengarkan aktif / reflektif, bersikap empati dan tidak menghakimi

3. Menyesuaikan dengan tahap perkembangan remaja


 Tenaga kesehatan memiliki peran untuk menyediakan pelayanan kesehatan
yang komprehensif (menyeluruh) sesuai tahap tumbuh kembang remaja
terhadap aspek fisik dan psikososial remaja.
 Penting bagi tenaga kesehatan memahami fase perkembangan pasien remaja
dan permasalahan yang mungkin muncul sesuai tahap perkembanganya (lihat
materi A1). Gunakan cara komunikasi yang tepat sesuai dengan tahap
perkembangan remaja

4
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Kita perlu bersikap sensitif terhadap perkembangan fisik, kognitif, emosional


dan perubahan psikososial yang dialami remaja
 Nilailah tahap perkembangan remaja apakah mereka pada tahap remaja awal,
pertengahan atau akhir. Lihat tabel 1 – Tahap perkembangan remaja

 Hal ini akan memberikan pemahaman terhadap tugas perkembangan yang


sedang remaja hadapi dan membantu kita kita menentukan bahasa dan cara
komunikasi yang kita gunakan.
 Usahakan untuk menyesuaikan pertanyaan, penjelasan dan arahan kita sesuai
dengan tahap perkembangan remaja
 Contoh: untuk remaja yang masih tahap awal, mereka memiliki pemikiran yang
lebih konkret dan masih kesulitan dengan hal yang bersifat abstrak

Contoh: “Pelajaran apa yang paling disukai di sekolah?” adalah pertanyaan yang konkret
yang lebih mudah dipahami remaja masa awal, dibanding pertanyaan yang bersifat
abstrak “Bagaimana sekolahanya?”

4. Responsif dan partisipatif


 Responsif terhadap bahasa nor-verbal dan verbal.
 Gunakan komunikasi yang partisipatif dan interaktif – dorong partisipasi remaja
dengan menanyakan ide / pemikiran mereka tentang masalah kesehatan
mereka dan apa yang mereka akan lakukan terhadap permasalahan tersebut.
Libatkan mereka pada proses pembuatan keputusan dan proses tata laksana,
dorong mereka untuk bertanya.
 Jelaskan proses yang sedang kita lakukan, khususnya pada saat pemeriksaan
. Hal ini akan mengurangi rasa kawatir atau ketakutan akan prosedur
pemeriksaan tersebut.

5. Kolaboratif
 Tenaga kesehatan perlu memfasilitasi pendekatan kolaboratif pada remaja
dengan cara:
a. Melibatkan remaja dalam menyusun rencana tata laksana
b. Bersama remaja memutuskan hal mana yang perlu disampaikan kepada
orangtua/ keluarga
 Kekawatiran orangtua / keluarga / pengasuh dan keterlibatan mereka secara
proposional selaku pemberi dukungan utama remaja perlu tetap diperhatikan
dan diakomodasi
 Pendekatan multidisiplin seringkali diperlukan dalam penanganan masalah
kesehatan remaja, termasuk dengan sektor di luar kesehatan.

5
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Tabel 1. Pertanyaan dan respon sesuai tahap perkembangan remaja


Remaja awal Remaja pertengahan Remaja akhir
(10-14 tahun) (15-19 tahun) (20-24 tahun)
 Yakinkan bahwa  Semua faktor risiko  Pertanyaan terbuka
perubahan- psikososial HARUS dapat lebih banyak
perubahan yang selalu dinilai ditanyakan
terjadi karena  Intervensi fokus untuk  Intervensi fokus untuk
pubertas adalah hal hasil jangan pendek hasil hangan pendek
yang normal. dan menengah dan jangka panjang
 Pertanyaan terbuka  Menghubungkan  Pencegahan segala
disampaikan perilaku dengan risiko aspek dapat diberikan
dengan cara fisik dan sosial yang lebih luas
spesifik. dapat langsung terjadi
 Faktor risiko contoh: dampak pada
psikososial dinilai penampilan, relasi
Kunci sesuai dengan dengan teman
komunikasi kebutuhan
 Buat penjelasan
sinkat dan
sederhana
 Intervensi dibuat
untuk hasil jangka
pendek dan
menengah
 Bantu remaja untuk
identifikasi
kemungkinan hal
yang bisa terjadi
atas pilihan /
perilakunya

Memberi kesempatan remaja untuk bicara tanpa orangtua atau pendamping


 Sebagian remaja datang ke fasilitas kesehatan ditemani oleh orangtuanya. Untuk
membangun rapor dengan remaja, memberi kesempatan remaja untuk bicara
tanpa kehadiran orangtua akan membantu remaja untuk lebih terlibat dalam
proses konsultasi.
 Berdiskusi dengan remaja seorang diri memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Menunjukkan pada remaja kemampuannya untuk mandiri dan kebutuhannya
akan privasi
2. Menilai tahap perkembangan remaja
3. Melakukan skrining perilaku berisiko dan melakukan edukasi upaya
pencegahan masalah kesehatan
4. Membangun relasi dengan remaja secara individual
5. Mengungkapkan permasalahan atau kekhawatiran yang mereka tidak dapat
sampaikan di hadapan orangtuanya.

6
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Obrolan awal tentang keluhan yang membawa remaja datang ke fasilitas


kesehatan dapat dielaborasi bersama orangtua sesuai situasi dan keluhan saat
itu. Saat skrining psikososial akan dilakukan atau hal yang personal atau sensitif
akan dibahas, maka kesempatan bicara hanya dengan remaja perlu diciptakan.
 Untuk dapat memiliki kesempatan bicara dengan remaja tanpa pendampingan
orangtua / pendamping lainnya, jelaskan hal ini pada sebelumnya; jika perlu kita
dapat menyampaikan bahwa memberi kesempatan remaja untuk bicara tanpa
pendampingan orangtua merupakan sebuah prosedur rutin yang ditetapkan oleh
institusi / keilmuan.
 Meminta remaja bicara tanpa pendampingan dapat dilakukan dengan beberapa
cara:
1. Awali proses melibatkan remaja dalam komunikasi dengan kontak pertama di
ruang tunggu: sapa remaja lebih dulu dan minta mereka memperkenalkan
orangtua atau siapapun yang menemani mereka – undang remaja untuk lebih
dahulu masuk ke ruangan dan orangtua tetap menunggu di ruang tunggu.
--dokter menjemput pasien dan pendamping--
Dokter : “Halo Dini dan ibu Dini” – menjabat tangan
Dokter: “yuk, kamu sudah bisa masuk ke ruangan saya. Ibu boleh tunggu dulu
sebentar di sini? Saya perlu mengobrol berdua dulu dengan Dini”
Ibu: “Oh baik dok”
--dokter masuk ke ruangan bersama Dini--

2. Undang remaja dan orangtua / pendampingnya untuk bersama-sama masuk ke


ruangan dengan tujuan untuk menanyakan alasasan dan kekhawatiran yang
ada. Awali konsultasi dengan bertanya kepada remaja dan orang tuanya
alasan mereka datang menemui ke fasilitas kesehatan). Dengarkan hal yang
dikhawatirkan oleh orangtua dan sampaikan ke orang tua bahwa kita telah
memahami apa yang orang tua telah sampaikan, meminta orang tua untuk
memberi kesempatan remaja melakukan konseling tanpa pendampingan dan
memastikan kepada orang tua bahwa setelah selesai dengan sesi bersama
remaja saja, maka orangtua akan diundang kembali untuk hadir dalam
ruangan.
Dokter: “Kenapa nih kamu datang ke sini (nama), ada yang bisa saya bantu?”
Ibu : “Jadi begini dok, dia ini sudah terlambat haid 2 minggu, perut nya juga sakit
katanya, makanya saya bilang kita ke dokter aja supaya pasti”
Dokter : “Oh begitu. (nama) saat ini sudah remaja. Untuk pasien remaja, sangat
dianjurkan agar dokter bicara hanya berdua dengan remaja. Hal ini juga untuk melatih
kemandirian remaja dan kemampuan remaja menceritakan masalahnya sendiri. Nanti
setelah saya selesai ngobrol dengan (nama), saya akan minta ibu kembali masuk ke
sini karena kami pasti memerlukan bantuan ibu untuk kelanjutkan konseling.”
Ibu: “baik dok” -- ibu meninggalkan ruangan --

7
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Setelah kita selesai berdiskusi dengan remaja secara mandiri, kita dapat kembali
memanggil orangtua untuk memberi tahu kesimpulan kita dan mendiskusikan tata
laksana serta tindak lanjutnya – pastikan remaja terlibat dalam hal ini dan kita
perlu lebih dahulu memastikan kepada mereka bahwa mereka nyaman dengan
apa yang kita akan diskusikan dengan orangtuanya
 Diskusi dan melakukan konseling bersama dengan remaja dan orangtua tetap
merupakan hal penting untuk melihat bagaimana relasi antara remaja dengan
orang tuanya, interaksi mereka dan kita juga dapat memfasilitasi komunikasi
antara remaja dengan orangtuanya.

Untuk diperhatikan – Memberi kesempatan remaja diskusi seorang diri

Keputusan untuk memberi kesempatan remaja diskusi seorang diri harus didasarkan
pada kebutuan individual tiap pasien dan dengan tetap ada pelibatan orang tua pada
keseluruhan konseling dan rencana tata laksana. Tenaga kesehatan perlu
melakukan pertimbangan akan kebutuhan untuk melibatkan remaja secara aktif
dalam relasi yang menjaga kerahasiaan medis dengan kebutuhan untuk melibatkan
orangtua / wali yang merupakan pengasuh utama dan sumber dukungan fisik serta
emosional. Keputusan untuk memberi kesempatan remaja bicara sendiri tanpa
pendampingan bergantung pada:
1. Usia dan tahap perkembangan remaja
2. Relasi orangtua dengan remaja
3. Pertimbangan secara budaya
4. Permasalahan yang membawa remaja datang ke fasilitas kesehatan; keterlibatan
orangtua sangat diperlukan dalam kasus yang memberi dampak besar pada
kehidupan, missal: keinginan untuk menggugurkan kandungan (kehamilan
remaja) atau keperlukan untuk dilakukan tindakan medis yang invasif pada
remaja.
5. Kita perlu berkomunikasi secara terbuka namun hati-hati kepada orangtua dan
remaja bahwa ada kebutuhan akan berkurangnya keterlibatan orangtua
6. Keputusan untuk memberi kesempatan remaja bicara sendiri tanpa
pendampmingan harus disampaikan dalam perspektif yang positif dengan cara
yang baik; contoh kemampuan untuk bicara dengan tenaga kesehatan secara
mandiri adalah sebuah tanda dari perkembangan yang sesuai dengan usia
remaja
7. Menghormati keputusan orangtua / remaja jika mereka tidak ingin remaja bicara
secara sendiri dengan tenaga kesehatan

8
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Remaja tidak mau ditinggal


Remaja : “Ah ibu di sini / ibu ikut aja, aku gak mau sendirian”

Contoh respon:
Dokter: “Ibu akan menunggu di luar, sebentar saja, lalu ibu akan masuk kembali,
bagaimana?”
ATAU
Dokter : “(nama) saya sangat perlu mengetahui cerita tentang keluhan kamu dari kamu
sendiri, baru kemudian nanti saya perlu ibu untuk menambahkan, karena yang
mengalami keluhan adalah kamu sendiri. Bagaimana?”

Jika remaja memilih untuk ibu tetap ada di dalam, tidak mengapa, setelah beberapa
saat kita bisa meminta remaja menunggu di luar, kita bicara dengan ibu saja, lalu
baru gantian ibu yang di luar dan kita bicara dengan remaja saja.

Remaja enggan bicara untuk dirinya sendiri


Dokter : “Haii. Apa kabar kamu hari ini?”
Remaja : “Tau deh, tuh tanya aja sama Ibu”
Dokter : “Ooh, kenapa saya harus bertanya ke ibu?”
Remaja : “Iya. Kan Ibu yang nyuruh ke sini.”
Dokter : “Kenapa ibu menyuruh kamu ke sini”
Remaja : “Ya, gak tau deh”
Dokter : “Ooh gitu?”
Remaja : “Iya – ibu kan sukanya gitu orang gak kenapa-kenapa di suruh-suruh ke
dokter”
Dokter : “Ooh, kira-kira sekarang ini kamu mendingan saya ngobrol langsung sama
kamu atau ngobrol sama ibu dulu?”
Remaja : “Ya sama ibu aja lah”
Dokter : ”Oke sekarang saya ngobrol sama ibu dulu ya. Tapi setelah itu saya tetap
perlu pendapat kamu tentang apa yang dikatakan oleh ibu ke saya, supaya
saya tahu pasti dari pendapat kamu sendiri. Bagaimana?
Remaja : “Ya udah, ntar aja”

9
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Pernyataan Kerahasiaan Medis

Setelah hanya tinggal berdua dengan remaja, awalilah konsultasi dengan penjelasan
tentang kerahasiaan medis.
 Penjelasan pernyataan kerahasiaan medis akan membantu memfasilitasi
pengembangan rapor dengan remaja dan mengurangi ketidaknyamanan mereka
untuk membahas permasalahan sensitif yang bersifat privat.
 Jelaskan pada remaja bawah semua informasi yang disampaikan kepada tenaga
kesehatan akan dirahasiakan – jelaskan apa yang dimaksud dengan
“dirahasiakan”
 Jelaskan kemungkinan untuk menyampaikan informasi yang disampaikan remaja
kepada tenaga medis lain untuk memberikan hasil terbaik dari proses tata
laksana, tekankan bahwa sebelumnya kita akan meminta ijin remaja terlebih
dahulu.
 Jelaskan bahwa semua tenaga kesehatan juga akan selalu menjaga kerahasiaan
medis dari pasien-pasien mereka.

Kerahasiaan Medis – Pengecualian


Jelaskan kepada pasien bahwa terdapat 3 situasi di mana kerahasiaan medis
perlu disampaikan kepada pihak lain untuk kepentingan keselamatan remaja
1. Jika terdapat risiko remaja membahayakan dirinya
2. Jika terdapat ancaman orang lain akan membahayakan remaja
3. Jika remaja berisiko untuk membahayakan orang lain
 Selain itu mungkin ada beberapa kondisi yang memerlukan penyampaian
informasi medis kepada pihak lain, contoh jika remaja mengalami penyakit
menular; hal ini perlu dijelaskan secara tepat kepada siapa dan kapan kita
perlu menyampaikan informasi ini.
 Akan sangat membantu jika kita menjelaskan kerahasiaan medis ini dengan
cara yang natural dan merefleksikan gaya komunikasi kita pada remaja
 Kita mungkin perlu memastikan kerahasiaan medis ini pada konsultasi
berikutnya, terutama saat kita akan membahas hal-hal yang sensitif seperti
seks, zat psikoaktif, dan masalah kesehatan mental.

10
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Contoh Pernyataan Kerahasiaan Medis


“Apa yang kamu sampaikan kepada saya, merupakan rahasia medis. Rahasia medis
artinya hanya tenaga medis dan kamu yang mengetahuinya, kecuali jika ditemukan
hal-hal yang mengancam keamanan dan keselamatan kamu atau orang lain, maka
kita perlu berdiskusi kepada siapa kita perlu memberi tahu hal tersebut supaya
keamanan dan keselamatan kamu atau orang lain terjamin”

Kerahasiaan Medis – Bekerjsama dengan orang tua

Seiring dengan perkembangan remaja yang semakin mandiri seiring usia, adalah hal
normal mereka tidak ingin orangtuanya mengetahui semua yang mereka pikirkan
dan lakukan. Kita dapat menyampaikan hal ini secara positif. Jelaskan kepada
orangtua bahwa ini adalah hal wajar dalam perkembangan remaja. Namun demikian
orangtua tetap merupakan pengasuh utama pada sebagian besar remaja dan harus
memahami dan terlibat dalam upaya kesehatan bagi anak remajanya. Tenaga
kesehatan harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan untuk
melibatkan remaja secara aktif dengan kerahasiaan medis yang dijamin dan
kebutuhan untuk melibatkan orangtua sebagai penyedia dukungan utama bagi
remaja.

Kerahasiaan Medis – Bocor secara tidak sengaja

Kerahasiaan medis dapat bocor secara tidak sengaja, missal pada saat staf fasilitas
kesehatan mengubungi remaja di rumah. Maka kita perlu menanyakan cara terbaik
untuk menghubungi remaja untuk menyampaikan hasil pemeriksaan atau pengingat
akan kunjungan berikutnya atau kita dapat meminta remaja yang menghubungi kita
melalui telepon ke fasilitas kesehatan.

Skrining Psikososial

Materi Kunci
 Untuk remaja, pemeriksaan psikososial akan kehidupan mereka secara
keseluruhan sama pentingnya dengan pemeriksaan fisis.
 Aspek psikososial, perilaku dan masalah gaya hidup adalah menyebab utama
kesakitan dan kematian remaja. Namun remaja jarang datang ke fasilitas
kesehatan untuk masalah psikososial seperti kesehatan seksual, kesehatan
mental, masalah di sekolah / masalah di keluarga, perilaku merokok, penggunaan
zat psikoaktif dan sebagainya.
 Remaja seringkali datang ke fasilitas kesehatan untuk masalah kesehatan fisik
saja. Dengan melakukan eksplorasi akan factor psikososial kehidupan remaja

11
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

secara menyeluruh kita dapat melakukan skrining factor risiko secara menyeluruh
akan hal yang mungkin dapat berdampak kurang baik bagi kesehatan dan
kesejatereraan remaja sekaligus memampukan kita untuk melihat peluang atau
factor pelindung apa saja yang dimiliki remaja untuk mengatasi masalah saat ini
atau mencegah masalah di kemudian hari.
 Manfaat melakukan penilaian HEEADS adalah
a. Mengembangkan rapport atau relasi dengan remaja bersamaan secara
sistematik mengumpulkan informasi mengenai dunia remaja – keluarga,
teman, sekolah, dan diri sendiri
b. Melakukan penilaiain risiko dan penapisan atau skiring terhadap perilaku
berisiko spesifik
c. Mengidentifikasi area untuk intervensi dan pencegahan
d. Mengembangkan gambaran mengenai kelebihan remaja dan faktor protektif

Penggunaan HEEADSSS
 Alat skrining HEADSS adalah sebuah mekanisme penilaian terstruktur untuk
melakukan penilaian komprehensif biopsikososial pada area-area kunci
kehidupan remaja.
 HEEADSSS adalah sebuah petunjuk atau pengarah bukan sebuah resep –
diharapkan untuk tidak menggunakan alat ini sebagai alat checklist – melainkan
diharapkan fleksibel dalam penggunaannya
 Wawancara dilakukan secara natural dan mengalir dalam arahan yang interaktif
dan kembali ke dalam area yang belum tercakup
 Gunakan pertanyaan terbuka
 Penilaian HEEADSSS bukan hanya semata latihan mengumpulkan informasi –
dengarkan secara baik – baik verbal remaja dan respon non – verbal
 Telusuri secara detail lingkup area yang ambigu atau adanya risiko yang
teridentifikasi – terutama dalam area sensitif seperti, penggunaan obat – obatan
dan aktivitas seksual.
 Perlu diingat bahwa dalam satu konsultasi kita mungkin tidak menyelesaikan
seluruh area HEEADSSS. Pada beberapa area yang dibutuhkan waktu lebih,
sampaikan dan jelaskan kepada remaja bahwa apa yang dikatakan mereka
penting – membuat pertemuan lanjutan untuk mempelajari remaja tersebut lebih
lanjut.

Dengan Pasien Kunjungan Ulang


 HEEADSSS menyediakan format yang ideal untuk pemeriksaan kesehatan
preventif

12
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Skrining HEEADSSS dapat dilakukan secara oportunistik ketika pasien remaja


datang dengan keluhan ringan – menjelaskan kepada remaja alasan untuk
melakukan skrining atau penapisan dan menormalisasi proses:
“Sally, saya tahu kamu datang menemui saya mengenai radang tenggorokan, namun
saya sudah lama tidak bertemu dengan kamu, saya ingin mengetahui bagaimana
kehidupan kamu secara umum. Apabila ada apapun yang ingin kamu diskusikan
mengenai kesehatan, kita dapat lakukan itu sekarang, namun apabila kamu merasa tidak
nyaman untuk membicarakannya, itu tidak apa – apa – hanya saja, beritahu saya apabila
saya dapat membantunya. Saya melakukan ini kepada semua pasien remaja saya.
Gimana, boleh?”
 Skrining selektif – Kita dapat mengaplikasikan area spesifik dari penilaian
sebagaimana sesuai dengan remaja dan kondisi remaja tersebut.

Dengan Pasien Baru


 HEEADSSS menyediakan kerangka kerja untuk melibatkan remaja bersamaan
dengan mengumpulkan riwayat yang lengkap
 Remaja yang datang dengan keluhan psikososial sebagai contoh, isu kesehatan
mental, masalah perilaku, kesehatan seksual, membutuhkan penilaian
HEEADSSS yang lengkap
 Memperkenalkan penilaian dan menjelaskan apa yang kita akan lakukan:

“Pada zaman sekarang ini banyak sekali risiko kesehatan terhadap remaja. Agar saya
dapat mendapatkan penjelasan yang lebih menyeluruh dari setiap pasien, saya
menanyakan kepada mereka berbagai area dari hidup mereka dan bagaimana area
tersebut dapat memengaruhi kesehatan mereka. Apabila itu tidak apa – apa denganmu,
saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan berhubungan dengan bagaimana area –
area tersebut di dalam hidupmu”

Menanyakan Pertanyaan Sensitif


 Format HEEADSS didesain untuk memulai dengan area yang kurang sensitif dari
kehidupan remaja berangsur – angsur ke area yang lebih sensitif
 Namun, perlu diingat, bahwa terhadap beberapa remaja, poin pertama, ‘HOME’
dapat menjadi topik yang sulit dan sensitif untuk dibicarakan, sebagai contoh,
remaja yang berasal dari kultur yang berbeda pada awalnya dapat merasa tidak
nyaman untuk membicarakan mengenai orang tua dan isu keluarga lainnya. Hal
ini dapat didasari oleh karena
o Remaja tersebut merasa mereka tidak memiliki hak untuk mengkomplain atau
memiliki rasa takut bahwa mereka akan diketahui membicarakan orang tuanya.
o Adanya kemungkinan keterlibatan konflik atau kekerasan dalam lingkungan
rumah atau kehilangan orangtua / anggota keluarga

13
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Meminta izin ketika menanyakan pertanyaan sensitif

“Saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan personal. Kamu tidak perlu menjawabnya
apabila kamu merasa tidak nyaman. Alasan saya ingin menanyakan kamu beberapa
pertanyaan ini adalah agar saya mendapatkan gambaran mengenai kehidupan dan
kesehatan kamu secara keseluruhan dan memberikan kesempatan kepada kamu untuk
mendiskusikannya. Aapapun yang kita diskusikan akan bersifat confidential atau rahasia.
Bagaimana, boleh?”

 Menggunakan pendekatan “orang ketiga”. Hal ini akan menormalisasikan proses


apa yang akan kita lakukan dan mengurangi dampak dari pertanyaan sensitif

“Banyak remaja sebaya atau seusia kamu mulai mencoba bereksperimen dengan obat –
obatan atau alkohol (atau seks). Apakah kamu atau teman – teman kamu pernah mencoba
hal – hal tersebut (atau memiliki hubungan seksual)?
ATAU
“Terkadang ketika orang merasa sangat sedih, mereka berpikir untuk menyakiti diri mereka
sendiri. Apakah kamu pernah memiliki pemikiran seperti ini sebelumnya?”

 Perjalanan berangsur dari topik yang bersifat netral ke topik yang lebih sensitif –
sebagai contoh, apabila remaja menyebutkan mereka memiliki pacar, pertanyaan
lanjutan dapat berupa:

“Apakah saya dapat bertanya, siapakah nama pacarmu? Sudah berapa lama kamu menjalin
hubungan/berpacaran? Apakah kamu pernah memiliki pikiran untuk berhubungan seks?
Adakah kemungkinan terjadi kehamilan bersama pacar kamu”

 Ketika menanyakan area tentang seksualitas, jangan pernah mengasumsikan


orientasi seksual remaja – tanyakan mengenai hubungan lawan- ataupun sama
jenis – ciptakan pendekatan yang bersifat gender – neutral dan tidak
menghakimi
“Menurutmu, kamu lebih tertarik secara seksual pada laki – laki
atau perempuan atau keduanya?”

Riwayat Selanjutnya
 Di akhir dari penilaian HEEADSSS, kita harus memiliki profil dari:
o Kesehatan psikososial remaja
o Tingkat risiko secara keseluruhan dari remaja
o Faktor protektif dan kekuatan
o Area untuk intervensi
 Informasi ini akan menjadi panduan dalam intervensi dan pemberian edukasi
kesehatan

14
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Penilaian HEEADSSS akan menjadi dan membentuk bagian dari penilaian


komprehensif menyeluruh dari remaja – menyediakan informasi yang kita
kumpulkan dan membangun rapport dengan remaja, dan pemeriksaan fisis,
apabila kita melakukan pemeriksaan dengan remaja tersebut.
 Mengumpulkan data mengenai remaja pada area lain yang mencakup:
o Riwayat keluarga
o Latar belakang kultur
o Kejadian kehidupan yang baru – baru terjadi seperti, perpindahan sekolah,
perpisahan dari orang tua, meninggalnya relative, riwayat perpindahan, dan
lain – lain
o Kemampuan mengatasi (coping skills)
o Riwayat penyakit dan psikiatri
o Ketersediaan sistem pendukung/support
o Faktor kepribadian

Penilaian Risiko
 Penilaian HEEADSSS dapat digunakan sebagai alat penapisan secara spesifik
pada pasien remaja untuk perilaku berisiko dan mengidentifikasi faktor risiko
sosial dan lingkungan dalam kehidupan remaja
 Hal ini akan menyediakan landasan untuk membuat rancangan intervensi yang
sesuai untuk mengurangi perilaku berisiko dan menangani risiko tersebut.

Penilaian Sumber Daya Remaja Kita


 Banyak masalah remaja (terutama masalah kompleks, komorbid) membutuhkan
pendekatan multidisiplin dan rujukan berhubungan dengan tenaga kesehatan
atau pelayanan spesialis yang terkait
 Membiasakan diri dengan sumber daya lokal dan layanan untuk remaja, dan
tenaga kesehatan yang berhubungan, sebagai contoh, sumber daya khusus
remaja seperti,
o Pusat kesehatan remaja
o Tempat perlindungan remaja
o Perawatan rumah sakit khusus remaja
o Pusat kekerasan seksual
o Pelayanan kesehatan jiwa
o Program konseling keluarga
o Psikolog, dan
o Pekerja sosial.

15
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

KESIMPULAN
 Secara rutin lakukan penapisan/skrining pasien remaja terhadap perilaku berisiko
– terutama apabila mereka datang dengan masalah psikososial spesifik
 Penilaian risiko harus dilakukan dalam konteks untuk memahami bahwa
komorbiditas dari perilaku kesehatan berisiko seringkali prevalen pada remaja
 Menggunakan penilaian psikososial HEEADSSS untuk mengindentifikasi dari
keseluruhan keseimbangan faktor risiko dan protektif dari kehidupan remaja

Panduan dalam Menggunakan HEEADSSS


Area Penilaian Pertanyaan
Telusuri mengenai situasi rumah, kehidupan keluarga,
hubungan dan stabilitas:
 Kamu tinggal dimana?
 Kamu tinggal dengan siapa? Siapa saja yang ada di dalam keluarga kamu
(orang tua, saudara, anggota keluarga lain)?
 Apa pekerjaan orang tua kamu?
 Apakah kamu memiliki kamar sendiri? Apakah ada perubahan dalam baru –
H - Home baru ini di keluarga/rumah (perpindahan; keberangkatan; dan lain – lain)?
 Bagaimana kedekatan kamu dengan ibu dan ayah dan anggota keluarga
lainnya di keluarga?
 Apakah ada perkelahian/pertengkaran di dalam rumah? Apabila ya,
mengenai apakah yang kamu dan/atau keluarga kamu seringkali
pertengkarkan?
 Dengan siapa kamu paling dekat di keluarga?
 Dengan siapa kamu dapat mencari pertolongan atau bantuan ketika ada
masalah atau butuh bantuan?
Telusuri rasa kepemilikan atau keterlibatan terhadap sekolah
E – Education/
/ pekerjaan dan hubungan dengan guru/teman sebaya/teman
Employment
kerja dan perubahan dalam performa belajar
 Apa yang kamu sukai/tidak sukai mengenai sekolah (pekerjaan)?
 Apa yang kamu kuasai atau pandai/tidak kamu kuasai?
 Bagaimana hubunganmu dengan guru/teman sekolah/teman kerja?
 Bagaimana performamu pada berbagai subyek?
 Masalah apa yang kamu temui/hadapi di sekolah/pekerjaan?
 Beberapa remaja mengalami bullying di sekolah, apakah pernah
menghadapi hal tersebut?
 Apa yang ingin kamu capai untuk pendidikan/pekerjaanmu yang mendatang?
 Apakah ada perubahan baru – baru ini dalam pendidikan/pekerjaan?
E - Eating and Telusuri bagaimana remaja memperhatikan diri sendiri; pola
Exercise makan dan tidur:
 Apa yang biasanya kamu makan untuk makan pagi/siang/malam?
 Terkadang ketika orang sedang stres mereka dapat makan secara
berlebihan atau kekurangan – Apakah kamu pernah mengalami/melakukan
hal tersebut?
 Apakah ada perubahan dalam baru – baru ini dalam berat badan?
Perubahan pola diet?

16
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Apa yang kamu sukai/tidak sukai mengenai badanmu?


 Apabila melakukan penapisan lebih spesifik untuk gangguan makan, kita
dapat menanyakan mengenai body image, penggunaan laksatif, diuretik,
memuntahkan, olahraga berlebihan, pembatasan/restriksi diet yang ketat
untuk mengontrol berat badan.
 Apa yang kamu lakukan untuk berolahraga? Berapa banyak olahraga yang
kamu lakukan secara harian/mingguan?
Telusuri mengenai aktvitas di luar sekolah / pekerjaan utama:
 Apa yang kamu lakukan pada waktu senggang/rehatmu di luar dari
sekolah/kerja?
 Apa yang sering kamu lakukan untuk bersenang – senang?
 Bagaimana, menurutmu, teman – temanmu akan mendeskripsikan dirimu?
A - Activites
 Apa saja hal yang kamu sukai tentang dirimu? Hal – hal seperti apa yang
kamu dan teman – temanmu sukai?
 Berapa lama kamu menonton televisi setiap malam? Apa musik favoritmu?
 Apakah kamu terlibat dalam olahraga/hobi/ekstrakulikuler tertentu/dan lain –
lain?

Telusuri risiko penggunaan obat – obatan (apabila ada),


termasuk rokok
Banyak remaja di usia kamu memulai bereksperimen dengan rokok/obat –
obatan/alkohol. lainnya:
 Apakah ada teman – temanmu yang pernah menggunakan hal – hal
tersebut atau obat – obatan lain seperti marijuana, obat – obatan suntik,
atau zat – zat lainnya? Bagaimana dengan kamu, apakah kamu pernah
mencobanya? – Bila ya, telusuri lebih lanjut mengenai berapa banyak yang
kamu gunakan dan seberapa sering? Bagaimana kamu (dan teman –
temanmu) memakainya? – Telusuri penggunaan aman/tidak aman; dan lain
D - Drugs: – lain.
 Apa efek/dampak yang kamu rasakan dengan penggunaan obat – obatan
atau merokok atau alkohol?
 Apakah ada peningkatan penggunaan dalam baru – baru ini? Hal – hal apa
yang kamu (dan teman – temanmu) lakukan ketika menggunakan obat –
obatan/merokok/minum alkohol?
 Bagaimana cara kamu membayar untuk obat – obatan/alkohol? Apakah
kamu pernah mengalami masalah akibat penggunaan alkohol/obat – obatan
(dengan polisi; sekolah; keluarga; teman)?
 Apakah anggota keluarga lain ada yang menggunakan obat –
obatan/rokok?
Telusuri pengetahuan, pemahaman, orientasi seksual, dan
kegiatan seksual
Banyak remaja pada usiamu memiliki ketertarikan untuk terlibat dalam
S - Sexuality hubungan romantis dan terkadang hubungan seksual.
 Apakah kamu pernah menjalin hubungan romantic atau berpacaran
sebelumnya?
 Bagaimana perasaanmu terhadap hubungan secara umum atau mengenai

17
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

seksualitasmu? (Untuk remaja yang lebih tua)


 Menurut kamu, kamu lebih tertarik pada laki-laki, perempuan atau keduanya
atau tidak yakin?
 Apakah kamu pernah menjalani hubungan seksual? – Bila ya, telusuri lebih
lanjut (apakah aktif berhubungan seksual) Adakah risiko kamu tertular
penyakit atau terjadi kehamilan? Apa yang kamu gunakan untuk melindungi
dirimu (kondom, kontrasepsi)?
 Apa yang kamu ketahui mengenai kontrasepsi dan perlindungan terhadap
IMS?
 Apakah kamu pernah merasa tertekan atau tidak nyaman untuk
berhubungan seksual?
Telusuri risiko dari masalah kesehatan mental, strategi untuk
mengatasi dan ketersediaan pendukung/support
 Kalau kamu beri nilai 0 – 10, 0 untuk sangat sedih dan 10 untuk sangat
gembira, berapa nilai kamu sekarang? Kenapa?
S - Suicide  Bagaimana tidur kamu semalam? Nyenyak / kurang nyenyak / tidak bisa
tidur? Mimpi buruk?
 Bagaimana kualitas tidur kamu biasanya?
 Jika kamu sedang ada masalah, kepada siapa kamu biasanya cerita?
 Apa yang kamu lakukan jika sedang sedih / kecewa / marah?
Telusuri risiko keamanan baik di sekolah / rumah /
perjalanan, baik keamanan secara fisik maupun psikologis
 Di rumah dan di sekitar rumah apakah kamu merasa aman?
 Di sekolah, apakah kamu merasa aman?
S - Safety  Berangkat sekolah naik apa?
(jika naik motor: siapa yang bawa motornya?
--jika bawa motor sendiri – apakah sudah punya SIM? Pakai helm?)
Jika naik kendaraan umum / berjalan kaki – seberama aman kendaraan
umum atau lingkungan tempat remaja jalan kaki?

18
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Teknik Komunikasi Pada Pasien Remaja


Ketrampilan 1: Pertanyaan terbuka

Untuk mulai berbincang dengan seorang remaja kita perlu mengajukan beberapa
pertanyaan.
 Penting sekali untuk mengajukan pertanyaan dengan cara yang mendorong
remaja untuk bicara dan memberi informasi pada kita. Cara ini mencegah kita
mengajukan terlalu banyak pertanyaan dan mencegah gaya bertanya interogasi,
dan memungkinkan kita mempelajari lebih banyak dalam waktu yang tersedia.
o Pertanyaan terbuka biasanya sangat membantu remaja untuk
mengekspresikan pemikiran dan perasaaan mereka.
o Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan “Bagaimana? Apa? Kapan? Di
mana?”
Misalnya, “Bagaimana suasana sekolah kamu?”
Namun pertanyaan dengan kata “Menagapa” atau “Kenapa” sebaiknya
dihindari – karena kadang membuat remaja menjadi bersikap “defensif” karena
merasa diuji atau dihakimi.
o Pertanyaan terbuka juga memberi runag lebih bagi remaja untuk merasa
bahwa pendapatnya dan pengetahuannya dihargai. Pertanyaan terbuka
memberi kesempatan bagi remaja untuk menjadi “guru” bagi kita. Bertanyalah
dengan sikap rendah hati, beri kesempatan remaja yang menjelaskan lebih
lanjut.
“Saya kurang paham tentang hal itu, boleh ceritakan?”

 Pertanyaan terbuka juga membantu remaja untuk melakukan eksplorasi alternatif


solusi dan pembuatan keputusan dari permasalahan atau situasi yang sedang
dihadapi.

 Pertanyaan tertutup biasanya kurang bermanfaat. Pertanyaan semacam ini


memberitahu remaja jawaban yang kita harapkan, dan ia dapat menjawabnya
dengan “Ya” atau “Tidak”.

Contoh:
o “Apa yang terjadi minggu lalu sehingga kamu merasa ingin berhenti sekolah?”
o “Apa yang kamu pikirkan ketika orangtua kamu memiinta kamu datang ke rumah
sakit?
o “Ketika kamu sedang sangat sedih, biasanya apa yang kamu lakukan?“

Pertanyaan yang mendorong / menuntun (probing)


Adalah pertanyaan yang lebih langsung yang mendorong remaja yang bersifat
menggali dan menuntun remaja untuk menyampaikan pemikiran atau perasaannya,
khususnya bagi remaja yang kesulitan dengan pertanyaan terbuka.

19
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Pertanyaan terbuka yang bersifat umum seringkali berguna di awal percakapan.


Pertanyaan seperti ini memberi remaja kesempatan untuk menyampaikan apa
yang penting baginya. Misalnya:
“Bagaimana kuliah kamu?”
“Bagaimana hubungan kamu sama ayah ibu?”

 Akan tetapi, kadang remaja hanya menjawab “Oh baik-baik saja.”


Jadi kita perlu mengajukan pertanyaan untuk melanjutkan percakapan. Untuk itu,
pertanyaan yang lebih spesifik akan bermanfaat. Misalnya:
“Habis kuliah, sama temen-temen kamu biasanya ngapain aja?”
“Siapa yang paling sering ngobrol sama kamu di rumah?”
“Apa yang biasa diobrolin sama ibu / ayah?”

 Kadang mungkin perlu mengajukan pertanyaan tertutup, misalnya: “Temen-temen


kamu ada yang udah punya pacar?” atau “Temen kamu ada yang merokok gak?”

 Ketika remaja telah menjawab, kita dapat melanjutkan dengan pertanyaan


terbuka. Contoh:
“Menurut kamu pacaran itu ngapain aja sih?”
“Menurut kamu ngerokok itu gimana?”

Pertanyaan “Insight”
Pertanyaan ini – pertanyaan pertanyaan ini untuk membantu remaja melakukan
refleksi atas diri mereka sendiri dan mendeskripsikan perasaan dan konsep diri – hal
ini bermanfaat untuk mendapatkan perpektif yang lebih luas tentang remaja dalam
konteks pengalaman hidup mereka dan juga bermanfaat untuk membina raport dan
memberikan pemahaman tentang bagaimana remaja melihat dirinya sendiri.

Contoh:
o Kamu paling jago mengerjakan kegiatan apa?
o Bagaimana perasaan kamu sehari-hari?
o Apa yang paling kamu suka dari diri kamu?
o Kalau saya bertanya pada teman-teman kamu, bagaimana kira-kira mereka akan
mendeskripsikan tentang kamu?
o Jika kamu dikasih kesempatan untuk menyampaikan 3 permohonan, apa saja kira-
kira?
o Apa yang kamu ingin kerjakan setelah selesai SMA?
o Kegiatan apa yang paling kamu sukai?

Pertanyaan skala
Pertanyaan ini meminta remaja untuk memberikan nilai tekat perasaan atau keluhan
yang dialaminya. Pertanyaan ini juga berguna untuk membuat perbedaan dan
menggali lebih jauh terkait nilai yang disampaikan serta membantu melihat
perkembangan permasalahan dari waktu ke waktu.

Contoh:
o “Dalam skala 10, 1 kamu sangat sangat sedih dan 10 sangat-sangat bahagia, berapa
kira-kira nilai perasaan kamu saat ini?”
o “Pekan lalu kamu menilai perasaan kamu 5, hari ini berapa nilai perasaan kamu?”

20
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Ketrampilan 2: Tidak menghakimi

Mengapa perlu untuk bersikap tidak menghakimi?


 Bersikap tidak menghakimi, remaja akan sulit untuk terbuka dan jujur jika mereka
merasa akan diberi kuliah oleh tenaga kesehatan atau bila tenaga kesehatan
telah memiliki anggapan tertentu akan diri remaja.
 Hal ini tidak berarti kita menyetujui perilaku berisiko yang mereka lakukan (jika
ada), sampaikan kekawatiran kita akan perilaku bersiko yang dimiliki remaja dan
berikan informasi yang sesuai akan dampat dari perilaku bersiko yang dilakukan
remaja tanpa menyampaikan penilaian kita terhadap perilaku tersebut.
 Seorang remaja kadang kehilangan kepercayaan diri atau depresi. Ini bisa
mendorongnya melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Kita memerlukan
keterampilan komunikasi yang tidak menghakimi guna membantunya merasa
percaya diri dan positif tentang dirinya. Kepercayaan diri dapat membantu
remaja berhasil mengatasi masalahnya. Kepercayaan diri juga membantunya
menolak tekanan dari pihak lain.
 Sangatlah penting untuk tidak membuat seorang remaja merasa bahwa ia telah
membuat kesalahan.
 Sangatlah penting menghindarkan mengatur apa yang harus dilakukan remaja
 Bantulah setiap remaja untuk memutuskan sendiri apa yang terbaik bagi dirinya
dan nya. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.

Bagaimana cara bersikap tidak menghakimi?


1. Menerima apa yang remaja pikirkan dan rasakan

Kadang remaja memikirkan sesuatu yang kita tidak setuju – remaja mempunyai
pemikiran yang keliru.

 Kadang remaja merasa sangat bingung mengenai sesuatu yang kita tahu
bukanlah masalah serius.

 Kita perlu memastikan bahwa kita tidak melakukan penghakiman atas pemikiran
atau perbuatan remaja yang mungkin akan membuatnya merasa bahwa ia salah.
Ini akan menurunkan kepercayaan dirinya. Bahkan mungkin ia tidak mau lagi
bicara dengan kita.

 Jadi, penting untuk tidak ’tidak setuju’ dengan remaja.

 Juga, penting untuk tidak ’setuju’ dengan suatu pemikiran yang keliru. Kita
mungkin ingin menyarankan sesuatu yang agak berbeda. Hal itu akan sulit
dilakukan jika sebelumnya kita sudah setuju dengannya.

 Lebih baik, terima saja apa yang ia pikirkan atau rasakan.

 Menerima berarti memberi respon dengan cara yang netral, dan bukannya
menyetujui atau tidak menyetujui.
___________________________________________________________________

21
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Contoh : Menerima apa yang remaja PIKIRKAN

"Berhubungan seks 1 kali aja kan gak akan bikin hamil”

Kalimat di atas dapat ditanggapi dengan berbagai respon. Respon yang baik
adalah kalimat yang menerima pikiran remaja. Berikut di bawah beberapa contoh
respon yang disampaikan:

Respon 1 :“Oh tidak! Berhubungan seks biar Cuma 1 kali ya tetep bisa bikin hamil.”
[Ini respon yang TIDAK SETUJU, jadi tidak sesuai.]

Respon 2 :“Ya, berhubungan seks 1 kali tidak akan bikin hamil.”


[Ini respon yang SETUJU, jadi tidak sesuai.]

Respon 3 : “Oh begitu ya. Jadi kalo berhubungan seks hanya 1 kali tidak akan hamil
ya?”
[Ini respon yang MENERIMA, jadi sesuai.]

Respon 4 : “Ooh.”
[Ini pun respon yang MENERIMA, jadi sesuai juga.]

o Pada respon di atas menunjukkan bahwa mengatakan kembali dan respon


sederhana merupakan cara yang berguna untuk menunjukkan penerimaan,
seperti keterampilan mendengar dan mempelajari yang baik.

o Kita mungkin ingin memberi informasi untuk mengoreksi pemikiran yang keliru.
Dalam contoh ini, kita bermaksud menjelaskan kepada remaja bahwa
berhubungan seks meski 1 kali tetap punya memungkinkan terjadinya
kehamilan.

o Kita dapat memberikan informasi tersebut nanti. Berikan dengan cara bijak
yang tidak terdengar sebagai kritikan. Akan tetapi, pertama-tama, kita ingin
membuat remaja merasa bahwa kita menerima apa yang dipikirkannya. Kita
akan membicarakan butir ini dengan Keterampilan ke-4.

Contoh: Menerima apa yang remaja RASAKAN

‘remaja’ (sambil menangis) berkata:

“Aduh.... bagaimana ini! Saya sudah 2 bulan tidak datang bulan.”

Tanggapan 1: “Jangan kuatir - kamu akan baik-baik saja”


Tanggapan 2: “Kamu kawatir karena sudah 2 bulan tidak haid?” 
Tanggapan 3: “Jangan menangis – ini tidak serius, kok – nanti juga datang haidnya”

22
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

__________________________________________________________________

o Respon 1 dan 3 tidak menerima apa yang remaja rasakan. Bila kita
menggunakan kalimat sejenis ”Jangan kuatir, tidak ada yang perlu
dikuatirkan!” kita membuat remaja merasa bahwa dirinya keliru lantaran
kesal. Ini membuatnya merasa bahwa ketakutannya salah atau konselor tidak
peduli pada perasaanya. (Padahal inilah yang sering kita lakukan!)
o Respon 2 menerima apa yang remaja rasakan. Penerimaan ini membuatnya
merasa bahwa bersikap cemas itu benar, jadi respon ini tidak menurunkan
kepercayaan dirinya dan membuat remaja merasa diterima.
o Perhatikan bagaimana, dalam contoh ini, empati digunakan untuk
menunjukkan penerimaan. Jadi, inilah contoh lain penggunaan keterampilan
mendengar dan belajar untuk menunjukkan penerimaan.

2. Hindari kata-kata yang menghakimi

 ‘Kata-kata yang menghakimi’ adalah kata-kata seperti: benar, salah, baik, buruk,
bagus, cukup, tepat. Jika menggunakan kata-kata yang menghakimi ketika bicara
dengan remaja, terutama saat mengajukan pertanyaan, kita bisa membuat remaja
merasa dirinya salah atau tersinggung sehingga komunikasi tidak lagi dapat
dilakukan.

Contoh:
Jangan mengatakan: “Kamu suka ngomong kasar sama ibu kamu?”
Sebagai gantinya, katakan: “Ngobrol apa aja biasanya sama ibu?”
Contoh: “Kamu begituan yaa sama pacar.”
Sebagai gantinya katakan: “Bisa ceritakan waktu itu gimana kejadiannya?”

Contoh: “Ya ampuuun itu kan dosa”


Sebagai gantinya katakan: “Perasaan kamu sendiri waktu itu bagaimana?”

 Remaja dapat menggunakan kata-kata yang menghakimi. Kadang kita sendiri


perlu menggunakannya; terutama kata-kata yang positif, yaitu ketika sedang
membangun percaya diri remaja. Tapi berlatihlah menghindari kata-kata tersebut
sebanyak mungkin, kecuali ada alasan yang sangat penting untuk
menggunakannya.

 Kita mungkin memperhatikan bahwa pertanyaan yang menghakimi seringkali


berupa pertanyaan tertutup. Menggunakan pertanyaan terbuka sering kali
membantu menghindari penggunaan kata-kata yang menghakimi.

23
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Keterampilan 3: Berempati – menunjukkan kita paham perasaaan remaja

 Bila remaja mengatakan sesuatu yang menunjukkan perasaannya, akan berguna


sekali jika kita berespon dengan cara yang menunjukkan bahwa kita
mendengarkan apa yang ia ungkapkan, dan bahwa kita memahami perasaannya
dari sudut pandangnya.
Contohnya, jika remaja mengatakan:
“Si doni nyebelin banget sih suka ngejek-ngejek gak jelas gitu..”
Kita berespon terhadap apa yang ia rasakan, mungkin seperti ini:
“Nyebelin emang ya temen yang suka ngejek?”

 Butir kunci: Empati berbeda dengan simpati. Jika bersimpati, kita mengasihani
seseorang, tapi melihatnya dari sudut pandang KITA.
Jika bersimpati, mungkin kita mengatakan: “Oh, saya mengerti perasaan kamu. Dulu
saya juga suka diejek-ejek, dan saya merasa capek!” Respon seperti ini mengarahkan
perhatian kepada kita, dan tidak membuat remaja merasa bahwa kita
memahaminya. Atau jangan sampai kita mengatakan,”Ah ngapain dipikirin ejekan si
Doni.. gak penting.”

 Kita mungkin menanyakan lebih banyak fakta. Contoh:


“Ngejekin apa dia? Berapa sering dia ngejek?”
Tapi pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak membuat remaja merasa kita
memahaminya.

 Akan bermanfaat pula jika kita berempati terhadap perasaan positif remaja.
Empati tak sekedar menunjukkan bahwa kita mengerti perasaan negatif remaja.

 Terkadang, ketika kita mendiskusikan perasaan remaja, mungkin ia akan bersikap


emosional, misalnya menangis, dan kita perlu bersiap untuk memberi dukungan
emosional kepadanya.

Contoh Bersimpati

Dokter / bidan : “Hai, saya dokter/bidan ... . Ada yang bisa saya bantu?”
Remaja : “Saya bosen diejek karena gendut”
Dokter / bidan : “Oh! Saya dulu juga gendut… suka diejek juga…saya juga jadi kesel dulu”

Komentar: simpati dan mengarahkan perhatian kepada dirinya sendiri. Respon


seperti ini tidak bermanfaat – dan akan membuat remaja merasa tidak dihiraukan.

Contoh Merendahkan perasaan

Dokter / bidan : “Hai, aku dokter / bidan…. Ada yang bisa saya bantu?”
Remaja : “Saya bosen diejek karena gendut”
Dokter / bidan: “Ah, Cuma diejek gendut aja… cuekin aja laah…”

24
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Komentar: Dokter / bidan berempati terhadap perasaan remaja, kalimat seperti ini
meremehkan perasaan si remaja

Contoh E. Berempati

Dokter/ Bidan : “Hai, saya dokter / bidan… . Ada yang bisa saya bantu?”
Remaja : “Saya bosen diejek karena gendut”
Dokter/Bidan : “ Bikin bête ya ejek-ejekan seperti itu.”
Remaja : ”Iya, emang nya saya mau punya badan gemuk, saya makan udah jarang
bangettt.. tapi bapak ibu saya gemuk, ya udah turunan saya begini kali?”

Komentar: Tehnik mengatakan kembali bisa jadi salah satu cara berempati,
biasanya remaja melanjutkan pembicaraan dan memberi informasi lebih banyak.
___________________________________________________________________

Ketrampilan 4: Mendengarkan Aktif

 Mendengarkan dan mempelajari berguna untuk memahami kesulitan-kesulitan


dan faktor proteksi yang dimiliki remaja. Proses ini dikerjakan dengan cara
mendengarkan secara aktif atau active listening. Active listening akan mendorong
remaja untuk dapat lebih terbuka. Dengarkan fakta dan rasa yang
dikomunikasikan agar kita dapat memahami mereka. Kemudian kita bisa
memberikan informasi dan bantuan yang paling tepat sehingga konseling kita
benar-benar efektif.

Teknik mendengarkan aktif antara lain:

1. Menggunakan respon singkat dan gerakan tubuh yang menunjukkan


perhatian.

 Bila kita ingin remaja melanjutkan percakapan, tunjukkan bahwa kita


mendengarkan dan menaruh perhatian terhadap apa yang ia katakan.

 Cara penting untuk menunjukkan bahwa kita mendengarkan dan menaruh


perhatian adalah:
o dengan isyarat, misalnya memandang padanya, mengangguk dan
tersenyum;
o dengan respon sederhana, misalnya, mengatakan “Ooh gitu”,“Mmm”,
“terus gimana?”

2. Mengatakan kembali (reflect back) apa yang dikatakan remaja.

 Pertama kita perlu memperhatikan semua hal yang disampaikan remaja baik

25
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

secara verbal maupun non-verbal. Postur tubuh, nada bicara dan ekspresi wajah
perlu kita perhatikan.

 Mengulang kembali apa yang dikatakan remaja dengan kata-kata kita sediri
akan membantu memperjelas apa yang disampaikan remaja dan memastikan
apakah pemahaman kita sesuai dengan apa yang dimaksud remaja.

 Jika kita dapat menangkap perasaan remaja melalui Bahasa non verbalnya dan
menyampaikannya dalam bentuk pernyataan refleksi – hal ini akan
menunjukkan sikap empati kita pada remaja dan membantu mereka
mengidentifikasi emosi mereka.

 Mengatakan kembali dan membuat pernyataan refleksi merupakan bentuk


penerimaan dan pemahaman kita atas situasi remaja.

 Perlu diperhatikan mengulang kembali jika dilakukan berturut-turut akan terkesan


membeo, tidak terdengar seolah kita sedang ‘membeo’. Tehnik ini perlu diselingi
dengan tehnik mendengar aktif lainnya.

 Contohnya, bila remaja mengatakan: “Saya nyoba-nyoba begitu sama pacar saya”
Kita dapat mengatakan: “Nyoba-nyoba begitu ya? Terus apa yang terjadi?”

 Bila terus-menerus mengatakan kembali apa yang remaja katakan, bisa


terdengar kurang sopan. Lebih baik padukan mengatakan kembali dengan
respon lainnya.
Contohnya: “Sungguh?” atau “Ooh!”, atau sebuah pertanyaan
___________________________________________________________________

 Sebelum konseling berjalan jauh, pahamilah persoalan secara bertahap. Jangan


sampai konseling berakhir tanpa kita tahu apa masalah yang sebenarnya. Dan
yang paling penting jika kita merasa tidak mampu membantu, tidak perlu
memaksakan diri dan harus segera membuat rujukan kepada yang lebih mampu.
Contoh:
“Saya gak terlalu paham masalah kamu, tapi gak papa kamu terusin aja cerita, nanti kita
pikirkan sama-sama gimana baiknya…”

3. Memberi bantuan praktis

 Kadang bantuan praktis lebih baik daripada mengatakan sesuatu. Contohnya:


o Saat remaja merasa lelah atau tak nyaman;
o Saat remaja menangis
o Saat remaja sudah banyak mendapat nasihat;
o Saat kita ingin menunjukkan dukungan dan penerimaan

Beberapa cara memberi bantuan praktis di antaranya sebagai berikut:

26
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

 Menawarkan tissue atau pelukan saat ia menangis;


 Memberi remaja minuman hangat jika ia terlihat sangat emosi / marah atau
lelah

 Terkadang hanya dengan melihat saja kita sudah tahu bantuan praktis apa yang
diperlukan remaja. Bantuan apapun yang diberikan harus bisa diterima secara
budaya.

Keterampilan 5: Mengenali dan memuji atau afirmasi

 Sebagai tenaga kesehatan, kita dilatih menemukan masalah. Tapi kemampuan ini
seringkali membuat kita hanya melihat apa-apa yang kita anggap orang salah
mengerjakannya, dan mencoba mengkoreksinya.

 Sebagai tenaga kesehatan, kita harus mencari tahu apa yang telah dilakukan
dengan benar oleh remaja dan. Pertama kenali dulu apa yang mereka lakukan
dengan benar; kemudian kita sebaiknya memuji atau menunjukkan persetujuan
atas perbuatan yang baik itu.

 Memuji perbuatan yang baik memiliki keuntungan seperti berikut:


o Membangun kepercayaan diri remaja;
o Mendorong remaja terus melanjutkan perbuatannya;
o Membuat remaja lebih mudah menerima saran berikutnya.

 Bisa saja sulit untuk mengenali apa yang remaja lakukan dengan benar - kita
harus belajar mengenali perbuatan yang baik. Tapi setiap remaja yang datang ke
konselor pasti sudah berusaha melakukan sesuatu yang benar, setidaknya
dengan datang kepada konselor.
 Akan selalu membantu jika kita mengenali dan memuji apa yang lakukan dengan
benar. Misalnya bahwa ia mau bercerita dan terbuka atau ia sudah mulai paham
akan konsekuensi suatu perbuatan.
________________________________________________________________

Contoh
Seorang remaja 16 tahun hamil 3 bulan datang ke anda untuk meminta pendapat
tentang menggugurkan kandungan karena masih ingin sekolah.

A ”Kamu mau menggugurkan kandungan?”


B ”Untung kamu datang ke sini dulu sebelum memutuskan menggugurkan.”
 C “Wah, saya salut, dengan situasi seperti ini, kamu masih punya semangat untuk
terus sekolah.”

Respon C adalah respon yang melihat peluang untuk melakukan pujian atau
afirmasi kepada remaja

27
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

KESIMPULAN

 Kunci konsultasi yang efektif dengan pasien remaja adalah pembentukan relasi
yang suportif dan dapat dipercaya oleh remaja. Perlu waktu untuk membangun
raport dengan remaja
 Identifikasi fase perkembangan remaja untuk dapat menentukan cara komunikasi
kita, cara bertanya dan berdiskusi dengan pasien remaja
 Selalu jelaskan kembali tentang kerahasiaan medis di awal konsultasi dan setiap
kali akan membahas hal yang sensitif atau personal
 Pastikan privasi remaja terjaga
 Bersikap sensitif terhadap latar belakang budaya, nilai dan norma yang dianut
remaja
 Gunakan cara komunikasi yang interaktif, libatkan mereka dalam membuat
keputusan, dorong mereka untuk bertanya dan dukung partisipasi mereka dalam
proses konsultasi

28
*ini adalah bagian dari Modul Pelayanan Kesehatan Remaja yang
sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta. DILARANG mengutip,
mengambil sebagian atau seluruh isi tanpa izin dari penyusun utama

Dafar Pustaka

1. AAP. American Academy of Child and Adolescent’s Fact Sheet for Families. 2008.

2. Chown, P., Kang, M., Sanci, L., Newnham, V., Bennett, D.L. Adolescent Health:
Enhancing the skills of General Practitioners in caring for young people from culturally
diverse backgrounds, GP Resource Kit 2nd Edition. NSW Centre for the Advancement
of Adolescent Health and Transcultural Mental Health Centre, Sydney, 2008.

3. Mokdad AH, Forouzanfar MH, Daoud F, Mokdad AA, Bcheraoui CE, Moradi-Lakeh M.
Global burden of diseases, injuries, and risk factors for young people’s health during
1990–2013: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013. Lancet
2016; 387: 2383–401

4. Kementerian Kesehatan RI. Manajemen Terpadu Kesehatan Remaja Di Fasilitas


Kesehatan Tingkat Primer. Jakarta, Kementerian Kesehatan RI, 2018

5. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Standart Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli


Remaja (PKPR). Jakarta Kementerian Kesehatan RI; 2013.

6. World Health Organization. Orientation programme on adolescent health for health care
providers. WHO, Geneva, 2006

7. WHO - UNICEF. Breastfeeding counseling. A training course. WHO – UNICEF, Geneva


1993

8. Patton, G.C., et al., Our future: a Lancet commission on adolescent health and
wellbeing. The Lancet, 2016. 387(10036): p. 2423-2478

9. Sawyer SM, Azzopardi PS, Wickremarathne D, Patton GC. The age of adolescence.
The Lancet Child & Adolescent Health. 2018;2(3):223-8.

10. World Health Organization. Global accelerated action for the health of adolescents ( AA-
HA!): guidance to support country implementation: World Health Organization; 2017

29

Anda mungkin juga menyukai