Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

ENDAPAN MINERAL

XRD DAN SEM

Disusun Oleh :
Muhammad Adji Hanif
21100117130058

LABORATORIUM SUMBERDAYA MINERAL


DAN BATUBARA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
NOVEMBER 2020

1
BAB I
HASIL

A. XRD Match
Cara pengerjaan :
- Buka software Match, kemudian buka file berformat RAW untuk
dianalisa, akan muncul tampilan grafik.
- Kemudian, klik kanan pada grafik, dan uncheck beberapa opsi ini (Peak
correlation, peak position, background, calculated profile, peak)/
- Selanjutnya, klik pattern, dan dilanjutkan dengan peak searching. Akan
muncul table hasil dari peak searching.
- Tabel tersebut berisi daftar mineral yang diinterpretasikan terdapat di data
tersebut, lakukan pemilihan data mineral yang jika diklik memiliki
kemiripan bentuk dengan grafik yang ada. Jika sudah, double click
mineral tersebut agar match.
- Lakukan pemilihan mineral tersebut selama 3 kali, selanjutnya klik pattern
dan pilin smooth raw data.
- Setelahnya baru kita ekspor data grafik serta match listnya.
Berikut hasil pengerjaan software match :

2
a. STA 14

3
b. STA 23

4
c. STA 27

5
B. XRD Manual
Cara pengerjaan :
- Pada data yang diberikan, terdapat nilai d, I, dan 2theta pada grafik.
Bandingkan nilai tersebut dengan nilai d, I, dan 2theta mineral yang
terdapat dalam atlas.
- Nilai yang paling mendekati nilai yang ada di atlas, menjadi dasar
interpretasi nama mineral terkait
Berikut hasil yang didapatkan :
a. STA 14
Halloysite
Siderotil

vermicullite
Vermiculite

Prophylilite
Halloysite

mordenite
Sericite
Sericite

STA 14

6
15 (Mordenite)
14 (Mordenite)
7 (Smektit
6 (Smektit monmorilonite)
monmorilonite)
10 (Smektit
9 (Smektit monmorilonite)
monmorilonite)

11 (Sericite)

12 (Polubasite)
1 (Sericite)
13 (Chlorite) 17 18
8 (Mordenite) (Sericite)
(Polubasite)
2 (Chlorite)
16 (Sericite)
19 (Polubasite)
3 (Polybasite)
4 (Siderotil)
5 (Sericite)

STA 14 Clay Ethylen Glycol

15 (Smectite montmorillonide)
10 (Smectite montmorillonide)

14 (Mordenite)

1 (Sericite)
16 (Smectite montmorillonide)

11 (Vermiculite)
9 (Smectite (Montmorillonide)
5 (Vermiculite) 17 (Vermiculite)
2 (Chlorite)
3 (Mordenite) 18 (Vermiculite)
4 (Siderotil) 19 (Vermiculite)
12 (Vermiculite)
6 (Vermiculite) 13 (Mordenite)
7 (Mordenite)
8 (Mordenite)

STA 14 Clay Air Dried

7
12 (Siderotil)

6 (Smektit monmorilonite)
11 (Sericite)

1 (Siderotil)
7 (Vermiculite)
910 (Sericite)
8 (Vermiculite)
(Polybasite) 14 (Mordenite)
5 (Siderotil)
4 (Siderotil) 13 (Sericite) 15 (Chloride)
3 (Polybasite)
2 (Polybasite)

STA 14 Clay Heated 550

b. STA 23

2 (Smectite) 3
(Mordenite)

1 (Sericite)

8
STA 23 Air Dried

3
(Halloysite)

1
(Halloysite)
2
(Mordenite)

STA 23 Clay Heated

3
(Vermiculite

2 (Smectite)
1 (Siderotil)

STA 23 Clay Ethylen

9
(Smektit, Montmorilonit)
(Smektit, Montmorilonit)

(Smektit, Montmorilonit)
SericiteChlorite
(Smektit, Montmorilonit)
(Smektit, Montmorilonit)
Mordenite Chlorite
Chlorite
(Smektit, Montmorilonit)
Mordenite
Mordenite

Sericite

STA 23
c. STA 27

2 (Hyallosite) 7 (Smektit)
8 (Vermiculite)
6 (Chlorite)
3 (Chlorite)
1 (Smektit)
5 (Siderotil)
10 (Polybasite)

4 (Polybasite) 9 (Polybasite)

STA 27 Clay – Ethilen

10
1 (Semectite (montmorillonite)) 7 (Polybasite)
2 (Semectite)
3 (Siderotil) 9 (Smectite)
8 (Chlorite)
4 (Chlorite)
6 (Siderotil)

10 (Polybasite)

5 (Mordenite)

STA 27 Clay Air Dried

1 (Chlorite)

6 (Hallosyte)

2 (Siderotil)

7 (Chlorite)

3 (Siderotil)
4 (Chlorite) 5 (Moerdenite)

STA 27 Heated

11
11 (Smectit Monmorilonit)

7 (Smectit Monmorilonit )

25 ( Smectit Monmorilonit )
14, 15 ( Smectit Monmorilonit )
17, 18 (Smectit Monmorilonit) 36 (Smectit Monmorilonit)
23 (Serisit)
19, 20, 21 (Vermicutite) 38 (Smectit
37 (Smectit Monmorilonit)
Monmorilonit)
31 (Vermicutite)
1 (Serisit) 35 (Smectit Monmorilonit)
12, 13 (Vermicutite)22 (Chlorite) 32, 33,
3 (Polybasite)
5 (Mordenit) 26, 27, 28, 29, 34(Vermicutite)
2 (Chlorite) 6 (Serisit) 16 ( Chlorite )24 (Chlorite)
30 (Serisit)
9 (Smectite)
10 (Smectite)

4 (Serisit)
8 (Smectite)

STA-27

12
C. SEM
Cara pengerjaan :
- Menggunakan atlas SEM, bandingkan kenampakan mineral yang ada pada
atlas dengan data yang diberikan.
- Tentukan 3 jenis mineral yang sesuai dengan atlas SEM.

Mordenit
illite

dolomite

smectite

SEM Kedalaman 0-250

13
Atlas mineral Mordenit (Kanan) dan Smektit (Kiri)

Atlas mineral Illite (Kanan) dan Dolomit (Kiri)

14
Plagioclase

chlorite
smectite

SEM Kedalaman 250-500

Atlas mineral Smektit (Kanan) dan Chlorite (Kiri)

15
Atlas mineral Plagioklas

16
BAB II
PEMBAHASAN

Pada hari Jumat, 20 November 2020 telah dilaksanakan praktikum Endapan


Mineral, acara XRD dan SEM dengan menggunakan platform Microsoft Teams. Pada
pertemuan ini, praktikan diminta untuk melakukan analisa data XRD dan SEM secara
manual maupun dengan bantuan software Match. Data yang dianalisa memiliki kode
STA 14, STA 23, dan juga STA 27 dengan acuan klasifikasi Hedenquist dan Reyes
(1985) serta Reyes (2000)

Klasifikasi Hedenquist dan Reyes (1985) (kiri) dan Reyes (2000) (kanan)

17
A. XRD
Data yang diberikan pada analisa ini adalal data STA 14, 23, dan 27
yang harus dianalisa secara manual dan juga dengan bantuan software match.
Didapatkan hasil berupa :
1. STA 14
STA 14 terdiri dari dry heated, clay air draied, clay ethinel glycol, dan
clay heated dengan mineral penyusunnya berupa:

Tabel Paleotemperature
Mineral Temperature
100ºC 200ºC 300ºC 400ºC 500ºC 600ºC
Serisit
Vermicullite
Mordenite
Prpphyllite
Klorit
Smektit
Orthopirokse
n
Labradorit

Kandungan mineral yang terdapat pada STA 14 ini adalah Serisit,


siderotil, Halloysite, vermiculite, Mordenit, profilit, prolibasit, klorit, smektit,
Ortopiroksen, Labradorit, dan Biscardinit. Berdasarkan klasifikasi Hedenquist
dan Reyes (1985) dan Reyes (2000), yang dikerjakan dalam bentuk table
paleotemperatur dijumpai bahwa suhu pembentukan mineral asosiasi pad aera
ini adalah pada kisaran 100o – 250o C. Berdasarkan suhu dan mineral
asosiasinya, diperkirakan bahwa mineral ini terbentuk pada zona alterasi
berupa zona Argilik. Dimana mineral pencirinya berupa Grup Kaolin
(Hyallosit) dan Grup Smektit, pada suhu 220o – 400o C, dengan pH 4-5

18
Klasifikasi Corbett dan Leach (1987)

Zona alterasi
Berdasarkan asosiasi minerlnya, juga diketahui bahwa jenis fluida pada
sistem alterasi daerah terkait aladalah fluida boiling berupa fluida asam -
netral dengan salinitas rendah, dan terbentuk pada lingkungan epithermal
low sulfide. Lingkungan ephitermal low sulfide ini dicirikan oleh adanya
larutan hidrotermal yang bersifat netral dan mengisi celah-celah batuan.

19
Jenis Fluida Alterasi

Low Sulfide Epithermal

B. STA 23
STA 23 terdiri dari dry heated, clay air draied, clay ethinel glycol, dan
clay heated dengan mineral penyusunnya berupa:

20
Tabel Paleotemperature
Mineral Temperature
100ºC 200ºC 300ºC 400ºC 500ºC 600ºC
Serisit
Vermicullite
Mordenite
Klorit
Smektit

Kandungan mineral yang terdapat pada STA 23 ini adalah Serisit,


siderotil, Halloysite, vermiculite, Mordenit, klorit, smektit, titanit, dan
sengierit. Berdasarkan klasifikasi Hedenquist dan Reyes (1985) dan Reyes
(2000), yang dikerjakan dalam bentuk table paleotemperatur dijumpai bahwa
suhu pembentukan mineral asosiasi pad aera ini adalah pada kisaran 100o –
250o C. Berdasarkan suhu dan mineral asosiasinya, diperkirakan bahwa
mineral ini terbentuk pada zona alterasi berupa zona Argilik. Dimana mineral
pencirinya berupa Grup Kaolin (Hyallosit) dan Grup Smektit, pada suhu 220 o
– 400o C, dengan pH 4-5.

Klasifikasi Corbett dan Leach (1987)

21
Zona alterasi
Berdasarkan asosiasi minerlnya, juga diketahui bahwa jenis fluida
pada sistem alterasi daerah terkait aladalah fluida boiling berupa fluida asam
- netral dengan salinitas rendah, dan terbentuk pada lingkungan epithermal
low sulfide. Lingkungan ephitermal low sulfide ini dicirikan oleh adanya
larutan hidrotermal yang bersifat netral dan mengisi celah-celah batuan.

Jenis Fluida Alterasi

22
Low Sulfide Epithermal
C. STA 27
STA 27 terdiri dari dry heated, clay air draied, clay ethinel glycol, dan
clay heated dengan mineral penyusunnya berupa:
Tabel Paleotemperature
Mineral Temperature
100ºC 200ºC 300ºC 400ºC 500ºC 600ºC
Serisit
Vermicullite
Mordenite
Klorit
Smektit

Kandungan mineral yang terdapat pada STA 27 ini adalah Serisit,


siderotil, Halloysite, vermiculite, Mordenit, klorit, smektit, caledonite, dan
sengierit. Berdasarkan klasifikasi Hedenquist dan Reyes (1985) dan Reyes
(2000), yang dikerjakan dalam bentuk table paleotemperatur dijumpai bahwa
suhu pembentukan mineral asosiasi pad aera ini adalah pada kisaran 100o –
250o C. Berdasarkan suhu dan mineral asosiasinya, diperkirakan bahwa
mineral ini terbentuk pada zona alterasi berupa zona Argilik. Dimana mineral
pencirinya berupa Grup Kaolin (Hyallosit) dan Grup Smektit, pada suhu 220 o
– 400o C, dengan pH 4-5.

23
Klasifikasi Corbett dan Leach (1987)

Zona alterasi
Berdasarkan asosiasi minerlnya, juga diketahui bahwa jenis fluida
pada sistem alterasi daerah terkait aladalah fluida boiling berupa fluida asam
- netral dengan salinitas rendah, dan terbentuk pada lingkungan epithermal
low sulfide. Lingkungan ephitermal low sulfide ini dicirikan oleh adanya
larutan hidrotermal yang bersifat netral dan mengisi celah-celah batuan.

24
Jenis Fluida Alterasi

Low Sulfide Epithermal


Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada ketiga STA ini system alterasi
hidrotermalnya berupa zona Argilik. Dengan suhu pembentukan 220o – 400o C,
pH dan salinitas yang rendah, jenis fluidanya berupa fluida boiling Cl-netral.
Kemudian, diketahui juga bahwa zona alterasi ini dicirikan oleh kelompok
mineral Kaolin dan Smektit,

25
DAFTAR PUSTAKA

Corbett dan Leach. 1987. Klasifikasi Jenis Zona Alterasi Berdasarkan Mineral
Asosiasinya.
Hedenquist dan Reyes. 1985. Indikator Temperatur Mineral Alterasi Hidrothermal.
Morrison. 1997. Indikator Fluida Hidrotermal
Reyes. 2000. Indikator Temperatur Mineral Alterasi Hidrothermal.
Welton, Joann E. 2003. SEM Petrology Atlas : Second Edition. Oklahoma : American
Association of Petroleum Geologists.

26
LAMPIRAN

27
RESUME PAPER 3
“CLAY MINERAL TRANSFORMATIONS IN ANTHROPIC
ORGANIC MATTER-RICH SEDIMENTS UNDER SALINE
WATER ENVIRONMENT. EFFECT ON THE DETRITAL
MINERAL ASSEMBLAGES IN THE UPPER CHICAMOCHA
RIVER BASIN, COLOMBIA”
Oleh : Quevedo, Caludia Patricia., dkk.

Modifikasi antropogenik di daerah aliran sungai, seperti pembangunan


perkotaan, infrastruktur publik (jalan raya, jembatan) dan bendungan mempengaruhi
transportasi sedimen ke hilir, yang kemudian mengubah komposisi dan aliran
sedimen detrital di endapan dataran banjir. Dua bendungan utama yang mengatur
aliran keluar air permukaan pada UCRB ialah bendungan La Playa dan bendungan
Danau Sochagota (Rodríguez-Zambrano dan Aranguren-Riaño, 2014). Bendungan ini
menyimpan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti peternakan, pertanian,
pariwisata dan industri, dan bendungan ini juga menerima masukan antropogenik dari
kegiatan pertanian dan air limbah (waduk La Playa) serta masukan dari perairan
hidrotermal alami (Danau Sochagota) yang menghasilkan air dengan salinitas tinggi,
eutrofikasi intens, dan sedimen dengan kandungan organik tinggi. Studi ini
dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang
mengendalikan pembentukan mineral autigenik dalam sedimen dengan kandungan
organik tinggi dari bendungan dengan air asin di UCRB dan mengetahui apakah
modifikasi antropogenik ke UCRB berdampak pada komposisi sedimen alluvial
UCRB terletak di pegunungan Andes Kolombia di provinsi Boyacá (Gbr. 1).
Bentang alam ini dicirikan oleh dataran lakustrin dan bentuk lahan fluvio-lacustrine,
dengan ketinggian rata-rata di atas 2500 m a.s.l. dan dikelilingi oleh dataran tinggi,
termasuk Dataran Tinggi Tunja (Rodríguez dan Solano, 2000). Luas UCRB adalah
214.000 ha, dengan panjang 62,46 km dan kemiringan rata-rata 0,12% (Corpoboyacá
- Corporación Autónoma Regional de Boyacá, 2006). Sebagian besar lahan pertanian
di wilayah studi diperunukkan sebagai lahan produksi pertanian kentang, jagung,
gandum, kacang polong, dan kacang-kacangan lainnya (Corpoboyacá - Corporación
Autónoma Regionalde Boyacá, 2006).
Cekungan Sungai Chicamocha terdiri dari batuan sedimen Paleozoikum
hingga Kuarter dan batuan vulkanik (Gbr. 2). Batuan sedimen didominasi oleh
konglomerat, pasir, serpih, dan lempung yang mengandung silika. Salah satu daerah

28
panas bumi utama berada di sekitar gunung berapi Cordillera Andes. Gunung berapi
Paipa dibentuk oleh endapan piroklastik asam (riolit alkali dan traquiandesit) berumur
Pliosen-Pleistosen yang mencakup runtuhan kaldera berdiameter 3 km (Corpoboyacá
- Corporación Autónoma Regional de Boyacá, 2006).
Modifikasi antropogenik yang mempengaruhi daerah UCRB adalah
Bendungan La Playa dan Danau Sochagota. Bendungan La Playa terletak di bagian
atas cekungan, di daerah Tuta. Bendungan ini memasok air untuk peternakan dan
kegiatan pertanian serta menerima air limbah dari kota Tunja, Oicatá, Combita dan
Tuta, serta runoff/ aliran permukaan dari daerah pertanian di sekitarnya, yang
menghasilkan kandungan material organik dan nutrient load yang tinggi (Márquez
dan Guillot, 2001). Danau Sochagota dibentuk oleh tanggul di bagian bawah Sungai
Salitre (Paipa), anak sungai dari Sungai Chicamocha. Bendungan ini menyimpan air
garam hidrotermal alami (Cifuentes dkk., 2017) selama musim panas, yang dibuang
ke Sungai Chicamocha selama periode aliran tinggi untuk menjaga kualitas air
sungai. Penggunaan utama danau ini adalah untuk rekreasi. Danau ini diselesaikan
pada tahun 1956, kemudian bendungan La Playa pada tahun 1966. Sedimentasi yang
melebihi 3 cm / tahun menyebabkan eutrofikasi yang intens dan pengendapan bahan
organik serta mineral, sebagai akibat dari pertumbuhan vegetasi (Fonseca Paez ,
2015). Sedimentasi yang cepat menyebabkan waduk terisi dengan cepat, dan sedimen
harus dibuang secara berkala. Di sisi lain, laju sedimentasi di Danau Sochagota
rendah, hal ini dilihat berdasarkan ukuran DAS Quebrada Salitre yang relatif kecil
dan tdak terlihatnnya proses pendangkalan. Namun, kondisi salinitas pada danau
mendorong perubahan mineralogi dan kimia yang intens dan cepat pada kumpulan
mineral-lempung dari sedimen yang kaya kandungan organik (Andrade dkk., 2014,
2018; Cuadros dkk., 2017).
Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada 25 titik di UCRB yang
mencakup endapan aluvial dan sedimen dari bendungan La Playa (Gambar 1D, E dan
F). Tabung Shelby stainless-steel standar digunakan untuk mengambil sampel core
hingga kedalaman 50 cm. Setiap core dihomogenisasi untuk menghasilkan satu
sampel. Sampel-sampel ini dikeringkan dan disiapkan utnuk tahap perlakuan
selanjutnya. Sedimen dari Danau Sochagota yang sebelumnya telah ditelti oleh
Cifuentes dkk. (2017, 2018) juga digunakan untuk keperluan penelitian ini.
Data XRD diperoleh dari seluruh sampel dan dari fraksi berukuran <2 μm.
Perlakuan etilen glikol dan gliserol digunakan untuk mengidentifikasi mineral
expendable mineral. Diff ractogram diperoleh dengan menggunakan PANalytical
X'Pert Pro diffractometer (radiasi Cu Kα, 45 kV, 40 mA) yang dilengkapi dengan
detektor linier solid-state X'Celerator, menggunakan step increment 0,08 ° 2 θ dan
waktu penghitungan 5 s / langkah. Pengamatan tekstur dan kimia menggunakan

29
mikroskop elektron pemindai Merlin Carl Zeiss (SEM) yang dibuat pada bagian yang
dipoles menggunakan back-scattered electrons (BSE) dan pada fragmen batuan
dalam mode elektron sekunder (SE). Analisis SEM dan XRD dilakukan di Centro de
Instrumentación Cientí fi co-Técnica dari Universidad de Jaén.
Sedimen aluvial Sungai Chicamocha berupa pasir yang tidak terorganisir
dengan baik dari sudut pandang tekstur, dan difraktogram XRD menunjukkan bahwa
kumpulan mineral didominasi oleh kuarsa dan kaolinit. Kehadiran kaolinit sebagai
filosilikat dominan dalam sampel ditunjukkan oleh pantulan yang intens dan tajam
7,2 dan 3,6 Å, menunjukkan tidak adanya mineral lapisan campuran kaolinitmektit
Kumpulan mineral dalam sampel sedimen yang dikumpulkan dari bendungan La
Playa di bagian atas UCRB dan sedimen di hilir bendungan Danau Sochagota
menunjukkan kontras yang mencolok.
Gambar SEM dari sedimen pada bendungan La Playa dicirikan oleh pita
microlaminated organic-rich layers dan clay rich- layers dengan ukuran butir sangat
halus (<2 μm). Beberapa mikroframboid pirit yang dikelilingi oleh mikrolamina dari
tanah liat dan bahan organik dan kumpulan kecil smektit membentuk agregat
berbentuk mawar yang mengisi pori-pori sedimen . Agregat berorientasi fraksi <2 μm
memiliki refleksi luas 10 sampai 13 Å. Sebagian dari refleksi ini mengubah posisinya
ke nilai d yang lebih tinggi (sekitar 17 Å) setelah perlakuan etilen glikol dan gliserol
karena adanya smektit; bagian dari puncak tetap dalam posisi ini setelah kedua
perlakuan, namun runtuh/pecah menjadi 10 Å ketika dipanaskan hingga 300 ° C
karena hilangnya air dan lapisan hidroksi-kation dari interlayernya. Hal ini
menunjukkan adanya campuran illite-vermiculite (I-V) lapisan sesuai dengan indikasi
penentuan Moore dan Reynolds (1997). Tidak adanya perubahan yang signifikan
setelah percobaan dengan gliserol dan hilangnya refleksi antara 10 dan 11 Å ketika
dipanaskan secara konsisten, ha ini sesuai dengan yang telah dilaporkan sebelumnya
(Fagel dkk., 1996; Lin dkk., 2002; Hong dkk., 2002; Hong dkk., 2002; Hong dkk.,
2002; Hong dkk. al., 2014; Yin dkk., 2018). Analisis mikro EDX yang diperoleh
dengan hasil TEM mengkonfirmasi keberadaan I-V dalam sedimen La Playa.
Cifuentes dkk. (2018) mendeteksi keberadaan I-V di sedimen Danau Sochagota
dengan fitur komposisi yang sama. Studi TEM-AEM tentang sedimen dari
bendungan La Playa menegaskan keberadaan tiga kelompok lempung: kaolinit, I-V
dan smektit. Sebagian besar butiran kaolinit membentuk kristal pseudoheksagonal, di
mana komposisi tersebut menunjukkan nilai Fe dan Mg yang rendah dan sedikit atau
tidak ada kation interlayer (K, Ca dan Na). Partikel tanah liat dengan ukuran butiran
sangat halus dan bentuk tidak beraturan diidentifikasi sebagai I-V. Analisis EDX-
AEM I-V menunjukkan nilai yang signifikan untuk tetrahedral Al (> 0,50 a.p.f.u.).
Lapisan oktahedral didominasi oleh Al, meskipun mengandung sejumlah kecil Fe

30
(hingga 0,15 a.p.f.u.) dan Mg (hingga 0,1 a.p.f.u). Konten K mencapai 0,6 a.p.f.u. ada
bagian interlayer. Selain itu, gambar TEM dari flakes smektit (Gambar. 5D) dengan
beberapa lapisan runtuh hingga 10 Å juga teramati. Mikroanalisis AEM smektit
digabungkan hingga 0,4 a.p.f.u. dari oktahedral Fe, dan kandungan K di interlayer
mencapai 0,18 a.p.f.u.
Di sisi lain, sedimen di bagian hilir bendungan Danau Sochagota dicirikan
oleh adanya fragmen pirit yang ilit dan tersebar. Agregat berorientasi pada fraksi
sedimen <2μm dari daerah ini memiliki luas dan puncak asimetris 10 sampai 13 Å.
Kehadiran illite dalam fraksi ukuran sedimen ini seperti yang ditunjukkan oleh sisi
tiba-tiba refleksi ini pada 10 Å dan pada 3,33 Å (yang terakhir mengganggu refleksi
3,34 Å kuarsa), yang tersisa setelah etilen glikol, gliserol dan perawatan panas.
Bagian dari puncak ini mengubah posisinya sedikit ke arah nilai-d yang lebih tinggi
setelah perlakuan etilen glikol; namun, sebagian dari puncak tetap pada posisi ini
setelah perlakuan etilen glikol. Refleksi tidak berubah setelah pengobatan gliserol,
tetapi runtuh menjadi 10 Å ketika dipanaskan sampai 300 ° C, menunjukkan adanya
IV (Fagel dkk., 1996; Moore dan Reynolds, 1997; Lin dkk., 2002; Hong dkk., 2014;
Yin dkk., 2018).
Sehingga disimpulkan bahwa adanya modifikasi antropogenik pada sungai,
seperti bendungan menyebabkan munculnya lingkungan yang hidrologinya terbatas
dan berdampak pada pergerakan material sedimen. Hal ini dapat berdampak kepada
terbentuknya mineral autigenik yang dilepaskan ke area sungai yang tidak
terbendung. Menurut Napier dan Hendy (2018) bendungan ini menjadi ‘trap” bagi
material sedimen yang berupa mineral lempung halus yang mengandung Al, K Mg,
Na, dan Ti, sehingga material tersebut tidak tertransportasi ke cekungan (sungai).
Material yang lebih besar terendapkan di hilir. Hal ini tampak pada Sungai
Chicamocha, dimana sedimen berbeutir sangat halus keberadaannya
terkonsentrasikan atau melimpah di sekitar bendungan, sedangkan material yang
lebih besar seperti butiran kaolin dan kuarsa terendapkan pada endapan alluvial di
sekita aliran sungai pada area yang tidak terbendung. Sehingga, dengan adanya
kandungan mineral atau unsur kimia yang tidak dapat melalui bendungan tersebut,
juga kondisi lingkungan tersebut yang memiliki fluida hidrotermal berupa saline
water menyebabkan adanya perubahan pada material sedimen di daerah tersebut.
Seperti adanya autigenesis terhadap pirit, kemudian Smektit yang mengandung Fe
(dapat dilihat pada sungai La Paya).

31

Anda mungkin juga menyukai