Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME

MATAKULIAH AGAMA ISLAM

SUMBER SUMBER ISLAM

Disusun Oleh:

Muhammad Adji Hanif


21100117130058

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
MARET 2020
A. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam dan sumber hokum utama dalam ajaran
agama Islam. Kandungan Dalam Al-Quran adalah sebagai berikut :
1. Kisah para nabi dan Rasul Allah swt. serta umat-umat terdahulu ( sebagai i’tibar /
pelajaran ).
2. Konsep ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang masalah ketuhanan ( agama ),
manusia, masyarakat maupun tentang alam semesta.
3. Prinsip keimanan kepada Allah swt., malaikat, rasul, hari akhir, qadha dan qadar, dan
sebagainya.
4. Prinsip syari’ah baik mengenai ibadah khusus maupun ibadah umum
sepertiperekonomian, pemerintahan, pernikahan, kemasyarakatan dan sebagainya.
5. Janji dan ancaman.

B. Hadits
1. Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW, berkenaan dengan kewajiban menjadikan
hadist sebagai pedoman hidup disamping Al-Qur’an sebagai pedoman utamanya,
adalah dalam sabdanya yang memiliki arti :
“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat selama-
lamanya, selama kalian selalu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan
Sunnah Rasul-Nya.” (H.R Hakim)

C. Ijma’
Ijma’ adalah kesepakatan para mujtahidummat ini setelah wafatnya Nabi a.s terhadap
suatu hokum syar’i.

D. Qiyas
Menurut bahasa, qiyas berarti :menyamkan” sedang menurut istilah asli ushul, qiyas
adalah menyamakan hokum suatu perkara yang belum ada hukumnya dengan hukum
perkara yang lain yang sudah di tetapkan oleh nash, karena adanya persamaan dalam iliat
(alas an) hukum, yang tidak bisa di ketahui dengan semata-mata memahami lafad-
lafadnya dan mengetahui dilalah-dilalah bahasannya.

E. Maslahah Mursalah
Maslahah mursalah menurut bahasa berarti prinsip kemaslahatan (kebaikan) yang
dipergunakan menetapkan suatu hukum Islam. Juga dapat berarti, suatu perbuatan yang
mengandung nilai baik (bermanfaat).

F. Istishab
Secara bahasa istishab berasal dari bahasa arab yang maknanya yaitu adanya
hubungan perkawinan. Sedangkan secara istilah, menurut ulama ushul yaitu menetapkan
sesuatu menurut keadaan sebelumya sehingga terdapat dalil yang menunjukkan

1
perubahan keadaan, atau menjadikan hukum yang telah ditetapkan pada masa lalu secara
kekal menurut keadaan sehingga terdapat dalil yang menunjukkan atas perubahannya.
G. Istihsan
Istihsan berarti “menganggap sesuatu itu baik”. Atau mengikuti sesuatu yang lebih
baik atau mencari yang lebih baik atau mencari yang lebih baik untuk diikuti. Sedangkan
menurut istilah, para ulama berbeda memberikan pengertian. Menurut Ulama
Hanafiyah: “Beralih pandangan dari satu dalil qiyas kepada qiyas lain yang lebih kuat
atau mengecualikan qiyas dengan argumentasi yang lebih kuat”. Menurut Ulama
Malikiyah: “Mengutamakan meninggalkan pengertian suatu dalil dengan
cara istisna’ (pengecualian) dan tarkhis (berdasarkan pada keringanan agama), karena
adanya suatu hal yang bertentangan dengan sebagian pengertian.

H. Urf
Dalam istilah fuqaha ‘urf ialah kebiasaan. Dari pengertian ini kita mengetahui bahwa
‘urf dalam sesuatu perkara tidak bisa terwujud kecuali apabila ‘urf itu mesti berlaku atau
sering-seringnya berlaku pada perkara tersebut, sehingga masyarakat yang mempunyai
‘urf tersebut selalu memperhatikan dan menyesuaikan diri dengannya. Jadi unsur
pembentukan ‘urf ialah pembiasaan bersama antara orang banyak, dan hal ini hanya
terdapat pada keadaan terus-menerus atau sering-seiringnya dan kalau tidak demikian,
maka disebut perbuatan perseoranagan.
I. Saddu Dzari’ah
Ibnul Qayyim dan Imam Al-Qarafi menyatakan bahwa Dzari’ah itu ada kalanya
dilarang yang disebut Saddus Dzari’ah, dan ada kalanya dianjurkan bahkan diwajibkan
yang disebut fath ad-dzari’ah. Seperti meninggalkan segala aktivitas untuk melaksanakan
shalat jum’at yang hukumnya wajib. Tetapi Wahbah Al-Juhaili berbeda pendapat dengan
Ibnul qayyim. Dia menyatakan bahwa meninggalkan kegiatan tersebut tidak termasuk
kedalam dzari’ah tetapi dikategorikan sebagai muqaddimah (pendahuluan) dari suatu
perbuatan.
J. Qaulu Shahabi
Yang dimaksud dengan madzhab shahabi ialah pendapat sahabat Rasulullah SAW
tentang suatu kasus dimana hukumnya tidak dijelaskan secara tegas dalam Alquran
dan sunnah Rasulullah.
K. Syar’u Man Qablana
Secara etimologis, syar’u man qablana adalah hukum-hukum yang disyariatkan oleh
Allah SWT, bagi umat-umat sebelum kita. Secara istilah, syar’u man qablana yaitu
syari’at atau ajaran nabi-nabi sebelum Islam yang berhubungan dengan hukum, seperti
syari’at nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa. Apakah syariat-syariat yang diturunkan
kepada mereka itu berlaku pula bagi umat Nabi Muhammad Saw.

2
DAFTAR PUSTAKA

.Safitri, Aditia; dkk. 2016. Agama Islam : “Al-Qur’an”. Semarang : Universitas Pamulang

Muhajir, Wilda. 2014. “Hadits Sebagai Ajaran Islam”. Yogyakarta : Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry

Nasih, Ahmad; dkk. 2014. Makalah Qiyas. Surakarta: Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta

Anda mungkin juga menyukai