Anda di halaman 1dari 12

2.

8 Prolaps

Gambar . Prolaps rektum pada anjing (Kumar dan Neelima, 2015)


2.8.1 Etiologi
Prolapsus merupakan konsekuensi dari gangguan akibat mengejan yang
parah. Prolapsus rektum merupakan suatu kondisi keluarnya satu atau lebih lapisan rektum
dari anus (Indra et al., 2019). Prolaps rektum pada anjing merupakan konsekuensi dari
gangguan seperti diare, tenesmus, saluran kemih bagian bawah dan penyakit prostat yang
menghasilkan mengejan terus-menerus. Prevalensi tertinggi pada anjing muda yang tidak
hemat dan diparasit dengan diare berat. Prolaps rektum umumnya terjadi pada hewan muda
dan tua karena melonggarnya sfingter ani dan membran mukosa rektum. Prolaps massa
rektum disebabkan oleh endoparasitisme berat yang menyebabkan diare kronis (Kumar dan
Neelima, 2015).
2.8.2 Patogenesis
Prolapsus pada rektum ini dapat terjadi secara parsial maupun komplit, tergantung dari
strukturnya yang terlibat. Prolapsus rektum parsial, hanya terjadi pengeluaran mukosa,
sedangkan pada prolapsus rektum komplit keluarnya semua lapisan mukosa. Prolapsus rektum
dapat terjadi baik pada hewan kecil maupun pada hewan besar dan tidak tergantung dari jenis
kelamin. Prolapsus rektum lebih banyak terjadi pada hewan yang berumur muda. Hewan akan
lebih mudah mengalami prolapsus rektum apabila hewan tersebut menderita dyschezia dan
tenesmus yang terjadi secara terus menerus dalam waktu yang lama (Muhadjir et al., 2019).
2.8.3 Gejala Klinis
Hewan yang menderita gangguan pencernaan seperti prolaps rektum umumnya akan
menunjukkan diskezia dan tenesmus yang berhubungan dengan penyakit anorektal atau
radang usus besar. Pada pemeriksaan fisik, tampak tonjolan massa rektal silindris keluar dari
anus. Prolaps yang terjadi dalam waktu lama akan menyebabkan mukosa yang terbuka
mengalami ulserasi atau nekrosis, kecuali pada awal prolaps tidak ada tenesmus (Indra et al.,
2019).
2.8.4 Predisposisi
Prolapsus rektum dapat terjadi baik pada hewan kecil maupun pada hewan besar
dan tidak tergantung dari jenis kelamin. Prolapsus rektum lebih banyak terjadi pada
hewan yang berumur muda. Hewan akan lebih mudah mengalami prolapsus rektum
apabila hewan tersebut menderita dyschezia dan tenesmus yang terjadi secara terus menerus
dalam waktu yang lama (Muhadjir et al., 2019).
2.8.5 Diagnosa Banding
Menurut Tilley et al (2021), diagnosa banding dari prolaps rektum adalah prolaps
intussusception dan neoplasia.
2.8.6 Prognosis
Jika prolaps didiagnosis lebih awal, jaringan yang menonjol mungkin pendek dan
mukosa yang prolaps akan tampak merah cerah dan tidak ada ulserasi. Pada prolaps rektum
jangka panjang, rektum akan tampak lebih panjang dan mukosa akan tampak berwarna merah
atau hitam disertai ulserasi atau nekrotik. Untuk mencapai penyembuhan permanen, penyebab
utama harus didiagnosis dan diobati. Prolaps rektum kronis tanpa pengobatan manual
biasanya menghasilkan prognosis yang buruk. Prognosis kasus prolaps tergantung pada
penyebab, tingkat prolaps, durasi prolaps, dan viabilitas jaringan (Indra et al., 2019).
2.8.7 Pengobatan
Menurut Tilley et al (2021), pengobatan yang dapat diberikan untuk hewan yang
terkena Prolaps rektum adalah :
• Anestesi/analgesik yang tepat sesuai kebutuhan.
• Direkomendasikan antibiotik perioperatif yang tepat (misalnya, cefoxitin sodium 30 mg/kg
IV) untuk reseksi dan anastomosis.
• Pelunak feses—sodium docusate (anjing, 50–200 mg PO setiap 8–12 jam; kucing, 50 mg PO
setiap 12–24 jam) atau laktulosa (berefek 10 g/15 mL larutan atau sirup, 1 mL/4,5 kg setiap
8–12 jam) ; lanjutkan selama 2-3 minggu setelah pengangkatan jahitan purse-string.
• Obat cacing berdasarkan pemeriksaan feses.
• Berikan diet rendah residu sampai jahitan purse-string dilepas.
DAFTAR PUSTAKA
Indra, R., Anak Agung G.J.W, dan I Gusti Agung G.P.P. 2019. Case Report: Rectal
Resection and Anastomosis Method as Rectal Prolapse Treatment in Persian
Kitten. Indonesia Medicus Veterinus. 8(4): 424-431.
Kumar P.R Neelima P. 2017. Management Of Rectal Prolapse In German Shepherd Pup By
Perianal Purse String Suture. International Journal of Agriculture Science. 7(11):
739-740.
Muhadjir, I.M., Wandia I.N, Anak Agung G.J.W. 2019. Laporan Kasus: Prolapsus Rektum
pada Kucing Persia Peaknose. Indonesia Medicus Veterinus. 8(5): 615-623.
Tilley, L.P., Smith F.W.K, Sleeper M.M dan Brainard B.M. 2021. Blackwell’s five minute
veterinary consult canine and felline seventh edition. USA: Wiley Blacwell.

Anda mungkin juga menyukai