PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip-prinsip
syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan
Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi
beroperasi sebagai bank syariah pada hari Senin tanggal 5 April 2010.
BCA Syariah mencanangkan untuk menjadi pelopor dalam industri perbankan syariah Indonesia
sebagai bank yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran, penghimpun dana dan
pembiayaan bagi nasabah bisnis dan perseorangan. Masyarakat yang menginginkan produk dan
jasa perbankan yang berkualitas serta ditunjang oleh kemudahan akses dan kecepatan transaksi
merupakan target dari BCA Syariah.
Komitmen penuh BCA sebagai perusahaan induk dan pemegang saham mayoritas terwujud dari
berbagai layanan yang bisa dimanfaatkan oleh nasabah BCA Syariah pada jaringan cabang BCA
yaitu setoran (pengiriman uang) hingga tarik tunai dan debit di seluruh ATM dan mesin EDC
(Electronic Data Capture) milik BCA, semua tanpa dikenakan biaya. Selanjutnya, untuk
mendapatkan informasi maupun menyampaikan pengaduan dan keluhan, masyarakat dan
nasabah khususnya dapat menghubungi HALO BCA di 1500888.
BCA Syariah hingga saat ini memiliki 68 jaringan cabang yang terdiri dari 14 Kantor Cabang
(KC), 15 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dan 40 Unit Layanan Syariah (ULS) yang tersebar di
wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya, Semarang, Bandung, Solo,
Yogyakarta, Medan, Palembang, Malang, Lampung, Banda Aceh, Kediri, dan Pasuruan serta 2
Layanan Syariah Bank Umum (LSBU) yang merupakan sinergi antara BCA dan BCA Syariah
dalam Layanan Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (LPS BPIH) untuk
kemudahan pembayaran setoran awal biaya ibadah haji (data per Juli 2020).
2. Penerapan manajemen risiko pada perbankan syariah disesuaikan dengan ukuran dan
kompleksitas usaha serta kemampuan bank. OJK menetapkan aturan manajemen risiko ini
sebagai standar minimum yang harus dipenuhi oleh bank sehingga perbankan syariah dapat
mengembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi namun tetap dilakukan
secara sehat, melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan sesuai dengan prinsip syariah.
Seiring dengan pertumbuhan bisnis yang diimbangi dengan kegiatan usaha yang semakin
komplek dan aktivitas operasional yang meningkat, BCAS terus berupaya menerapkan sistem
manajemen risiko secara efektif sesuai dengan unsur-unsur usaha Bank berdasarkan POJK No.
65 /POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah dan POJK No. 08/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
= 1.261.335 – 7.064.008
5.802.673 –
= 72.393.453
166.954
= 0,4346
= 58,4
522,6
= 0,118
= 89.234
522,6
= 0.1707
.
= 4.899,7
5.506,1
= 0,8897