Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

KEJANG

Disusun Oleh :

Andreas setia winata 10220009

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Sistem pernafasan

Sub Pokok Bahasan : Kejang

Sasaran : Masyarakat

Waktu : 09.00-09.30

Hari / Tanggal : 15 Oktober 2021

Tempat : Balai desa

Pelaksana : Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengerti dan

memahami tenjang Kejang yang terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak

II. Tujuan intruksional khusus

Setelah mengikuti kegiatan 30 menit diharapkan masyarakat. Dapat menjelasan

tentang:

a. Definis kejang

b. Tanda dan gejala kejang

c. Klasifikasi kejang

d. Pronosis kejang
e. Cara penanganan kejang

III. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

IV. Materi

( Terlampir )

V. Media

1. Materi SAP

2. Leaflet

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Metode

Peserta

1. 5 menit Pembukaan:

1) Mengucapkan salam 1) Menjaw Ceramah/

2) Memperkenalkan diri ab salam tanya

3) Menjelaskan maksud dan 2) Memper jawab

tujuan dari kegiatan hatikan

penyuluhan

4). Menanyakan kepada 3) Memper

peserta sejauh mana hatikan

pemahaman tentang materi

yang akan disampaikan 4) Menjaw

ab
2. 15 Pelaksanaan: 1) Memper Ceramah

menit 1) Pengertian kejang hatikan

2) Menjalaskan tanda gejala 2) Memper

kejang hatikan

3) Menjelaskan klasifikasi 3) Memper

kejang hatikan

4) Menjalaskan prognosis

kejang 4) Memper

5) Menjelaskan penanganan hatikan

kejang 5) Memper

hatikan

3. 10 Penutup: Diskusi

menit 1) Menggali pengetahuan 1) Menjela /Tanya

peserta tentang materi skan jawab

yang telah disampaikan tentang

2) Menyampaikan hasil materi

kegiatan penyuluhan kejang

3) Mengucapakan salam demam

penutup yang

telah

disampa

ikan

2) Menden

garkan

3) Menjaw
ab salam

MATERI

A. Pengertian

Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari suatu populasi

neuron yang sangat mudah terpacu (fokus kejang) sehingga menggangu fungsi normal otak.

Namun, kejang juga terjadi dari jaringan otak normal di bawah kondisi patologik tertentu,

seperti perubahan keseimbangan asam- basa atau elektrolit. Kejang itu sendiri, apabila

berlangsung singkat, jarang menimbulkan kerusakan, tetapi kejang dapat merupakan

menifestasi dari suatu penyakit mendasar yang membahayakan, misalnya gangguan

metabolisme, infeksi intrakranium, gejala putus-obat,intoksikasi obat,atau ensefalopati

hipertensi. Bergantung pada lokasi neuron-neuron focus kejang ini,kejang dapat

bemanipestasi sebagai kombinasi perubahan tingkat kesadaran dan gangguan dalam fungsi

motorik, atau autonom.

Istilah “kejang” bersifat generik, dan dapat digunakan penjelasan-penjelasan lain yang

spesifik sesuai karakteristik yang diamati. Kejang dapat terjadi hanya sekali atau berulang.

Kejang rekuren, sepontan, dan tidak disebabkan oleh kelainan metabolisme yang terjadi

bertaun-taun disebut epilepsy. Bangkitan motorik generalisata yang menyebabkan hilangnya


kesadaran dan kombinasi kontraksi otot tonik-klonik sering di sebut kejang. Kejang konvulasi

biasanya menimbulkan kontaksi otot rangka yang hebat dan ivolunter yang mungkin meluas

dari suatu bagian tubuh ke seluruh tubuh atau mungkin terjadi secara mendadak disertai

keterlibatan seluruh tubuh. Status epileptikus adalah suatu kejang berkepanjanagan atau

serangkaian kejang relative tanpa pemulihan kesadaran antarikus.

B. Tanda dan gejala

1. Otot menjadi kaku , biasanya berlangsung dari beberapa detik hingga setengah

menit, diikuti dengan gerakan yang menghentak. Selama periode ini, korban mungkin

berhenti bernapas, menggigit lidahnya hingga parah dan kehilangan kontrol kandung kemih

dan usus.

2. Perubahan warna kebiruan pada wajah dan bibir.

3. Mulut berbusa atau mengeluarkan air liur.

4. Penurunan bertahap.

C. Klasifikasi Kejang

Kejang diklasifikasikan sebagai parsial atau generalista berdasarkan apakah kesadaran

utuh atau lenyap. Kejang dengan kesadaran utuh disebut sebagai kejang parsial. Kejang

parsial dibagi lagi menjadi parsial sederhana (kesadaran utuh) dan parsial kompleks

(kesadaran berubah tapi tidak hilang).

D. Prognosis

Kejang adalah suatu masalah neurologik yang relative sering dijupai. Sekitar 10%

populasi akan mengalami paling sedikit satu kali kejang seumur hidup mereka,dengan

insiden paling tinggi terjadi pada masa anak-anak dini dan lanjut usia (setelahusia 60
tahun), dan 0,3% sampai 0,5% akan didiagnosa mengidap epilepsi(berdasarkan kriteria

dua kali kejang tanpa pemicu)

E. Cara Penanganan

Penanganan kejang secara modern bermula dari tahun 1850 dengan pemberian

Bromida,dengan dasar teori bahwa epilepsi disebabkan oleh suatu dorongan sex yang

berlebih. Padatahun 1910, kemudian digunakan Fenobarbital yang awalnya dipakai untuk

menginduksitidur, kemudian diketahui mempunyai efek antikonvulsan dan menjadi obat

pilihan selama bertahun-tahun. Sejumlah obat lain yang juga digunakan sebagai pengganti

Fenobarbitaltermasuk Pirimidone, dan Fenitoin yang kemudian menjadi first line drug

epilepsi utama untuk penanganan kejang parsial dan generalisata sekunder.

Pada tahun 1968, Karbamazepin awalnya digunakan untuk neuralgia trigeminal, kemudian

pada tahun 1974 digunakan untuk kejang parsial. Etosuksimid telah digunakan sejak 1958

sebagai obat utama untuk penanganan absence seizures tanpa kejang tonik klonik

generalisata. Valproate mulaidigunakan 1960 dan saat ini sudah tersedia di seluruh dunia dan

menjadi drug of choice padaepilepsy primer generalisata dan kejang parsial.

1. Fenobarbital Merupakan obat antiepilepsi atau antikonvulsi yang efektif.

Toksisitasnya relatif rendah, murah, efektif, dan banyak dipakai. Dosis

antikonvulsinya berada di bawahdosis untuk hipnotis. Ia merupakan antikonvulsan

yang non-selektive. Manfaatterapeutik pada serangan tonik-klonik generalisata (grand

mall) dan serangan fokalkortikal.


2. Primidon Efektif untuk semua jenis epilepsy kecuali absence. Efek

antikonvulsi ditimbulkanoleh primidon dan metabolit aktifnya.

3. Hidantoin Yang termasuk dalamm golongan ini adalah fenitoin, mefenitoin,

dan etotoin. Fenitoin : Fenitoin adalah obat primer untuk semua bangkitan parsial dan

bangkitantonik-klonik, kecuali bangkitan absence (absence seizure). Fenitoin tidak

sedative pada dosis biasa. Berbeda dengan fenobarbital, obat ini juga efektif pada

beberapakasus epilepsy lobus temporalis.

4. Karbamazepine Termasuk dalam golongan iminostilbenes. Manfaat terapeutik

ialah untuk Epilepsilobus temporalis, sendiri atau kombinasi dengan bangkitan

generalisata tonik-klonik (GTCS).

5. Etosuksimid Obat ini dipakai untuk bangkitan absence. Efek antikonvulsi pada

binatang samahalnya dengan trimetadion. Proteksi terhadap pentilentetrazol, akan

menaikkan nilaiambang serangan. Manfaat terapeutik ialah terhadap bengkitan

absence.

6. Asam valproat (Valproic acid) Asam valproat dipakai untuk berbagai jenis

serangan atau bangkitan. Efek sedasinyaminimal, efek terhadap SSP lain juga

minimal. Terhadap Pentilen tetrazol, potensiasam valproat lebih besar daripada

etosuksimid, tapi lebih kecil pada fenobarbital.Asam valproat lebih bermanfaat untuk

bangkitan absence daripada terhadap bangkitanumum tonik-klonik.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/308708332/SAP-Satuan-Acara-Penyuluhan-Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai