Anda di halaman 1dari 8

FUNGSI KELUARGA DAN SELF CONTROL TERHADAP

KENAKALAN REMAJA

Erdina Indrawati1, Sri Rahimi2

Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I.


Email: erdina.indrawati@yahoo.com1, rahmirara@gmail.com2

Abstrak

Kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum.
Kenakalan remaja dapat dihindari jika fungsi keluarga baik dan individu memiliki self control.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran fungsi keluarga dan self control terhadap kenakalan
remaja. Penelitian ini merupakan korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMK
di Jakarta Utara sebanyak 71 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan sampling
jenuh. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala fungsi keluarga, skala self
control dan skala kenakalan remaja. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah Bivariate Correlation dan Multivariate Correlation. Hasil penelitian
menunjukkan ada peran fungsi keluarga dengan kenakalan remaja dengan (r) sebesar -0,316 , ada
peran self control dengan kenakalan remaja dengan (r) sebesar -0,629, serta ada peran fungsi keluarga
dan self control dengan kenakalan remaja R=0,639. Secara simultan memberi sumbangan efektif
sebesar 40%. Self control berkontribusi sebesar 39% dengan (R²) sebesar 0,396 terhadap
kenakalan remaja. Sedangkan fungsi keluarga berkontribusi sebesar 40% - 39% = 1%
terhadap kenakalan remaja. Berdasarkan temuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat peran fungsi keluarga dan self control terhadap kenakalan remaja di SMK X Jakarta Utara.

Kata Kunci : Fungsi Keluarga, Kenakalan Remaja, Self Control.

Abstract

Juvenile delinquency is behavior that deviates from the habit or violates the law. Juvenile
delinquency can be avoided if the role of family is well functioning and individuals have self
control. This study aims to determine the role of family functions and self control of juvenile
delinquency. This type of research is correlational. The study population was 71 students of
class X SMK in North Jakarta. The sampling method uses saturated sampling. The measuring
instruments used in this study are family function scale, self control scale and juvenile
delinquency scale. Data analysis techniques used to test the hypothesis are Bivariate
Correlation and Multivariate Correlation. The results showed that there was a role of family
function with juvenile delinquency with (r) of -0.316, there was a role of self control with
juvenile delinquency with (r) of -0.662, and there was a role of family function and self
control with juvenile delinquency R = 0.639. Simultaneously give an effective contribution of
40%. Self control contributes 39% with (R²) 0.396 to juvenile delinquency. While family
function contributes 40% - 39% = 1% to juvenile delinquency. Based on these findings it can
be concluded that there is a role for family functions and self control of juvenile delinquency
in SMK X North Jakarta.

Keywords: Family Function, Juvenile Delinquency, Self Control.

86 IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 2 Bulan JULI 2019


kasus yang cukup mengejutkan.
Di zaman sekarang ini, sering
1. PENDAHULUAN kali didengar banyak remaja yang
terlibat dalam kenakalan remaja,
Masa remaja merupakan masa seperti perkelahian, narkoba, sex bebas
transisi perkembangan sebagai bentuk sampai masalah paling parah, seperti
konstruksi sosial yang saling bertautan. tindakan kriminal. Namun, pernahkah
Masa remaja mulai mengembangkan disadari bahwa kenakalan yang
suatu hubungan, sistem nilai, jati diri, ditimbulkan oleh para remaja, selain
dan independen dari orang tua. Masa adalah tanggung jawab dari remaja itu
remaja awal penuh dengan kesempatan sendiri, juga merupakan tanggung
untuk pertumbuhan secara fisik, jawab orang orang dan lingkungan di
kognitif, dan psikososial tetapi juga sekitar.
berisiko terhadap kesehatan mental. Kenakalan remaja yang
Pola perilaku berisiko seperti dimaksud disini adalah perilaku yang
mengkonsumsi minuman keras, menyimpang dari kebiasaan atau
penyalahgunaan narkoba, aktivitas melanggar hukum. Mengenal perilaku
seksual, serta penggunaan senjata api kenakalan remaja hendaknya
cenderung meningkat semasa remaja diperhatikan faktor kesengajaan dan
(Papalia, 2009) kesadaran, selama remaja tidak sadar
Remaja dalam arti adolescence dan tidak sengaja melanggar hukum
dalam bahasa Inggris berasal dari dan tidak tahu konsekuensinya maka
bahasa latin adolescere yaitu tumbuh tidak dapat digolongkan kenakalan
kearah kematangan (Sarwono, 2016). (Sarwono, 2016).
WHO membagi kurun usia tersebut Jensen (Sarwono, 2016)
dalam 2 bagian, yaitu remaja awal membagi kenakalan remaja menjadi
pada usia 10-14 tahun, dan masa empat bentuk yaitu kenakalan yang
remaja akhir pada usia 15-20 tahun menimbulkan korban fisik pada orang
(Sarwono, 2016). lain (perkelahian, perkosaan,
Menurut catatan pihak Polda perampokan dan pembunuhan),
Metro Jaya, dalam tahun 2016 untuk kenakalan yang menimbulkan korban
kasus pemerkosaan dan kenakalan materi (perusakan, pencurian,
remaja, pada tahun 2016 meningkat pencopetan, pemerasan), kenakalan
dibandingkan tahun 2015 lalu. sosial yang tidak menimbulkan korban
Pemerkosaan tahun 2016 naik sekitar dipihak orang lain (pelacuran,
enam persen dan kenakalan remaja penyalahgunaan obat dan hubungan
naik empat kasus menurut Iriawan seks bebas), kenakalan yang melawan
(http://wartamerdeka.net/tahun-2016- status (mengingkari status anak sebagai
kasus-pemerkosaan-dan-kenakalan- pelajar dengan cara membolos,
remaja-meningkat/). Tanpa disadari melarikan diri dari rumah dan
pada saat ini, banyak remaja sedang membantah perintah). Semua bentuk
terjerat dalam pengaruh narkoba, perilaku tersebut muncul karena
miras, seks bebas, aborsi dan dilatarbelakangi oleh berbagai faktor
kenakalan remaja lainnya. Bahkan penyebab ada disekitar remaja baik
kasus-kasus tersebut diprediksikan yang diamati maupun yang dialami.
akan terus menanjak, seperti fenomena Pengawasan pada usia remaja
gunung es, tidak tampak di permukaan tidak hanya pada bentuk kedekatan
namun jika ditelusuri lebih dalam fisik, karena pada usia remaja mulai
ternyata banyak ditemukan kasus- mengembangkan otonominya, tapi

IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 2 Bulan JULI 2019 87


hubungan antara orang tua dan remaja bahu - membahu dalam mendidik dan
dapat dilihat dari kualitas hubungan membimbing anaknya dalam masa
yang terjalin antara remaja dan orang pertumbuhan dan perkembangan. Ayah
tua, seperti orang tua melakukan dan ibu adalah panutan anak sejak
komunikasi dua arah dengan remaja, kecil hingga remaja dan hal tersebut
memberikan ruang bagi anak untuk akan berlangsung terus menerus
mengembangkan kehidupan sosialnya sampai individu memiliki anak lagi
dan orang tua melakukan pengontrolan dan berlanjut terus seperti ini.
terhadap aktivitas remaja (Santrok, Schwab, Gray-Ice, dan
2003). Prentice (2002) menyebutkan fungsi
Hubungan antara orang tua dan keluarga adalah hal yang sangat
anak telah terbentuk sejak anak lahir. penting bagi perkembangan
Orang tua merupakan makhluk sosial kepribadian dan pembentukan karakter
pertama yang berinteraksi dengan masing-masing individu di keluarga
seorang anak Orang tua merupakan serta kualitas hidup masyarakat yang
tempat belajar pertama bagi seorang lebih luas.
anak, dan akan mempengaruhi Salah satu perkembangan
perkembangan selanjutnya, hubungan remaja yaitu memperkuat self control
yang terjalin dengan baik antara anak (kemampuan mengendalikan diri).
dan orang tua akan membentuk suatu Remaja yang memiliki kontrol diri,
ikatan yang kuat berupa attachment. akan memungkinkan dapat
Keluarga merupakan mengendalikan perilaku-perilaku yang
sosialisasi manusia yang terjadi melanggar hukum, aturan dan norma-
pertama kali sejak lahir hingga norma yang ada di masyarakat.
perkembangannya menjadi dewasa. Goleman (Nila Anggreiny, 2014)
Itulah sebabnya sebelum berlanjut mengungkapkan bahwa kemampuan
kepada kenakalan remaja yang regulasi emosi yang dimiliki oleh
disebabkan oleh faktor yang lebih individu dapat dilihat dari kecakapan
banyak lagi, maka akan lebih baik individu dalam mengontrol dirinya
mulai memperhatikan dari yaitu mampu mengelola emosi dan
permasalahan yang paling mendasar impuls yang merusak dengan efektif.
yaitu keluarga. Menurut Santrock (2003)
William J. Goode (1983) bahwa kenakalan remaja dapat
mengartikan keluarga sebagai suatu digambarkan sebagai kegagalan untuk
satuan sosial terkecil yang dimiliki mengembangkan kontrol diri yang
manusia sebagai makhluk sosial yang cukup dalam hal tingkah laku. Kontrol
ditandai adanya kerjasama ekonomi. diri didefinisikan sebagai kemampuan
Fungsi keluarga adalah berkembang untuk menyusun, membimbing,
biak, mensosialisasi atau mendidik mengatur dan mengarahkan bentuk
anak, menolong, melindungi dan perilaku yang dapat membawa kearah
sebagainya. Keluarga dapat dibagi koensekuensi positif (Ghufron M.N.,&
menjadi bermacam-macam, seperti Rini Risnawati S, 2014).
keluarga inti, keluarga besar, dan lain- Patterson dkk (Santrock, 2003)
lain.Tetapi dalam kenyataan, lebih memaparkan hal yang terjadi penyebab
sering keluarga dideskripsikan dengan kenakalan remaja diantaranya,
gambaran keluarga inti yaitu keluarga identitas, self control, usia, jenis
yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudara kelamin, pengaruh teman sebaya, kelas
kandung. Secara idealnya, keluarga ekonomi, dan proses keluarga.
adalah ayah dan ibu yang bersatu dan Pentingnya fungsi keluarga dan self

88 IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 2 Bulan JULI 2019


control pada remaja dapat mencegah perilaku kenakalan yang dilakukan
terjadinya perilaku kenakalan remaja. oleh siswa SMK X Jakarta Utara.
Orang tua bertanggung jawab
penuh dalam menciptakan hubungan 2. METODE PENELITIAN
interaksi harmonis dalam keluarga.
Jika fungsi keluarga tidak efektif,
seperti kesibukan ibu atau orang tua Metode yang akan digunakan
yang tidak diimbangi dengan adanya dalam penelitian ini adalah metode
komunikasi yang efektif dengan anak kuantitatif. Subjek penelitian
khususnya anak remaja, akan sebanyak 71 siswa SMK X di Jakarta
mengakibatkan remaja merasa tidak Utara. Teknik sampling yang
diperhatikan oleh orang tua sehingga digunakan adalah sampling jenuh
individu mencari perhatian dari luar yaitu semua anggota populasi
keluarga yaitu lingkungannya. Apabila dijadikan sampel pada penelitian
lingkungannya tidak baik, maka ini.Pengumpulan data penelitian
individu tersebut akan mudah dengan skala fungsi keluarga, skala
terpengaruh serta melakukan hal-hal self control dan skala kenakalan
tidak baik yang pada akhirnya dapat remaja yang disusun berdasarkan
menimbulkan kenakalan remaja. model skala Likert. Berdasarkan
Fenomena kenakalan remaja penghitungan reliabilitas diperoleh
juga nampak pada siswa kelas SMK X koefisien reliabilitas skala fungsi
Jakarta Utara. Berdasarkan hasil keluarga sebesar 0,895 sedangkan
wawancara dengan Guru Bimbingan koefisien reliabilitas skala self control
dan Konseling (BK), diperoleh hasil sebesar 0,864 dan untuk skala
bahwa sering terjadi perilaku kenakalan remaja koefisien reliabilitas
kenakalan yang dilakukan oleh siswa sebesar 0,940
kelas X seperti merokok di kantin Metode yang digunakan untuk
sekolah atau setiap pergantian jam menganalisis data adalah Bivariate
pelajaran, keluar kelas saat Correlation dan Multivariate
berlangsungnya jam pelajaran tertentu Correlation.
karena berbagai alasan, vandalisme
(coret-coret di meja, dan kursi)
sehingga dapat mengganggu keindahan 3. LANDASAN TEORI
dan kerapihan fasilitas sekolah. Pada
tahun 2017 terdapat kasus kehilangan Kenakalan Remaja
handphone dalam lingkungan sekolah, Definisi tentang kenakalan
namun handphone itu kembali lagi dan remaja secara umum terpola pada dua
pelakunya diberikan sanksi teguran dan sisi. Sisi yang pertama mengartikan
pemanggilan orang tua siswa tersebut. kenakalan dari aspek normatif yang
Berdasar hasil observasi tercermin pada munculnya istilah
wawancara dengan guru BK juga dapat kenakalan remaja itu sendiri,
diketahui maraknya siswa yang sedangkan sisi yang lain menekankan
membolos sekolah setiap harinya pada aspek psikologis. Mengenal
terdapat 10 sampai 15 siswa, dan juga perilaku kenakalan remaja hendaknya
terdapat beberapa siswa tidak diperhatikan faktor kesengajaan dan
masuk atau terlambat masuk pada kesadaran, selama remaja tidak sadar
jam mata pelajaran tertentu.Paparan dan tidak sengaja melanggar hukum
kasus yang telah dipaparkan di atas dan tidak tahu konsekuensinya maka
menunjukkan, bahwa maraknya tidak dapat digolongkan kenakalan

IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 2 Bulan JULI 2019 89


(Sarwono, 2016).Kenakalan remaja Elliot, D., & Ageton, S. (1980). Salah
sebagai pelanggaran hukum yang satu aspek mendasar yang menjadi
dilakukan oleh individu yang berusia teori ini adalah struktur dan organisasi
dibawah 18 tahun (Berger, dalam keluarga adalah faktor yang paling
Nindya & Margaretha,2012).) berkontribusi dalam mempengaruhi
Lebih lanjut Jessor dalam teori dan menentukan perilaku anggota
perilaku bermasalah (Problem keluarga sehingga sesuai dengan
Behavior Theory) menjelaskan bahwa variabel terikat yaitu kenakalan
terbentuknya perilaku menyimpang remaja.
remaja dipengaruhi oleh tiga aspek
yang saling berhubungan.Ketiga aspek Self Control
tersebut adalah kepribadian yang Kontrol diri didefinisikan
meliputi nilai individual, harapan dan sebagai kemampuan untuk menyusun,
pada remaja. Aspek kedua adalah membimbing, mengatur dan
sistem lingkungan yang diterima oleh mengarahkan bentuk perilaku yang
remaja, seperti pada lingkungan dapat membawa ke arah konsekuensi
keluarga atau teman sebaya. Aspek positif (Ghufron & Rini Risnawita S.,
ketiga adalah sistem perilaku yang 2006). Kurangnya pengendalian
merupakan cara yang dipilih remaja terhadap dirinya akan menyebabkan
untuk berperilaku dalam remaja tidak memiliki batasan-batasan
kesehariannya. Dapat disimpulkan diri terhadap pengaruh dari
bahwa kenakalan remaja adalah lingkungan yang negatif, sehingga
perbuatan tidak baik, maupun remaja dapat terjerumus pada perilaku
manifestasi dari rasa tidak puas, serta kenakalan. Nela dkk (2013)
adanya kegelisahan yaitu perbuatan- mengatakan bahwa setiap individu
perbuatan yang kurang baik yang memiliki kontrol diri yang berbeda-
mengganggu orang lain dan kadang- beda, ada yang memiliki kontrol diri
kadang mengganggu diri sendiri yang yang tinggi, namun ada pula yang
dilakukan pada anak diusia remaja. rendah. Sejalan dengan itu Skinner
(Alwisol, 2009) menyatakan bahwa
Fungsi Keluarga kontrol diri merupakan tindakan diri
Fungsi keluarga merupakan dalam mengontrol variabel-variabel
sejauh mana suatu keluarga mampu luar yang menentukan tingkah laku.
menjalankan tugasnya masing-masing Dan tingkah laku dapat dikontrol
dengan tetap memperhatikan melalui berbagai cara yaitu
kesejahteraan dan perkembangan menghindar, penjenuhan, stimuli yang
sosial, fisik, dan psikis pada masing- tidak disukai, dan memperkuat diri.
masing anggota keluarganya menurut Hal ini artinya kontrol diri merupakan
Epstein, Levin, dan Bishop (Walsh, salah satu faktor dari dalam diri
2003). Salah satu teori fungsi keluarga manusia yang mengontrol faktor-
adalah McMaster Model of Family faktor dari luar yang akan
Functioning (MMFF) yang telah mempengaruhi tingkah laku manusia
berkembang selama lebih dari 40 itu sendiri.
tahun dalam bidang klinis, penelitian, Menurut Ghufron (2003) self-
dan pengajaran. Fungsi keluarga control adalah kemampuan seseorang
terdapat enam dimensi yaitu: untuk mengontrol atau mengubah
pemecahan masalah, komunikasi, respon dari dalam dirinya untuk
peran, respon afektif, keterlibatan menghindarkan diri dari perilaku yang
afektif, kontrol perilaku menurut tidak di harapkan dan mengarahkan

90 IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 2 Bulan JULI 2019


dirinya pada sesuatu hal yang ingin dengan baik maka remaja akan
dicapai. Tangney, Baumeister dan memperoleh pengertian tentang
Bonne (2004) mengatakan bahwa kewajiban, hak-hak dan tanggung
kemampuan self-control yang baik jawab atas semua yang dilakukan
memiliki dampak positif terutama bagi untuk dirinya dan terhadap orang lain.
pelajar. Pelajar yang memiliki self- Fungsi keluarga akan menjamin
control yang baik akan lebih lebih keluarga menjalankan fungsi-fungsinya
menonjol performa dalam dalam kehidupan sehari-hari dan
mengerjakan suatu tugas tertentu. Self- terhindar dari kecenderungan
control sangat memiliki kapasitas kenakalan remaja.
besar dalam memberikan perubahan Peran self control terhadap
positif pada kehidupan seseorang kenakalan remaja diperoleh korelasi (r)
(Tangey, Baumeister & Boone, 2004). sebesar -0,629 menunjukkan dengan
Self-control merupakan kemampuan arah negatif artinya semakin tinggi self
seseorang untuk menahan diri atau control maka semakin rendah
mengarahkan diri ke arah yang lebih kenakalan remaja dan sebaliknya.
baik ketika dihadapkan dengan Remaja yang tidak mampu mengontrol
persoalan-persoalan (Hofmann, impuls pada dirinya untuk membuat
et.al.,2012). suatu keputusan lebih banyak terlibat
Menurut Tangney, Baumeister dalam perilaku kenakalan remaja
dan Boone (2004) ada lima aspek self (Patterson et.al, dalam Santrock,
- controlyaitu : self discipline, 2003). Para ahli berpendapat bahwa
deliberate/nonimpulsive action, selain dapat mereduksi efek-efek
healthy habits, work ethic, reliability. psikologi yang negatif dari stessor-
stressor lingkungan, self control juga
dapat digunakan sebagai suatu
4. HASIL DAN PEMBAHASAN intervensi yang bersifat pencegahan.
Peran secara simultan fungsi
Berdasarkan hasil analisis keluarga dan self control memberikan
Multivariate Correlation R yang sumbangan sebesar 40% terhadap
diperoleh sebesar 0,639 artinya kenakalan remaja, sisanya sebesar 60
terdapat peran yang signifikan antara % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
fungsi keluarga dan self control Dari hasil uji normalitas yang
terhadap kenakalan remaja. Peran menggunakan formula Kolmogrov
fungsi keluarga terhadap kenakalan Smirnov diketahui nilai signifikasi
remaja berdasarkan hasil analisis data sebesar 0,334 > 0,05 sehingga dapat
dengan menggunakan metode korelasi disimpulkan bahwa data ketiga
bivariate diperoleh (r) sebesar -0,316. variabel terdistribusi normal.
Artinya bahwa bila peran fungsi Berdasarkan hasil kategorisasi,
keluarga kurang maka kenakalan fungsi keluarga berada pada taraf
remaja semakin tinggi. Hal ini sesuai sedang dengan mean sebesar 111,6,
dengan pendapat Schwab, Gray-Ice, self control dengan mean sebesar 92,7
dan Prentice (2002) menyebutkan berada pada taraf sedang dan
fungsi keluarga adalah hal yang sangat kenakalan remaja dengan mean sebesar
penting bagi perkembangan 109,2 berada pada taraf yang sedang.
kepribadian dan pembentukan karakter Hasil analisis stepwise
masing-masing individu di keluarga menunjukkan bahwa self control
serta kualitas hidup masyarakat yang berkontribusi sebesar 39% dengan R
lebih luas. Jika keluarga berfungsi Square (R²) sebesar 0,396 terhadap

IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 2 Bulan JULI 2019 91


kenakalan remaja. Sedangkan fungsi berjalan dengan apa yang diharapkan.
keluarga berkontribusi sebesar 40% - Sebagai orang tua sudah
39% = 1% terhadap kenakalan seharusnya melakukan perannya
remaja. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai orangtua dengan mengontrol
sumbangan efektif self control lebih perilaku seluruh anggota keluarga
besar dibanding fungsi keluarga terutama anak yang memasuki usia
terhadap kenakalan remaja pada siswa remaja, sehingga kebutuhan
SMK X di Jakarta Utara. perkembangan remaja dapat terpenuhi
Penelitian ini diperkuat oleh agar terhindar dari perilaku yang salah
penelitian Dian Mulyasari (2010) yaitu dan melanggar norma-norma yang
ada hubungan dengan arah negatif sudah diterapkan dalam masyarakat
kenakalan remaja ditinjau dari persepsi dan kecenderungan kenakalan.
terhadap keharmonisan keluarga dan Memberikan dukungan afektif, dengan
konformitas teman sebaya di SMA meningkatkan hubungan yang hangat
Utama 2 Bandar Lampung, artinya dalam keluarga, dengan komunikasi
semakin tinggi persepsi terhadap yang baik, saling menyayangi,
keharmonisan keluarga semakin pengertian, penuh kasih sayang,
rendah tingkat kenakalan remaja. memberikan motivasi dan saling
menghargai.
Lembaga dalam hal ini pihak
5. KESIMPULAN sekolah khususnya guru bimbingan
konseling dan bagian kesiswaan
Berdasarkan hasil analisis data diharapkan dapat lebih memperhatikan
penelitian, maka dapat disimpulkan perilaku kenakalan maupun self
bahwa terdapat peran yang signifikan control siswa di lingkungan sekolah,
antara fungsi keluarga dan self control ikut serta mengontrol siswa dan
terhadap kenakalan remaja. Secara menciptakan lingkungan sekolah yang
simultan peran fungsi keluarga dan self positif. Selain itu pihak sekolah
control memberikan sumbangan hendaknya lebih mengefektifkan
sebesar 40% terhadap kenakalan bimbingan yang bersifat pencegahan.
remaja. Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat melakukan penelitian
dapat berguna dan menjadi masukan lebih lanjut dan mendalam mengenai
yang bermanfaat bagi perkembangan faktor-faktor lain yang berhubungan
ilmu psikologi, khususnya psikologi dengan kenakalan remaja seperti
perkembangan, serta dapat dijadikan konformitas teman sebaya dan faktor
bahan referensi bagi peneliti lain yang lainnya dari lingkungan di luar
ingin menggunakan variabel kenakalan keluarga. Peneliti selanjutnya
remaja dalam penelitian berikutnya. diharapkan mengobservasi secara
Kenakalan remaja memiliki langsung kenakalan remaja sehingga
dampak negatif sehingga hendaknya penelitian lebih akurat.
siswa sebagai remaja yang dalam
penelitian ini menjadi subjek DAFTAR PUSTAKA
penelitian, diharapkan dapat
mengembangkan self control untuk Alwisol.(2009). Psikologi kepribadian.
menghindari kenakalan remaja dengan Malang: UMM Press
cara bersikap rasional, objektif, dan Arikunto, S. (2006). Prosedur
tidak impulsif ketika dihadapkan pada penelitian: suatu pendekatan
situasi stres atau keadaan yang tidak praktik. Jakarta: Rineka Cipta

92 IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 2 Bulan JULI 2019


Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Kartono, Kartini. (2013). Kenakalan
penelitian. Yogyakarta: Pustaka remaja. Jakarta : Rajawali
Pelajar Pers.
Dian Mulyasari. (2010). Kenakalan Nindya.P.N & Margaretha R (2012)
remaja ditinjau dari persepsi Hubungan antara kekerasan
remaja terhadap keharmonisan emosional pada anak terhadap
keluarga dan konformitas kenakalan remaja. Jurnal
teman sebaya (Studi Korelasi Psikologi dan Kesehatan
pada Siswa SMAUtama 2 Mental Vol.1.No.03, Desember
Bandar Lampung. Skripsi. 2012.
Universitas Sebelas Maret. Papalia, Old & Feldman. (2009).
Elliot, D., & Ageton, S. (1980). Human development, 11th
Reconciling race and class Edition. (Penerjemah: Brian
differences in self report and Marwensdy). Jakarta: Salemba
official estimets of Humanika.
delinquency. Journal Santrock, John W. (2003). Adolescence
American Sociological Review, perkembangan remaja. (Alih
45, 95-110. bahasa: Yati Sumiharti). Jakarta:
Ghufron, M. N., & Risnawita, R. Erlangga.
(2014). Teori - teori psikologi. Sarwono, Sarlito W. (2016). Psikologi
Yogyakarta: ArRuz Media. remaja, Jakarta: Rajawali Pers.
Ghufron, M.N. (2003). Hubungan Schwab, J.J., Gray-Ice, H.M., Prentice,
kontrol diri dan persepsi F.M. (2002). Family functioning
remaja terhadap penerapan the general living systems
disiplinorangtua dengan research model. New York:
prokrastinasi akademik. Tesis. Kluwer Academic Publishers.
Universitas Gadjah Mada, Siegel,J. & Welsh, B. (2011). Juvenile
Yogyakarta. delinquency the core.
Hofmann, Baumeister, Förster, & California:Wadsworth.
Vohs. (2012). Self-control and Sugiyono. (2003). Metode penelitian
aggresion. Journals of kuantitatif, kualitatif, dan RnD.
Psychologica. Bandung: IKAPI.
Jessor, R., & Turbin, M.S., Costa, Tangney, J.P., Baumeister, R.F., &
F.M., Dong, Q., Zhang, H., & Boone, A.L. (2004). High self-
Wang, C. (2003) Adolescence control predicts good
problem behavior in china and adjustment, less pathology,
the united states: a cross- better grades, and interpersonal
national of psychosocial success. Journal of
protective factors. Journal of Personality, 72(2), 271-322.
Research on Adolescence, 13, Walsh, Froma. 2003. Family
329-360. resilience: A framework for
Jessor, R., Donovan J. E., & Costa, F. clinical pratice. Journal Of
M. (1991). Beyond Family Process; 42,1;
adolescence: problem Research Library Core pg. 1
behavior and young adult William J. Goode. (1983). Sosiologi
development. New York: keluarga. Jakarta : Bina
Cambridge University Press. Aksara.

IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 2 Bulan JULI 2019 93

Anda mungkin juga menyukai