PENDAHULUAN
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Salah satu
realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta adalah dengan
menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya adalah apotek.
Jadi apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya (barang yang
diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan obat) dan perbekalan
kesehatan (alat kesehatan). Sebagai perantara, apotek dapat mendistribusikan perbekalan
farmasi dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki beberapa fungsi
kegiatan yaitu : pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan, dan pembukuan,
sehingga agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA)
disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu
Pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi (accounting). Apotek bukanlah suatu badan usaha
yang semata-mata hanya mengejar keuntungan saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial
yang menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan
terjamin keabsahannya.
Apotek rakyat dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin kepada
masyarakat. Selain memperluas akses, apotek rakyat bertujuan untuk menertibkan peredaran
obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada apoteker untuk memberikan
pelayanan kefarmasian.
Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan suatu
tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan manusia termasuk kesehatan,
maka dibuatlah proposal pendirian Apotek Rakyat di desa Prawatasari yang diharapkan dapat
menyebarkan obat secara merata sehingga akan memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan obat yang bermutu dengan harga yang terjangkau.
Dengan demikian, seorang (APA) dalam menjalankan profesi apotekernya di apotek tidak
hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja, melainkan juga dapat
mengelola apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis tanpa memberikan keuntungan kepada
pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stake holder) semata melainkan juga memiliki fungsi
sosoial di masyarakat.
II. TUJUAN
5. Memberikan keringanan biaya bagi rakyat kurang mampu di daerah desa Prawatasari dalam
bentuk subsidi obat
1. Pemilihan lokasi
a. Letaknya strategis
c. Fotokopi denah bangunan surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte
hak milik
d. Daftar Asisten Apoteker (AA) dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan
SIK
f. Surat Pernyataan APA tidak bekerja pada perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di
Apotek lain
g. Asli dan fotokopi Surat Izin atas bagi PNS, anggota ABRI dan pegawai instansi
pemerintah lainnya
Nama apotek yang didirikan adalah Apotek “PRAWATA FARMA” yang terletak di Jl. Slamet
Riyadi No.20 desa prawatasari, Sukoharjo.
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yang juga bertindak sebagai Pemilik Sarana Apotek I (PSA
I)
Alat dan perbekalan yang diperlukan untuk pendirian suatu apotek adalah :
e. Toilet
a. Sumber air
b. Sumber penerangan
c. Alat pemadam
d. Ventilasi
e. Sanitasi
3. Perlengkapan kerja
1) Batang pengaduk
2) Cawan penguap
3) Corong
5) Kompor / pemanas
6) Labu Erlenmeyer
7) Mortir
8) Penangas air
9) Panci
12) Thermometer
b. Wadah
1) Pot / botol
2) Kertas perkamen
c. Tempat penyimpanan
2) Lemari narkotika
3) Lemari psikotropika
5) Kulkas
4. Perlengkapan Administrasi
2) Kumpulan peraturan / UU
b. Buku lainnya :
Masing-masing tenaga kerja mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan
peranannya di dalam apotek.
Dalam rangka mengembangkan usaha perapotekan ini diperlukan strategi inovasi khusus,
sehingga nantinya diharapkan mampu mempertahankan eksistensi apotek PRAWATA FARMA
dan mampu memajukan apotek dengan membuka cabang-cabang baru di daerah lain. Adapun
strategi yang ditempuh antara lain :
2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang dibutuhkan pasien
tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain, diusahakan agar pasien pulang
mendapat obat yang diperlukan tanpa copie resep.
3. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon, terutama untuk
pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk mengontrol keadaan pasien dan
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap apotek.
4. Fasilitas yang menarik. Ruang tunggu dibuat senyaman mungkin dengan fasilitas AC, TV,
tempat duduk yang nyaman, majalah kesehatan, Koran dan tabloid serta tempat parkir
yang luas.
6. Menerima pelayanan resep dengan sistem antar jemput (dengan catatan masih dalam
wilayah Kartasura)
7. Memberikan bantuan rakyat bagi masyrakat yang kurang mampu dalam bentuk subsidi obat
serta bekerjasama dengan kelurahan setempat
1. Modal
a. Modal tetap
Rp. 30.000.000;
– Perlengkapan penunjang
(Mebeler, kulkas)
– Perlengkapan apotek
Rp. 20.000.000;
– Biaya perizinan
Rp. 2.000.000;
– Kendaraan
Rp. 7.000.000;
b. Modal Operasional
Rp. 121.000.000;
Cadangan modal
Rp. 20.000.000; +
Total Modal
Rp. 200.000.000;
– Apoteker (1 orang)
Rp. 1.500.000;
Rp. 1.000.000;
– Tenaga administrasi / penjualan bebas
Rp. 400.000;
– Pembantu umum
– Administrasi
Rp. 500.000;
– Listrik, telepon
Rp. 600.000;
– Lain-lain
Rp. 61.200.000;
3. Proyeksi Pendapatan
Rp. 225.000.000;
Rp. 105.000.000;
Rp. 30.000.000;+
Total
Rp. 100.000.000;
Rp. 50.000.000;
– Pembelian OWA
Rp. 40.000.000;
Total
Pendapatan tahun I
Rp. 360.000.000;
Pengeluaran tahun I
Rp. 260.000.000; –
Rp. 100.000.000;
Rp. 15.000.000; –
Laba netto
a. ROI = 42.5%
= 11.925.925 / bulan
= 397.530 / hari
= 4 lembar / hari
IX. PENUTUP
Berdasarkan analisa situasi dan dengan memperhatikan studi kelayakannya, maka pendirian
Apotek PRAWATA FARMA di desa Prawatasari, Sukoharjo mempunyai prospek yang cukup
bagus, baik ditinjau dari segi pelayanan maupun usaha.