APA YANG PERLU DILAKUKAN PUSKESMAS KALAU DITEMPATNYA DIARE
MERUPAKANPENYAKIT TERBANYAK DARI 10 PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS TERSEBUT ? Jawaban: Untuk diare, campak, dan kusta biasanya petugas melakukan survey dan pelacakan di sekolah maupun di rumah pasien dengan berdasarkan keluhan masyarakat. Setelah itu, petugas akan turun ke daerah tersebut untuk melakukan suvey. Petugas bekerja sama dengan promkes dan kesling untuk mempromosikan hidup sehat dan kegiatan ini biasanya dilakukan oleh petugas puskesmas setiap hari dan dilakukan juga di luar gedung, petugas akan langsung turun pintu ke pintu (door to door) untuk melakukan penyluhan tentang P2M. a. Diare Kegiatan - Rehidrasi oral - Pengambilan data di PKM dan pelayanan kesehatan Pustu - Kegiatan penunjang meliputi pertemuan atau konsultasi ke Dinas Kesehatan Kota Jayapura dan pencatatan serta pelaporan
17. BAGAIMANA ANDA BERSIKAP KALAU ANDA BERADA DI PUSKESMAS YANG
MENGALAMI MASALAH DIARE YANG DIAKIBATKAN OLEH AIR BERSIH ? Jawaban: Mencari sumber masalah. 1. Melakukan survey 2. Melaporkan memeriksa sampel air minum yang dikonsumsi di Laboratorium Kesehatan Daerah dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan. Melakukan terapi definitif Penyuluhan tentang Diare Promosi Kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pemenuhan KebutuhanSarana Sanitasi Dasar (Air bersih) Gerakan Masyarakat untuk Kesehatan Lingkungan Gerakan cuci tangan di tatanan rumah tangga dan sekolah UKBM (Unit Kesehatan Bersumber Masyarakat) Memperhatikan jarak sarana air bersih seperti sumur gali dengan jamban, kedalaman sumur gali harus 10 meter dari permukaan tanah, dinding sumur dibuat kedap air agar dapat menahan air permukaan yang mungkin meresap kedalam umur. 18. BAGAIMANA MENILAI MUTU LAYANAN POSYANDU ? Jawaban: Mutu pelayanan kesehatan adalah jasa pelayanan kesehatan yang didapatkan dari petugas posyandu sesuai standar program posyandu yang telah ditetapkan dengan memperhatikan lima dimensi mutu yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empaty. Mutu pelayanan posyandu dapat dinilai dari : a. Indikator Input : Posyandu yang telah lengkap sarana dan obat-obatnya, jumlah kader yang telah dilatih dan aktif bekerja, jumlah kader yang mendapat akses untuk meningkatkan ekonominya, serta adanya dukungan pembiayaan dari masyarakat setempat, pemerintah dan lembaga donor untuk kegiatan Posyandu. b. Indikator Proses : Meningkatnya frekuensi pelatihan kader Posyandu, meningkatnya frekuensi pendampingan dan pembinaan Posyandu, meningkatnya jenis pelayanan yang dapat diberikan, meningkatnya partisipasi masyarakat untuk Posyandu, serta menguatnya kapasitas pemantauan pertumbuhan anak. c. Indikator Luaran : Meningkatkan cakupan bayi dan balita yang dilayani, pencapaian cakupan seluruh balita, meningkatnya cakupan ibu hamil dan ibu menyusui yang dilayani, serta meningkatnya cakupan kasus yang dipantau dalam kunjungan rumah. d. Indikator dampak (Outcome) : Meningkatnya status gizi balita, berkurangnya jumlah anak yang berat badannya tidak cukup naik, berkurangnya prevalensi penyakit anak (cacingan , diare, ISPA), berkurangnya prevalensi anemia ibu hamil dan ibu menyusui, mantapnya pola pemeliharaan anak secara baik di tingkat keluarga serta mantapnya kesinambungan Posyandu.
Secara garis besar mutu posyandu dapat dinilai dari :
Pembinaan Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kesehatan Lansia Bina Keluarga Balita (BKB) Pos PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kesehatan Reproduksi Remaja Peningkatan Ekonomi Keluarga