Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)


Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Pembelajaran IPA

Dosen Pengampu :
Raden Syaifuddin M.Pd

Disusun Oleh :
Imroatus Sholihah ( D07219016 )
Mazaya Li Azlina (D07219021)
Nurul Laili (D07219025)
Risalah Azizah (D07219028)

KELAS 5C

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan begitu besar Rahmatnya, sehingga makalah yang berjudul “ Model
Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)”dapat terselesaikan. Makalah ini
merupakan sebuah media belajar bagi mahasiswa. Melalui makalah ini di
harapkan memberikan pengetahuan yang mendalam bagi mahasiswa khususnya
menyangkut mata kuliah pembelajaran IPA
Kami menyadari bahwa makalah ini akan sulit terselesaikan tanpa adanya
peran dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada
kami maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada:
1. Raden Syaifuddin M.Pd selaku dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan hingga makalah ini dapat terselesaikan.
2. Kelompok kami yang telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah
ini.
Semoga atas bimbingan, dukungan dan bantuan dalam makalah ini akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu komentar, kritik dan saran yang
membangun merupakan suatu hal yang kami harapkan untuk memperbaiki segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini semoga segala ikhtiar kami di ridhoi
oleh Allah.

Surabaya, 24 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Discovery Learning................................................... 3

B. Tujuan Discovery Learning......................................................... 5

C. Langkah-langkah Discovery Learning........................................ 6

D. Kekurangan dan Kelebihan Discovery Learning ....................... 8

E. Efektivitas Pembelajaran Discovery Learning di MI/SD.......... 10

BAB III KESIMPULAN

Kesimpulan ..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam pembelajaran dikelas maupun tutorial. Model pembelajaran harus
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan
pembelajaran, lingkungan dan pengelolahan kelas. Melalui pembelajaran
guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara berfikir dan mengekpresikan ide. Juga berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran.
Dalam usaha meningkatkan pendidikan pada umumnya ada empat
tema, yaitu: struktur, kesiapan, intuisi, dan motivasi. Belajar juga meliputi
tiga proses kognitif, yaitu: memperoleh informasi baru, transformasi ilmu
pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Pandangan terhadap belajar yang disebut sebagai konseptualisme
instrumental didasarkan pada dua prinsip, yaitu; pengetahuan orang
tentang alam didasarkan pada model-model mengenai kenyataan yang
dibangunya, dan model-model itu mula-mula diadopsi dari kebudayaan
seseorang, dan kemudian model-model itu diadaptasikan pada kegunaan
bagi orang itu. Model penyajian pelajaran atau kurikulum yang baik harus
dirancang kearah penguasaan keterampilan yang lebih kuat.
Hal ini membawa implikasi kepada keharusan pembelajaran untuk
menerapkan suatu model pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa
dengan meningkatkan produktivitas belajar untuk kebermaknaan konteks
pembelajaran (Meaningful Learning) misalnya dengan menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat
merumuskan beberapa permasalahan yang akan di bahas pada makalah
sebagai berikut :

1
1. Apa yang Dimaksud dengan Model Pembelajaran Discovery
Learning ?
2. Apakah Tujuan dari Model Pembelajaran Discovery Learning?
3. Bagaimana Startegi/Langkah Langkah Model Pembelajaran
Discovery Learning?
4. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan dari Model Discovery
Learning?
5. Apakah Model Pembelajaran Discovery Learning masih efektif
digunakan dalam pembelajaran IPA MI/SD?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dan ciri ciri dari model
Pembelajaran Discovery Learning
2. Untuk dapat menegtahui tujuan dari model pembelajaran
Discovery Learning
3. Untuk mengetahui strategi dan langkah langkah model
pembelajaran Discovery Learning
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran Discovery Learning
5. Untuk mengetahui model pembelajaran Discovery Learning
apakah masih efektif digunakan apa tidak di pemeblajaran IPA
MI/SD

2
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Discovery Learning
Menurut Hamdani Discovery learning adalah proses mental
dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, dimana
proses mental tersebut adalah mengamati, menjelaskan, mengelompokan,
membuat kesimpulan dan sebagainya.
Menurut Durajad (2008) Model Discovery learning adalah teori
belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan mengorganisasi sendiri. Sedangkan menurut Effendi (2012)
Discovery learning merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan
peserta didik dalam pemecahan masalah untuk pengembangan
pengetahuan dan ketrampilan. (Ana, 2019)
Menurut Jerome Bruner penemuan (Discovery) adalah suatu
proses, suatu jalan cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu
produk atau item pengetahuan tertentu. Pada dasarnya discovery learning
tidak jauh berbeda dengan pembelajaran inquiry, namun pada discovery
learning masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah
yang direkayasa oleh guru, sehingga siswa tidak harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan
di dalam masalah itu melalui proses penelitian.(Mayssara A. Abo
Hassanin Supervised, 2014)
Hanafiah dalam buku Konsep Strategi Pembelajaran
mengemukakan bahwa Discovery Learning merupakan suatu rangkaian
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis
dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap
dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

3
Sebagaimana pendapat Jerome Bruner yang dikutip Lefancois
dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, bahwa: “Discovery
Learning can be defined as the learning that takes place when the student
is not presented with subject matter in the final form, but rather is required
to organize it him self”. 8 Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa model discovery learning adalah model pembelajaran
yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada
dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan perkembangan zaman.(Mayssara A. Abo
Hassanin Supervised, 2014)
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi
bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui
observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi.
Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the
mind. (. & ., 2014)
Model pembelajaran Discovery Learning pertama kali
dikembangkan oleh Jerome Bruner, seorang ahli psikologi yang lahir di
New York pada tahun 1915. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan
(Discovery Learning) sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif
oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.
Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi
aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan
untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen
yang mengizinkan mereka untuk menemukan konsep dan prinsip itu
sendiri. (. & ., 2014)
Belajar penemuan (Discovery Learning) merupakan salah satu
model pembelajaran kognitif yang dikembangkan oleh Bruner (1966).

4
Belajar penemuan adalah proses belajar dimana guru harus menciptakan
situasi belajar yang problematis, menstimulus siswa dengan pertanyaan-
pertanyaan, mendorong siswa mencari jawaban sendiri, dan melakukan
eksperimen. Belajar penemuan pada akhirnya dapat meningkatkan
penalaran dan kemampuan untuk berpikir secara bebas dan melatih
keterampilan kognitif siswa dengan cara menemukan dan memecahkan
masalah yang ditemui dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi dirinya. (.
& ., 2014)
B. Tujuan Discovery Learning
Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Seperti yang diungkapkan Bell dalam Hosnan beberapa tujuan spesifik
dari pembelajaran dengan model discovery di antaranya:(Mayssara A. Abo
Hassanin Supervised, 2014)
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan
bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat ketika
penemuan digunakan.
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar
menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga
siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan
yang diberikan.
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak
rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk
cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi,
serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa
keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.

5
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan
dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas
baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
Adapun tujuan model pembelajaran Discovery menurut Azhar adalah:
a. Kemampuan berfikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar
(kritis, analisis dan logis).
b. Membina dan mengembangkan sikap ingin lebih tahu.
c. Mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
d. Mengembangkan sikap, keterampilan murid dalam memutuskan sesuatu
secara tepat dan obyektif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa tujuan model pembelajaran Discovery Learning adalah
menciptakan siswa yang aktif dan mandiri dalam menemukan solusi dari
masalah pada kegiatan pembelajaran, serta melatih kemampuan berfikir
siswa dan keterampilan kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu
secara objektif. (Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, 2014)

C. Sintaks pembelajaran Discovery Learning


Langkah-langkah Pembelajaran discovery learning sebagai berikut :
(Susanto & Syaifuddin, 2018)
1) Stimulation (memberikan rangsangan)
Proses kegiatan yang dilakukan pada tahap pertama yaitu guru
memberikan sebuah rangsangan kepada siswa melalui penyajian
masalah-masalah secara kotekstual dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
2) Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Langkah selanjutnya yaitu guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang
telah disajikan sebanyak-banyaknya secara relevan.
3) Data Collection (pengumpulan data)
Ketika proses ekplorasi berlangusng, guru memberikan
kesempatam kepada siswa untuk melakukan pengumpulan data.

6
untuk membuktikan terkait pernyataan yang ada sehingga siswa
berkesempatan mengumpulkan berbagai informasi yang sesuai,
membaca sumber belajar yang sesuai, mengamati objek terkait
masalah, wawancara dengan narasumber terkait masalah,
melakukan uji coba mandiri(Yuliana, 2019)
4) Data prossesing ( pengolahan data)
Pada tahap ini peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk
mengolah informasi yang diperoleh. Data prossesing berfungsi
untuk membuat konsep secara generalis.
5) Vervication (pembuktian)
Siswa melakukan pengkajian ulang secara cermat yang telah
ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan data
prossesing. kegiatan untuk membuktikan benar atau tidaknya
pernyataan yang sudah ada sebelumnya. yang sudah diketahui, dan
dihubungkan dengan hasil data yang sudah ada.(Yuliana, 2019)
6) Generalization ( menarik kesimpulan)
Tahap ini adalah sebuah tahapan yang dilakukan peserta didik
untuk menarik kesimpulan yang dijadikan sebagai prinsip utama
dan berlaku untuk semua permasalahan sama.
Contoh penerapan model discovery learning pada
pembelajaran IPA pada materi percobaan gaya gravitasi dan gaya
gesek
No Aspek Penjelasan
1 Stimulasi  Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa mengenai gaya gravitasi dan gaya
gesek
 Langkah – langkah :
Percobaan gaya gravitasi meminta siswa
letakkan benda yang disediakan ditepi
meja, (2) meminta siswa menjatuhkan
satu persatu benda tersebut dan
mengamati apa yang terjadi.
Pada percobaan gaya gesek dilakukan
dengan langkah (1) meminta siswa
meletakkan kotak korek api diatas ujung
buku yang dimiringkan dengan
kemiringan yang tetap, (2) mengatur

7
kemiringan buku dengan menumpukkan
sejumlah buku hingga kotak kerek api
meluncur kebawah, (3) melakukan
percobaan yang sama dengan melapisi
buku dengan kain kasar pada kemiringan
yang sama.

2. Problem  Guru membagi kelompok


statement  Siswa mengidentifikasi masalah
tersebut
 Siswa merumuskan jawaban
sementara mengenai hasil
temuannya
3 Data  Siswa berkelompok
collection mengumpulkan informasi dari
membaca buku, mengamati objek
terkait masalah,wawancara dengan
narasumber
 Guru mengamati dan membimbing
kerjasama dalam kelompok
4 Data  Siswa mengolah data dan informasi
Processing yang didapat secara berkelompok
5 verification  Siswa melakukan percobaan
dengan alat dan bahan yang telah
disediakan
6 generalization  Siswa membuat kesimpulan dari
hasil percobaan

D. Kelebihan dan kekurangan Discovery Learning


Kelebihan menggunakan pembelajaran discovery learning adalah sebagai
berikut:
 Teknik pembelajaran ini mampu membantu siswa untuk
mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan
keterampilan dalam proses kognitif
 Membantu siswa memperoleh pengetahuan mandiri sehingga
pengehtahuan tersebut kokoh/mendalam tertinggal dalam pikiran
siswa
 Memberikan kesempatan siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kkemampuannya masing-masing
 Strategi pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai
pendaming belajar

8
 Membantu siswa memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses penemuan sendiri (Nugrahaeni et al.,
2017)
Kekurangan dalam menggunakan pembelajaran discovery learning adalah
sebagai berikut:
 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk
belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi.
 Bila kelas terlalu besar penguunaan teknik ini akan kurang berhasil
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
cara-cara belajar yang lama.
 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk
mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa (Irdam
Idrus & Sri Irawati, 2019)
 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang
akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh
guru.

E. Efektivitas Pembelajaran Discovery Learning


Pada saat belajar-mengajar berlangsung, terjadi hubungan timbal
balik antara guru dan peserta didik yang beraneka ragam. Peningkatkan
hasil belajar siswa, guru harus dapat memilih dan menyajikan strategis dan
pendekatan belajar yang efektif. Salah satunya dengan model
pembelajaran Discovery Learning. Model ini menekankan pentingnya
pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,
melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar siswa yang aktif dengan menemukan sendiri,

9
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama
dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan oleh siswa. Dengan belajar
penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba
memecahkan sendiri problem yang dihadapi.(Hosnan, 2014) Dengan
belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan coba
memecahkan masalah sendiri. Sehingga siswa tidak hanya menghafal
materi akan tetapi siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran selain
itu siswa juga mampu mengkonstruksi pengalaman belajarnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Melalui pembelajaran penemuan, siswa di dorong untuk
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan
melakukan pengembangan. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual
dalam Pembelajaran Abad 21, menjadi informasi atau kemampuan yang
sesuai dengan lingkungan dan zaman, tempat dan waktu siswa berada.
Salah satu cara yang tepat dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA perlu diterapkan
pembelajaran berbasis penyingkapan atau penelitian yaitu Discovery atau
inkuiri yaitu mengembangkan kegiatan belajar siswa aktif yang
menggunakan proses mental untuk menemukan suatu konsep atau prinsip
dengan menggunakan model discovery learning proses pembelajaran akan
berpindah dari situasi teacher center ke situasi student center.
Berdasarkan hasil beberapa penelitian juga telah membuktikan
bahwa model discovery learning bisa meningkatkan hasil belajar siswa,
dalam penelitian yang dilakukan oleh Era Yanti, mengatakan bahwa model
discovery learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan menggunakan model ceramah atau direct intraction
dilihat dari nilai ujian siswa mengalami peningkatan diatas KKM yang
ditentukan dibandingkan dengan nilai sebelum menggunakan Model
Discovery Learning. (Yanti, 2015) Selain itu model Discovery Learning
juga lebih efektif digunakan untuk pembelajaran IPA ketimbang
menggunakan model Problem Based Learning. Berdarkan peneliatan yang

10
dilakukan oleh Fajar Ayu Model Discovery Learning lebih efektif
dibandingkan dengan model Problem Based Learning ditinjau dari hasil
belajar IPA siswa.(Astari et al., 2018)
Model Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dilihat dari rata-rata
hasil belajar siswa, sebelum dan sesudah diterapkannya model Discovery
Learning.(Handayani et al., 2015) Kelebihan dari Model Discovery
Learning yaitu dalam pembelajaran model ini menjadikan kegiatan belajar
siswa lebih menarik karena siswa diminta untuk mencari permasalahan
dalam pembelajaran dan menyelesaikannya sendiri. Dalam pembelajaran
ini juga melatih siswa untuk berfikir kritis. Selain proses pembelajaran
IPA menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga bisa
menumbuhkan antusias dan minat belajar siswa. Dengan bertumbuhnya
minat belajar siswa maka dapat memudahkan siswa saat menerima
pembelajaran yang disampaikan guru

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Model pembelajaran penyingkapan/penemuan
(Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep,
arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan.
b. tujuan model pembelajaran Discovery Learning adalah
menciptakan siswa yang aktif dan mandiri dalam

11
menemukan solusi dari masalah pada kegiatan
pembelajaran, serta melatih kemampuan berfikir siswa dan
keterampilan kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu
secara objektif
c. Sintaks model pembelajaran discovery learning adalah (1)
Stimulation (memberikan rangsangan), (2) Problem
Statement (pernyataan/identifikasi masalah), (3)Data
Collection (pengumpulan data), (4) Data prossesing
( pengolahan data), (5) Vervication (pembuktian), (6)
Generalization ( menarik kesimpulan)
d. Kelebihan menggunakan pembelajaran discovery learning
adalah sebagai berikut:
 Teknik pembelajaran ini mampu membantu siswa
untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan
serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif
 Membantu siswa memperoleh pengetahuan mandiri
sehingga pengehtahuan tersebut kokoh/mendalam
tertinggal dalam pikiran siswa
 Memberikan kesempatan siswa untuk berkembang
dan maju sesuai dengan kkemampuannya masing-
masing
e. Kekurangan dalam menggunakan pembelajaran discovery
learning adalah sebagai berikut:
 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada
kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang
kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak
atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga
pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
 Bila kelas terlalu besar penguunaan teknik ini akan
kurang berhasil

12
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode
ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru
yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang
lama.
f. Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur
atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran discovery learning adalah suatu model
untuk mengembangkan cara belajar siswa yang aktif
dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil
yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan,
tidak akan mudah dilupakan oleh siswa. Selain itu model
Discovery Learning juga lebih efektif digunakan untuk
pembelajaran IPA ketimbang menggunakan model Problem
Based Learning.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya pemakalah akan lebih details dalam
menjelaskan materi tersebut. Maka dari itu kritik dan saran sangat
diharapkan dari pembaca dan dosen agar pembuatan makalah
kedepannya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Astari, F. A., Suroso, S., & Yustinus, Y. (2018). Efektifitas Penggunaan Model
Discovery Learning Dan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Ipa Siswa Kelas 3 Sd. Jurnal Basicedu, 2(1), 1–10.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.20
Handayani, D., Rosnita, & Asmayani. (2015). Pengaruh Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV. Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan, Pontianak, 1–11.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Ghalia Indonesia.

13
Irdam Idrus, & Sri Irawati. (2019). Analisis Model Pembelajaran Discovery
Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa-Biologi. Talenta
Conference Series: Science and Technology (ST), 2(2).
https://doi.org/10.32734/st.v2i2.532
Nugrahaeni, A., Redhana, I. W., & Kartawan, I. M. A. (2017). Penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia
Indonesia, 1(1), 23. https://doi.org/10.23887/jpk.v1i1.12808
Susanto, H., & Syaifuddin, M. (2018). Senang Belajar Matematika.
Yanti, E. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas II A SDN 169 PEKANBARU.
1–14.
Yuliana, N. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Peningkatan Hasil Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar. Pedagogi: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 18(2), 56. https://doi.org/10.24036/fip.100.v18i2.318.000-000
Astari, F. A., Suroso, S., & Yustinus, Y. (2018). Efektifitas Penggunaan Model
Discovery Learning Dan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Ipa Siswa Kelas 3 Sd. Jurnal Basicedu, 2(1), 1–10.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.20
Handayani, D., Rosnita, & Asmayani. (2015). Pengaruh Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV. Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan, Pontianak, 1–11.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Ghalia Indonesia.
Irdam Idrus, & Sri Irawati. (2019). Analisis Model Pembelajaran Discovery
Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa-Biologi. Talenta
Conference Series: Science and Technology (ST), 2(2).
https://doi.org/10.32734/st.v2i2.532
Nugrahaeni, A., Redhana, I. W., & Kartawan, I. M. A. (2017). Penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia
Indonesia, 1(1), 23. https://doi.org/10.23887/jpk.v1i1.12808

14
Susanto, H., & Syaifuddin, M. (2018). Senang Belajar Matematika.
Yanti, E. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas II A SDN 169 PEKANBARU.
1–14.
Yuliana, N. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Peningkatan Hasil Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar. Pedagogi: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 18(2), 56. https://doi.org/10.24036/fip.100.v18i2.318.000-000

15

Anda mungkin juga menyukai