Anda di halaman 1dari 15

2.

7 Hernia
2.7.1 Etiologi

Hernia merupakan kondisi abnormal yang disebabkan oleh keluarnya organ visceral
melalui celah atau lubang menuju rongga tubuh yang lain, terjadinya tonjolan pada dinding perut
akibat dari trauma. Trauma merupakan salah satu penyebab terjadinya hernia pada kucing dan
anjing. Terjadinya hernia dapat disebabkan beberapa faktor: faktor traumatik akan menyebabkan
hernia ventralis, hernia diafragmatika, dan faktor kongenital akan menyebabkan hernia
umbilikalis, inguinlis, dan hernia scrotalis (Sukma et al., 2019).

Hernia umbilikalis merupakan tonjolan dari suatu organ melalui dinding rongga, hernia
umbilikalis bersifat bawaan akibat dari trauma atau akibat dari penutupan cincin umbilikal yang
tidak lengkap didalam rongga perut (Sukma et al., 2019). Hernia umbilicalis adalah cacat
anatomis di mana otot – otot di sekitar umbilicus terpisah sehingga bagian dari usus menonjol
dari rongga perut. Ada beberapa kemungkinan alasan mengapa dinding perut gagal menutup
yaitu gagal menutup saat kelahiran, cacat genetik, infeksi bakteri dan kondisi lingkungan saat
neonatal (Antari et al., 2018).

2.7.2 Patogenesa

Hernia dapat dikenali dari adanya tiga ciri utama yaitu cincin hernia, kantung hernia yang
terdiri dari peritoneum, dan isi hernia berupa lipatan usus halus atau bagian dari uterus (Antari et
al., 2018). Hernia umbilikalis terjadi setelah kelahiran karena infeksi tali pusar, Penyebab
sekunder dari hernia umbilikalis seperti sepsi umbilikalis. Selain herediter, penyebab lain hernia
umbilikalis infeksi umbilikal atau abses. Kejadian hernia umbilikalis merupakan kondisi yang
tidak berbahaya, namun pada beberapa kasus yang terjadi, jaringan yang masuk ke lokasi hernia
misalnya usus akan terjepit sehingga pembuluh darah terputus dan menyebabkan kematian sel
dan jaringan usus. Hal inilah yang membutuhkan pembedahan segera mungkin (Sukma et al.,
2019).

2.7.3 Gejala Klinis

Kasus hernia sebagian besar terjadi sejak lahir tetapi gejala klinis dapat terjadi pada
beragam usia, tidak selalu muncul sejak dini bahkan tidak muncul sama sekali. Hernia dapat
dikenali dari adanya tiga ciri utama yaitu cincin hernia, kantung hernia yang terdiri dari
peritoneum dan isi hernia berupa lipatan usus halus atau bagian dari uterus. Benjolan muncul
pada daerah abdomen tepat pada bagian umbilicus, yang apabila dipalpasi memiliki cincin dan
lembek dan juga anjing mengalami demam (Antari et al., 2018).

2.7.4 Predisposisi

Hernia umbilikalis terjadi akibat dinding perut gagal menutup saat kelahiran, cacat
genetik, infeksi bakteri dan kondisi lingkungan saat neonatal. Prediposisi terjadinya Hernia
umbilikalis adalah akibat janin yang barukuran besar atau memotong tali pusar terlalu dekat
dengan dinding perut (Sukma et al., 2019).

2.7.5 Diagnosa Banding

Hernia Umbilikus harus dibedakan dari kondisi penyakit seperti omphalitis,


omphaloarteritis atau flebitis, omphalophelbitis, hernia didapat, abses umbilikalis dan kista atau
rupture urachal (Fasseha, 2020).

2.7.6 Prognosis

Secara umum hernia umbilikalis prognosisnya bersifat fausta. Prognosis juga bergantung
dengan kondisi pasien pasca operasi dan tingkat keparahan dari hernia itu sendiri. Semakin besar
hernia akan memperburuk prognosis. Namun beberapa hewan kadang menunjukkan kekambuhan
hernia yang dipicu oleh beberapa hal, misalnya tekanan perut yang terlalu kuat (Sukma et al.,
2019).

2.7.7 Pengobatan

Tindakan pengobatan yang dilakukan adalah dengan melakukan pembedahan pada


daerah hernia umbilikalis. Pembedahan dilakukan dengan menggunakan premedikasi atropine
sulfat dan xylazine lalu induksi anestesi umum dengan ketamine. Kemudian dilakukan reposisi
isi hernia ke dalam rongga abdomen dan kemudian dilakukan penjahitan, luka bekas operasi
kemudian diberi iodine dan enbatic powder lalu luka ditutup dengan kasa steril. Tindakan operasi
memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun manfaat dari tindakan pembedahan pada kasus
hernia umbilikalis yaitu hewan tidak lagi mengalami hernia dan dari segi penampilan, hewan
akan terlihat lebih bagus. Hewan juga akan lebih nyaman dalam melakukan aktivitasnya. Selain
itu tindakan operasi juga dapat mencegah adanya komplikasi yang disebabkan oleh hernia,
misalnya seperti lubang hernia yang semakin meluas atau isi hernia yang terjepit oleh cincin
hernia yang mengakibatkan hewan merasa tidak nyaman atau sakit (Antari et al., 2018).

Perawatan pasca operasi diberikan antibiotik betamox yang mengandung amoxicillin


secara injeksi yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian antibiotik oral berupa yusimox sirup
yang juga mengandung amoxicilin dan pemberian antipiratik berupa asam mefenamat tablet.
Pemberian antibiotik pasca operasi hernia, umumnya digunakan untuk menekan infeksi bakteri
sehingga tidak terjadi infeksi sekunder. Obat Anti Infalamasi Non Steroid (NSAID) dan obat
analgesik-antipiretik dimana obat ini berfungsi meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga
menengah, serta mengurangi peradangan (Antari et al., 2018).

Daftar Pustaka

Antari, Gusti Ayu Made Sri., I Wayan Wirata dan Anak Agung Gde Jaya Wardhita. 2018. Studi Kasus:
Operasi Penanganan Hernia Umbilikalis pada Anjing Ras Campuran Pomeranian. Indonesia
Medicus Veterinus. 7(6): 597-607

Sukma, Ni Ketut Ayu Mega., I Gusti Ngurah Sudisma dan I Gusti Agung Gde Putra Pemayun. 2019.
Laporan Kasus: Penanganan Hernia Umbilikalis pada Anjing Jantan Keturunan Shih-Tzu Umur
Satu Tahun. Indonesia Medicus Veterinus. 8(5): 695-705

Fasseha, Haben. 2020. Umbilical Hernia in Cross Holstein Friesian Calf and its Surgical Management: A
Case Report. Vet Med Open J. 5(2): 39-42.

Anda mungkin juga menyukai