Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL 1

Judul Artikel: Konstruksi kayu di Indonesia Mengalami Kemunduran


Review Artikel :

Artikel ini memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan terhadap saya mengenai
pembahasan perbandingan sturuktur kayu di Indonesia dengan luar negeri.
Kontruksi kayu di Indonesia sangat tidak berkembang, malah cenderung mengalami
penurunan. Dalam hal treatment saja hampir tidak diperhatikan, misalnya kayu harus
“dikeringkan” dulu sebelum digunakan agar penyusutan bisa dihindari. Kalau pun ada
kayu yang bagus, harganya sangat mahal dan umumnya untuk keperluan arsitektural.
Satu juga alasan kayu kurang populer adalah durabilitas yang rendah, rawan kebakaran,
rawan rayap, gampang dibobol. Sekali lagi di sini teknologi lah yg menjawab.
Sungguh mengherankan juga memang kenapa struktur kayu tidak populer di Indonesia,
padahal sebagian kayu di california adalah import dari kalimantan. Di california sendiri
struktur kayu (wood framing) mempuyai market share 99.9% untuk rumah tinggal.
Adapun beberapa faktor kenapa struktur kayu di pakai di california karena:
1. kayu sangat baik untuk gempa. rumah rumah yang di bangun di atas tahun 1990 di
california hampir semua memakai sistem shear wall. meskipun hanya satu lantai!
sistem shear wall ini terdiri dari studs, sheating, anchor bolts, dan nailing schedule
yang rapat.
2. untuk rumah tinggal, pekerjaan struktur kayu relatif jauh lebih cepat dari beton dan
jauh lebih murah dari baja.
3. struktur kayu tidak padat karya, ini tentu cocok untuk negara yang buruhnya
mahal.
4. faktor weather yang mendukung. low humidity sangat baik buat konstruksi kayu.
pernah dengar yang namanya ‘MOLD’ ini adalah semacam fungus. Mold ini
sangat berbahaya selain merusak kayu juga bisa membawa penyakit!
5. experience dari dulu dulu membuat orang cenderung untuk tidak ‘reinvent the
whee.
Sangat menarik cara pandang bapak tentang kayu, ilmu kayu dan konstruksi kayu ini
sehingga saya berpikir tentang suatu tahap proses pendidikan/proses belajar/ yang
mungkin dilakukan dan yang cocok dilakukan di indonesia.
Alasannya adalah kelemahan kita pada pemberian materi ajar di perguruan tinggi seperti
pengetahuan bahan/ material konstruksi dan langsung melompat ke konstruksi kayu yang
hanya terpusat pada sistim sambungan yang lebih besar materinya adalah materi
SMK/STM kayu dan disatu sisi pendidikan ketrampilan/engineering education bidang
kayu ini rasanya harus praktek ke luar.
hal lain yang sangat sulit di kita bahwa kita tidak mudah membuat sambungan dengan
alat penyambung baja/connector khusus untuk dipakai sehingga metoda konstruksinya
membatasi bentuk konstruksi serta aplikasi pada pengembangan strukturnya.
Namun yang sangat menarik ditulisan ini adalah konsep tentang pengembangan teknologi
dan konstruksi kayu yang dapat dilakukan serta kearah mana harusnya riset kontruksi
kayu di indonesia. Ingin saya kemukakan bahwa setiap daerah kita memiliki bangunan
khusus dari kayu dan sistim konstruksinya berbeda dengan latar belakang kearifan lokal
yang berbeda termasuk ketrampilan dan pengetahuan pelaksanaan konstruksinya.
Dan kita tidak punya standart code nya. ini harus di gemakan dan mungkin perlu suatu
majalah ilmiah atau journal khusus untuk kemajuan konstruksi kayu indonesia agar tidak
berakhir lagi pada proses finishing
Kayu di sini tidak maju, karena kayu yang baik jadi mebel. Harganya nggak terjangkau
jika dipakai untuk konstruksi. Selain itu, tidak ada usaha peningkatan mutu atau teknologi
kayu yang diperuntukan untuk konstruksi. Kalaupun ada, lebih kepada kayu finishing dan
semacamnya.
Jadi intinya, kalau saya boleh berpendapat bahwa meskipun negara kita kaya akan hasil
hutan, dan dikenal mengekspor kayu ke negara-negara lain. Tapi di kalangan ahli
struktur, penguasaan kita terhadap kayu sebagai bahan konstruksi adalah lemah. Kalah
dengan bangsa lain. Sebagai gambaran juga, umumnya mata kuliah tersebut di tingkat S1
hanya diberikan dengan bobot 2 sks.
Peluang untuk mengembangkan industri konstruksi dengan memanfaatkan kayu di
Indonesia masih terbuka luas. Langkah sederhana dan saya kira tidak perlu malu untuk
melakukannya adalah meniru
ARTIKEL 2

Judul Artikel : Pentingnya penelitian struktur kayu di Indonesia


Review Artikel :

Dalam artikel ini, dapat dilihat bahwa penelitian atau skripsi kurang efektif di dalam
lingkungan pendidikan di Indonesia. Skripsi merupakan salah satu tugas akhir yang
menentukan layak atau tidaknya seseorang menyandang gelar sarjana. Skripsi ini
merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang didasari pada penelitian dengan menggunakan
metode dan cara yang sudah terstruktur.
Sedari dulu, selalu berkembang anggapan bahwa skripsi ini sangat menentukan masa
depan mahasiswa. Namun nyatanya, skripsi sekarang hanya dijadikan formalitas belaka.
Bahkan sejak tahun 2015, Menristek dan Pendidikan Tinggi sudah memiliki wacana
untuk menghapuskan skripsi. Hal ini dilakukan karena maraknya sistem jual-beli skripsi
ataupun copy-paste skripsi.
Pemerintah seharusnya lebih memberi perhatian agar permasalahan tentang skripsi ini
dapat menemukan titik terang. Pemerintah memiliki kekuasaan yang sangat besar,
sehingga kebijakan yang dibuat oleh pemerintah akan lebih berpengaruh dan terasa
efeknya oleh mahasiswa terkhusus untuk skiripsi mengenai struktur kayu.
Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian konstruksi kayu di Indonesia selama ini
tidaklah menjawab masalah tersebut. Tidak ada link-and-match antara penelitian yang
dilakukan dengan strategi mengatasi permasalahan yang mengakibatkan terjadinya
kemunduran konstruksi kayu di Indonesia.
Saya harap dengan banyaknya sarjana doktor dan sarjana tinggi di Indonesia yang masuk
dalam struktur kayu dapat mengatasi permasalahan di Indonesia yang mengalami
pemunduran dalam konstruksi kayu, dengan membuat inovasi saat terjun di lapangan
dengan kerja nyata. Jika tidak, maka keilmuan tentang struktur kayu di Indonesia tidak
akan bermakna.
ARTIKEL 3

Judul Artikel : Konstruksi Kayu Glulam Ternyata Sudah Menjadi Rahasia Umum
Review Artikel :

Artikel ini merupakan salah satu artikel yang menulis tentang konstruksi kayu yang
berada diluar negeri yang dimana teknologi kayu Indonesia ketingalan jauh dibandingkan
diluar negeri.
Hanya saja terlepas dari benar atau tidak, tetapi yang jelas kita tidak pernah bertemu atau
mengetahui keberadaan suatu proyek konstruksi yang memakai konstruksi kayu di
Indonesia. Walaupun ada paling itu konstruksi kayu yang berada pada bangunan joglo
dari kraton Yogyakarta yang dibangun sudah puluhan tahun yang lalu, dan tentunya tidak
bisa dibanggakan lagi. Itu kan karya orang-orang mumpuni di jamannya, bukan jaman
kita. Pada sisi lain, menurut pengusaha kayu tersebut bahwa sistem konstruksi kayu
modern sudah mulai dibangun di Indonesia.
Waktu mempelajari konstruksi kayu yang diceritakan oleh pengusaha tersebut terlihat
bahwa sistem yang dinyatakan ternyata berbeda dengan sistem konstruksi kayu yang
biasa dijadikan bahan pembelajaran di kelas. Berbeda karena kayu yang dimaksud
bukanlah berupa batang kayu utuh hasil pengergajian kayu hutan berukuran besar, tetapi
berupa kayu buatan hasil penyusunan kayu kecil-kecil yang disatukan dengan lem
khusus, yang disebut sebagai kayu glulam.
Konstruksi kayu dengan glulam ternyata sudah menjadi rahasia umum, kecuali di
Indonesia. Bahkan di Singapore telah diijinkan dibangun konstruksi kayu yang dimaksud.
Apalagi persyaratan bangunan di Singapore sangatlah ketat, itu berarti permasalah terkait
ketahanan terhadap rayap dan bahaya kebakaran telah mendapatkan persetujuan. Jelas
tipe konstruksi kayu seperti yang dibangun di Singapore tersebut adalah tidak biasa di
jumpai di Indonesia. Katanya memang itu yang supervisi-nya langsung dari Eropa.
Dan ternyata kayu glulam ini sangat popular bukan hanya prospek bangunan kontruksi
kayu glulamnya saja yang sangat cerah tetapi keanggunan dari penggunaan konstruksi
kayulah yang menjadi tujuan utama pemilik bangunan. Bahkan privasinya jadi terbatas
kalau dipukul seperti memukul tembok dan ruanganpun menjadi kedap suara.
Kelemahan dari konstruksi kayu glulam ini adalah karena belum adanya pesetujuan SNI
peraturan kayu di negeri kita. Hal tersebut dikarenakan target pasarnya adalah Eropa dan
juga negara-negara bekas persemakmuran Inggris (Singapore, Malaysia). Oleh karena
mereka itu tidak mengenal yang namanya SNI , maka untuk keperluan itu digunakan
code yang biasa bagi pemakainya.

ARTIKEL 4
Judul Artikel : Perlu Adanya Struktur Kayu di Indonesia
Review Artikel :

Artikel ini menjelaskan terjadinya struktur kayu yang tidak didukung oleh Indonesia.
Orang Indonesia itu pada dasarnya gigih, sehingga akan bertahan kuat jika menghadapi
ancaman luar yang mengganggu kelangsungan hidup.
Heran saja untuk para dosen struktur kayu, kok bisa santai saja. Padahal sudah beberapa
tahun ini dari forum BMPTSSI sudah keluar rekomendasi bahwa mata kuliah Struktur
Kayu, tidak lagi menjadi mata kuliah wajib di Jurusan Teknik Sipil di Indonesia.
Mestinya dengan kondisi seperti itu, jika nantinya mata kuliah tersebut tidak dibuka, atau
tidak ada berarti tidak lagi memerlukan keberadaan dosen struktur kayu
Disisi lain banyak yang berpikir bahwa sekarang hanya menggunakan struktur baja dan
struktur beton saja, dengan cara pikir yang lagi trend di sini adalah link-and-match.
Bahwa apa yang perlu diajarkan di perguruan tinggi adalah apa-apa yang menjadi
kebutuhan dunia kerja yang ada. Cara berpikir yang menganggap bahwa perguruan tinggi
hanyalah tempat untuk melatih anak-anak muda agar siap mengisi posisi sebagai
pegawai, mengerjakan sesuatu pekerjaan yang telah rutin dilakukan.
Jika perguruan tinggi dianggap sebagai agen perubahan, tempat diharapkan terjadinya
inovasi dan kreatifitas, atau sesuatu yang mengawali perubahan untuk perbaikan, maka
tentunya tidak hanya sekedar link-and-match saja. Harus juga diajarkan hal-hal yang juga
berpotensi untuk dikembangkan.
Dan sekarang struktur kayu itu sudah banyak peminatnya, memang itu bukan oleh orang
kita, tetapi oleh orang-orang di barat, yang ternyata ilmu bangunan dari struktur kayu
sudah sangat maju. Dan bahkan orang Indonesia pun banyak banyak berpikir bahwa
memakai kayu itu bisa mengundulkan hutan. Padahal kenyataannya orang-orang di barat,
memakai kayu konstruksi dari hutan tanaman industri yang memang sengaja di tanam.
Cara ini memang punya kelemahan yaitu diameter pohon untuk kayu umur 3 atau 5 tahun
adalah kecil-kecil dibanding cara kita kalau menebang pohon. Karena ukuran kayu-kayu
di barat yang lebih kecil itulah maka dikembangkan teknologi kayu glulam, yang
merupakan potongan-potongan kecil yang dirangkai dengan lem menjadi ukuran kayu
yang lebih besar.
Kelemahan lain dari struktur kayu ini adalah rawannya rayap yang ada di Indonesia.
Kalau untuk fungsi itu sendiri jika memakai konstruksi baja akan lebih kecil. Hanya saja
masalahnya, kalau pakai baja kalau tidak ditutup akan terkesan seperti bangunan pabrik,
kurang eksotik bagi pemilik bangunan. Jadi keunggulan bangunan struktur kayu seperti di
atas adalah eksotik dan terkesan ramah lingkungan.
Sebenarnya pengusaha struktur kayu glulam yang sudah malang melintang lama ada di
Indonesia. Hanya saja selama ini produknya lebih banyak diekspor keluar negeri.
Dan ada kabar juga dari mereka bahwa rumah dengan kayu glulam telah di bangun juga
di Indonesia oleh orang-orang yang mengedepankan masalah esoktik, lain daripada yang
lain. Orang-orang kaya yang sudah bosen pakai rumah dari baja atau beton. Masalahnya
adalah bahwa dalam pembangunan rumah tersebut perencananya terpaksa mendatangkan
langsung dari Jerman.
Dengan sedemikian maka terbuka juga satu alasan lagi mengapa perlu struktur kayu dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur kayu mempunyai nilai lebih di mata arsitek yang
memahami apa yang disebut eksotik atau alami itu. Bagi mereka, ke dua hal tersebut
dapat menarik keuntungan yang lebih besar dari sekedar kuat dan kaku saja.

Anda mungkin juga menyukai