Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TATA KELOLA PERUSAHAAN

DEWAN KOMISARIS

DOSEN PENGAMPU:
Dra. SUSILATRI, MM., Ak

Oleh:
AURA TIFFANY DIKA : 2002114115
MASYITOH DJAMILAH : 2002110972
M.DAFFA RISWANDI : 2002110905
RIZKA PUTRI ARMENIA : 2002110940

 PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM S-1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI RIAU 

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemegang Saham” sesuai dengan
waktunya. Makalah tentang pemegang saham ini disusun untuk memenuhi tugas dari Dosen Dra.
Susilatri, MM., Ak pada mata kuliah Tata Kelola Perusahaan di Universitas Riau. Selain itu
penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan tentang pemegang saham.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Dra. Susilatri, MM., Ak selaku dosen
mata kuliah Tata Kelola Perusahaan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah wawasan
pada bidang yang ditekuni oleh penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu proses pembuatan makalah tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada banyak
kekurangan.Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca untuk
membantu penyempurnaan makalah yang dibuat selanjutnya. Semoga makalah yang penulis buat
dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Demikian yang dapat penulis sampaikan.

Pekanbaru, 02 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
JUDUL……….............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................3

2.1 Pengertian Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.....................................................3


2.2 Tugas Dewan Komisaris............................................................................................4
2.3 Perekrutan dan Orientasi............................................................................................5
2.4 Pertanggung Jawaban dan Kepailitan Perseroan.......................................................7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................9


3.2 Saran .........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan
dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya. Kinerja perusahaan merupakan salah satu ukuran
keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan dalam perusahaan. Ukuran kinerja
perusahaan yang baik di awali dengan adanya kepercayaan dari investor terhadap suatu
perusahaan bahwa dana yang mereka investasikan dalam kondisi yang aman dan diharapkan
akan memberikan return yang baik pula. Semakin berkembangnya persaingan globalisasi yang
ketat, menuntun dunia usaha agar tidak terlindas dan dapat bersaing secara sehat. Ciri utama dari
lemahnya corporate governance adalah adanya tindakan-tindakan yang mementingkan diri
sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor, maka akan menyebabkan jatuhnya harapan
para investor tentang pengembalian atas investasi yang telah mereka tanamkan. Dengan
demikian, secara agregat, hal tersebut akan mengakibatkan aliran masuk modal (capital inflows)
ke suatu negara mengalami penurunan sedangkan aliran keluar modal (capital outflows) dari
suatu negara mengalami kenaikan. Akibat selanjutnya adalah menurunnya harga-harga saham di
negara tersebut, sehingga pasar modalnya menjadi tidak berkembang dan menurunnya nilai
pertukaran mata uang negara tersebut. (Darmawati dan Rika, 2004)

Mekanisme Good Corporate Governance dibagi menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal.
Good corporate governancemerupakan pedoman bagi manajer untuk mengelola perusahaan
secara best practice. Manajer akan membuat keputusan keuangan yang dapat menguntungkan
semua pihak pemangku kepentingan (stakeholder). Manajer bekerja secara efektif dan efisien
sehingga dapat menurunkan biaya modal dan mampu meminimalkan risiko. Usaha tersebut
diharapkan dapat menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Sehingga investor dapat memperoleh
pendapatan (return) sesuai dengan harapan. Laba per saham meningkat sehingga saham
perusahaan banyak diminati oleh investor. Hal ini dilakukan agar kinerja perusahaan meningkat.
(Nuswandari, 2009).Dewan direksi memiliki peranan yang sangat vital dalam suatu perusahaan.

Dewan direksi memiliki kuasa yang benar dalam mengelola segala sumber daya yang ada dalam
perusahaan. Dewan direksi memiliki tugas untuk menentukan arah kebijakan dan strategi sumber

iv
daya yang dimiliki oleh perusahaan, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Hardikasari (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa banyak penelitian yang dilakukan
menyatakan perusahaan yang memiliki ukuran dewan yang besar tidak bisa melakukan
koordinasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki dewan yang lebih kecil.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini,maka di buatlah rumusan masalah sebagai
berikut :

1.Apa yang dimaksud dengan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi ?

2.Apa saja Tugas Dewan Komisaris ?

3. Bagaimana Perekrutan dan Orientasi dari Dewan Komisaris ?

4.Bagaimana bentuk Pertanggung jawaban dan Kepailitan Perseroan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita sebagai mahasiswa mampu memahami materi
tentang Dewan Komisaris dengan baik, mengetahui pengertian dewan komisaris dan dewan
direksi, pengaruhnya , perekrutan dan lain-lain.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dewan Komisaris & Dewan Direksi

Komisaris ialah organ perseroan yang memegang guna pengawasan. Dalam aplikasi ini
terdiri dari sebagian orang, sehingga lebih diketahui dengan dewan komisaris. Dewan komisaris
merupakan organ perseroan yang bertugas melaksanakan pengawasan secara universal serta/
ataupun spesial cocok dengan anggaran bawah dan berikan nasehat kepada dewan direksi.

Bank Syari’ ah selaku lembaga yang berbadan hukum PT mempunyai organ bernama
Dewan komisaris. Perihal ini dipertegas dengan syarat pasal 28 UU perbankan Syariah yang
melaporkan jika, : Syarat yang menimpa ketentuan, jumlah, tugas, kewenangan, tanggung jawab,
dan perihal lain yang menyangkut dewan komisaris serta direksi bank syari’ ah diatur dalam
anggaran bawah bank syariah cocok dengan syarat peraturan perundang undangan.

Dewan komisaris melaksanakan pengawasan atas kebijakan pengurusan jalannya


pengurusan pada biasanya, baik menimpa perseroan ataupun usaha perseroan serta berikan
nasehat kepada direksi. Kesemuanya itu dicoba buat kepentingan perseroan serta cocok dengan
iktikad serta tujuan perseroan. Yang diartikan dengan“ buat kepentingan serta cocok dengan
iktikad serta tujuan perseroan” merupakan kalau pengawasan serta pemberian nasehat yang
dicoba oleh dewan komisaris tidak buat kepentingan pihak ataupun kalangan tertentu namun buat
kepentingan perseroan secara merata cocok dengan iktikad dan tujuan perseroan. Serta perseroan
wajib memiliki iktikad serta tujuan dan aktivitas usaha yang tidak berlawanan dengan syarat
peraturan perundang- undangan, kedisiplinan universal, serta/ ataupun kesusilaan.

Direksi merupakan Organ Perseroan yang berwenang serta bertanggung jawab penuh atas
pengurusan. Perseroan buat kepentingan Perseroan, cocok dengan iktikad serta tujuan Perseroan
dan mewakili Perseroan, baik di dalam ataupun di luar majelis hukum cocok dengan syarat
anggaran bawah. Serta perseroan wajib memiliki iktikad serta tujuan dan aktivitas usaha yang
tidak berlawanan dengan syarat peraturan perundang- undangan, kedisiplinan universal, serta/
ataupun kesusilaan.

vi
2.2 Tugas Dewan Komisaris

Tugas utama dari dewan komisaris merupakan mengawasi kebijakan serta penerapan
kebijakan tersebut oleh direksi dalam melaksanakan industri dan meberi nasehat kepada direksi.
Rincian dari tugas tersebut, umumnya bisa ditemui pada anggaran bawah industri. Kebijakan
yang jadi atensi dewan komisaris merupakan yang bertabiat strategis serta berarti. Tugas
komisaris kerap diucap selaku business oversight sebab menyangkut pemantauan terhadap
keahlian industri buat bertahan hidup, melaksanakan aktivitas bisnis, serta berkembang/ tumbuh.
Terdapat 6 kewajiban utama yang wajib dicoba bersama- sama oleh dewan direksi serta dewan
komisaris, paling utama pada industri yang telah terdaftar di bursa saham(Wallace and Zinklin,
2005).

Dewan komisaris diharapkan buat menahan diri buat tidak sangat dalam melaksanakan
intervensi pada hal- hal yang bertabiat operasional. Dalam kenyataan- nya, perihal ini tidak
senantiasa gampang. Awal, sebab tidak senantiasa gampang buat memisahkan antara aktivitas
yang sifatnya operasional serta strategis. Kedua, sebab tidak seluruh anggota dewan komisaris
bisa menahan diri. Kedudukan komisaris utama sangat berarti dalam perihal ini. Dalam
melakukan tugas, tiap- tiap anggota dewan komisaris diharapkan buat berlagak independen serta
menyimpan kepentingan industri serta para pemangku kepentingan yang lain diatas kepentingan
individu ataupun kalangan. Tugas lain, yang pula berarti serta belum lama memperoleh atensi
lebih besar, merupakan melaksanakan oversight atas ketaatan industri kepada undang- undang
serta peraturan serta kalau industri berperilaku etis serta bermoral. Tidak hanya itu, seluruh
anggota dewan komisaris diharap- kan buat melakukan tugas- nya secara bertanggung jawab,
prudent, kompeten, teliti, pintar serta handal.

2.3 Rekrutmen serta Orientasi

Rekrutmen serta orientasi merupakan proses dini yang berarti dalam mem- bangun
komisaris yang efisien. Kedua proses ini, paling utama rekrutmen, hendak memastikan
kesuksesan langkah- langkah selanjutnya. Orientasi yang baik hendak memudahkan anggota
komisaris baru buat lekas“ settled in” di perusaha- an serta lekas nulai bekerja dengan baik.

vii
Rekrutmen anggota dewan komisaris merupakan proses kunci dini yang sangat krusial
dalam membangun dewan komisaris yang efisien( Vennat, 1995), sebab keunggulan dewan
komisaris ialah penumpukan keunggulan kolektif dari tiap anggota dewan komisaris. Dengan
demikian, tujuan rekrutmen anggota dewan komisaris merupakan mendapat- kan anggota dewan
yang bugat serta proper cocok dengan kebutuhan organisasi. Sebagaimana halnya seluruh upaya
buat mendapatkan sumber energi manusia yang baik, terdapat 3 kriteria pokok yang senantiasa
jadi atensi dari dini. Kriteria pokok awal merupakan keahlian, kriteria pokok kedua merupakan
keinginan, serta kriteria pokok ketiga merupakan perilaku. Keahlian mencakup:

a. kemampuan dalam bidang yang diharapkan, yang dibuktikan dengan pembelajaran


resmi yang mencukupi serta/ ataupun pengalaman yang lumayan
b. keahlian berbicara, berhubungan dengan baik, serta berkolaborasi( teamwork),
c. kepemimpinan serta keahlian perundingan serta mempertahankan komentar,

Keinginan merupakan dorongan diri ataupun komitmen buat melaksanakan tugas serta
kewajiban dengan sebaik bisa jadi. Komitmen dibutuhkan sebab tugas seseorang anggota dewan
komisaris kerapkali memerlukan pengorbanan waktu yang tidak saja durasinya panjang,
melainkan pula wajib dicoba pada waktu yang pas, baik terjadwal ataupun tidak terjadwal.
Komitmen yang besar pula dibutuhkan buat mempersiapkan diri secara mencukupi dalam
mengalami tiap pertemuan berarti supaya kehadir- annya bawa khasiat pada per- temuan
tersebut. Komitmen ini lebih diperlukan pada dikala industri lagi mengalami permasalahan
dimana seseorang anggota tertentu dinilai memiliki keahlian lebih buat melaksanakan analisis
serta mangulas permasalahan terebut. Dalam perihal demikian, anggota tersebut wajib bekerja
ekstra keras serta acapkali sendirian dibanding- kan anggota yang lain. Kemauannya buat
berkorban demi kinerja dewan komisaris secara totalitas men- cerminkan komitmen yang kokoh
dari anggota komisaris tersebut. Salah satu perihal yang bisa dicoba buat lebih menjamin
terdapatnya komitmen, paling utama dari segi waktu, oleh anggota komisaris merupakan
menghalangi jumlah jabatan yang dipunyai oleh seseorang anggota komisaris ( Izma, 1999).
Apabila jabatannya sangat banyak, terlebih terdapat jabatan eksekutif, hingga dapt diprediksi
kalau waktu yang bisa diluangkan okeh anggota komisaris tersebut hendak sangat terbatas.

viii
Perilaku yang positif terhadap perusaha- an serta terhadap tugasnya berarti dipunyai oleh
tiap anggota dewan komisaris. Perilaku bawah positif ini dibutuhkan supaya anggota komisaris
senantiasa mengutamakan kepentingan industri, melaksanakan tugasnya secara bertanggung
jawab, jujur, serta mempunyai integritas dan independensi yang besar. Tanpa perilaku semacam
ini, seseorang aggota dewan komisaris bisa gampang jadi bimbang serta inkonsisten dalam ber-
pendapat, serta yang lebih beresiko lagi merupakan bisa dengan gampang tergoda buat tidak
meng- utamakan kepentingan industri. Perilaku berarti yang lain merupakan perilaku obyektif
serta terbuka buat ingin mencermati pen- dapat orang lain serta mengolahnya secara sungguh-
sungguh buat mencari pemecahan terhadap permasalahan yang lagi dialami. Buat bisa
memandang pemenuhan kriteria pokok tersebut di atas pada calon anggota komisaris, dibutuhkan
bugat and proper test yang mengaitkan orang- orang yang sangat berpengalaman serta pula
sebagian test psikologi yang memanglah dirancang buat keperluan tersebut.

Orientasi merupakan proses perkenalan dini anggota dewan komisaris kepada industri.
Tanpa uraian men- dalam menimpa bidang usaha perusaha- an, proses bisnis yang dicoba,
pesaing industri, key success factors dan hal- hal lain yang butuh dikenal oleh seseorang anggota
dewan komisaris, anggota tersebut tidak hendak bisa men- jalankan tugasnya secara efisien.
Proses orientasi bertujuan buat menolong supaya tiap anggota baru bisa dengan kilat menguasai
hal- hal pokok yang wajib lekas dikenal serta dimengerti. Proses orientasi ini tidak saja terbatas
pada pemberian data serta bahan- bahan relevan yang lain tetapi pula mencakup kegiatan-
kegiatan semacam kunjungan paberik, peluang buat bertemu dengan pemangku jabatan berarti di
industri ataupun pejabat- pejabat berarti serta relevan diluar industri, auditor industri dan handal
terpaut yang lain, serta aktivitas pula bisa berbentuk pelatihan yang bisa meningkat- kan keahlian
anggota komisaris buat bekerja dengan lebih baik.

Pada industri di Indonesia, aktivitas orientasi ini kerap terabaikan serta dengan demikian
proses perkenalan anggota dewan komisaris baru kepada perusaha- an jadi lebih lama dari yang
sebenar- nya dibutuhkan. Langkah positif yang bisa dicoba oleh industri di Indonesia yang belum
mempunyai proses orientasi untuk anggota dewan komisaris yang terstruktur merupakan lekas
mulai menstrukturkan proses tersebut serta mengawalinya dengan mempunyai intial information
kit yang mencukupi.

ix
2.4 Pertanggung jawaban dalam kepailitan Perseroan.

Dalam hal terjadi kepailitan disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian dewan komisaris
dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh direksi dan
kekayaan perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban perseroan akibat kepailitan
tersebut, setiap anggota dewan komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab
dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. Tanggung jawab tersebut berlaku
juga bagi anggota dewan komisaris yang sudah tidak menjabat lima tahun sebelum putusan
pernyatan pailit di ucapkan.

Anggota Dewan komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawabanatas kepailitan


perseroan apabila dapat membuktikan:

a. Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya.


b. Tidak melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehatihatian untuk
kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.
c. Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan oleh direksi yang mengakibatkan kepailitan;dan
d. Telah memberikan nasehat kepada direksi untuk mencegah terjadinya kepailitan.

Dewan komisaris mempunyai kewajiban membuat risalah rapat dewan komisaris dan
menyimpan salinannya. Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya
dan/atau keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain Memberikan laporan tentang
tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
Risalah rapat Dewan komisaris memuat segala sesuatu yang dibicarakan dan putuskan dalam
rapat tersebut. Yang dimaksud dengan salinannya adalah salinan risalah rapat dewan komisaris
karena asli risalah tersebut dipelihara direksi sebagaimana dimaksud pasal 100 UUPT bahwa
setiap perubahan dalam kepemilikan saham tersebut wajib juga dilaporkan.

x
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komisaris adalah organ perseroan yang memegang untuk pengawasan. Direksi merupakan
Organ Perseroan yang berwenang serta bertanggung jawab penuh atas pengurusan. Tugas utama
dari dewan komisaris merupakan mengawasi kebijakan serta penerapan kebijakan tersebut oleh
direksi dalam melaksanakan industri dan meberi nasehat kepada direksi.Rekrutmen serta
orientasi merupakan proses dini yang berarti dalam mem- bangun komisaris yang efisien. Kedua
proses ini, paling utama rekrutmen, hendak memastikan kesuksesan langkah- langkah
selanjutnya. Orientasi yang baik hendak memudahkan anggota komisaris baru buat lekas“ settled
in” di perusaha- an serta langsung di mulai bekerja dengan baik.

3.2 Saran

Dari uraian materi di atas kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini membantu para
mahasiswa dan masyarakat untuk memahami konsep dari dewan komisaris dan juga kami
berharap untuk perekrutan dewan komisaris dan juga hal Lian nya.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Muntoro, R. K. (2006). Membangun Dewan Komisaris yang Efektif. Jurnal Manajemen


Usahawan Indonesia, 36(11), 9-14.

Duwexmalles.2013. “Dewan Komisaris Dan Dewan Direksi Dalam Perbankan Syariah”,


https://duwexmalless.wordpress.com/2013/12/30/makalah-tentang-tugas-dewan-
komisaris-dan-dewan-direksi-dalam-perbankan-syariah, diakses pada 2 Oktober 202
pukul 19.40.

xii

Anda mungkin juga menyukai